• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.2.1. Analisis Probabilitas Risiko Produksi Jamur Tiram Putih

Indikasi adanya risiko produksi usaha budidaya jamur tiram putih usaha budidaya jamur tiam putih milik Bapak Sukamto ditunjukkan dengan fluktuasi produktivitas jamur tiram putih. persentase yang berfluktuasi menunjukkan adanya nilai produksi tertinggi, terendah dan normal. Setelah mengidentifikasi sumber-sumber risiko yang terdapat pada usaha milik Bapak Sukamto, langkah selanjutnya adalah melakukan pengukuran risiko denganv variance, standard deviation dan coefficient variation. Sebelum melakukan pengukuran risiko dengan variance, standard deviation dan coefficient variation, terlebih dahulu menghitung expected return. Expected return merupakan nilai penerimaan yang diharapkan dapat diperoleh perusahaan setelah memperhitungkan risiko yang ada.

55 Expected return dihitung berdasarkan jumlah dari nilai yang diharapkan terjadinya peluang pada usaha milik Bapak Sukamto. Hasil penilaian risiko produksi jamur tiram putih pada usaha milik Bapak Sukamto dapat dilihat pada Tabel 12 dan untuk perhitungannya dapat dilihat padaLampiran 10.

Tabel 12. Hasil Penilaian Risiko Produksi Jamur Tiram Putih pada Usaha Milik Bapak Sukamto

No. Ukuran Nilai

1 Expected Return 774.720.000

2 Variance 6.002.585.600.000.000

3 Standard Deviation 77.476.355,10

4 Coefficient Variation 0,10

Peluang usaha budidaya jamur Bapak sukamto mencapai persentase keberhasilan produksi jamur tiram putih tertinggi yaitu sekitar 0,5 yang dapat diartikan, pada delapan kali peride produksi maka frekuensi usaha budidaya jamur Bapak Sukamto mencapai produktivitas tertinggi sebanyak empat kali. Peluang usaha budidaya jamur Bapak Sukamto memperoleh persentase keberhasilan produksi budidaya jamur tiram putih terendah sekitar 0,25 dan peluang keberhasilan normal sekitar 0,25. Setelah dilakukan perhitungan dengan coefficient variation diperoleh hasil sebesar 0,10 atau sama dengan 10 % yang artinya untuk setiap satu satuan rupiah yang diperoleh oleh usaha budidaya jamur Bapak sukamto, maka risiko yang dihadapi sebesar 10 %, untuk perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 10. Perhitungan ini sama dengan asumsi yang dikemukakan oleh Bapak Sukamto, risiko terbesar yang dihadapi dalam melakukan usaha budidaya jamur tiram putih sebesar 10 % yang artinya risiko yang terjadi pada saat melakukan kegiatan budidaya jamur masih dapat ditanggulangi oleh pemilik usaha.

Dalam melakukan kegiatan produksi diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi pelaku usahanya, dimana secara ekonomi keuntungan yang diharapkan adalah berupa pendapatan atau keberhasilan produksi serta produktivitas usaha. Seperti halnya pada usaha milik Bapak Sukamto, pemilik mengharapkan adanya umpan balik dari kegiatan usaha budidaya jamur tiram

56 putih yang diusahakan. Sebagai pelaku usaha, pemilik usaha budidaya jamur tiram putih mengharapkan umpan balik yang positif, yaitu adanya keuntungan berupa pendapatan yang dihasilkan dalam usaha budidaya jamur Bapak Sukamto. Untuk mengetahui hasil perolehan pendapatan tertinggi, normal dan terendah.

Dalam melakukan penilaian risiko produksi jamur tiram putih milik Bapak Sukamto dapat diukur besarnya pendapatan yang diharapkan dari kegiatan produksi jamur tiram putih. Besarnya pendapatan yang diharapkan dapat dilihat dari nilai expected return yang diperoleh. Expected return atau nilai harapan merupakan perolehan atau pengembalian yang diperkirakan akan didapatkan kembali dari kegiatan usaha perbanyakan. Expected return dihitung berdasarkan penjumlahan dari hasil perkalian untuk setiap nilai perentase produksi yang tertinggi, terendah dan normal dengan peluangnya masing-masing dalam memperoleh keberhasilan tertinggi, terendah dan normal tersebut.

Berdasarkan hasil penilaian risiko produksi pada kegiatan produksi jamur tiram putih diperoleh nilai expected return sebesar 774.720.000, artinya, usaha produksi jamur tiram putih milik Bapak Sukamto dapat mengharapkan perolehan hasil sejumlah 774.720.00,- rupiah untuk setiap kondisi dalam proses produksi yang telah diakomodasi oleh usaha milik Bapak Sukamto. Hal tersebut menunjukan bahwa produksi jamur tiram putih milik Bapak Sukamto memberi harapan perolehan hasil produksi sebesar 774.720.000,- rupiah untuk pada delapan kali periode produksi.

