4.2.2.1. Delivery
1. Check Sheet
Check sheet dalam analisis ini digunakan untuk menghitung seberapa sering PT. Surya Putra Barutama mengalami keterlambatan dan faktor-faktor masalah keterlambatan. Pengecekan pengiriman barang dicatat dalam check sheets dengan simbol tally sehingga mempermudah dalam proses perhitungan.
Tabel 4.2. Check Sheet Data Pengiriman Barang PT Surya Putra Barutama Bulan Oktober - Desember 2014
Faktor Masalah Keterlambatan Frekuensi Aki tidak ada setrum (3) |||
Solar habis (5) |||||
Menunggu sopir datang (15) ||||| ||||| |||||
Terserempet kendaraan lain (5) |||||
Sopir salah jalan (3) |||
Sumber: data primer, diolah
Hasil yang ditunjukkan oleh tabel 4.2. menunjukkan terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya keterlambatan pengiriman barang ke pelanggan diantaranya karena mesin susah di starter, menunggu sopir datang, terserempet kendaraan lain, dan sopir salah jalan.
2. Histogram
Histogram digunakan untuk menunjukkan variasi data pada faktor masalah keterlambatan dari variasi setiap total produksi.
Gambar 4.5. Grafik Histogram Faktor Keterlambatan Pengiriman Barang Bulan Oktober - Desember 2014
Sumber: data primer, diolah
Berdasarkan gambar 4.5. menunjukkan faktor keterlambatan yang disebabkan menunggu sopir datang memiliki frekuensi lebih banyak dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya. Setelah itu, terserempet kendaraan lain menjadi faktor selanjutnya yang menjadi penyebab keterlambatan pengiriman barang. Kemudian, dilanjutkan dengan faktor mesin susah di starter dan sopir kesasar.
0 2 4 6 8 10 12 14 16
3. Diagram Pareto
Diagram Pareto digunakan untuk membandingkan berbagai kategori faktor masalah keterlambatan pengiriman yang disusun menurut ukurannya untuk menentukan pentingnya atau prioritas kategori kejadian-kejadian atau sebab-sebab kejadian yang akan dianalisis.
Gambar 4.6. Diagram Pareto Faktor Keterlambatan Pengiriman Barang Bulan Oktober - Desember 2014
Sumber: data primer, diolah
Berdasarkan gambar diagram pareto diatas dapat dilihat bahwa faktor masalah keterlambatan yang paling banyak atau dominan adalah menunggu sopir datang. Oleh karena itu, perbaikan pada faktor tersebut perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan perbaikan pada faktor-faktor lainnya.
0
4. Diagram Sebab Akibat
Untuk mencari unsur penyebab yang diduga dapat menimbulkan masalah.
Berkaitan dengan faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan pengiriman barang akan dijelaskan sebagai berikut:
Gambar 4.7. Skema penyebab Faktor Keterlambatan Pengiriman Bulan Oktober - Desember 2014
Sumber: data primer, diolah
Berdasarkan gambar 4.7 dapat diketahui faktor keterlambatan pengiriman barang PT. Surya Putra Barutama ke pelanggan dapat disebabkan karena faktor manusia, mesin, dan proses. Faktor manusia sendiri diantaranya adalah terserempet kendaraan lain dan sopir salah jalan. Untuk faktor mesin yang menyebabkan keterlambatan pengiriman barang karena aki tidak ada setrum dn solar habis. Sedangkan faktor proses yang menyebabkan keterlambatan pengiriman barang adalah karena harus menunggu sopir datang. Untuk lebih jelasnya mengenai faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan pengiriman barang akan dijelaskan dalam diagram sebab akibat yang terdapat pada gambar 4.8 sebagai berikut.
