• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertumbuhan, Pemerataan dan Efisiensi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.4 Analisis Regresi

Keberadaan Kampus IPB berdampak pada ekonomi dan pengembangan wilayah setidaknya dapat dilihat dalam dua hal, yaitu dampak keberadaannya secara spasial dan dampak ekonomi yang ditimbulkannya.

Secara spasial, keberadaan Kampus IPB menyebabkan terdapat berbagai aktifitas dan jumlah input. Hal ini dapat membantu masyarakat sekitar Kampus IPB dalam menjalankan roda ekonomi rumah tangga yang diyakini merupakan satu wilayah berkembang. Selain dampak keberadaannya secara spasial, secara ekonomi keberadaan Kampus IPB dapat menghasilkan income untuk ekonomi

wilayah, khususnya dari pemanfaatan sumberdaya yang berkelanjutan dan aktifitas sosial ekonomi.

Analisis terhadap sektor informal adalah analisis unit usaha dan bukan individu. Namun karena unit usaha sektor informal skalanya kecil (mandiri) maka perilaku unit usaha akan identik dengan perilaku individu/pelaku usaha, sehingga untuk tingkat pendapatan, besarnya pendapatan yang diperoleh pelaku usaha menggambarkan pendapatan usaha sektor informal tersebut. Pendapatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendapatan bersih dari usaha di sektor informal.

Dalam penelitian ini faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi pendapatan pelaku usaha di sektor informal di sekitar kampus IPB Darmaga ada sebanyak 6 (enam) faktor/peubah. Adapun peubah-peubah tersebut adalah peubah umur, pendidikan, kerja, curahan, modal dan IPB.

Dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pelaku usaha di sektor informal tersebut digunakan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS). Metode ini digunakan karena dalam menentukan pendapatan, ada banyak peubah yang dianggap mempengaruhinya. Data diolah dengan mengunakan program SPSS. Hasil pendugaan model regresi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pelaku usaha di sektor informal yang meliputi peubah umur (X1), pendidikan (X2), kerja (X3), curahan (X4), modal (X5) dan dummy IPB (D1) didapat hasil pendugaan yang terlihat dalam Tabel 14.

Selain peubah-peubah bebas yang ada diatas sebelumnya peubah bebas dummy lokasi (D2) dan dummy asal (D3) dimasukkan kedalam model regresi, tatapi hasil yang didapat tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan dan bahkan menyebabkan P-value peubah-peubah bebas yang lain meningkat. Selain itu untuk model dengan peubah dummy lokasi (D2) dan dummy asal (D3) juga menyebabkan nilai F-hitung yang lebih kecil, sehingga untuk selanjutnya peubah dummy lokasi (D2) dan dummy asal (D3) dikeluarkan atau tidak dimasukkan dalam model. Hasil pendugaan model yang memasukkan peubah dummy lokasi (D2) dan dummy asal (D3) dapat dilihat pada Lampiran 1.

Tabel 14. Hasil Dugaan Koefisien Regresi Berganda Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Sektor Informal di Sekitar Kampus IPB Darmaga.

Keterangan: * Nyata pada tingkat α = 10 persen

Pendugaan terhadap model persamaan regresi tersebut menghasilkan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 15,2 persen. Nilai tersebut mempunyai arti bahwa sebesar 15,2 persen keragaman pendapatan pelaku usaha di sektor informal di sekitar Kampus IPB Darmaga dapat diterangkan oleh peubah-peubah yang terdapat dalam model, sedangkan sisanya sebesar 84,8 persen keragaman pendapatan pelaku usaha di sektor informal tersebut diterangkan oleh peubah-peubah lainnya di luar peubah-peubah yang digunakan dalam model.

Dalam mengetahui apakah peubah bebas yang digunakan dalam model mempunyai pengaruh atau tidak terhadap peubah yang dijelaskan, maka dilakukan uji hipotesa F. Nilai Fhitung Sebesar 2,474 dengan P-value sebesar 0,030 ini berarti dengan menggunakan α = 0,10 maka Ho ditolak atau H1 diterima. Diterima H1 berarti model dugaan dapat digunakan untuk menganalisis lebih lanjut hubungan antara peubah bebas dengan peubah tak bebas. Untuk lengkapnya dapat dilihat pada analysis of variance (Lampiran 2).

