• Tidak ada hasil yang ditemukan

VII. ANALISIS SENSITIVITAS

7.2. Analisis Sensitivitas Pengusahaan Nenas di Desa Payaraman,

7.2.1. Analisis Sensitivitas di Desa Payaraman, Kecamatan

Analisis sensitivitas yang pertama dilakukan adalah menguji kepekaan keuntungan privat dan ekonomi serta keunggulan kompetitif maupun komparatif bila harga output nenas berubah menjadi Rp 1.000 dan Rp 900 per kilogram nenas dengan asumsi faktor- faktor lainnya tetap (cateris paribus). Perubahan pada harga output akan mengakibatkan perubahan pada pendapatan petani nenas, perubahan tersebut dapat berdampak menguntungkan atau merugikan petani.

Perubahan ini juga berpengaruh terhadap keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif. Pada Tabel 26 menunjukkan hasil analisis sensitivitas pengusahaan nenas bila terjadi perubahan harga ouput menjadi Rp 1.000 dan Rp 900 per kilogram nenas.

Tabel 26. Analisis Sensitivitas Pengus ahaan Nenas di Desa Payaraman, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir Bila Terjadi Perubahan Harga Output

Indikator Sebelum Perubahan Setelah Perubahan Rp 1.000 Setelah Perubahan Rp 900 KP 122,73 22,73 - 77,27 PCR 0,88 0,98 1,09 KS 1.114,22 1.114,22 1.114,22 DRC 0,40 0,40 0,40

Pada Tabel 26, menunjukkan bahwa dengan adanya perubahan harga output menjadi Rp 1.000 per kilogram nenas tidak menyebabkan Keuntungan Privat (KP) yang diperoleh bernilai negatif. Penurunan harga output menyebabkan nilai Keuntungan Privat (KP) yang diperoleh sebesar Rp 22,73 per kilogram dan nilai Rasio Biaya Privat (PCR) menjadi 0,98. Sedangkan untuk nilai Keuntungan Sosial (KS) dan nilai Rasio Sumberdaya Domestik (DRC) tidak mengalami perubahan jika harga output berubah menjadi Rp 1.000 per kilogram nenas.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan nilai PCR dan DRC yang dihasilkan adalah kurang dari satu. Nilai tersebut menunjukan bahwa pengusahaan nenas di Desa Payaraman memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif. Pengusahaan nenas di Desa Payaraman juga layak untuk dijalankan, hal ini juga ditunjukan dengan nilai KP dan KS yang positif. Jadi pengusahaan

nenas di Desa Payaraman, jika harga output mengalami perubahan menjadi Rp 1.000 per kilogram nenas, tetap memiliki dayasaing dan menguntungkan.

Penurunan harga output nenas menjadi Rp 900 per koligram di Desa Payaraman akan menghasilkan nilai KP –77,27 dan PCR 1,09. Nilai KP –77,27 berarti pengusahaan nenas akan mengalami kerugian apabila harga output nenas Rp 900. Kerugian yang dialami petani sebesar Rp 77,27 per kilogram buah nenas. Sehingga pengusahaan nenas tidak layak dijalankan ketika harga ouput menjadi Rp 900 per kilogram. Nilai PCR 1,09 menunjukkan bahwa pengusahaan nenas di Desa Payaraman sudah tidak efisien dalam menggunakan sumberdaya atau komoditi nenaas tidak memiliki keunggulan kompetitif.

7.2.2. Analisis Sensitivitas di Desa Payaraman, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir Bila Terjadi Perubahan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika

Analisis sensitivitas yang kedua dilakukan adalah menguji kepekaan keuntungan privat dan ekonomi serta keunggulan kompetitif maupun komparatif bila terjadi perubahan nilai tukar rupiah menguat terhadap dollar Amerika menjadi Rp 8.500/US$ dan Rp 5.500/US$ dengan asumsi faktor- faktor lainnya tetap (cateris paribus). Perubahan nilai tukar akan mempengaruhi nilai Keuntungan Sosial (KS) dan nilai Rasio Sumberdaya Domenstik (DRC). Hasil perhitungan analisis sensitivitas bila terjadi perubahan nilai tukar rupiah terhadap dollar dapat dilihat pada Tabel 27.

