BAB IV HASIL PENELITIAN
B. Analisis Hasil Penelitian
3. Analisis Regresi
Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi yang
dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linear
Unbiased Estimator (BLUE) dan layak dilakukan analisis regresi. Untuk menguji
hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil
pengolahan data dengan program SPSS 16, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Persamaan Regresi
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan
beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen, melalui pengaruh LOG10_LA, LOG10_AKO, LOG10_AKI
dan LOG10_AKP terhadap LOG10_HS. Hasil regresi dapat dilihat pada tabel
4.15 berikut ini: Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .835a .697 .676 .38004 2.247
a. Predictors: (Constant), LOG10_AKP, LOG10_AKO, LOG10_AKI, LOG10_LA b. Dependent Variable: LOG10_HS
Tabel 4.8 Analisis Hasil Regresi
Sumber: Data yang diolah penulis, 2010.
Berdasarkan tabel di atas, didapatlah persamaan regresi sebagai berikut:
LOG10_HS = 0,898+ 0,644 LOG10_LA + 0,180 LOG10_AKO + 0,123
LOG10_AKI + 0.073 LOG10_AKP+ε
Setelah diantilogkan, diperoleh persamaan:
HS = 7,906 + 4,405 LA + 1,513 AKO + 1,327 AKI + 1,183 AKP + ε
Keterangan :
1) konstanta sebesar 7,906 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel
independen (X1 = 0, X2 = 0dan X3 = 0) maka harga saham sebesar 7,906,
2) β1 sebesar 4,405 menunjukkan bahwa setiap kenaikan laba akuntansi sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan harga saham sebesar 4,405 dengan asumsi
variabel lain tetap,
3) β2 sebesar 1,513 menunjukkan bahwa setiap kenaikan arus kas dari aktivitas operasi sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan harga saham sebesar 1,513
dengan asumsi variabel lain tetap,
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .898 .255 3.528 .001 LOG10_LA .644 .084 .686 7.676 .000 LOG10_AKO .180 .088 .169 2.037 .046 LOG10_AKI .123 .084 .107 1.459 .150 LOG10_AKP .073 .115 .050 .633 .529
4) β3 sebesar 1,327 menunjukkan bahwa setiap kenaikan arus kas dari aktivitas investasi sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan harga saham sebesar 1,327
dengan asumsi variabel lain tetap.
5) β4 sebesar 1,183 menunjukkan bahwa setiap kenaikan arus kas dari aktivitas investasi sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan harga saham sebesar 1,183
dengan asumsi variabel lain tetap.
b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau
hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen.
Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0,5 dan
mendekati 1.
Koefisien determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel
independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah 0 sampai
dengan 1. Apabila nilai R square semakin mendekati 1, maka variabel-variabel
independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen
meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap
Tabel 4.9
Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .835a .697 .676 .38004 2.247
a. Predictors: (Constant), LOG10_AKP, LOG10_AKO, LOG10_AKI, LOG10_LA b. Dependent Variable: LOG10_HS
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.
Pada model summary, nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,697 yang berarti
bahwa korelasi atau hubungan antara harga saham (LOG10_HS) dengan variabel
independennya (LOG10_LA, LOG10_AKO, LOG10_AKI dan LOG10_AKP)
kuat karena berada diatas 0,5. Angka adjusted R square atau koefisien
determinasi adalah 0,676. Hal ini berarti 67,6% variasi atau perubahan dalam
harga saham dapat dijelaskan oleh variasi dari laba akuntansi, arus kas dari
aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas
pendanaan, sedangkan sisanya (32,4%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Standar
Error of Estimate (SEE) adalah 0,38004, yang mana semakin besar SEE akan
membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen.
c. Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi
berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan
1) Uji t (t Test)
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel
independennya. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS versi 16, diperoleh hasil
sebagai berikut. Tabel 4.10 Hasil Uji t Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .898 .255 3.528 .001 LOG10_LA .644 .084 .686 7.676 .000 LOG10_AKO .180 .088 .169 2.037 .046 LOG10_AKI .123 .084 .107 1.459 .150 LOG10_AKP .073 .115 .050 .633 .529
a. Dependent Variable: LOG10_HS
Sumber: Data yang diolah penulis, 2010
Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya thitung untuk variabel laba akuntansi
sebesar 7,676 dengan nilai signifikan 0,000, sedangkan ttabel adalah 1,997138,
sehingga thitung > ttabel (7,676 > 1,997138), maka laba akuntansi secara individual
mempengaruhi harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka
<0,05 (0,000 < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya laba akuntansi
berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham.
Arus kas dari aktivitas operasi memiliki thitung sebesar 2,037 dengan nilai
signifikan 0,046, sedangkan ttabel adalah 1,997138, sehingga thitung > ttabel (2,037 >
1,997138), maka arus kas dari aktivitas operasi secara individual mempengaruhi
0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya arus kas dari aktivitas operasi
berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham.
Thitung untuk variabel arus kas dari aktivitas investasi sebesar 1,459 sedangkan
ttabel adalah 1,997138, sehingga thitung < ttabel (1,459 < 1,997138), maka arus kas
dari aktivitas investasi tidak berpengaruh terhadap harga saham secara individual.
Signifikansi 0,150 menyimpulkan bahwa sig penelitian >0,05 (0,150 > 0,05),
maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya arus kas investasi tidak berpengaruh
terhadap harga saham.
Tabel diatas juga menunjukkan besarnya thitung untuk variabel arus kas dari
aktivitas pendanaan sebesar 0,633 sedangkan ttabel adalah 1,997138, sehingga
thitung < ttabel (0,633 < 1,997138), maka arus kas dari aktivitas pendanaan tidak
berpengaruh terhadap harga saham secara individual. Signifikansi 0,529
menyimpulkan bahwa sig penelitian >0,05 (0,529 < 0,05), maka H0 diterima dan
Ha ditolak, artinya arus kas dari aktivitas pendanaan tidak berpengaruh terhadap
harga saham.
2) Uji F (F Test)
Untuk melihat pengaruh arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas
investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan terhadap harga saham secara
simultan dapat dihitung dengan menggunakan F test. Berdasarkan hasil
Tabel 4.11 Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 19.898 4 4.974 34.442 .000a
Residual 8.666 60 .144
Total 28.563 64
a. Predictors: (Constant), LOG10_AKP, LOG10_AKO, LOG10_AKI, LOG10_LA b. Dependent Variable: LOG10_HS
Sumber: Data yang diolah penulis, 2010.
Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh Fhitung sebesar 34,442 dengan tingkat
signifikansi 0,000, sedangkan Ftabel sebesar 2,365656 dengan signifikansi 0,05.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa arus kas dari aktivitas
operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan
berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap harga saham karena Fhitung >
Ftabel (34,442 > 2,365656) dan sig penelitian <0,05 (0,000 < 0,05).