Peubah Koefisien t-hitung P VIF

Konstanta -19000000 -1,534 0,129 - Umur ( X1) 84091,643 0,519 0,605 1,353 Pendidikan ( X2) 1199797 2,206 0,030* 1,632 Kerja ( X3) 39187,065 0,192 0,848 1,205 Curahan ( X4) 122846,1 0,193 0,847 1,037 Modal ( X5) 0,0437 -0,92 0,927 1,314 IPB ( D1) 6059108 1,819 0,072* 1,264 R-sq = 15,2 % F-hitung = 2,474 P = 0,030

Hubungan peubah-peubah bebas pada data menunjukkan bahwa tidak terdapat masalah multikolinearitas. Multikolinieritas adalah kondisi dimana terjadi korelasi antara variabel bebas. Artinya antar peubah bebas dianggap saling bebas. Hal ini dapat dilihat dari nilai VIF yang relatif kecil yaitu kurang dari 10.

Pada analisis regresi berganda yang dilakukan untuk menentukan faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi pendapatan pelaku usaha sektor informal digunakan selang kepercayaan sebesar 90 persen dengan tingkat α (alfa) sebesar 10 persen atau 0,10. Dalam melihat besarnya peluang suatu peubah bebas dalam mempengaruhi peubah tak bebas (pendapatan) dapat dilihat dari P-value. Masing-masing peubah dianggap mempunyai peluang yang sangat besar untuk mempengaruhi peubah tak bebas. Bila P-value peubah bebas tersebut lebih kecil dari tingkat alfa atau tingkat kesalahan yang diijinkan maka peubah tersebut berpengaruh nyata terhadap pendapatan dan bila P-value peubah bebas tersebut lebih besar dari nilai alfa yang diijinkan maka peubah tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan.

Dilihat dari nilai Thitung dan P-value maka peubah pendidikan dan dummy IPB mempunyai pengaruh nyata terhadap pendapatan pelaku usaha sektor informal. Adapun peubah yang tidak berpengaruh nyata pada selang kepercayaan sebesar 90 persen (α = 0,10) adalah umur responden, kerja, curahan dan modal.

4.4.1 Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh terhadap Pendapatan

4.4.1.1 Pendidikan

Pendidikan memegang peranan yang cukup penting dalam kehidupan manusia. Apabila pendidikan seseorang rendah, maka sulit baginya untuk menerima hal-hal baru atau inovasi yang sifatnya dapat menambah wawasan, pengalaman, dan pengetahuan. Implikasi dari keadaan tersebut diatas mereka cepat pasrah pada nasib, tidak mau merubah diri dan lingkungannya dan selalu bersikap irasional.

Dari hasil analisis data diketahui bahwa variabel tingkat pendidikan berpengaruh nyata terhadap pendapatan pelaku usaha, hal ini dapat dilihat dari P-value sebesar 0,030 yang lebih kecil dari nilai α sebesar 10 persen. Hasil dugaan regresi diperoleh koefisien regresi pendidikan pelaku usaha sektor informal sebesar 1199797. Artinya pendidikan mempunyai pengaruh positif terhadap pendapatan pelaku usaha sektor informal. Jika tingkat pendidikan pelaku usaha sektor informal meningkat 1 tahun maka pendapatan akan bertambah sebesar 1199797 satuan rupiah.

4.4.1.2 IPB

IPB adalah nama variabel dari lokasi dalam IPB yang berarti lokasi usaha sektor informal dilakukan di dalam kampus IPB. Peubah IPB merupakan peubah dummy yang terbagi menjadi 2 yaitu 1 untuk dummy jika kegiatan tersebut berkaitan langsung dengan aktivitas IPB dan 0 untuk dummy selain dari itu. Hasil dugaan regresi diperoleh P-value untuk peubah bebas sebesar 0,072 yang lebih kecil dari nilai α sebesar 10 persen. Hal ini berarti peubah IPB berpengaruh nyata terhadap peubah tak bebas.

Hasil keluaran yang ditampilkan dari peubah bebas IPB adalah yang berasal dari kegiatan yang berkaitan langsung dengan aktivitas IPB dengan nilai koefisien positif dan nilai VIF sebesar 1,264. Hal ini berarti pelaku usaha di sektor informal yang usahanya berkaitan langsung dengan aktivitas IPB berpeluang lebih besar untuk meraih keuntungan yang besar dari pada pelaku usaha yang usahanya atas alasan yang berasal dari faktor lain yaitu sebesar 1,264.

Orang yang memulai usahanya di dalam kampus IPB dan berkaitan langsung dengan aktivitas IPB cendrung memilih pekerjaan yang mampu dikerjakannya dan memiliki keberhasilan karena pekerjaan yang disukainya sedangkan pelaku usaha yang memulai usahanya atas dasar faktor lain, cendrung merasa berat akan pekerjaannya tetapi desakan hidup menjadi alasan utama untuk tetap menjalankan usahanya.

Dokumen terkait