• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

C. Analisis Regresi Linier Berganda

Metode analisis regresi linier berfungsi untuk mengetahui

pengaruh/hubungan antara variabel independent (komponen gaya

kepemimpinan dan komponen fasilitas kerja) dan variabel dependent

(kepuasan kerja) akan digunakan analisis regresi linear berganda (multiple

regression analysis). Peneliti menggunakan bantuan program software SPSS

versi 16 untuk memperoleh hasil yang lebih terarah, dengan menggunakan

metode Enter.Metode Enter dilakukan dengan memasukkan semua variabel

bebas sebagai variabel prediktor. Seluruh variabel akan dimasukkan ke dalam

analisis untuk mengetahui apakah variabel independent mempunyai pengaruh

yang positif dan signifikan terhadap variabel dependent.

Sebelum melakukan analisis regresi berganda, penulis melakukan

pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mendapatkan

hasil penelitian yang BLUE (Best Linier Unbiased Estimation) atau perkiraan

yang efisien dan tidak bias. Kriteria pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi,

yaitu:

4) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah residual yang diteliti

berdistribusi normal atau tidak. Distribusi data tidak normal, karena

terdapat nilai ekstrem data yang diambil. Pada uji normalitas ada dua

cara yang dapat digunakan yaitu:

Normalitas data dapat dilihat melalui penyebaran titik pada sumbu

diagonal dari P-Plot atau dengan melihat histogram dari residualnya.

Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi

normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Apabila data menyebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola

distribusi normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi

normalitas. Hasil dari analisis Grafik P-Plot uji normalitas adalah

sebagai berikut:

Gambar 4.1 Hasil Uji Normal P-P Plot Of Regression Standardized Residual Sumber : Hasil Pengolahan data primer SPSS 16,0 (2011)

disekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, maka dapat

disimpulkan bahwa data yang diperoleh berdistribusi normal.

d) Analisis Statistik

Pengujian normalitas yang didasarkan pada uji statistik non

parametrik Smirnov (K-S). Apabila nilai

Kolmogorof-Smirnov Z ≤ Z tabel atau nilai asymp. Sig. (2 tailed) > α maka data dinyatakan berdistribusi normal. Berikut adalah Tabel 4.10 hasil uji

Kolmogorov Smirnov.

Tabel 4.8

Hasil Uji Kolmogorov Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 65

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.15039963 Most Extreme Differences Absolute .090 Positive .038 Negative -.090 Kolmogorov-Smirnov Z .722

Asymp. Sig. (2-tailed) .674

Sumber : Hasil Pengolahan data primer SPSS 16,0 (2011)

Menurut Umar (2008:181) bahwa, apabila pada hasil uji Kolmogorov

Smirnov, nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05 (α = 5%, tingkat signifikan) maka data berdistribusi normal. Pada Tabel 4.8

lebih besar dari 0,05, sehingga model regresi yang didapat adalah

berdistribusi normal.

5) Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi linier

ditemukan adanya korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Ada atau

tidaknya multikolinieritas antar variabel dapat dilihat dari nilai variance

inflation factor (VIF) untuk masing-masing variabel independent terhadap

variabel dependent.

Pengambilan Keputusannya:

VIF > 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas

VIF < 5 maka tidak terdapat multikolinieritas

Tolerence < 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas

Tolerence > 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas

Pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut ini

Tabel 4.9

Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 15.138 3.513 4.309 .000

GayaKepemimpinan .382 .113 .380 3.373 .001 .870 1.149

FasilitasKerja .299 .112 .299 2.658 .010 .870 1.149

Sumber : Hasil Pengolahan data primer SPSS 16,0 (2011)

Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, terlihat untuk semua variabel independen

memiliki angka VIF < 5 dan nilai Tolerance > 0,1. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa model regresi tersebut tidak terjadi multikolinearitas.

3) Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari suatu residual pengamatan ke pengamatan lain.

Gejala heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan 2 cara yaitu:

c) Analisis Grafik

Gejala heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan

grafik Scatterplot. Apabila data yang berbentuk titik-titik tidak

membentuk suatu pola atau menyebar, maka model regresi tidak

terkena heteroskedastisitas.

