• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Hasil Penelitian

3. Analisis Regresi

Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang

Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) dan layak dilakukan analisis regresi. Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan progrma SPSS 18, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Persamaan Regresi

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan anatar variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh ROE, NPM, DER, dan CR terhadap HS. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS Versi 18, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 9.503 1.343 7.078 .000 LN_ROE 1.277 .282 .758 4.536 .000 LN_NPM -.948 .721 -.219 -1.315 .196 LN_DER -.165 .546 -.037 -.301 .765 LN_CR -.186 .356 -.064 -.522 .604 a. Dependent Variable: LN_HS

Berdasarkan tabel tersebut didapatlah persamaan regresi sebagai berikut: HS = 9,503 + 1,277ROE – 0,948NPM – 0,165DER – 0,186CR+ ε

Keterangan:

1) Konstanta sebesar 9,503 menunjukkan apabila tidak ada variabel independen (ROE, NPM, DER, CR) atau X1 = 0, X2 = 0, X3 = 0, X4 = 0 maka harga saham yang terbentuk adalah 9,503,

2) β1 sebesar 1,277 menunjukkan bahwa setiap kenaikan ROE sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan harga saham sebesar 1,277 dengan asumsi variabel lain tetap,

3) β2 sebesar -0,948 menunjukkan bahwa setiap kenaikan NPM sebesar 1% akan diikuti oleh penurunan harga saham sebesar 0,948dengan asumsi variabel lain tetap,

4) β3 sebesar -0,165 menunjukkan bahwa setiap kenaikan DER sebesar 1% akan diikuti oleh penurunan harga saham sebesar 0,165 dengan asumsi variabel lain tetap,

5) β4 sebesar -0,186 menunjukkan bahwa setiap kenaikan CR sebesar 1% akan diikuti oleh penurunan harga saham sebesar 0,186 dengan asumsi variabel lain tetap.

b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Tabel 4.7

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

dimension0 1 .623a .388 .330 1.21815 1.683

a. Predictors: (Constant), LN_CR, LN_DER, LN_NPM, LN_ROE b. Dependent Variable: LN_HS

Sumber: data diolah oleh penulis, 2011

Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila data nilai R berada diantara 0.5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi (R Square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R Square adalah 0 sampai 1. Apabila nilai R Square semakin mendekati 1, maka variabel-variabel independen mendekati semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R Square maka kemampuan variabel independen untuk menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R Square memiliki kelemahan yaitu nilai R Square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel dependen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Model Summary pada tabel diatas menunjukkan nilai koefisien (r) sebesar 0,623 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara harga saham (HS) dengan variabel independennya (ROE, NPM, DER, dan CR) cukup kuat karena R > 50% (0,5). Penelitian ini menggunakan lebih dari dua variabel maka yang digunakan adalah nilai Adjusted R Square. Dari tabel dapat dilihat bahwa Adjusted RSquare

bernilai 0,330. Angka ini mengindikasikan bahwa 33% variasi atau perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh ROE, NPM, DER, dan CR, sedangkan sisanya 67% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini antara lain kondisi perusahaan, kondisi politik dan ekonomi yang tidak stabil maupun rasio-rasio keuangan lainnya seperti earning per share, deviden payout ratio, debt to asset ratio dan rasio lainnya.

c. Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji t (t test) dan uji F (F test).

1. Uji t (t-test)

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS versi 18, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.8 Hasil uji t Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 9.503 1.343 7.078 .000 LN_ROE 1.277 .282 .758 4.536 .000 LN_NPM -.948 .721 -.219 -1.315 .196 LN_DER -.165 .546 -.037 -.301 .765 LN_CR -.186 .356 -.064 -.522 .604 a. Dependent Variable: LN_HS

Sumber: data diolah oleh penulis, 2011

Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya thitung untuk variabel ROE sebesar 4,536 dengan nilai signifikan 0,00, sedangkan ttabel adalah 2,01, sehingga thitung > t ttabel (4,536 > 2,01), maka ROE secara individual mempengaruhi harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka < 0,05 (0,00 < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya return on equity berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham.

NPM memiliki thitung -1,315 dengan nilai signifikan 0,196, sedangkan ttabel 2,01, sehingga thitung < ttabel (-1,315 < 2,01), maka net profit margin secara secara individual tidak mempengaruhi harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 yaitu 0,196, maka H0 diterima dan Ha ditolak artinya

net profit margin tidak berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham. DER memiliki thitung -0,301 dengan nilai signifikan 0,765, sedangkan ttabel 2,01, sehingga thitung < ttabel (-0,301 < 2,01), maka debt to equity ratio secara secara individual tidak mempengaruhi harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 yaitu 0,765, maka H0 diterima dan Ha ditolak artinya

debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham. CR memiliki thitung -0,522 dengan nilai signifikan 0,604, sedangkan ttabel 2,01, sehingga thitung < ttabel (-0,522 < 2,01), maka current ratio secara secara individual tidak mempengaruhi harga saham. Signifikansi penelitian juga menunjukkan angka > 0,05 yaitu 0,604, maka H0 diterima dan Ha ditolak artinya

2. Uji F (F-test)

Untuk melihat pengaruh return on equity, net profit margin, debt to equity ratio, dan current ratio terhadap harga saham secara simultan dapat dihitung dengan menggunakan F-test. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 18, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.9 Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 39.533 4 9.883 6.660 .000a

Residual 62.323 42 1.484

Total 101.856 46

a. Predictors: (Constant), LN_CR, LN_DER, LN_NPM, LN_ROE b. Dependent Variable: LN_HS

Sumber: data diolah oleh penulis, 2011

Dari uji ANOVA atau F-test diperoleh Fhitung sebesar 6,66 dengan tingkat signifikansi 0,00 sedangkan Ftabel sebesar 2,81 dengan signifikansi sebesar 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa return on equity, net profit margin, debt to equity ratio, dan current ratio secara simultan berpengaruh terhadap harga saham karena Fhitung > Ftabel (6,66 > 2,81) dan signifikansi penelitian < 0,05 (0,00 < 0,05).

Dokumen terkait