Tabel 27. Analisis Sensitivitas Pengusahaan Nenas di Desa Payaraman, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir Bila Terjadi Perubahan Nilai Tukar Rupiah terhada p Dollar

Indikator Sebelum Perubahan Setelah Perubahan Rp 8.500/US$ Setelah Perubahan Rp 5.500/US$ KP 122,73 122,73 122,73 PCR 0,88 0,88 0,88 KS 1.114,22 906,18 - 99,54 DRC 0,40 0,45 1,15

Pada Tabel 27, menunjukkan hasil perhitungan matriks PAM bila terjadi penguatan nilai tukar rupiah (apresiasi) menjadi Rp 8.500/US$, menyebabkan Keuntungan Sosial yang diperoleh petani nenas di Desa Payaraman menjadi Rp 906,18 per kilogram nenas. Berdasarkan hasil analisis, didapatkan bahwa KS masih bernilai positif, sehingga pengusahaan nenas di Desa Payaraman masih layak diusahakan. Sedangkan dengan adanya apresiasi menyebabkan nilai Rasio Sumberdaya Domestik (DRC) yang dihasilkan menjadi 0,45. Untuk nilai Keuntungan Privat (KP) dan nilai Rasio Biaya Privat (PCR) tidak mengalami perubahan jika terjadi penguatan nilai tukar rupiah.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan nilai PCR dan DRC yang dihasilkan adalah kurang dari satu. Nilai tersebut menunjukan bahwa pengusahaan nenas di Desa Payaraman memiliki keunggulan kompetitif da komparatif. Pengusahaan nenas di Desa Payaraman juga layak untuk dijalankan, hal ini juga ditunjukan dengan nilai KP dan KS yang positif. Jadi pengusahaan nenas di Desa Payaraman tetap memiliki dayasaing, walaupun nilai tukar rupiah mengalami apresiasi terhadap dollar Amerika menjadi Rp 8.500/US$.

Penguatan nilai tukar rupiah (apresiasi) menjadi Rp 5.500/US$, menyebabkan nilai KS -99,54 dan DRC 1,15. Nilai KS -99,54 berarti

pengusahaan nenas akan mengalami kerugian sebesar Rp 99,54 per kilogram buah nenas. Sehingga pengusahaan nenas tidak layak dijalankan ketika terjadi penguatan nilai tukar rupiah (apresiasi) menjadi Rp 5.500/US$. Nilai DRC 1,15 menunjukkan bahwa pengusahaan nenas sudah tidak memiliki keunggulan komparatif.

7.2.3. Analisis Sensitivitas di Desa Payaraman, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir Bila Terjadi Peningkatan Harga Input Pupuk

Analisis sensitivitas yang ketiga dilakukan adalah menguji keuntungan privat dan ekonomi serta keunggulan kompetitif maupun komparatif bila terjadi peningkatan harga input pupuk sebesar 10% dan 400% dengan asumsi faktor- faktor lainnya tetap (cateris paribus). Perubahan harga pupuk akan mempengaruhi nilai Keuntungan Privat (KP) dan nilai Rasio Sumberdaya Privat (PRC). Hasil perhitungan analisis sensitivitas bila terjadi peningkatan harga input pupuk dapat dilihat pada Tabel 28.

Tabel 28. Analisis Sensitivitas Pengusahaan Nenas di Desa Payaraman, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir Bila Terjadi Peningkatan Harga Input Pupuk

Indikator Perubahan Sebelum Setelah Perubahan 10% Setelah Perubahan 400%

KP 122,73 119,50 - 4,15

PCR 0,88 0,89 1

KS 1.114,22 1.114,22 1.114,22

DRC 0,40 0,40 0,40

Pada Tabel 28, menunjukkan bahwa dengan adanya peningkatan harga input pupuk sebesar 10% tidak menyebabkan Keuntungan Privat (KP) yang diperoleh bernilai negatif. Peningkatan harga input pupuk menyebabkan nilai

Keuntungan Privat (KP) yang diperoleh sebesar Rp 119,50 per kilogram dan nilai Rasio Biaya Privat (PCR) menjadi 0,89. Sedangkan untuk nilai Keuntungan Sosial (KS) dan nilai Rasio Sumberdaya Domestik (DRC) tidak mengalami perubahan walaupun terjadi peningkatan harga input pupuk sebesar 10%.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, nilai PCR dan DRC yang dihasilkan adalah kurang dari satu. Nilai tersebut menunjukan bahwa pengusahaan nenas di Desa Payaraman memiliki keunggulan komaratif dan kompetitif. Pengusahaan nenas di Desa Payaraman juga layak untuk dijalankan, hal ini juga ditunjukan dengan nilai KP dan KS yang positif. Jadi pengusahaan nenas di Desa Payaraman, jika harga input pupuk mengalami peningkatan sebesar 10%, masih memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif (dayasaing).

Peningkatan harga input pupuk sebesar empat kali lipat (400%) akan menghasilkan nilai KP -6,27 dan PCR 1,01. Nilai KP 6,27 berarti pengusahaan nenas akan mengalami kerugian apabila terjadi peningkatan harga input pupuk sebesar 400%. Kerugian yang dialami petani sebesar Rp 6,27 per kilogram buah nenas. Sehingga pengusahaan nenas tidak layak dijalankan. Nilai PCR 1,01 menunjukkan bahwa pengusahaan nenas sudah tidak efisien dalam menggunakan sumberdaya atau komoditi nenaas tidak memiliki keunggulan kompetitif.

7.2.4. Analisis Sensitivitas Gabungan di Desa Payaraman, Kecamatan

Dokumen terkait