• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertumbuhan, Pemerataan dan Efisiensi

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Bahwa Ekonomi masyarakat sekitar Kampus mempunyai keterkaitan dengan keberadaan IPB. Faktor-faktor yang mempengaruhi perekonomian masyarakat sekitar Kampus IPB Darmaga adalah faktor pendidikan dan lokasi usaha di dalam kampus IPB. Tingkat pendidikan berpengaruh nyata terhadap pendapatan pelaku usaha, artinya pendidikan mempunyai pengaruh positif terhadap pendapatan pelaku usaha sektor informal. Jika tingkat pendidikan pelaku usaha sektor informal meningkat 1 tahun maka pendapatan akan bertambah sebesar Rp.1.199.797. Sedangkan lokasi dalam IPB yang berarti lokasi usaha sektor informal dilakukan di dalam kampus IPB dan berkaitan langsung dengan aktivitas IPB berpeluang lebih besar untuk meraih keuntungan yang besar dari pada pelaku usaha yang usahanya atas alasan yang berasal dari faktor lain.

2. Karakteristik pelaku dan usaha sektor informal pada daerah sekitar kampus IPB Dramaga dapat dilihat dari faktor-faktor seperti umur, pendidikan, kerja, curahan, modal dan lokasi usaha (IPB). Faktor-faktor tersebut sangat bervariasi antara satu kelompok usaha dengan kelompok usaha yang lain. Faktor-faktor ini (terutama pendidikan dan lokasi usaha) berperan dalam memberikan kontribusi bagi penghasilan dan pendapatan tambahan masyarakat sekitar kampus IPB Darmaga.

3 Perekonomian Kabupaten Bogor masih di dominasi oleh sektor tersier (perdagangan, hotel dan restoran; pengangkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; jasa-jasa) dan sektor sekunder (industri pengolahan; listrik, gas dan air minum serta bangunan). Bila kita lihat bahwa kelompok sektor tersier dari tahun ke tahun selalu mengalami kenaikan. Pertumbuhan kelompok sektor tersier pada tahun 2005 sebesar 7,39 % bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 6,63 %. Kelompok sektor sekunder tumbuh melambat pada tahun 2005 sebesar

5,87 % bila dibandingkan tahun 2004 sebesar 5,99 %. Sedangkan untuk kelompok sektor primer (pertanian, pertambangan dan penggalian) dari tahun ke tahun cenderung mengalami pertumbuhan negatif, tetapi pada tahun 2005 terjadi pertumbuhan positif sebesar 0,47 %.

Total keterkaitan ke belakang dari berbagai sektor di Kabupaten Bogor menunjukkan sejumlah sektor lebih tinggi dari rata-rata dan sejumlah sektor lainnya lebih rendah dari keterkaitan total ke belakang dari seluruh sektor perekonomian wilayah. Ini menunjukkan bahwa ada beberapa komoditas yang dapat dijadikan sektor andalan (leading sector) bagi Kabupaten Bogor untuk masa yang akan datang yaitu sektor industri lain, sektor keuangan, sektor dagbesran, sektor bangunan, sektor listrik serta sektor jasa IPB. Sektor-sektor ini nantinya diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor sedangkan sektor lainnya belum bisa diandalkan.

Sektor jasa IPB di Kabupaten Bogor yang mempunyai nilai koefisien penyebaran lebih dari satu menunjukkan tingginya daya penyebaran ke depan sektor tersebut, dengan kata lain mampu menarik pertumbuhan output sektor hulu. Dengan demikian mendorong pertumbuhan hinterland yang menguntungkan (spread effect). Berdasarkan input antara, sektor-sektor yang menggunakan sektor-sektor jasa IPB adalah sektor-sektor angkutan dalam kota dengan nilai koefisien penyebaran 0,993, sektor angkutan antar kota dengan nilai koefisien penyebaran 0,969, sektor jasa penunjang angkutan dengan nilai koefisien penyebaran 0,810, sektor dagbesran dengan nilai koefisien penyebaran 1,308, sektor komunikasi dengan nilai koefisien penyebaran 1,135, sektor keuangan dengan nilai koefisien penyebaran 1,399, sektor jasa-jasa dengan nilai koefisien penyebaran 1,115, sektor peternakan lain dengan nilai koefisien penyebaran 0,891, sektor listrik dengan nilai koefisien penyebaran 0,946 dan sektor industri kimia dengan nilai koefisien penyebaran 0,879 serta industri lain dengan nilai koefisien penyebaran 1,859.