Berikut adalah gambar Scatterplot untuk uji heteroskedastisitas:

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 16,0 (2011)

Pada Gambar 4.2, terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak

membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas

maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model regresi.

a) Analisis Statistik

Gejala heteroskedastisitas dapat juga dideteksi melalui uji Glejser.

Tabel 4.12 berikut ini menampilkan hasil pengujian heteroskedastisitas

dengan uji Glejser.

Tabel 4.10 Hasil Uji Glejser

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.102 1.988 .554 .581 GayaKepemimpinan -.021 .064 -.045 -.328 .744 FasilitasKerja .013 .064 .027 .197 .845

a. Dependent Variable: absut

Sumber : Hasil Pengolahan data primer SPSS 16,0 (2011)

Pada Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa semua variabel bebas tidak

signifikan dengan variabel terikat. Hal ini ditunjukkan oleh nilai

signifikansi dari masing-masing variabel bebas lebih besar dari tingkat

signifikansi α (sig > 0,05). Hal ini dapat disimpulkan bahwa data bebas dari heteroskedastisitas.

Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik diatas, ternyata data telah

lulus uji asumsi klasik, sehingga data siap untuk diregresi linier berganda.

Hasil dari analisis regresi linier berganda dapat dilihat pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11

Regresi Linear Berganda

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 15.138 3.513 4.309 .000 GayaKepemimpinan .382 .113 .380 3.373 .001 FasilitasKerja .299 .112 .299 2.658 .010

a. Dependent Variable: KepuasanKerja

Sumber : Hasil Pengolahan data primer SPSS 16,0 (2011)

Pengolahan data tersebut menghasilkan suatu model Regresi Linear Berganda

sebagai berikut: Y= 15,138 + 0, 382X1 + 0,299X2+ e Dimana: Y : Kepuasan Kerja a : Konstanta b1-b2 : Koefisien regresi X1 : Gaya Kepemimpinan X2 : Fasilitas Kerja e : Standard error Interpretasi model:

a. Konstanta (a) = 15,138 artinya tanpa mempertimbangkan variabel

independent, maka pegawai PT.PLN (PERSERO) yang merasa puas dalam

bekerja sebesar 15,138.

b. Koefisien regresi gaya kepemimpnan (X1) = 0,382 artinya gaya

kepemimpinan yang ada sebesar satu satuan, sedangkan variabel lainnya

dianggap tetap, maka akan menaikkan kepuasan kerja pegawai pada PT.PLN

(PERSERO) sebesar 0,382.

c. Koefisien regresi komponen afektif (X2) = 0,299 artinya setiap fasilitas kerja

sebesar satu satuan, sedangkan variabel lainnya dianggap tetap, maka akan

menaikkan kepuasan kerja pegawai pada PT.PLN (PERSERO) sebesar 0,299.

a. Uji F (Uji Serentak)

Uji F (uji serentak) adalah untuk melihat apakah variabel independent yaitu

(X) yang terdiri dari dua variabel yaitu: gaya kepemimpinan (X1), fasilitas

kerja (X2) secara bersama-sama (serentak) berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap variabel dependent yaitu kepuasan kerja (Y).

Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:

a. Menentukan model hipotesis untuk H0 dan H1

b. Mencari nilai ftabel dengan cara menentukan tingkat kesalahan (α) dan menentukan derajat kebebasan

c. Menentukan kriteria pengambilan keputusan

d. Mencari nilai fhitung dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS 16.0

Hasil pengujian adalah sebagai berikut:

1. Model hipotesis yang digunakan dalam uji F ini adalah sebagai

berikut:

H0 : b1 = b2 = 0

Artinya secara bersama-sama (serentak) tidak terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan dari variabel independent (gaya kepemimpinan

dan fasilitas kerja) terhadap variabel dependent (kepuasan kerja).

H1 : b1 b2 0

Artinya secara bersama-sama (serentak) terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan dari variabel independent (gaya kepemimpinan

dan fasilitas kerja) terhadap variabel dependent (kepuasan kerja).

Nilai fhitung akan dibandingkan dengan nilai ftabel. Kriteria pengambilan

keputusan, yaitu:

H0 diterima jika fhitung ≤ ftabel pada α=5% dengan tingkat keyakinan 95%.

H1 diterima jika fhitung > ftabel pada α=5% dengan tingkat keyakinan 95%.

