• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Regresi Linear

V. HASIL PENELITIAN

5.5. Analisis Regresi Linear

Hasil analisis data dilakukan terhadap variabel-variabel yang diduga mempengaruhi pendapatan petani jagung. Variabel yang dianalisis dalam model terdapat 4 variabel, variabel tersebut antara lain adalah luas lahan, tenaga kerja, biaya saprodi, dan produksi. Analisis variabel-variabel yang mempengaruhi pendapatan petani jagung di Desa Bandungharjo, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan diestimasi menggunakan model persamaan berikut :

Y= b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Data yang telah dianalisis menggunakan analisis regresi linier dengan program SPSS di dapat persamaan adalah sebagai berikut :

commit to user

Y = -1,559 x 106 + 887.509,074 X1 + 50.828,860 X2 + 0,712 X3 + 1.116,042 X4

Tabel 5.14. Hasil Analisis Regresi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan

Uji t

Variabel Koefisien regresi t hitung Sig

Luas Lahan (X1) Tenaga Kerja (X2) 887.509,074 50.828,860 1,142 2,311 0,258ns 0,025** Biaya Saprodi (X3) 0,712 2,230 0,030** Produksi (X4) 1.116,042 4,295 0,000***

Sumber : Analisis Data Primer

R = 0,892

adjusted R2 = 0,795

F = 0,000***

Keterangan :

***) signifikan pada tingkat kepercayaan 99% **) signifikan pada tingkat kepercayaan 95% ns) tidak signifikan pada tingkat kepercayaan 95%

Dari persamaan model diatas, menunjukkan bahwa variabel luas(X1) lahan dan produksi(X4) terjadi multikolonearitas. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengmengobati multikolinearitas yaitu dengan mengeluarkan satu atau lebih variabel independen yang mempunyai korelasi tinggi dari model regresi dan identifikasikan variabel independen lainnya untuk membantu prediksi (Ghozali, 2009).

Variabel produksi dikeluarkan, sehingga diperoleh model persamaan yang baru adalah sebagai berikut:

Y = -953.116,271 + 3,186 x 106 X1 + 69.352,637 X2 + 1.036 X3

Untuk mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi pendapatan usahatani jagung di Desa Bandungharjo, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grogogan dilakukan pendekatan antara lain :

1) Uji Asumsi Klasik

Uji pelanggaran asumsi klasik meliputi uji deteksi multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Hasil dari uji ini dapat diketahui sebagai berikut :

commit to user a) Multikolinearitas

Nilai VIF tidak ada yang bernilai lebih besar dari 5 Dengan demikian namun, nilai PC (Pearson Corelation) setelah di uji ada yang melebihi |0,8| maka antar variabel-variabel bebas tersebut terjadi multikolinearitas. Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui bahwa nilai Pearson Corelation diketahui bahwa nilai terbesar dari keseluruhan korelasi antara variabel-variabel bebas adalah 0,843, dengan nilai ini dapat diartikan bahwa dalam model diindikasikan terdapat multikolinearitas karena besarnya korelasi antara veriabel luas lahan dan variabel produksi melebihi nilai 0,80. Dalam bidang ekonomi, hampir tidak mungkin terdapat variabel yang tidak berhubungan satu sama lain. Sama halnya dalam penelitian ini, apabila terjadi peningkatan luas lahan, maka akan terjadi pula peningkatan produksi. Karena dengan lahan yang semakin luas, maka semakin banyak pula kemungkinan jagung yang dapat ditanam sehingga produksi akan semakin tinggi.

Multikolinearitas ini perlu dilakukan pengobatan untuk mengatasi multikolinearitas tersebut, salah satunya dengan mengeluarkan salah satu atau lebih variabel independen. Karena luas lahan merupakan variabel pokok atau dasar dari usahatani, maka dipilih variabel produksi untuk dikeluarkan dari model sehingga diperoleh model baru yaitu:

Y = -953.116,271 + 3,186 x 106 X1 + 69.352,637 X2 + 1.036 X3 Berdasarkan Matriks Pearson Corelation dalam hasil regresi model baru, maka diperoleh bahwa nilai Pearson Corelation antar variabel-variabel bebas terbesar adalah sebesar 0,663 ini berarti sudah tidak ada yang bernilai lebih dari 0,8, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model baru tidak terdapat multikolinearitas.

b) Heteroskedastisitas

Berdasarkan analisis data, diketahui bahwa titik-titik yang ada dalam diagram pencar (scatterplot) menyebar dan tidak membentuk

commit to user

suatu pola tertentu yang berarti tidak terjadi hetetoskedastisitas pada model regresi.