Dengan mengetahui expected return yang diperkirakan akan didapatkan kembali dari kegiatan budidaya jamur tiram putih berdasarkan perhitungan risiko produksi, maka hal ini dapat dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk kelanjutan usaha ataupun sebagai perencanaan untuk menentukan langkah yang akan diambil dalam perkembangan usaha milik Bapak Sukamto.

Adanya risiko produksi yang dialami dalam menjalankan kegiatan produksi jamur tiram putih menimbulkan kerugian bagi usaha produksi jamur tiram putih milik Bapak Sukamto. Kerugian tersebut akan berpengaruh terhadap jumlah hasil produksi, karena risiko yang ada menyebabkan terjadinya gagal panen sehingga hasil produksi yang diperoleh akan berkurang. Jika hasil produksi berkurang maka penerimaan usaha juga ikut berkurang karena jumlah yang dijual menjadi lebih

57 sedikit dengan harga jual yang konstan Rp 8.000, oleh karena itu, sebaiknya dilakukan langkah penanganan yang sesuai untuk dapat menghindari atau memperkecil risiko yang dihadapi.

6.2.2. Analisis Probabilitas dari Masing-Masing Sumber Risiko

Sumber-sumber risiko pada usaha Budidaya jamur tiram putih Bapak Sukamto telah diidentifikasi. Hasil identifikasi yamg telah dilakukan menunjukkan pada usaha budidaya jamur Bapak sukamto terdapat empat faktor yang menjadi sumber risiko produksi. Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan analisis probabilitas terhadap masing-masing sumber risiko tersebut untuk mengetahui seberapa besar probabilitas atau kemungkinan terjadinya risiko dari masing-masing sumber risiko yang terdapat pada usaha budidaya jamur Bapak Sukamto.

Probabilitas dari masing-masing sumber risiko produksi perlu dilakukan untuk mengetahui mana saja sumber risiko yang kemungkinan terjadinya besar dan mana sumber risiko yang kemungkinan terjadinya kecil, sehingga dapat ditentukan prioritas dari masing-masing sumber risiko produksi serta strategi penanganan yang tepat. Data-data yang digunakan untuk melakukan analisis probabilitas ini adalah dari hasil wawancara dengan pemilik usaha budidaya jamur Bapak Sukamto. Perhitungan analisis probabilitas terjadinya risiko untuk masing- masing sumber risiko produksi diolah dengan menggunakan nilai standar atau z- score dapat dilihat pada Lampiran 2 sampai Lampiran 5, sedangkan untuk hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 13 .

Tabel 13. Perbandingan Probabilitas Risiko dari Sumber Risiko Produksi

Pada Tabel 13 dapat dilihat perbandingan probabilitas terjadinya risiko produksi dari masing-masing sumber risiko produksi. Sumber risiko teknologi pengukusan (sterililasi) memiliki nilai probabilitas tertinggi, yaitu sebesar 46,4

No. Sumber Risiko Produksi Probablilitas (%)

1. Teknologi pengukusan (sterililasi) 46,4

2. Hama 33,7

3. Penyakit 35,2

58 %. Nilai Z yang diperoleh untuk sumber risiko teknologi pengukusan (sterililasi) dengan menggunakan nilai standar adalah 0,090. Nilai tersebut apabila dipetakan pada tabel distribusi Z akan menunjukkan nilai 0,464 yang artinya kemungkinan kegagalan yang disebabkan risiko penyakit melebihi batas yang ditentukan sebesar 46,4 %.

Sumber risiko keterampilan tenaga kerja memiliki tingkat probabilitas risiko sebesar 41,7 %. Nilai Z yang diperoleh untuk sumber risiko keterampilan tenaga kerja dengan menggunakan nilai standar adalah -0,21. Nilai tersebut apabila dipetakan pada tabel distribusi Z akan menunjukkan nilai 0,417 yang artinya kemungkinan kegagalan yang disebabkan keterampilan tenaga kerja melebihi batas yang ditentukan sebesar 41,7 %.

Sumber risiko serangan penyakit memiliki tingkat probabilitas risiko sebesar 35,2 %. Nilai Z yang diperoleh untuk sumber risiko penyakit pada jamur dengan menggunakan nilai standar adalah -2,21. Nilai tersebut apabila dipetakan pada tabel distribusi Z akan menunjukkan nilai 0,352 yang artinya kemungkinan kegagalan yang disebabkan karena serangan hama pada budidaya jamur melebihi batas yang ditentukan adalah sebesar 35,2 %.

Sumber risiko hama memiliki nilai probabilitas sebesar 33,7 %. Nilai Z yang diperoleh untuk sumber risiko hama pada jamur dengan menggunakan nilai standar adalah sebesar 0,36. Nilai Z tersebut apabila dipetakan pada tabel distribusi Z akan menunjukkan nilai 0,337 yang artinya kemungkinan kegagalan produksi jamur tiram putih akibat penyakt melebihi batas yang ditentukan adalah sebesar 33,7 %.

Dokumen terkait