Manusia
Terserempet kendaraan lain
Mesin
Proses
Aki tidak ada setrum
Menunggu sopir datang Sopir salah jalan
Solar habis
Gambar 4.8. Diagram Sebab Akibat Faktor Keterlambatan Pengiriman Bulan Oktober - Desember 2014
Sumber: data primer, diolah
5. Fishbone Diagram
Diagram tulang ikan atau yang sering disebut dengan fish bone diagram ialah suatu diagram yang memperlihatkan semua faktor yang dapat menyebabkan suatu masalah. Pembuatan diagram ini dilakukan dengan menggunakan prinsip-prinsip brainstorming. Dalam penelitian ini faktor yang digunakan terdiri dari manusia, proses, dan mesin.
Gambar 4.9 Diagram Fishbone Sumber: data primer, diolah
Berdasarkan diagram Fishbone di atas menunjukkan ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya permasalahan dalam pengiriman barang.
Dari aspek manusia penyebab dikarenakan sopir yang kurang hati-hati dan sopir tidak dilengkapi oleh GPS. Dilihat berdasarkan aspek proses menunjukkan tidak adanya pengaturan penjadwalan pengiriman barang menyebabkan, perusahaan seringkali harus menunggu poir datang sehingga menyebabkan keterlambatan. Aspek mesin menjadi penyebab keterlambatan karena tidak ada pengecekan mesin sebelum pengiriman sehingga menyebabkan ketika melakukan pengiriman terjadi aki tidak ada setrum dan solar habis. Hal ini tentu dapat menyebabkan terjadinya keterlambatan dalam pengiriman barang.
4.2.2.2. Quality
1. Check Sheet
Check sheet dalam analisis ini digunakan untuk menghitung kecacatan pada proses produksi di PT. Surya Putra Barutama. Pengecekan kecacatan pada proses produksi dicatat dalam check sheets dengan simbol tally sehingga mempermudah dalam proses perhitungan.
Tabel 4.3. Check Sheet Data Produksi PT Surya Putra Barutama Bulan November - Desember 2014
Berdasarkan tabel 4.3. diperoleh hasil terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kecacatan pada proses produksi diantaranya pada saat membuat plat menjadi tiang, ketika mengelas profil yang dirakit dan memasang hidrolis, pada saat memasang aksesoris sesuai dengan desain, dan melakukan finishing dan pengecatan sesuai desain..
2. Histogram
Histogram digunakan untuk menunjukkan variasi data pada faktor masalah keterlambatan dari variasi setiap total produksi.
Gambar 4.10. Grafik Histogram Faktor Kecacatan Produk pada Proses Produksi Bulan November – Desember 2014
Sumber: data primer, diolah
Berdasarkan gambar 4.10. menunjukkan faktor kecacatan produk paling banyak disebabkan pada saat mengelas profil yang dirakit dan memasang hidrolis. Setelah itu, ketika melakukan finishing dan pengecatan sesuai desain menjadi faktor selanjutnya yang menjadi penyebab kecacatan pada proses produksi. Kemudian, dilanjutkan dengan memasang aksesoris sesuai dengan desain dan membuat plat menjadi tiang dan kolom.
3. Diagram Pareto
Diagram Pareto digunakan untuk membandingkan berbagai kategori faktor masalah keterlambatan pengiriman yang disusun menurut ukurannya untuk menentukan pentingnya atau prioritas kategori kejadian-kejadian atau sebab-sebab kejadian yang akan dianalisis.
Gambar 4.11. Diagram Pareto Faktor Kecacatan Produk pada Proses Produksi November - Desember 2014
Sumber: data primer, diolah
Berdasarkan gambar 4.11. diagram pareto diatas dapat dilihat bahwa faktor masalah kecacatan produk pada proses produksi yang paling banyak atau dominan adalah mengelas profil yang dirakit dan memasang hidrolis.
Oleh karena itu, perbaikan pada faktor tersebut perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan perbaikan pada faktor-faktor lainnya.
0
4. Diagram Sebab Akibat
Untuk mencari unsur penyebab yang diduga dapat menimbulkan masalah. Berkaitan dengan pengendalian proses statistikal, diagram sebab-akibat dipergunakan untuk menunjukkan faktor-faktor penyebab (sebab) dan karakteristik kualitas (akibat) yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab tersebut :
Gambar 4.12. Skema penyebab Faktor Kecacatan Produk pada Proses Produksi November - Desember 2014
Sumber: data primer, diolah
Berdasarkan gambar 4.12. menunjukkan ada beberapa faktor yang menyebabkan kecacatan produk pada proses produksi di PT. Surya Putra Barutama yaitu manusia, material, dan proses. Faktor manusia karena skill yang masih kurang sehingga menyebabkan kurang terampil dan teliti. Selanjutnya adalah faktor material di mana komposisi bahan yang tidak sesuai sehingga menyebabkan warna cat tidak sesuai dengan pesanan pelanggan. Kemudian faktor yang terakhir adalah proses yang disebabkan cara pengecatan, pemasangan aksesoris dan pengelasan.
Manusia Skill yang masih kurang
Material
Proses
Komposisi bahan yang tidak sesuai
Proses pengerjaan yang tidak tepat
Gambar 4.13. Diagram Sebab Akibat Faktor Kecacatan Produk pada Proses Produksi November - Desember 2014
Sumber: data primer, diolah
5. Fishbone Diagram
Diagram tulang ikan atau yang sering disebut dengan fish bone diagram ialah suatu diagram yang memperlihatkan semua faktor yang dapat menyebabkan suatu masalah. Pembuatan diagram ini dilakukan dengan menggunakan prinsip-prinsip brainstorming. Dalam penelitian ini faktor yang digunakan terdiri dari manusia, proses, dan material. Pada diagram Fishbone ini akan digambarkan mengenai solusi bagi perusahaan dalam menghadapi faktor kecacatan produk pada proses produksi.
Gambar 4.14. Diagram Fishbone
Sumber: data primer, diolah
Berdasarkan gambar 4.14 menunjukkan untuk faktor manusia penyebab terjadinya kecacatan produk karena tidak ada pelatihan bagi karyawan baru.
Sedangkan penyebab dari aspek proses karena PT. Surya Putra Barutama tidak memiliki panduan mengenai cara pengecatan, pemasangan aksesoris, dan pemasangan. Untuk penyebab dari aspek material sehingga terjadi kecacatan produk pada proses produksi karena seringkali tidak dilakukan tester terlebih dahulu terutama ketika melakukan pencampuran warna cat, sehingga menyebabkan warna cat tidak sesuai dengan pesanan pelanggan. Selain itu, tidak ada pengecekan terhadap kualitas bahan dari pemasok.
4.3. Pembahasan
Tabel 4.4. Implementasi Supply Chain Management Practices di PT Surya Putra Barutama
Kriteria kualitas dalam memilih pemasok V Memecahkan masalah bersama dengan
Meneliti harapan konsumen di masa depan V Konsumen difasilitasi lebih mudah ketika
Information quality Proses penyampaian informasi secara akurat mengenai order kepada bagian produksi
V
Informasi tepat waktu dan relevan V Internal learn
Menggunakan sistem produksi “pull” V Pemasok ditekan untuk memperpendek V
Dimensi Supply Chain Management Practices
Indikator Ya Tidak
waktu pengiriman
Structural iniative Bentuk formalisasi supply chain V Sumber daya yang menunjang supply
chain
V
Total Jawaban 9 8
Sumber: data primer, diolah
Berdasarkan tabel 4.4. menunjukkan PT Surya Putra Barutama menerapkan beberapa indikator dalam dimensi supply chain management Practices, namun masih ada beberapa indikator yang belum diterapkan. Dimensi information quality paling banyak diterapkan dalam supply chain management practices. Tidak adanya penerapan strategi menjalin hubungan dengan pemasok yang berkaitan dengan memecahkan masalah bersama dengan pemasok, menolong pemasok meningkatkan kualitas produk mereka, dan melibatkan pemasok utama dalam aktivitas perencanaan dan goal setting serta secara aktif melibatkan pemasok utama dalam proses pengembangan produk baru dapat menyebabkan masalah terjadinya komposisi bahan yang tidak sesuai. Oleh karena itu, ke depannya perusahaan dapat memecahkan masalah bersama dengan pemasok, menolong pemasok meningkatkan kualitas produknya sehingga sesuai dengan kebutuhan pemasok, dan melibatkan pemasok utama dalam proses pengembangan produk baru.
