• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.2 Analisis Sensitivitas

Setelah melakukan identifikasi terhadap proses bisnis yang didasarkan pada STP dan 4P, selanjutnya akan dilakukan analisis sensitivitas. Analisis sensitivitas ini dilakukan dengan cara mengubah bobot kriteria pada identifikasi STP dan 4P. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui bobot kriteria mana apabila diubah akan menyebabkan perubahan pada UMKM. Dalam analisis ini dicari pada UMKM mana yang mempunyai posisi dinamis saat dilakukan perubahan pada bobot kriteria. Analisis sensitivitas yang pertama adalah dengan melakukan perubahan pada bobot kriteria wilayah pemasaran. Bobot kriteria

89

pemasaran dinaikan sebesar 0,235 karena wilayah pemasaran merupakan salah satu aspek penting dalam penentuan segmen pasar. Semakin luas wilayah pemasaran maka, jangkauan konsumen akan menjadi luas dan peluang untuk bersaing menjadi tidak begitu ketat. Perubahan bobot kriteria wilayah pemasaran tidak membawa perubahan pada UMKM JWK Wisnu, Kresno dan 6 UMKM lain. Akan tetapi pada UMKM lain, yaitu Sabdo Palon dan Bisma Sehat mengalami perubahan. Total nilai Sabdo Palon meningkat saat dilakukan perubahan pada aspek wilayah pemasaran sementara itu Bisma Sehat mengalami penurunan nilai. Hal tersebut menunjukan bahwa saat terjadi perubahan pada strategi wilayah pemasaran maka akan berpengaruh pada Sabdo Palon, namun strategi perubahan wilayah pemasaran ini kurang cocok diterapkan bagi Bisma Sehat.

Perubahan bobot pada kriteria kedua, yaitu usia dimana bobot kriteria usia dinaikan menjadi 0,133. Kriteria ini dinaikan bobotnya karena semakin banyak usia yang dapat dijangkau maka akan semakin banyak konsumen yang dapat dijadikan target pemasaran. Pada perubahan ini UMKM JKW Wisnu dan kresno tetap berada pada posisi teratas dan tidak membawa perubahan pada posisi pada Gujati, Suti Sehat dan Caping Gunung. Sementara itu, pada UMKM Narodo dan Anoman membawa perubahan dimana nialai UMKM menjadi meningkat. Akan tetapi pada UMKM Werkudoro membawa dampak penurunan pada nilai. Hal ini menunjukan bahwa apabila terjadi perubahan jangkauan usia akan membawa dampak baik bagi Narodo dan Anoman, sementara untuk Werkudoro akan membawa dampak penurunan.

Kriteria selanjutnya yang dirubah adalah kelas sosial dengan menaikan bobot kriteria menjadi 0,133. Bobot kriteria ini dinaikan karena dengan semakin banyak kelas sosial yang dapat dijangkau maka akan semakin banyak pula konsumen yang dapat dijangkau dan ditargetkan menjadi konsumen. Saat dilakukan perubahan pada kriteria ini, tidak ada posisi UMKM yang mengalami perubahan posisi. Hal ini menunjukan bahwa strategi untuk mengubah segmen kelas sosial tidak akan membawa dampak besar pada perkembangan UMKM. Selanjutnya, pada kriteria keempat yang diubah adalah jenis kelamin. Pada kriteria ini tidak dilakukan perubahan bobot kriteria karena semua UMKM sudah memproduksi produk yang dapat menjangkau konsumen pria dan wanita.

90

Perubahan kriteria kelima adalah posisi produk, yang menggambarkan bagaimana UMKM akan memposisikan produknya bagi konsumen. Pada kriteria ini bobot kriteria diturunkan sebesar 0,037 karena untuk saat ini kriteria ini dianggap belum membawa dampak besar bagi perkembangan UMKM. Pada perubahan ini UMKM yang terkena dampak adanya perubahan bobot ini adalah Sabdo Palon dan Anoman yang mengalami peningkatan nilai, sedangkan untu Bisma Sehat dan Werkudoro mengalami penurunan nilai saat terjadi perubahan pada kriteria ini, Hal ini menunjukan bahwa Sabdo Palon dan Anoman akan mengalami perubahan apabila melakukan perubahan pada posisi produk. Selanjutnya kriteria keenam yang diubah adalah terkait dengan jenis jamu. Jenis jamu dinaikan nilainya menjadi 0,188 karena jenis jamu merupakan kriteria penting dalam penjualan produk. Semakin banyak jenis jamu yang dijual maka akan semakin banyak konsumen yang dapat dijangkau dan semakin banyak konsumen yang akan menggunakan produk jamu yang diproduksi. Pada perubahan ini UMKM produsen jamu tidak berubah secara signifikan. Hal ini menunjukan bahwa strategi untuk memperbnyak jenis jamu tidak akan membawa dampak secara signifikan bagi perkembangan usaha.