2. Hasil uji fhitung dapat dilihat pada Tabel 4.14 :

Tabel 4.12

Hasil Uji-F (Uji Serentak)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 39.086 2 19.543 14.305 .000a

Residual 84.699 62 1.366

Total 123.785 64

a. Predictors: (Constant), FasilitasKerja, GayaKepemimpinan

Sumber : Hasil Pengolahan data primer SPSS (2011)

Berdasarkan Tabel 4.12 menunjukkan bahwa terdapat nilai F hitung

adalah 14.305 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan F tabel pada tingkat

kepercayaan 95% (α = 0,05) adalah 2,6. oleh karena pada kedua perhitungan yaitu

F hitung > F tabel dan tingkat signifikansinya (0,000) < 0,005, menunjukkan

bahwa pengaruh variabel independen (gaya kepemimpinan dan fasilitas kerja)

secara serempak adalah signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai PT.PLN

(PERSERO).

Hasil uji F sesuai seperti teori yang diungkapkan Hasibuan (2007: 203)

bahwa kepuasan kerja karyawan banyak dipengaruhi sikap pimpinan dalam

kepemimpinannya. Kepemimpinan partisipasi memberikan kepuasan kerja bagi

karyawan karena karyawan ikut aktif dalam memberikan pendapatnya untuk

menentukan kebijakan perusahaan. Maka dari itu gaya kepemimpinan demokratis

harus selalu diterapkan di PT.PLN (PERSERO) supaya kepuasan kerja karyawan

kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja karyawan dalam mendukung terwujudnya

tujuan perusahaan.

Fasilitas kerja adalah salah satu alat yang digunakan karyawan/pegawai

untuk memudahkan dalam menyelesaikan pekerjaan sehari-hari. Failitas kerja

pada setiap perusahaan akan berbeda dalam bentuk dan jenisnya, tergantung pada

jenis usaha dan besar kecilnya perusahaan tersebut. Fasilitas kerja berkaitan

dengan kepuasan kerja karyawan karena kepuasan kerja berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan. Karyawan yang merasa terpenuhi kebutuhannya akan

mempersepsikan dirinya sebagai karyawan yang memiliki kepuasan atas

pekerjaannya. Sebaliknya, ketidakpuasan muncul apabila salah satu atau sebagian

dari kebutuhannya tidak dapat dipenuhi (Hasibuan, 2007: 201).

b. Uji t (Uji Parsial)

Uji t dimaksudkan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang

signifikan dari variabel independent yaitu gaya kepemimpinan (X1), dan

fasilitas kerja (X2) terhadap variabel dependent yaitu kepuasan kerja (Y).

Uji–t dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Menentukan model hipotesis untuk H0 dan H1

b. Mencari nilai ttabel dengan cara menentukan tingkat kesalahan (α) dan menentukan derajat kebebasan

d. Mencari nilai thitung dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS

16.0

c. Kesimpulan

Hasil Pengujiannya adalah sebagai berikut:

1. Model hipotesis yang digunakan dalam uji t ini adalah sebagai berikut:

H0: b1 = 0

Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari

variabel independent yaitu gaya kepemimpinan (X1), dan fasilitas kerja

(X2) terhadap variabel dependent yaitu kepuasan kerja (Y).

HI: b1 ≠ 0

Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel

independent yaitu gaya kepemimpinan (X1), dan fasilitas kerja (X2)

terhadap variabel dependent yaitu kepuasan kerja (Y).

Nilai thitung akan dibandingkan dengan nilai ttabel. Kriteria pengambilan

keputusan, yaitu:

Ho diterima bila thitung < ttabel pada α = 5% HI ditolak bila thitung > ttabel pada α = 5%

2. Hasil uji thitung dapat dilihat pada Tabel 4.13 :

Tabel 4.13

Hasil Uji-t (Uji -Parsial)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 15.138 3.513 4.309 .000 GayaKepemimpinan .382 .113 .380 3.373 .001 FasilitasKerja .299 .112 .299 2.658 .010

a. Dependent Variable: KepuasanKerja

Sumber : Hasil Pengolahan data primer SPSS (2011)

Pada Uji-t, suatu variabel independent memiliki pengaruh signifikan

terhadap variabel dependent jika:

thitung > ttabel atau -thitung < -ttabel

Pengaruh secara parsial juga dapat diketahui dengan membandingkan nilai

probabilitas signifikansi pada tabel hasil penelitian dengan (α) = 5%. Suatu variabel bebas berpengaruh secara signifikan jika nilai sig.tabel lebih kecil 0,05

