15 16 17 18 19 20 0 10 20 30 40
Lama penyimpanan (hari)
TPT (%brix)
Tanpa bahan pelapis,Tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE
TPT pada penyimpanan suhu 150C
13 14 15 16 17 18 19 20 0 10 20 30 40
Lama penyimpanan (hari)
TPT (%brix)
Tanpa bahan pelapis,Tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE
TPT pada penyimpanan suhu ruang
13 14 15 16 17 18 19 0 10 20 30 40
Lama penyimpanan (hari)
TPT (%brix)
Tanpa bahan pelapis,Tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan
Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan
Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE
Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE
Gambar 11. Laju perubahan total padatan terlarut daging buah manggis selama
penyimpanan.
Pada penelitian ini data menunjukkan pada suhu penyimpanan 10
0C dan
suhu 15
0C total padatan terlarut dalam batas yang normal. Total padatan terlarut
terendah pada suhu 10
0C selama 30 penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan
pelapis kitosan, tanpa dikemas yaitu sebesar 16.13
0brix, sedangkan penyimpanan
selama 40 hari mutu tidak dapat diukur karena rusak. Total padatan terlarut
terendah pada suhu 15
0C selama 40 penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan
pelapis lilin komersil tanpa dikemas yaitu sebesar 13.66
0brix, sedangkan pada
perlakuan tanpa bahan pelapis dan tanpa dikemas plastik nutu tidak diukur karena
rusak. Total padatan terlarut terendah pada suhu ruang selama 20 penyimpanan
diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin lebah tanpa dikemas yaitu sebesar
15.36
0brix, sedangkan pada penyimpanan selama 30 hari untuk perlakuan tanpa
dikemas plastik mutu tidak diukur karena rusak.
Total padatan terlarut akan meningkat dengan cepat ketika buah
mengalami pematangan dan akan terus menurun seiring dengan lama
penyimpanan. Penurunan total padatan terlarut selama penyimpanan disebabkan
kadar gula- gula sederhana yang mengalami perubahan menjadi alkohol, aldehida
dan asam amino (Winarno dan Aman, 1981).
Daryono dan Sosrodiharjo (1986), berdasarkan hasil penelitian Kawamata
(1977) ditemukan kandungan gula utama buah manggis adalah dalam bentuk
fruktosa, glukosa dan sukrosa. Dikemukakan pula bahwa hampir seluruh total
padatan terlarut yang dikandung cairan daging buah manggis adalah dalam bentuk
fruktosa, glukosa dan sukrosa.
Kadar Air
Hasil sidik ragam pada Lampiran 17 terlihat bahwa perlakuan bahan
pelapis berpengaruh nyata pada 10, 20 dan 40 hari penyimpanan. Perlakuan
kemasan berpengaruh nyata pada 10 dan 20 hari penyimpanan. Perlakuan suhu
penyimpanan berpengaruh nyata pada 10 dan 30 hari penyimpanan. Interaksi
perlakuan bahan pelapis dengan suhu penyimpanan berpengaruh nyata pada 10,
20 dan 30 hari penyimpanan.
Interaksi perlakuan bahan pelapis dengan kemasan berpengaruh nyata
pada 10 dan 20 hari penyimpanan. Interaksi perlakuan kemasan dengan suhu
penyimpanan berpengaruh nyata pada 10 dan 30 hari penyimpanan. Interaksi
perlakuan bahan pelapis, kemasan dengan suhu penyimpanan berpengaruh nyata
pada 10, 20 dan 30 hari penyimpanan.
Hasil uji lanjut pada Lampiran 18 memperlihatkan bahwa pada 10 hari
penyimpanan perlakuan bahan pelapis kitosan menghasilkan nilai kadar air
terendah, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin
komersil. Pada 20 hari penyimpanan perlakuan bahan pelapis kitosan
menghasilkan nilai kadar air terendah, sedangkan tertinggi diperoleh dari
perlakuan tanpa bahan pelapis. Pada 40 hari penyimpanan perlakuan bahan
pelapis lilin lebah menghasilkan nilai kadar air terendah, sedangkan tertinggi
diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin komersil. Pada 10 dan 20 hari
penyimpanan perlakuan tanpa kemasan menghasilkan nilai kadar air terendah dan
berbeda nyata dengan perlakuan kemasan plastik PE. Penggunaan suhu
penyimpanan 15
0C dan suhu ruang pada 10 hari penyimpanan menghasilkan nilai
kadar air terendah dan berbeda nyata dengan suhu 10
0C. Perlakuan suhu
penyimpanan 10
0C pada 30 hari penyimpanan menghasilkan nilai kadar air
terendah dan berbeda nyata dengan suhu penyimpanan 15
0C.
Interaksi perlakuan bahan pelapis kitosan dengan tanpa dikemas pada 10
hari penyimpanan menghasilkan nilai kadar air terendah, sedangkan tertinggi
diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin komersil yang dikemas plastik PE.
Pada 20 hari penyimpanan interaksi perlakuan bahan pelapis kitosan tanpa
dikemas menghasilkan nilai kadar air yang terendah, sedangkan tertinggi
diperoleh dari perlakuan tanpa bahan pelapis tanpa dikemas.Interaksi perlakuan
bahan pelapis kitosan dengan suhu penyimpanan 15
0C selama 10 hari
penyimpanan menghasilkan nilai kadar air terendah, sedangkan tertinggi diperoleh
dari perlakuan tanpa bahan pelapis yang disimpan pada suhu 10
0C.
Interaksi perlakuan bahan pelapis kitosan dengan suhu penyimpanan 15
0C
selama 20 hari penyimpanan menghasilkan nilai kadar air terendah, sedangkan
tertinggi diperoleh dari perlakuan tanpa bahan pelapis yang disimpan suhu 15
0C.
Interaksi perlakuan tanpa bahan pelapis dengan suhu penyimpanan 10
0C selama
30 hari penyimpanan menghasilkan nilai kadar air terendah, sedangkan tertinggi
diperoleh dari perlakuan tanpa bahan pelapis yang disimpan suhu 15
0C.
Interaksi perlakuan kemasan plastik PE dengan suhu 15
0C setelah 10 hari
penyimpanan menghasilkan nilai kadar air terendah, sedangkan tertinggi diperoleh
dari perlakuan kemasan plastik PE yang disimpan pada suhu 10
0C. Pada 20 hari
penyimpanan interaksi perlakuan kemasan plastik PE dengan suhu penyimpanan
10
0C menghasilkan nilai kadar air terendah, sedangkan tertinggi diperoleh dari
perlakuan kemasan plastik PE yang disimpan pada suhu 15
0C.
Interaksi perlakuan tanpa bahan pelapis dengan kemasan plastik PE pada
suhu 15
0C setelah 10 hari penyimpanan menghasilkan nilai kadar air terendah,
sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin komersil yang
dikemas plastik PE dan disimpan pada suhu 15
0C. Interaksi perlakuan bahan
pelapis kitosan tanpa dikemas pada suhu 10
0C setelah 20 hari penyimpanan
menghasilkan nilai kadar air terendah, sedangkan tertinggi diperoleh dari
perlakuan bahan pelapis kitosan tanpa dikemas dan disimpan pada suhu ruang.
Interaksi perlakuan bahan pelapis lilin komersil, kemasan plastik PE pada suhu
10
0C setelah 30 hari penyimpanan menghasilkan nilai kadar air terendah,
sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin komersil,
kemasan plastik PE dan disimpan pada suhu 15
0C. Laju perubahan kadar air
daging buah manggis selama penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 12.
Kadar air daging buah terendah pada suhu 10
0C selama 30 penyimpanan
diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin komersil, kemasan plastik PE yaitu
sebesar 80.83%, sedangkan penyimpanan selama 40 hari mutu tidak diukur karena
rusak. Kadar air daging buah terendah pada suhu 15
0C selama 40 penyimpanan
diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin lebah, kemasan plastik PE yaitu
sebesar 81.54%, sedangkan pada perlakuan tanpa bahan pelapis dan tanpa
dikemas plastik nutu tidak diukur karena rusak . Kadar air daging buah terendah
pada suhu ruang selama 20 penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis
kitosan, kemasan plastik PE yaitu sebesar 80.45%, sedangkan pada penyimpanan
selama 30 hari untuk perlakuan tanpa dikemas plastik mutu tidak diukur karena
rusak .
Kadar air daging buah manggis selama penyimpanan untuk semua
perlakuan mengalami perubahan yang tidak tetap, namun secara umum kadar air
daging buah cenderung meningkat. Suyanti et al. (1999), kandungan air pada buah
manggis meningkat selama penyimpanan. Peningkatan kadar air daging buah
selain disebabkan oleh proses penuaan buah, juga diduga terjadi karena selama
penyimpanan tingkat kandungan air dari hasil proses respirasi lebih besar dari laju
kehilangan air. Tingginya laju respirasi akan menyebabkan semakin banyak air
yang dihasilkan dari proses respirasi tersebut.
Kadar air daging buah pada penyimpanan suhu 100C 78 79 80 81 82 83 84 85 86 0 10 20 30 40
Lama penyimpanan (hari)
Kadar air daging buah (%)
Tanpa bahan pelapis,Tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE
Kadar air daging buah pada penyimpanan suhu 150C
78 79 80 81 82 83 84 85 86 0 10 20 30 40
Lama penyimpanan (hari)
Kadar air daging buah (%)
Tanpa bahan pelapis,Tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE
Kadar air daging buah pada penyimpanan suhu ruang
79 80 81 82 83 84 85 86 0 10 20 30 40
Lama penyimpanan (hari)
Kadar air daging buah (%)
Tanpa bahan pelapis,Tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE
Gambar 12. Laju perubahan kadar air daging buah manggis selama penyimpanan.
Total Asam
Hasil sidik ragam pada Lampiran 19 terlihat bahwa perlakuan bahan
pelapis berpengaruh nyata pada 10, 20, 30 dan 40 hari penyimpanan. Perlakuan
kemasan dan suhu penyimpanan berpengaruh nyata pada 10, 20 dan 30 hari
penyimpanan. Interaksi perlakuan bahan pelapis dengan kemasan berpengaruh
nyata pada 10, 20, 30 dan 40 hari penyimpanan. Interaksi perlakuan bahan
pelapis dengan suhu penyimpanan, interaksi perlakuan kemasan dengan suhu
penyimpanan dan interaksi perlakuan bahan pelapis, kemasan dan suhu
penyimpanan berpengaruh nyata pada 10, 20 dan 30 penyimpanan.
Hasil uji lanjut pada Lampiran 20 memperlihatkan bahwa total asam
terendah karena pengaruh perlakuan bahan pelapis pada 10 hari penyimpanan
diperoleh dari perlakuan tanpa bahan pelapis, sedangkan tertinggi diperoleh dari
perlakuan bahan pelapis lilin komersil. Total asam terendah pada 20 hari
penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis kitosan, sedangkan tertinggi
diperoleh dari perlakuan tanpa bahan pelapis. Total asam terendah pada 30 hari
penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin komersil, sedangkan
tertinggi diperoleh dari perlakuan tanpa bahan pelapis. Total asam terendah pada
40 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan tanpa bahan pelapis, sedangkan
tertinggi diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin lebah.
Total asam terendah karena pengaruh perlakuan kemasan pada 10 dan 20
hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan tanpa dikemas, sedangkan tertinggi
diperoleh dari perlakuan kemasan plastik PE. Total asam terendah pada 30 hari
penyimpanan diperoleh dari perlakuan kemasan plastik PE sedangkan tertinggi
diperoleh dari perlakuan tanpa dikemas.
Total asam terendah karena pengaruh perlakuan suhu penyimpanan pada
10 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan suhu ruang, sedangkan tertinggi
diperoleh dari suhu penyimpanan 10
0C. Total asam terendah pada 20 hari
penyimpanan diperoleh dari perlakuan suhu ruang, sedangkan tertinggi diperoleh
dari perlakuan suhu penyimpanan 15
0C. Total asam terend ah pada 30 hari
penyimpanan diperoleh dari perlakuan suhu penyimpanan 10
0C, sedangkan
tertinggi diperoleh dari perlakuan suhu penyimpanan 15
0C.
Total asam terendah karena pengaruh interaksi perlakuan bahan pelapis
dengan kemasan pada 10 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan tanpa bahan
pelapis yang dikemas plastik PE, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan
bahan pelapis lilin komersil yang dikemas plastik PE. Total asam terendah pada
20 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis kitosan tanpa
dikemas, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin
komersil yang dikemas plastik PE. Total asam terendah pada 30 hari penyimpanan
diperoleh dari perlakuan bahan pelapis kitosan yang dikemas plastik PE,
sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan tanpa bahan pelapis tanpa dikemas
plastik PE. Total asam terendah pada 40 hari penyimpanan diperoleh dari
perlakuan bahan pelapis kitosan tanpa dikemas, sedangkan tertinggi diperoleh dari
perlakuan bahan pelapis lilin lebah tanpa dikemas.
Total asam terendah karena pengaruh interaksi perlakuan bahan pelapis
dengan suhu penyimpanan pada 10 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan
tanpa bahan pelapis yang disimpan pada suhu ruang, sedangkan tertinggi
diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin komersil yang disimpan pada suhu
15
0C. Total asam terendah pada 20 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan
bahan pelapis kitosan pada suhu 10
0C, sedangkan tertinggi diperoleh dari
perlakuan bahan pelapis lilin lebah pada suhu 15
0C. Total asam terendah pada 30
hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis kitosan pada suhu 15
0C,
sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan tanpa bahan pelapis pada suhu 15
0C.
Total asam terendah karena pengaruh interaksi perlakuan kemasan dengan
suhu penyimpanan pada 20 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan tanpa
dikemas pada suhu 10
0C, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan kemasan
plastik PE pada suhu 15
0C. Total asam terendah pada 30 hari penyimpanan
diperoleh dari perlakuan kemasan plastik PE pada suhu 10
0C, sedangkan tertinggi
diperoleh dari perlakuan kemasan plastik PE pada suhu 15
0C.
Total asam terendah karena pengaruh interaksi perlakuan bahan pelapis,
kemasan dan suhu penyimpanan pada 10 hari penyimpanan diperoleh dari
perlakua n tanpa bahan pelapis, kemasan plastik PE dan disimpan pada suhu 15
0C,
sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin komersil,
kemasan plastik PE dan disimpan pada suhu 15
0C. Total asam terendah pada 20
hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis kitosan, kemasan plastik
PE dan disimpan pada suhu 10
0C, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan
bahan pelapis lilin lebah, kemasan plastik PE dan disimpan pada suhu 10
0C. Total
asam terendah pada 30 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis
kitosan, kemasan plastik PE dan disimpan pada suhu 15
0C, sedangkan tertinggi
diperoleh dari perlakuan tanpa bahan pelapis, tanpa dikemas dan disimpan pada
suhu 10
0C. Laju perubahan total asam buah manggis selama penyimpanan terlihat
pada Gambar 13.
Total asam pada penelitian ini menurun selama penyimpanan. Penurunan
total asam diduga disebabkan karena asam-asam organik dalam buah digunakan
sebagai substrat dalam respirasi buah selama proses pematangan buah. Menurut
Will et al. (1981) menyatakan bahwa asam-asam organik merupakan cadangan
energi bagi buah dan akan menurun selama peningkatan aktivitas metabolisme
pada waktu pemasakan. Asam-asam organik yang terdapat pada buah merupakan
sumber energi buah, semakin tinggi kandungan asam buah, semakin tinggi pula
ketahanan simpan buah tersebut.
Total asam pada penyimpanan suhu 100C 0.6 0.7 0.8 0.9 1 0 10 20 30 40
Lama penyimpanan (hari)
Total asam (%)
Tanpa bahan pelapis,Tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE
Total asam pada penyimpanan suhu 150C
0.6 0.7 0.8 0.9 1 0 10 20 30 40
Lama penyimpanan (hari)
Total asam (%)
Tanpa bahan pelapis,Tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE
Total asam pada penyimpanan suhu ruang
0.6 0.7 0.8 0.9 1 0 10 20 30 40
Lama penyimpanan (hari)
Total asam (%)
Tanpa bahan pelapis,Tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE
Gambar 13.Laju perubahan total asam daging buah manggis selama penyimpanan.
Pada penelitian ini data menunjukkan pada suhu penyimpanan 10
0C dan
suhu 15
0C total asam dalam batas normal. Total asam terendah pada suhu 10
0C
selama 30 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis kitosan,
kemasan plastik PE yaitu sebesar 0.72%, sedangkan penyimpanan selama 40 hari
mutu tidak diukur karena rusak . Total asam terendah pada suhu 15
0C selama 40
hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis kitosan, tanpa dikemas
yaitu sebesar 0.71%, pada perlakuan tanpa bahan pelapis dan tanpa dikemas
plastik nutu tidak diukur karena rusak. Total asam terendah pada suhu rua ng
selama 20 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis kitosan, tanpa
dikemas yaitu sebesar 0.79%, sedangkan pada penyimpanan selama 30 hari untuk
perlakuan tanpa dikemas plastik mutu tidak diukur karena rusak.
Organoleptik
Warna dan Kesegaran Kulit Buah Manggis
Hasil sidik ragam pada Lampiran 21 terlihat bahwa bahan pelapis,
kemasan dan suhu berpengaruh nyata terhadap warna kulit pada 10, 20 dan 30
hari penyimpanan. Penilaian uji organoleptik terhadap warna dan kesegaran kulit
buah manggis terliaht pada Lampiran 22.
Penilaian terhadap warna dan kesegaran kulit buah manggis pada suhu 10
0
C berkisar antara 2.3 (merah atau ungu kemerahan, tidak segar) sampai dengan
4.5 (merah atau ungu kemerahan, segar). Manggis yang disukai panelis selama 30
hari penyimpanan adalah manggis yang diberi bahan pelapis lilin komersil dan
dikemas plastik PE dengan skor nilai 3.9 (ungu, segar), sedangkan buah manggis
tanpa bahan pelapis yang dikemas plastik PE dan manggis yang diberi bahan
pelapis kitosan tanpa dikemas memiliki skor nilai terendah 2.3 (merah atau ungu
kemerahan, tidak segar).
Penilaian terhadap warna dan kesegaran kulit buah manggis pada suhu 15
0