BAB II KAJIAN PUSTAKA
C. Analisis Regresi Berganda
a. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi ini ditemukan adanya korelasi tersebut. Apabila terjadi multikolinearitas, maka koefisien regresi dari variabel
bebas akan tidak signifikan dan mempunyai standar eror yang tinggi. Semakin kecil korelasi antar variabel bebas, maka model regresi akan semakin baik.
Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dilihat dari nilai Variance Inflation Faktor( VIF) dan tolerance yang mendekati satu (1). Hasil nilai Variance Inflation Faktor (VIF) dengan menggunakan SPSS 16.0 yaitu untuk kedua variabel yaitu lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik sebesar 1,044
Tabel V. 7
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficient s t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toleran ce VIF 1 (Constant) 33.339 19.134 1.742 .092 LingkunganKerjaF isik 1.081 .386 .457 2.801 .009 .958 1.044 LingkunganKerjaN onFisik 1.382 .668 .338 2.070 .047 .958 1.044 a. Dependent Variable: KepuasanKerja
Dalam penelitian ini maka dijelaskan bahwa model regresi penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas. Hal ini dibuktikan dengan nilai VIF<10 yaitu 1,044 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,1 yaitu 0,958 ini berarti tidak terjadi multikolonieritas. Dan dapat disimpulkan bahwa uji multikolonieritas terpenuhi.
b. Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu analisis regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual, dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Untuk mendeteksi Heterokedastisitas, dapat dilihat pada grafik scatterplot diagram, dengan dasar mengambil keputusan adalah sebagai berikut:
Apabila sebaran data berpencar disekitar angka 0 (nol) pada sumbu Y, baik diatas maupun dibawah, maka tidak terjadi heterokedastisitas
Apabila sebaran tersebut membentuk pola atau trend garis tertentu maka telah terjadi heterokedastisitas
Berikut adalah table hasil pengujian heterokedastisitas dapat dilihat dibawah ini.
Gambar V. 1
Hasil Uji Heterokedastisitas
Dari gambar diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar origin (0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola yang teratur. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi gejala heterokedastisitas.
c. Uji Autokorelasi
Tabel V. 8 Hasil Uji Autokorelasi
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .510a .260 .209 9.79657 1.620
a.Predictors:(Constant),Lingkungan kerja fisik,LingkunganKerja NonFisik b.DependentVariable:KepuasanKerja
Karyawan
Uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana variabel dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
- Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif
- Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi - Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negative.
Berdasarkan hasil uji autokorelasi didapatnilai Durbin-Watson sebesar 1.620 yang berada diantara-2 dan+2 atau berada pada -2 ≤+2, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.
d. Uji Normalitas
Uji Normalitas data bertujuan untuk melihat sampel-sampel yang diambil mempunyai data yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang sering digunakan dalam program SPSS yaitu uji
Kolmogorow-Smirnow (Santoso, 2005), dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
Nilai signifikasi (nilai Probabilitas) ≤ 0,05 maka data tidak berdistribusi normal
Nilai signifikasi (nilai probabilitas) > 0,05 maka data berdistribusi normal.
Berikut adalah tabel hasil pengujian normalitas dapat dilihat dibawah ini.
Tabel V. 9 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
KepuasanKerja LingkunganKerjaFisik LingkunganKer jaNonFisik N 32 32 32 Normal Parametersa Mean 93.2500 32.2812 18.0938 Std. Deviation 11.01319 4.65753 2.69240 Most Extreme Differences Absolute .130 .132 .198 Positive .112 .097 .156 Negative -.130 -.132 -.198 Kolmogorov-Smirnov Z .734 .748 1.120
Asymp. Sig. (2-tailed)
.653 .631 .162
a. Test distribution is Normal.
Dari hasil penghitungan uji normalitas dengan One SampleKolmogorov-Smirnow Test diatas didapatkan signifikansi untuk
skor total dari semua variabel X1 sebesar 0,631, X2 sebesar 0,162 dan Y sebesar 0,653. Karena signifikansi seluruh variabel lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data pada variabel persepsi karyawan pada lingkungan fisik (X1), persepsi karyawan pada lingungan kerja non fisik (X2) dan kepuasan kerja (Y) berdistribusi normal. Grafik uji normalitas juga bisa dilihat dibawah ini
Gambar V. 2 Hasil Uji Normalitas
Dari gambar diatas terlihat bahwa data menyebar disekitar diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Membuat Persamaan Regresi
Model analisis regresi berganda digunakan untuk menjawab rumusan masalah pengujian penelitian untuk menentukan apakah secara bersama-sama persepsi lingkungan kerja fisik (X1) dan persepsi lingkungan kerja non fisik (X2) berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan sebagai variabel terikat (Y).
Hasil Regresi Linear Berganda Tabel. V. 10 Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 33.339 19.134 1.742 .092 LingkunganKerjaFisik 1.081 .386 .457 2.801 .009 LingkunganKerjaNonFisi k 1.382 .668 .338 2.070 .047
a. Dependent Variable: KepuasanKerja
Sumber : Data Primer yang Diolah 2014
Tabel V. 11
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression .423 2 .211 3.339 .006a
Residual 2.057 29 .071
Total 2.480 32
a. Predictors: (Constant), X2, X1 b.Dependent Variable: Y
Dari hasil regresi linier berganda diatas, di dapat koefisien regresi yang dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 33,339+1,081 X1 + 1,382 X2
3. Uji Hipotesis dan Koefisien
a. Uji F (Simultan)
Langkah-langkah pengujian hipotesis t adalah sebagai berikut: Merumuskan Hipotesis Tabel V. 12 Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .510 a .260 .209 9.79657 1.620
a.Predictors:(Constant),Lingkungan kerja fisik,LingkunganKerja NonFisik
b.DependentVariable:KepuasanKe
rja Karyawan
Sumber : Data Primer yang Diolah 2014
H0 : b1 = b2 = 0, persepsi karyawan mengenai lingkungan kerja fisik dan non fisik secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.
Ha : tidak semua bi sama dengan 0 atau minimal satu bi = 0, persepsi karyawan mengenai lingkungan kerja fisik dan non fisik berpengaruh secara bersama-sama terhadap kepuasan kerja karyawan.
Menentukan tingkat signifikansi tingkat signifikansi α =5% atau 0,05 Menentukan F hitung dan F tabel
F hitung adalah 3,339 (tabel ANOVA)
F tabel dapat dicari pada tabel statistic pada signifikansi 0,05 df1=k-1 atau 3-1=2, dan df2=n-k atau 32-3=29 (k adalah jumlah variabel) didapat Ftabel adalah 3,328
Pengambilan keputusan
H0 diterima apabila F hitung ≤ F tabel H0 ditolak apabila F hitung> F tabel. Kriteria Pengujian
Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Artinya variabel persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan
Artinya variabel persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik secara simultan tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja.
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai F hitung sebesar 3,339 dan Ftabel 3,328 yang berarti nilai Fhitung > Ftabel. Ini dapat diartikan bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik dan nonfisik secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.
b. Uji t (Parsial)
Langkah-langkah pengujian hipotesis t adalah sebagai berikut: Menentukan hipotesis
H0 : b1 ; b2 = 0, artinya variabel persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik dan non fisik tidak berpengaruh secara parsial terhadap kepuasan kerja karyawan.
Ha : b1; b2 ≠ 0, artinya variabel persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik dan non fisik berpengaruh secara parsial terhadap kepuasan kerja karyawan
Menentukan taraf signifikansi
Taraf signifikansi menggunakan 0,05 Menentukan Nilai thitung dan ttabel
Nilai thitung untuk persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik adalah 2,801 dan nilai untuk thitung persepsi karyawan pada lingkungan kerja non fisik sebesar 2,070 ( lihat pada tabel Coefficients)
Nilai ttabel pada signifikansi 0,05/2 = 0,025 (Uji 2 sisi) dengan df = 32-2-1=29 didapat ttabel sebesar 2,045 Pengambilan keputusan
H0 diterima thitung ≤ ttabel atau –thitung ≥ -ttabel H0 ditolak thitung > ttabel atau –thitung < -ttabel Kesimpulan
Jika Ho diterima berarti persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik dan non fisik tidak berpengaruh secara parsial terhadap kepuasan kerja karyawan. Jika Ho ditolak berarti persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik dan non fisik berpengaruh secara parsial terhadap kepuasan kerja karyawan.
Jadi dapat diketahui bahwa thitung persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik dan non fisik sebesar 2,801 dan 2,070 > ttabel2,045 jadi Ho ditolak, kesimpulannya yaitu persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik dan non fisik berpengaruh secara parsial terhadap kepuasan kerja karyawan.
c. Koefisien Determinasi (R2)
Untuk mengetahui seberapa besar prosentase pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen dengan menggunakan analisis koefisien determinasi atau analisis R2. Dari output Model Summary dapat diketahui nilai R2 adalah 0,260. Pengaruh persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik dan non fisik secara bersama-sama terhadap kepuasan kerja memiliki prosentase 26,0% yang berarti kepuasan kerja mampu dijelaskan oleh persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik dan non fisik. Sedangkan sisanya 74,0% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
D. Pembahasan
1. Pembahasan deskripsi variabel
a. Persepsi Karyawan pada Lingkungan Kerja Fisik
Persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik berada dalam kategori baik, karena nilai rata-rata total skor yang diperoleh dari tabel deskripsi variabel persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik adalah 4,04. Aspek dengan nilai rata-rata skor paling tinggi yaitu pada aspek tata ruang dengan rata-rata skor 4,13 dengan pernyataan di kuesioner tata letak ruang baik. Itu berarti bahwa tata ruang yang disediakan oleh perusahaan sudah cukup membuat karyawan nyaman dalam bekerja. Agar karyawan lebih nyaman lagi dalam bekerja, ada baiknya apabila tata letak rangan perlu ditingkatkan lagi kerapiannya.
Selain itu, terdapat aspek dengan nilai rata-rata skor paling rendah yaitu aspek sarana dan prasarana dengan rata-rata skor 3,94 dengan pernyataan kuesioner sarana dan prasarana kerja memadai. Nilai rata-rata skor aspek sarana dan prasarana rendah disebabkan perusahaan dalam memberikan sarana dan prasarana kurang memadai sehingga mengakibatkan karyawan kurang nyaman dalam bekerja. Oleh karena itu perusahaan harus mengupayakan sarana dan prasarana kerja yang memadai agar karyawan nyaman dalam bekerja.
Dari tabel data diatas, diperoleh rata-rata total skor persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik sebesar 4,04. Rata-rata total skor tersebut berada diantara 3,41-4,20 yang berarti persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik berada pada kategori baik. Bila dilihat dari per aspek, terdapat aspek yang paling tinggi yaitu pada aspek tata ruang dengan rata-rata skor 4,13. Kemudian aspek yang paling rendah yaitu aspek sarana dan prasarana dengan rata-rata skor 3,94.
b. Persepsi karyawan pada Lingkungan Kerja Non Fisik
Persepsi karywan pada lingkungan kerja non fisik berada dalam kategori baik, karena nilai rata-rata total skor yang diperoleh dari tabel deskripsi variabel persepsi karyawan pada lingkungan kerja non fisik adalah 3,64. Aspek dengan nilai skor rata-rata paling tinggi sebesar 3,64 yaitu aspek hubungan karyawan dengan atasan. Karyawan memberikan persepsi baik dalam hubungan karyawan dengan atasan, karena hubungan karyawan yang baik dengan
atasan maka membuat karyawan akan lebih meningkat kepuasan karyawan dalam bekerja. Kemudian aspek dengan nilai rata-rata skor paling rendah sebesar 3,63 yaitu aspek hubungan karyawan dengan rekan kerja. Persepsi karyawan aspek hubungan karyawan dengan rekan kerja baik, akan tetapi pada aspek hubungan karyawan dengan rekan kerja terdapat item dengan skor terendah yaitu 3,50. Item ketiga dengan pernyataan di kuesioner kerjasama dalam bekerja dengan rekan kerja berjalan baik, itu berarti karyawan masih merasakan kurangnya kerjasama atau berbagi tugas kerja pad sesama karyawan. Mungkin lebih baik mencoba saling bertanggung jawab dan saling berbagi pengetahuan sehingga kerjasama dalam bekerja dirasakan ringan oleh karyawan.
c. Kepuasan Kerja Karyawan
Dari hasil skor kepuasan kerja karyawan berada dalam kategori tidak puas sebesar 0,03. Angka ini menunjukkan bahwa kepuasan karyawan karyawan masih rendah. Untuk, itu kepuasan kerja karyawan harus lebih ditingkatkan lagi dengan memperhatikan antara harapan karyawan dan kinerja karyawan agar kepuasan kerja karyawan dapat lebih baik.
2. Hasil Analisis Regresi Berganda
Dari hasil analisis regresi berganda dengan persamaan, Y = 33,339 + 1,081 X1 + 1,382 X2.
Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin X1 naik dan Y semakin naik, semakin baik persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik, maka kepuasan kerja semakin turun. Semakin X2 naik dan Y semakin naik, semakin baik persepsi karyawan pada lingkungan kerja non fisik, maka kepuasan kerja karyawan semakin turun.
Pembahasan Hasil Analisis pengujian Hipotesis
Hasil analisis uji F diperoleh angka X1 dan X2 sebesar nilai Fhitung 3,339 > Ftabel 3,328 dengan uji signifikansi menggunakan uji F dimana taraf signifikansi (α) 5% ini berarti bahwa Ho ditolak Ha diterima. Kemudian dapat disimpulkan bahwa kedua variabel bebas X1 ( persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik) dan X2 (persepsi karyawan pada lingkungan kerja non fisik) berpengaruh secara simultan terhadap Y (Kepuasan kerja karyawan).
Adanya pengaruh yang sangat kuat persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik dengan kepuasan kerja karyawan yang baik akan mendorong karyawan untuk giat lagi dalam bekerja.
Hasil analisis uji t diperoleh bahwa variabel bebas persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik (X1) dan persepsi karyawan pada lingkungan kerja non fisik (X2) berpengaruh secara
sendiri-sendiri (parsial) pada variabel terikat yaitu kepuasan kerja ( Y). Dengan perhitungan uji t diperoleh nilai thitung kedua variabel X1 yaitu sebesarthitung kedua variabel X1 sebesar 2,801 dan X2 sebesar 2,070 dan nilai ttabel sebesar 2,045 sehingga thitung X1 sebesar 2,801 dan X2 yaitu 2,070 > ttabel 2,045. Dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik dan non fisik berpengaruh secara parsial terhadap kepuasan kerja karyawan. Artinya persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik dan persepsi karyawan pada lingkungan kerja non fisik masing-masing mempunyai pengaruh sendiri-sendiri terhadap kepuasan kerja karyawan.
Pada variabel persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik dan non fisik mampu menjelaskan 26,0% variasi yang ada pada kepuasan kerja karyawan atau kepuasan kerja karyawan 26,0% dipengaruhi oleh variabel persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik dan non fisik menurut perhitungan koefisien determinasi.
87