(α = 5%). Sehingga, berdasarkan Tabel 4.14 dapat disimpulkan bahwa: 1. Gaya kepemimpinan

Gaya kepemimpinan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

kepuasan kerja pada PT.PLN (PERSERO). Berikut ini adalah hasil pengujian

parsial untuk gaya kepemimpinan:

Sig.hitung = 0,000 < (α) = 0,05

Artinya jika ditingkatkan variabel gaya kepemimpinan meningkat satu satuan

maka kepuasan kerja pada PT.PLN (PERSERO) akan meningkat sebesar 0,382

satuan.

Hasil uji-t sesuai dengan teori Hasibuan (2007: 204) yang mana kepuasan

kerja karyawan banyak dipengaruhi sikap pimpinan dalam kepemimpinannya.

Salah satu gaya kepemimpinan demokratis yang harus diterapkan dalam

perusahaaan adalah memberikan perintah kerja yang baik, memberikan

pengarahan, dan pengambilan keputusan bersama, guna menciptakan kepuasan

kerja karyawan. Karna kepuasan kerja karyawan merupakan kunci pendorong

moral kerja, kedesiplinan dan prestasi kerja karyawan dalam mendukung

terwujudnya tujuan perusahaan.

2. Fasilitas kerja

Fasilitas kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan

kerja pada PT.PLN (PERSERO). Berikut ini adalah hasil pengujian parsial

untuk fasilitas kerja:

thitung = 2,658 > ttabel = 1,998, maka tolak H0 (terima HI)

Sig.hitung = 0,010 > (α) = 0,05

Artinya jika diturunkan variabel fasilitas kerja satu satuan maka kepuasan

kerja pada PT.PLN (PERSERO) akan meningkat sebesar 0,299 satuan.

Hal ini bisa dilihat dari teori Hasibuan (2007: 200) yang mana fasilitas kerja

dengan pemenuhan kebutuhan kerja karyawan seperti komputer, meja kerja,

bangunan, tempat parkir, transportasi, ruang ac, askes, uang pensiun dan

sebagainya. Karyawan yang merasa terpenuhi kebutuhannya akan

mempersepsikan dirinya sebagai karyawan yang memiliki kepuasan atas

pekerjaannya. Sebaliknya, ketidakpuasan muncul apabila salah satu atau

sebagian dari kebutuhannya tidak dapat dipenuhi

c. Pengujian Koefisien Determinan (R2)

Determinan berfungsi untuk mengetahui signifikansi variabel, maka harus

dicari koefisien determinasi (R2). Koefisien deteminasi melihat seberapa besar

pengaruh variabel gaya kepemimpinan (X1), dan fasilitas kerja (X2), terhadap

variabel kepuasan kerja (Y) pada PT.PLN. Koefisien determinan (R2) berkisar

antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu), (0 ≤ R2≤ 1).Pada output SPSS, koefisien determinan terletak pada tabel Model Summary.

Hasil dari pengujian Determinan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.14 Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .692a .478 .425 1.03747

a. Predictors: (Constant), FasilitasKerja, GayaKepemimpinan b. Dependent Variable: KepuasanKerja

Sumber : Hasil Pengolahan data primer SPSS (2011)

Pada Tabel 4.14 dapat dilihat:

a) Nilai R sebesar 0.692 sama dengan 69.2% yang menunjukkan bahwa

terhadap variabel kepuasan kerja (Y) pada PT.PLN (PERSERO)

hubungannya cukup erat. Tipe hubungan antar variabel dapat dilihat

pada Tabel 4.15 berikut ini:

Tabel 4.15

Tabel Hubungan antar Variabel Nilai Interpretasi

0.0 – 0.19 Sangat Tidak Erat

0.2 – 0.39 Tidak Erat

0.4 – 0.59 Cukup Erat

0.6 – 0.79 Erat

0.8 – 0.99 Sangat Erat

Sumber: Situmorang, Dalimunthe, dkk (2007:113)

b) Standard Error of Estimate artinya mengukur variasi dari nilai yang

diprediksi. Nilai Standard Error of Estimatenya 1,03747. Semakin

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait