BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
4. Analisis Shift Share
Analisis Shift Share digunakan untuk mengetahui perubahan dan pergeseran struktur ekonomi Kabupaten Soppeng di kaitkan dengan perekonomian daerah yang menjadi referensi, yaitu Provinsi Sulawesi Selatan. Bila daerah memperoleh kemajuan sesuai dengan kedudukannya dalam perekonomian nasional, maka dapat ditemukan adanya shift (pergeseran) pembangunan perekonomian daerah.
Sektor-sektor Kabupaten soppeng akan dibandingkan dengan laju pertumbuhan perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan. Kemudian dilakukan analisis terhadap penyimpangan yang terjadi dari hasil tersebut. Apabila positif, maka di katakan keunggulan kompetitif dalam suatu sektor.
Analisis Shift Share dalam penelitian ini menggunakan data PDRB untuk menguraikan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Soppeng. Perubahan nilai tambah sektor tertentu dalam PDRB Kabupaten Soppeng merupakan penjumlahan dari Komponen pertumbuhan Provinsi (PN), komponen pertumbuhan proporsional (PP), dan komponen daya saing wilayah (PPW) .
Tabel 4.5
PDRB dan Rasio PDRB Kabupaten Soppeng Menurut Lapangan Usaha AtasDasar Harga Konstan Tahun 2012 dan 2016
Kab Soppeng (juta Rp) Prov Sul-Sel (miliaran Rp) Tahun 2012 Tahun 2016 Tahun 2012 Tahun 2016
Ratio Soppe ng (ri) Ratio Sulsel (Ri) Ratio Agre (Ra) Lapangan usaha
(Yij) (Y'ij) (Yi) (Y'i) Y’ij/Yij Y’i/Yi Y’/Y
Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan 1,291,905.6 1,617,206.5 44,263.48 58,438.33 1.25 1.32 1.33 Pertambangan dan Penggalian 129,061.0 175,714.5 12,529.94 15,955.67 1.36 1.27 1.33 Industri Pengolahan 379,561.4 564,498.3 27,966.15 38,454.81 1.49 1.38 1.33 Pengadaan Listrik dan Gas 5,436.4 7,244.9 184.89 256.98 1.33 1.39 1.33 Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah & Daur Ulang 2,807.3 3,155.1 280.14 319.33 1.12 1.14 1.33 Konstruksi (Bangunan) 540,015.7 670,755.9 23,541.78 31,989.28 1.24 1.36 1.33 Perdagangan Besar dan Eceran,
Reparasi Mobil & Sepeda Motor 589,745.1 788,531.9 28,154.86 38,360.68 1.34 1.36 1.33 Transportasi dan Pergudangan 116,983.5 165,273.7 7,947.99 9,858.87 1.41 1.24 1.33 Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum 65,294.3 86,675.1 2,766.98 3,655.58 1.33 1.32 1.33 Informasi dan Komunikasi 139,875.2 201,083.8 12,069.61 16,989.31 1.44 1.41 1.33 Jasa Keuangan dan Asuransi 123,326.8 169,524.7 7,003.93 9,842.96 1.37 1.41 1.33 Real Estate 203,527.6 280,586.9 7,278.88 9,783.67 1.38 1.34 1.33 Jasa Perusahaan 8,681.2 12,291.8 876.38 1,142.99 1.42 1.30 1.33 Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jamsosi Wajib 315,328.1 351,264.3 9,986.73 11,217.00 1.11 1.12 1.33 Jasa Pendidikan 240,753.9 317,755.9 11,064.39 14,295.97 1.32 1.29 1.33 Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial 76,900.1 103,499.8 3,714.89 5,254.63 1.35 1.41 1.33 Jasa Lainnya 30,347.1 38,990.8 2,553.58 3,522.50 1.28 1.38 1.33
PDRB ADHK 4,259,550.30 5,554,053.9 202,184.60 269,338.56
Sumber: Data di olah, 2018
Berdasarkan hasil perhitungan pada table 4.5 menunjukkan bahwa, pada tahun 2012-2016, rasio PDRB Kabupaten Soppeng hampir semuanya memiliki nilai di atas rasio PDRB agregat, kecuali sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan; pengadaan air, pengolahan sampah, limbah dan daur ulang; kontstruksi; administrasi, pemerintahan, pertahanan dan jamsos wajib; jasa pendidikan; dan jasa lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa hampir semua sektor ekonomi di kabupaten Soppeng memiliki daya saing kuat. Sedangkan sektor yang memiliki nilai rasio PDRB di bawah rasio agregat, mempunyai daya saing yang lemah Kemudian apabila di bandingkan dengan Rasio Sulawesi Selatan (Ri) dengan rasio agregat, menunjukkan bahwa beberapa
sektor memiliki pertumbuhan yang cepat yaitu industri pengolahan; pengadaan listrik dan gas; konstruksi; perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor; informasi dan komunikasi; jasa keuangan dan komunikasi; jasa keuangan dan asuransi; real estate; jasa kesehatan dan kegiatan social; jasa lainnya.
Tabel 4.6
Komponen Perubahan PDRB Kabupaten Soppeng Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012 dan 2016
Kab Soppeng (jutaan Rp) Komponen Perubahan Tahun 2012 Tahun 2016 Perubahan (∆Y) PN PP PPW Pergeseran Bersih Lapangan usaha
(Yij) (Y'ij) (Y'ij)-(Yij) Yij (Ra-1) Yij(Ri-Ra) Yij(ri-Ri) PB=PP+PPW
Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan 1,291,905.6 1,617,206.5 325,300.9 429,095.9 (15,378.56) (88,416.41) (103,794.97) Pertambangan dan
Penggalian 129,061.0 175,714.5 46,653.5 42,866.6 (7,580.82) 11,367.77 3,786.95 Industri Pengolahan 379,561.4 564,498.3 184,936.9 126,068.2 16,285.69 42,583.00 58,868.69 Pengadaan Listrik dan Gas 5,436.4 7,244.9 1,808.5 1,805.7 314.04 (311.19) 2.84 Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah,
Limbah & Daur Ulang 2,807.3 3,155.1 347.8 932.4 (539.70) (44.93) (584.62) Konstruksi (Bangunan) 540,015.7 670,755.9 130,740.2 179,361.8 14,412.11 (63,033.70) (48,621.59) Perdagangan Besar dan
Eceran, Reparasi Mobil & Sepeda Motor 589,745.1 788,531.9 198,786.8 195,879.0 17,896.96 (14,989.16) 2,907.79 Transportasi dan Pergudangan 116,983.5 165,273.7 48,290.2 38,855.1 (10,729.58) 20,164.67 9,435.09 Penyediaan Akomodasi
dan Makan Minum 65,294.3 86,675.1 21,380.8 21,687.0 (718.07) 411.90 (306.17) Informasi dan Komunikasi 139,875.2 201,083.8 61,208.6 46,458.4 10,556.20 4,194.00 14,750.20 Jasa Keuangan dan
Asuransi 123,326.8 169,524.7 46,197.9 40,962.0 9,028.30 (3,792.39) 5,235.91 Real Estate 203,527.6 280,586.9 77,059.3 67,600.0 2,437.38 7,021.89 9,459.27 Jasa Perusahaan 8,681.2 12,291.8 3,610.6 2,883.4 (242.42) 969.63 727.21 Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jamsosi
Wajib 315,328.1 351,264.3 35,936.2 104,733.6 (65,888.23) (2,909.22) (68,797.45) Jasa Pendidikan 240,753.9 317,755.9 77,002.0 79,964.4 (9,647.37) 6,684.93 (2,962.44) Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial 76,900.1 103,499.8 26,599.7 25,541.7 6,331.66 (5,273.70) 1,057.96 Jasa Lainnya 30,347.1 38,990.8 8,643.7 10,079.5 1,435.24 (2,871.08) (1,435.84)
PDRB ADHK 4,259,550.30 5,554,053.9 1,294,503.6 1,414,774.8 (32,027.17) (88,244.00) (120,271.17)
Sumber: Data di olah,hasil analisis dari table 4.5, 2018 Angka dalam kurung () pertanda negatif (-)
Berdasarkan hasil perhitungan Tabel 4.6, menunjukkan bahwa ada 3 sektor ekonomi yang memiliki pertumbuhan yang cepat dan daya saing yang cepat adalah industri pengolahan; informasi dan komunikasi; dan real estate,
sektor ekonomi yang memiliki pertumbuhan paling cepat dan daya saing yang cepat adalah industri pengolahan yang menunjukkan perubahan PDRB sebesar Rp. 184,936.9 juta. Yang dapat didistribusikan ke dalam tiga komponen pertumbuhan yaitu: Rp. 126,068.2 juta sebagai akibat dari
komponen pertumbuhan provinsi (PN), Rp. 16,285.69juta merupakan akibat
dari komponen proporsional (PP) dan Rp.42,583.00 juta merupakan akibat dari komponen pertumbuhan daya saing wilayah (PPW). Pergeseran bersih yang di timbulkan sebagai akibat dari komponen pertumbuhan proporsional dan komponen pertumbuhan daya saing wilayah sektor industri pengolahan adalah sebesar Rp.58,868.69 . Hal ini menunjukkan bahwa secara umum pertumbuhan ekonomi d kabupaten Soppeng termasuk dalam kelompok non progresif (lambat).
Tabel 4.7
Perubahan Dan Persentase Perubahan PDRB Kabupaten Soppeng Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012 Dan 2016
Kab Soppeng (jutaan Rp) Perubahan PDRB Komponen Perubahan (%) Tahun 2012 Tahun 2016 Jumlah
Lapangan usaha
(Yij) (Y'ij) (Y'ij)-(Yij) % PN PP PPW
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan 1,291,905.6 1,617,206.5 325,300.90 25.18 33.21 (1.19) (6.84) Pertambangan dan Penggalian 129,061.0 175,714.5 46,653.50 36.15 33.21 (5.87) 8.81 Industri Pengolahan 379,561.4 564,498.3 184,936.90 48.72 33.21 4.29 11.22
Pengadaan Listrik dan Gas 5,436.4 7,244.9 1,808.50 33.27 33.21 5.78 (5.72) Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah & Daur Ulang 2,807.3 3,155.1 347.80 12.39 33.21 (19.22) (1.60) Konstruksi (Bangunan) 540,015.7 670,755.9 130,740.20 24.21 33.21 2.67 (11.67) Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi
Mobil & Sepeda Motor 589,745.1 788,531.9 198,786.80 33.71 33.21 3.03 (2.54) Transportasi dan Pergudangan 116,983.5 165,273.7 48,290.20 41.28 33.21 (9.17) 17.24 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 65,294.3 86,675.1 21,380.80 32.75 33.21 (1.10) 0.63 Informasi dan Komunikasi 139,875.2 201,083.8 61,208.60 43.76 33.21 7.55 3.00
Jasa Keuangan dan Asuransi 123,326.8 169,524.7 46,197.90 37.46 33.21 7.32 (3.08) Real Estate 203,527.6 280,586.9 77,059.30 37.86 33.21 1.20 3.45
Jasa Perusahaan 8,681.2 12,291.8 3,610.60 41.59 33.21 (2.79) 11.17 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jamsosi Wajib 315,328.1 351,264.3 35,936.20 11.40 33.21 (20.90) (0.92) Jasa Pendidikan 240,753.9 317,755.9 77,002.00 31.98 33.21 (4.01) 2.78 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 76,900.1 103,499.8 26,599.70 34.59 33.21 8.23 (6.86) Jasa Lainnya 30,347.1 38,990.8 8,643.70 28.48 33.21 4.73 (9.46)
PDRB ADHK 4,259,550.30 5,554,053.9 1,294,503.60
Sumber: Data di olah,hasil analisis dari table 4.6, 2018 Angka dalam kurung () pertanda negatif (-)
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.7, menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi pada setiap komponen pertumbuhan dalam pembentukan PDRB Kabupaten Soppeng. Sektor ekonomi yang memiliki pertumbuhan yang cepat dan daya saing yang cepat adalah sektor industri pengolahan dengan persentase pertumbuhan PDRB, yaitu sebesar 48.72 persen, di distribusikan ke dalam pertumbuhan provinsi (PN) sebesar 33.21 persen, pertumbuhan proporsional (PP) sebesar 4.29 persen, dan pertumbuhan daya saing wilayah (PPW) sebesar 11.22 persen.
Adapun sektor informasi dan komunikasi dengan persentase pertumbuhan PDRB, yaitu sebesar 43.76 persen, di distribusikan ke dalam pertumbuhan provinsi (PN) sebesar 33.21 persen, pertumbuhan proporsional (PP) sebesar 7.55 persen, dan pertumbuhan daya saing wilayah (PPW) sebesar 3.00 persen. Selain itu, sektor Real estate dengan persentase pertumbuhan PDRB, yaitu sebesar 37.86 persen, di distribusikan ke dalam pertumbuhan provinsi (PN) sebesar 33.21 persen, pertumbuhan proporsional (PP) sebesar 1.20 persen, dan pertumbuhan daya saing wilayah (PPW) sebesar 3.45 persen.
Tabel 4.8
Komponen Perubahan dan Kenaikan aktual PDRB Kabupaten Soppeng Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2010 pada Tahun
2012-2016
Komponen Perubahan (%) BersihEfek Lapangan Usaha/ Sektor
PN PP PPW (%)
Kenaika n Aktual
(%)
Rangking
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan 33.21 (1.19) (6.84) (8.03) 25.18 14 Pertambangan dan Penggalian 33.21 (5.87) 8.81 2.93 36.15 7 Industri Pengolahan 33.21 4.29 11.22 15.51 48.72 1 Pengadaan Listrik dan Gas 33.21 5.78 (5.72) 0.05 33.27 10 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah &
Daur Ulang 33.21 (19.22) (1.60) (20.83) 12.39 16 Konstruksi (Bangunan) 33.21 2.67 (11.67) (9.00) 24.21 15 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil &
Sepeda Motor 33.21 3.03 (2.54) 0.49 33.71 9 Transportasi dan Pergudangan 33.21 (9.17) 17.24 8.07 41.28 4 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 33.21 (1.10) 0.63 (0.47) 32.75 11 Informasi dan Komunikasi 33.21 7.55 3.00 10.55 43.76 2 Jasa Keuangan dan Asuransi 33.21 7.32 (3.08) 4.25 37.46 6
Real Estate 33.21 1.20 3.45 4.65 37.86 5
Jasa Perusahaan 33.21 (2.79) 11.17 8.38 41.59 3 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jamsosi Wajib 33.21 (20.90) (0.92) (21.82) 11.40 17 Jasa Pendidikan 33.21 (4.01) 2.78 (1.23) 31.98 12 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 33.21 8.23 (6.86) 1.38 34.59 8 Jasa Lainnya 33.21 4.73 (9.46) (4.73) 28.48 13
Sumber: Data di olah,hasil analisis dari table 4.6, 2018 Angka dalam kurung () pertanda negatif (-)
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa persentase efek bersih semua sektor, maka sektor yang berpengaruh negatif yaitu sektor Pertanian, Perikanan dan Kehutanan sebesar (-8.03 persen); Pengadaan Air Pengelolaan Sampah, Limbah & Daur Ulang (-20.83 persen); Konstruksi (-9.00 persen); Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (-0.47 persen); Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jamsosi Wajib 21.82 persen); Jasa Pendidikan 1.23 persen); dan Jasa Lainnya (-4.73 persen). Sedangkan jika di rangking berdasarkan persentase kenaikan aktual, maka sektor industri pengolahan mendapat rangking pertama dan yang mendapat rangking terakhir adalah sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan sosial Wajib sebesar 11.40 persen. Selanjutnya
komposisi sektor ekonomi menurut indikator PDRB dapat dilihat melalui empat kuadran berikut :
Tabel 4.9
Analisis Kuadran Pertumbuhan Proporsional (PP) Dan Pertumbuhan Daya Saing Wilayah (PPW)
KUADRAN I (pp + dan PPW +) Pertumbuhan pesat
Industri Pengolahan Informasi dan Komunikasi Real Estate
KUADRAN II (PP – dan PPW +) Berkembang
Pengadaan Listrik dan Gas Perdagangan Besar dan Eceran,
Reparasi Mobil & Sepeda Motor Jasa Keuangan dan Asuransi Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial Jasa Lainnya
KUADRAN III (PP – dan PPW –) Terbelakang
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah & Daur Ulang
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jamsosi Wajib
KUADRAN IV (PP + dan PPW - ) Cenderung berpotensi
Pertambangan dan Penggalian Konstruksi (Bangunan)
Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum Jasa Perusahaan Jasa Pendidikan
Sumber: Data di olah, 2018
Berdasarkan analisis Kuadran pada tabel 4.9, menunjukkan bahwa pada kuadran I (PP positif dan PPW positif), artinya sektor industri pengolahan, informasi dan komunikasi, dan sektor real estate memiliki pertumbuhan yang cepat dengan daya saing yang cepat. Pada Kuadran II ( PP positif dan PPW negatif), terlihat bahwa ada 5 sektor, yaitu sektor Pengadaan Listrik dan Gas; Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil & Sepeda Motor; Jasa Keuangan dan Asuransi; Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; Jasa
Lainnya. Hal tersebut berarti kelima sektor tersebut memiliki kecepatan pertumbuhan yang tertekan, namun berkembang. Sektor tersebut di kategorikan memiliki laju pertumbuhan yang cepat, namun sektor tersebut tidak dapat bersaing dengan sektor ekonomi dari wilyah lain.
Pada kuadran III (PP dan PPW negatif), terdapat 3 sektor, yaitu sektor Pertanian, Perikanan dan Kehutanan; Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah & Daur Ulang; Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jamsosi Wajib. Hal tersebut berarti peran terhadap wilayah rendah dan daya saing yang lemah. Sektor tersebut di kategorikan memiliki laju pertumbuhan yang tertekan dan tidak memiliki daya saing.
Pada Kuadran IV (PP negative dan PPW positif), terdapat 6 sektor, yaitu sektor Pertambangan dan Penggalian; Konstruksi (Bangunan); Transportasi dan Pergudangan; Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; Jasa Perusahaan; Jasa Pendidikan. Hal tersebut berarti bahwa sektor tersebut memiliki kecenderungan sektor tertekan tapi berpotensi. Sektor-sektor ini memiliki tingkat daya saing yang tinggi namun laju pertumbuhan yang lambat.