2) Uji adjusted R2

Nilai uji koefisien relasi guna melihat hubungan kekuatan antar variabel bebas dalam persamaan regresi. Nilai uji koefisien relasi dalam regresi ditunjukkan dengan nilai R. Nilai uji koefisien relasi pada uji regresi yakni sebesar 0,852, yang artinya bahwa hubungan antara variabel bebas yaitu luas lahan, tenaga kerja, dan variabel biaya saprodi memiliki hubungan yang sangat kuat.

Nilai koefisien determinasi berguna untuk melihat ketepatan model. Nilai uji koefisien determinasi dilihat pada nilai adjusted R2 (adjusted R2). Nilai adjusted R2 berdasarkan analisis model adalah sebesar 0,711. Nilai adjusted R2 yang mendekati 1 menunjukan persamaan regresi tersebut tepat untuk digunakan (goodness of fit). Artinya, bahwa seluruh variabel bebas yang digunakan dalam penelitian yaitu luas lahan tenaga kerja, dan variabel biaya saprodi secara bersama-sama mampu menjelaskan variasi perubahan yang terjadi pada variabel tidak bebasnya yakni pendapatan usahatani jagung di Desa Bandungharjo, Kecamatan Toroh, Kabupeten Grobogan sebesar 71,1% sedangkan sisannya sebesar 28,9% di jelaskan variabel-variabel lain di luar penelitian.

3) Uji F

Tabel 5.15. Analisis Varians Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Jagung MT Agustus - November 2011 di Desa Bandungharjo, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan

Model Jumlah Kuadrat df Kuadrat Tengah Fhitumg Sig. Regression Residual 5,518 x 1014 2,105 x 1014 3 56 1,860 x 1014 3,759 x 1014 49,490 0,000a Total 7,686 x 1014 59

Sumber : Analisis Data Primer

Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai F hitung 49,490 dengan signifikasi F sebesar 0,000. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa variabel

commit to user

luas lahan, tenaga kerja, dan variabel biaya saprodi secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebasnya yakni pendapatan usahatani jagung di Desa Bandungharjo, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan.

4) Uji t

Tabel 5.16. Analisis Uji Keberartian Koefisien Regresi Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan pada Usahatani jagung MT Agustus - November 2011 di Desa Bandungharjo Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan

No Variabel Koefisien Regresi t hitung Sig 1. 2. 3. Luas Lahan Tenaga Kerja Biaya Saprodi 3,186 x 106 69.352,637 1,036 4,938 2,808 2,917 0,000*** 0,007*** 0,005*** Sumber : Analisis Data Primer

Keterangan :

***) signifikan pada tingkat kepercayaan 99%

Tabel di atas menunjukkan bahwa semua variabel bebas yaitu luas lahan, tenaga kerja, dan biaya saprodi secara individu berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani jagung di Desa Bandungharjo, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan.

Variabel luas lahan memiliki nilai signifikansi 0,000, maka luas lahan berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani jagung di Desa Bandungharjo, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan pada tingkat kepercayaan 99 %. Variabel luas lahan memiliki koefisien arah bernilai positif, artinya semakin tinggi luas lahan dan diikuti dengan peningkatan produksi, maka akan semakin besar pula pendapatan usahatani petani jagung di Desa Bandungharjo, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan.

Variabel tenaga kerja juga memiliki nilai signifikansi 0,007, maka tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani jagung di Desa Bandungharjo, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan pada tingkat kepercayaan 99 %. Variabel tenaga kerja memiliki koefisien arah

commit to user

positif, yang artinya semakin banyak tenaga kerja yang digunakan, maka akan semakin besar pula pendapatan usahatani jagung.

Variabel biaya saprodi memiliki nilai signifikansi 0,005, maka variabel biaya saprodi berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani jagung di Desa Bandungharjo, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan pada tingkat kepercayaan 99 %. Variabel biaya saprodi memiliki koefisien arah positif yang artinya semakin besar biaya saprodi maka akan semakin besar pula pendapatan usahatani jagung di Desa Bandungharjo, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan.

commit to user

Dokumen terkait