Berdasarkan tabel 4.3. menunjukkan dalam menjalin hubungan dengan konsumen, PT Surya Putra Barutama tidak melibatkan konsumen untuk menetapkan standar keandalan produk dan meneliti harapan konsumen di masa depan. Hal ini tentu dapat menyebabkan produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan keinginan konsumen karena yang mengetahui standar kualitas adalah konsumen, misalnya bagaimana standar ketebalan cat yang seharusnya dan pemasangan aksesoris yang benar. Selain itu, dengan tidak melakukan penelitian
terhadap harapan konsumen di masa depan akan menyebabkan perusahaan kesulitan dalam melakukan perencanaan dan pengembangan produk.
Berkaitan dengan dimensi internal learn practices, hasil penelitian menunjukkan PT Surya Putra Barutama tidak secara kontinu mengadakan program pengembangan kualitas, tidak menggunakan sistem produksi “pull”. Ke depannya perusahaan perlu memiliki program pengembangan kualitas yang terencana dan tersusun sistematis, namun harus diikuti dengan peningkagtan skill yang dimiliki oleh karyawan dengan melakukan pelatihan dan pengembangan.
Sehingga karyawan memiliki skill yang handal dan mendukung pengembangan kualitas yang dilakukan perusahaan. Untuk penggunaan sistem persediaan yang digunakan adalah sistem push, sehingga perusahaan memiliki beberapa bahan persediaan untuk proses produksi dan tidak harus menunggu seluruh bahan dari pemasok. Hal ini dapat meminimalkan terjadinya keterlambatan dalam proses produksi.
Berdasarkan analisis seven tools untuk delivery menunjukkan faktor keterlambatan pengiriman barang ke pelanggan paling banyak disebabkan menunggu sopir datang. Hal ini dikarenakan PT Surya Putra Barutama tidak menetapkan standar berapa lama waktu pengiriman dan melakukan estimasi waktu sopir harus kembali. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan waktu estimasi pengiriman dan menentukan estimasi waktu sopir harus kembali sehingga tidak mengganggu proses pengiriman barang selanjutnya.
Heizer dan Render (2000, p.434) manajemen rantai pasokan (supply chain management) adalah pengintegrasian aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan menjadi barang setengah jadi dan produk akhir, serta pengiriman ke pelanggan. Dengan demikian proses pengiriman barang ke pelanggan termasuk dalam aktivitas supply chain management. Oleh karena itu, masih adnaya keterlambatan dalam pengiriman barang menunjukkan pelaksanaan supply chain management di PT Surya Putra Barutama masih belum berjalan dengan baik.
Berkaitan dengan kualitas menunjukkan kecacatan dalam proses produksi paling banyak disebabkan mengelas profil yang dirakit dan memasang hidrolis.
Setelah itu, ketika melakukan finishing dan pengecatan sesuai desain menjadi faktor selanjutnya yang menjadi penyebab kecacatan pada proses produksi.
Kemudian, dilanjutkan dengan memasang aksesoris sesuai dengan desain dan membuat plat menjadi tiang dan kolom. Oleh karena itu, dengan menggunakan diagram Fishbone dapat diambil solusi dalam mencegah permasalahn tersebut, misalnya dengan melakukan pelatihan dan pengawasan. Sedangkan untuk permasalahan yang terkait dengan komposisi bahan cat yang tidak sesuai sehingga tidak sesuai dengan warna yang diinginkan pelanggan maka perusahaan dapat melakukan tester warna terlebih dahulu.