• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.5 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas (work family conflict dan family work conflict) terhadap variabel terikat (stress kerja) yang dilakukan pada 73 orang pegawai perempuan di Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara.

4.5.1 Uji Serempak (Uji F)

Untuk melihat kelayakan model regresi apakah sudah benar dapat dilihat dengan dua cara yakni dengan melihat tabel F pada ANOVA dan melihat nilai signifikansi . Jika F tabel < F hitung, maka model regresi layak. Dari tabel Anova

diatas terlihat nilai F hitung (33,262) > F tabel (3,12) maka model regresi dinyatakan layak. Nilai signifikan < 0.05, maka model regresi layak. Dari tabel 4.11 dibawah terlihat nilai signifikan (0,00) < 0,05 maka model regresi dinyatakan layak

Table 4.11 ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1384.461 2 692.230 33.262 .000a

Residual 1456.800 70 20.811

Total 2841.260 72

a. Predictors: (Constant), FamilyWorkConflict, WorkFamilyConflict

b. Dependent Variable: StresKerja

Berdasarkan tabel 4.11 telah menunjukkan nilai Fhitung>F tabel. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas Work Family conflict (X1) dan Family Work Conflict (X2), secara serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat yaitu Stres Kerja (Y) pada pegawai perempuan Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara.

4.5.2 Uji secara parsial (Uji t)

Uji-t (uji parsial) dilakukan untuk melihat secara individu pengaruh secara signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan kriteria pengambilan keputusan:

b. Ho diterima jika thitung > ttabelpada α = 5%

Nilai ttabel dapat dilihat pada α = 5% yang dipeeroleh dari n-k n= jumlah sampel yaitu 73 orang

k= jumlah variabel yang digunakan yaitu 3 maka nilai ttabel 5%(70) adalah 1,66

hasil uji secara parsial dapat dilihat pada tabel 4.12

Table 4.12 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 17.268 6.870 2.513 .014 WorkFamilyConflict .767 .127 .584 6.057 .000 FamilyWorkConflict .454 .220 .198 2.058 .043

a. Dependent Variable: StresKerja

.

Dari tabel 4.12 dapat disimpulkan bahwa

a. Variabel Work Family Conflict secara parsial berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Stres Kerja. Hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,00)<0,05 dan nilai thitung 6,057 > 1,66. Artinya jika Work Family Conflict meningkat maka stress kerja juga akan meningkat (positif).

b. variabel eksogen Family Work Conflict secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap Stres Kerja. Hal ini terlihat dari nilai signifikan

(0,043)<0,05 dan nilai thitung 2,058>1,66. Artinya jika Family Work Conflict meningkat maka stress kerja juga akan meningkat (positif).

4.5.3 Uji koefisien determinasi (R2)

Pengujian dengan menggunakan uji koefisien determinasi (R2), yaitu untuk melihat besarnya pengaruh varibel bebas. Uji koefisien determinasi adalah dengan persentase pengkuadratan nilai koefisien yang ditemukan. 0≤R2≥1, jika R-square atau nilai determinan (R2) mendekati satu berarti pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen kuat.

Tabel 4.13 Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .698a .487 .473 4.56195

a. Predictors: (Constant), FamilyWorkConflict, WorkFamilyConflict

b. Dependent Variable: StresKerja

Besarnya nilai R square pada tabel 4.13 (model summary) adalah 0,487. Angka 0,487 berarti 48,7% besarnya pengaruh variabel eksogen (Work Family Conflict dan Family Work Conflict ) terhadap variabel endogen (Stres Kerja). Dengan dengan kata lain variabel endogen Stres kerja dapat dijelaskan oleh variabel eksogen (Work Family Conflict dan Family Work Conflict) sebesar 48,7%. Sedangkan sisanya (1-0,487) = 0,513 dapat diterangkan oleh variabel lain diluar Work Family Conflict dan Family Work Conflict.

4.6 Pembahasan

4.6.1 Work Family Conflict Tehadap Stres Kerja

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat secara parsial variabel work family conflict berpengaruh positif dan signifikan terhadap stress kerja. Ini menandakan bahwasanya banyak dari karyawan wanita di Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara kurang memberikan waktunya bersama keluarga yang disebabkan oleh pekerjaan. Banyaknya beban pekerjaan yang diberikan dapat mengorbankan waktu yang seharusnya diberikan kepada keluarga dan keluarga menjadi kurang mendapatkan perhatian dari hangatnya peran ibu dalam rumah tangga.

Dalam keluarga yang paling penting adalah orang tua selalu memperhatikan tumbuh kembang anaknya dan memberikan kasih sayang. Tidak sedikit kasus yang disebabkan orang tua kurang memperhatikan anaknya sehingga si anak selalu mencari perhatian ke luar yang menurut mereka bisa membuat nyaman dan rentan terhadap hal-hal negative yang datang mempengaruhi. Peran ibu dalam rumah tangga sangat berpengaruh dalam menyeimbangkan peran ayah sebagai tulang punggung utama keluarga. Itu sebabnya tingkat stres pada peran wanita sangat tinggi jika beban pekerjaan yang banyak membuat wanita tersebut tidak dapat memberikan perhatian bagi keluarga kecilnya.

4.6.2 Family Work Conflict terhadap Stres Kerja

Berdasarkan hasil penelitian secara parsial variabel Family Work Conflict berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel Stres Kerja. Hal ini dapat dilihat banyaknya pekerja wanita yang terlambat masuk jam kerja, membawa anak ke ruang pekerjaan, keluar sebelum jam keluar kantor, dan lain sebagainya sehingga menjadikan pekerjaan tidak selesai sesuai waktu yang telah ditentukan atau selesai dengan hasil yang tidak maksimal. Berperan sebagai pekerja didasarkan kepada perekonomian yang semakin sulit atau kebutuhan yang semakin meningkat dan peningkatan status social dimata masyarakat.

Jika karyawan tidak bisa memberikan dedikasi yang baik bagi intansi tempat bekerja, maka bisa saja kerugian menimpa instansi tersebut. Apalagi intansi tersebut merupakan instansi pemerintahan yang harus memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat. Kepercayaan yang diberikan masyarakat akan memudar jika instansi tidak memberikan pelayanan sesuai yang diharapkan oleh masyarakat.

4.6.3 Konflik Peran Ganda terhadap Stres Kerja

Berdasarkan hasil penelitian secara bersama-sama Work Family Conflict dan Family Work Conflict (konflik peran ganda) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Stress Kerja. Peran ganda yang dijalankan wanita dapat menimbulkan konflik baik secara interpersonal maupun secara personal. Pengelolaan waktu dan komunikasi yang baik sangat penting dalam menyeimbangkan antara peran sebagai

pekerja dan peran sebagai ibu rumah tangga. Sehingga tidak ada yang dikorbankan salah satu dari peran tersebut.

Jika konflik selalu terjadi maka bisa saja berdampak kepada psikologisn fisiologis dan tingkah laku sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap apa yang terjadi yang disebut dengan stres. Konflik peran ganda biasanya terjadi dikarenakan tidak adanya batasan yang diberikan terhadap dua peran tersebut. Banyak para wanita yang membawa masalah pekerjaan kepada keluarga atau masalah keluarga yang dibawakan kepada pekerjaan. Sehingga konflik tidak dapat dihindarkan. Oleh sebab itu apabila konflik peran ganda meningkat maka stress kerja juga akan meningkat. Hal ini disebabkan konflik peran ganda dan stress saling mempengaruhi karena hubungan yang positif.

BAB V

Dokumen terkait