Selanjutnya, kriteria ketujuh yaitu varian produk diubah dengan menaikan bobot sebesar 0,235. Varian produk dinaikan bobotnya karena dianggap sebagai aspek penting dalam produk. Semakin banyak variasi produk maka akan semakin banyak pilihan bagi konsumen hal tersebut akan mempengaruhi jangkauan pasar pada konsumen. Pada perubahan ini membawa dampak bagi UMKM Anoman dan Werkudoro yang mengalami peningkatan nilain. Hal ini berarti apabila Anoman dna Werkudoro membangun strategi dengan melakukan inovasi pada variasi produk maka akan membawa dampak baik bagi perkembangan usaha produksi jamu. Perubahan kriteria kedelapan adalah pada kriteria packaging, yaitu dinaikan menjadi 0,188. Kriteria ini dinaikan karena packaging merupakan salah satu aspek penting yang akan menarik konsumen. Karena packaging merupakan hal pertama yang akan menjadi pertimbangan bagi konsumen untuk membeli sebelum mempergunakan produk tersebut. Dalam perubahan ini, UMKM yang mengalami perubahan adalah Werkudoro dan Suti Sehat. Hal ini menunjukan bahwa apabila

91

dilakukan perubahan pada packaging dari produk yang diproduksi Werkudoro dan Suti Sehat maka akan membawa dampak positif bagi kedua UMKM ini.

Perubahan kesembilan adalah pada keunggulan produk, dimana dinaikan menjadi 0,188. Keunggulan produk merupak salah satu aspek penting bagi produk. Keunggulan produk akan menjadi identitas bagi produk agar dapat dibedakan dengan produk lain. Dalam perubahan ini UMKM yang terkena dampak adalah Gujati, Narodo dan Suti Sehat. Ketiga UMKM ini mengalami peningkatan nilai saat dilakukan perubahan pada kriteria keunggulan produk. Hal ini menunjukan bahwa keunggulan produk merupakan salah satu aspek yang dapat dijadikan strategi bagi kedua UMKM ini untuk dapat meningkatkan nilai dari usahanya. Perubahan kesepuluh adalah pada kriteria harga yang dinaikan menjadi 0,188. Harga merupakan salah satu aspek penting bagi konsumen. Harga menjadi salah satu faktor persaingan bagi produk. Dalam perubahan ini, UMKM yang mengalami perubahan adalah Suti Sehat dan Gujati. Hal ini menunjukan bahwa apabila terjadi persaingan harga dan kedua UMKM ini mengambil strategi harga sebagi kunci pada strategi pengembangan maka akan membawa dampak yang baik bagi kedua UMKM ini. Perubahan kesebelas yang dilakukan adalah pada metode penjualan yang diubah naik menjadi 0,235. Metode penjualan merupakan salah satu aspek penting pada penjualan. Karena dengan metode penjualan yang tempat maka akan dapat menjangkau dan mendapatkan konsumen yang banyak pula. Dalam perubahan ini UMKM yang mengalami perubahan posisi adalah Sabdo Palon dan Suti Sehat. Kedua UMKM ini dapat merubah metode penjualannya agar dapat mengembangkan proses bisnisnya menjadi lebih baik.

Perubahan kriteria keduabelas adalah terkait dengan aspek tempat penjualan. Kriteria ini dinaikan menjadi 0,188 karena tempat penjualan menjadi salah satu faktor penting dalam pernjualan produk. Produk yang dijual pada satu tempat yang sama akan memperketat daya saing. Posisi UMKM yang mengalami perubahan dengan adanya perubahan bobot ini adalah Caping Gunung, Anoman, Narodo dan Werkudoro. Hal ini menunjukan bahwa apabila terjadi perubahan strategi pada tempat penjualan yang dilakukan pada keempat UMKM ini maka akan membawa dampak peningkatan pada keempat UMKM ini. Perubahan kriteria ketigabelas adalah terkait dengan media promosi yang dinaikan menjadi 0,188.

92

Media promosi merupakan hal penting dari produk. Karena dengan adanya promosi maka produk akan dapat dikenal secara luas oleh masyarakat. UMKM yang terkena dampak dengan adanya perubahan ini adalah Caping Gunung, Anoman, Werkudoro, Narodo, dan Suti Sehat. Kelima UMKM ini akan mengalami perubahan saat terjadi perubahan pada cara mempromosikan produk. Selam ini kelima UMKM ini belum maksimal dalam melakukan promosi produk. Kelima UMKM ini hanya menggunakan brosur dalam melakukan promosi produk. Kriteria terkahir yang dilakukan perubahan adalah promosi lain dalam penjualan yang diubah naik menjadi 0,133. Promosi lain yang dimasudkan adalah berkaitan dengan pemberian diskon, layana konsultasi dan lain sebagainya. Hal ini merupakan salah satu aspek pendukung yang akan membantu dalam proses pemasaran. Dalam perubahanini UMKM yang terkena dampak adalah Caping Gunung, Anoman, Werkudoro, Narodo, Gujati dan Suti Sehat. Selama ini ketiga UMKM ini tidak mempunyai jenis promo lain yang mampu menarik minat konsumen. Dengan adanya peningkatan nilai pada UMKM saat dilakukan perubahan ini menunjukan bahwa aspek ini mampu menjadi aspek pendukung bagi UMKM untuk lebih meningkatkan nilai usahanya apabila dilakukan perubahan.

Selama dilakukan perubahan terdapat UMKM yang tidak mengalami perubaha. Hal ini menunjukan bahwa UMKM tersebut tidak akan terpengaruh dengan adanya perubahan apapun dari lingkungan. UMKM tersebut tergolong dalam UMKM yang sudah settle dan mampu bertahan apabila terdapat perubahan-perubahan pada lingkungan sekitarnya. UMKM tersebut adalah JKW Wisnu dan Kresno. Kedua UMKM ini tetap berada pada posisi pertama dan kedua walaupun terjadi perubahan.

Dokumen terkait