Sektor jasa IPB di Kabupaten Bogor yang mempunyai nilai derajat kepekaan kurang dari satu mengindikasikan bahwa sektor tersebut tidak

mempunyai ketergantungan yang tinggi terhadap sektor lain ke depan sektor tersebut, dengan kata lain belum mampu mendorong perkembangan output sektor hilir. Berdasarkan input antara, sektor jasa IPB lebih bergantung kepada sektor industri lain dengan nilai koefisien kepekaan 0,774, sektor industri tekstil dan pakaian jadi dengan nilai koefisien kepekaan 0,825, sektor keuangan dengan nilai koefisien kepekaan 1,128, sektor bangunan dengan nilai koefisien kepekaan 0,931, sektor perdagangan besar eceran dengan nilai koefisien kepekaan 0,822, sektor listrik dengan nilai koefisien kepekaan 0,851, sektor angkutan antar kota dengan nilai koefisien kepekaan 1,085, sektor restoran dengan nilai koefisien kepekaan 0,945 dan sektor industri kimia dengan nilai koefisien kepekaan 0,954 serta sektor air dan pertambangan dengan nilai koefisien kepekaan 0,782.

Pengganda output menunjukkan bahwa dengan peningkatan sektor jasa IPB 10 % atau sebesar Rp. 24.355,41 memberikan multiplier effect (total pengganda ouput semua sektor) sebesar total Rp.39.903,73. Hal ini berarti bahwa pengaruh kenaikan permintaan akhir sektor jasa IPB terhadap perubahan output sektor lain secara langsung dan tidak langsung sangat berpengaruh.

Pengganda pendapatan menunjukkan bahwa dampak pengganda pendapatan sektor jasa IPB 10 % atau sebesar Rp.7.162,9261 memberikan multiplier effect (total pengganda pendapatan semua sektor) sebesar Rp. 9.786,0038 maka pendapatan rumah tangga disemua sektor ekonomi akan meningkat sebesar Rp. 9.786,0038 baik langsung maupun tidak langsung. Terlihat bahwa sektor ini (keberadaan IPB) mampu menciptakan pendapatan tambahan bagi masyarakat Kabupaten Bogor. Hubungan keterkaitan antar sektor sangat besar. Misal pada sektor angkutan dalam kota (sektor 17) mempunyai koefisien penyebaran 0,993 dan koefisien kepekaan 1,087 (tabel 19) yang berarti bahwa sektor tersebut memiliki keterkaitan kedepan dan kebelakang yang tinggi terhadap sektor lain. Hal ini bisa dilihat dari dampak pengganda output (tabel 20) sektor angkutan dalam kota sebesar 272,66 yang berarti

peningkatan permintaan akhir sektor tersebut meningkat 272,66 satu satuan dan dampak pengganda pendapatan (tabel 21) sektor angkutan dalam kota adalah sebesar 41,4042 yang berarti pendapatan masyarakat pada sektor angkutan dalam kota meningkat sebesar 41,4042 satuan rupiah.

5.2 Saran

1. Untuk mempercepat tingkat pertumbuhan perekonomian wilayah Kabupaten Bogor pada masa yang akan datang, sektor yang mempunyai nilai koefisien penyebaran dan kepekaan penyebaran seperti sektor industri lain, sektor bangunan, sektor keuangan, sektor dagbesran, sektor komunikasi dan sektor jasa-jasa serta sektor jasa IPB, perlu mendapat perhatian lebih dalam alokasi dana pembangunan.

2. Untuk menjamin didapatnya manfaat pembangunan berkelanjutan dan peningkatan perekonomian wilayah sekitar kampus IPB Darmaga diantara langkah yang diperlukan adalah:

a) Membangun komunikasi yang baik antara semua pihak, terutama pemerintah dan masyarakat, diantaranya dengan meningkatkan intensitas penyuluhan dan silaturahmi, sehingga manfaat keberadaan kampus IPB Darmaga dapat dipahami oleh semua pihak

b) Setiap kegiatan pengelolaan wilayah dilakukan secara terpadu, baik antar sektoral, antar instansi, secara spasial, dan disiplin ilmu. Keterpaduan dapat dicapai dengan membangun koordinasi antar pembuat kebijakan dalam setiap kegiatan pengelolaan.

3. Kecilnya modal usaha yang dimiliki merupakan suatu kendala yang banyak dikeluhkan oleh para pelaku usaha sektor informal. Oleh karena itu akses terhadap lembaga keuangan perlu ditingkatkan. Peningkatan tersebut dengan cara memberikan pelatihan pemberdayaan usaha kecil dan menengah dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan manajerial dan pengelolaan usaha yang lebih berdaya guna dan berhasil guna. Juga perlu memberikan bantuan kredit lunak dan kredit usaha kepada UKM sektor perdagangan seperti warung kelontongan dan warung makan serta UKM

sektor jasa seperti rental komputer dan fotocopy dalam upaya mengembangkan usaha dan peningkatan kesejahteraan.

4 Studi mengenai keterkaitan ekonomi di sekitar kampus IPB Darmaga perlu terus dilanjutkan terutama terkait dengan kontribusi keberadaan kampus IPB Darmaga terhadap perekonomian per kecamatan di Kabupaten Bogor.

Dokumen terkait