• Tidak ada hasil yang ditemukan

15 16 17 18 19 20 0 10 20 30 40

Lama penyimpanan (hari)

TPT (%brix)

Tanpa bahan pelapis,Tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE

TPT pada penyimpanan suhu 150C

13 14 15 16 17 18 19 20 0 10 20 30 40

Lama penyimpanan (hari)

TPT (%brix)

Tanpa bahan pelapis,Tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE

TPT pada penyimpanan suhu ruang

13 14 15 16 17 18 19 0 10 20 30 40

Lama penyimpanan (hari)

TPT (%brix)

Tanpa bahan pelapis,Tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan

Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan

Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE

Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE

Gambar 11. Laju perubahan total padatan terlarut daging buah manggis selama

penyimpanan.

Pada penelitian ini data menunjukkan pada suhu penyimpanan 10

0

C dan

suhu 15

0

C total padatan terlarut dalam batas yang normal. Total padatan terlarut

terendah pada suhu 10

0

C selama 30 penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan

pelapis kitosan, tanpa dikemas yaitu sebesar 16.13

0

brix, sedangkan penyimpanan

selama 40 hari mutu tidak dapat diukur karena rusak. Total padatan terlarut

terendah pada suhu 15

0

C selama 40 penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan

pelapis lilin komersil tanpa dikemas yaitu sebesar 13.66

0

brix, sedangkan pada

perlakuan tanpa bahan pelapis dan tanpa dikemas plastik nutu tidak diukur karena

rusak. Total padatan terlarut terendah pada suhu ruang selama 20 penyimpanan

diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin lebah tanpa dikemas yaitu sebesar

15.36

0

brix, sedangkan pada penyimpanan selama 30 hari untuk perlakuan tanpa

dikemas plastik mutu tidak diukur karena rusak.

Total padatan terlarut akan meningkat dengan cepat ketika buah

mengalami pematangan dan akan terus menurun seiring dengan lama

penyimpanan. Penurunan total padatan terlarut selama penyimpanan disebabkan

kadar gula- gula sederhana yang mengalami perubahan menjadi alkohol, aldehida

dan asam amino (Winarno dan Aman, 1981).

Daryono dan Sosrodiharjo (1986), berdasarkan hasil penelitian Kawamata

(1977) ditemukan kandungan gula utama buah manggis adalah dalam bentuk

fruktosa, glukosa dan sukrosa. Dikemukakan pula bahwa hampir seluruh total

padatan terlarut yang dikandung cairan daging buah manggis adalah dalam bentuk

fruktosa, glukosa dan sukrosa.

Kadar Air

Hasil sidik ragam pada Lampiran 17 terlihat bahwa perlakuan bahan

pelapis berpengaruh nyata pada 10, 20 dan 40 hari penyimpanan. Perlakuan

kemasan berpengaruh nyata pada 10 dan 20 hari penyimpanan. Perlakuan suhu

penyimpanan berpengaruh nyata pada 10 dan 30 hari penyimpanan. Interaksi

perlakuan bahan pelapis dengan suhu penyimpanan berpengaruh nyata pada 10,

20 dan 30 hari penyimpanan.

Interaksi perlakuan bahan pelapis dengan kemasan berpengaruh nyata

pada 10 dan 20 hari penyimpanan. Interaksi perlakuan kemasan dengan suhu

penyimpanan berpengaruh nyata pada 10 dan 30 hari penyimpanan. Interaksi

perlakuan bahan pelapis, kemasan dengan suhu penyimpanan berpengaruh nyata

pada 10, 20 dan 30 hari penyimpanan.

Hasil uji lanjut pada Lampiran 18 memperlihatkan bahwa pada 10 hari

penyimpanan perlakuan bahan pelapis kitosan menghasilkan nilai kadar air

terendah, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin

komersil. Pada 20 hari penyimpanan perlakuan bahan pelapis kitosan

menghasilkan nilai kadar air terendah, sedangkan tertinggi diperoleh dari

perlakuan tanpa bahan pelapis. Pada 40 hari penyimpanan perlakuan bahan

pelapis lilin lebah menghasilkan nilai kadar air terendah, sedangkan tertinggi

diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin komersil. Pada 10 dan 20 hari

penyimpanan perlakuan tanpa kemasan menghasilkan nilai kadar air terendah dan

berbeda nyata dengan perlakuan kemasan plastik PE. Penggunaan suhu

penyimpanan 15

0

C dan suhu ruang pada 10 hari penyimpanan menghasilkan nilai

kadar air terendah dan berbeda nyata dengan suhu 10

0

C. Perlakuan suhu

penyimpanan 10

0

C pada 30 hari penyimpanan menghasilkan nilai kadar air

terendah dan berbeda nyata dengan suhu penyimpanan 15

0

C.

Interaksi perlakuan bahan pelapis kitosan dengan tanpa dikemas pada 10

hari penyimpanan menghasilkan nilai kadar air terendah, sedangkan tertinggi

diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin komersil yang dikemas plastik PE.

Pada 20 hari penyimpanan interaksi perlakuan bahan pelapis kitosan tanpa

dikemas menghasilkan nilai kadar air yang terendah, sedangkan tertinggi

diperoleh dari perlakuan tanpa bahan pelapis tanpa dikemas.Interaksi perlakuan

bahan pelapis kitosan dengan suhu penyimpanan 15

0

C selama 10 hari

penyimpanan menghasilkan nilai kadar air terendah, sedangkan tertinggi diperoleh

dari perlakuan tanpa bahan pelapis yang disimpan pada suhu 10

0

C.

Interaksi perlakuan bahan pelapis kitosan dengan suhu penyimpanan 15

0

C

selama 20 hari penyimpanan menghasilkan nilai kadar air terendah, sedangkan

tertinggi diperoleh dari perlakuan tanpa bahan pelapis yang disimpan suhu 15

0

C.

Interaksi perlakuan tanpa bahan pelapis dengan suhu penyimpanan 10

0

C selama

30 hari penyimpanan menghasilkan nilai kadar air terendah, sedangkan tertinggi

diperoleh dari perlakuan tanpa bahan pelapis yang disimpan suhu 15

0

C.

Interaksi perlakuan kemasan plastik PE dengan suhu 15

0

C setelah 10 hari

penyimpanan menghasilkan nilai kadar air terendah, sedangkan tertinggi diperoleh

dari perlakuan kemasan plastik PE yang disimpan pada suhu 10

0

C. Pada 20 hari

penyimpanan interaksi perlakuan kemasan plastik PE dengan suhu penyimpanan

10

0

C menghasilkan nilai kadar air terendah, sedangkan tertinggi diperoleh dari

perlakuan kemasan plastik PE yang disimpan pada suhu 15

0

C.

Interaksi perlakuan tanpa bahan pelapis dengan kemasan plastik PE pada

suhu 15

0

C setelah 10 hari penyimpanan menghasilkan nilai kadar air terendah,

sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin komersil yang

dikemas plastik PE dan disimpan pada suhu 15

0

C. Interaksi perlakuan bahan

pelapis kitosan tanpa dikemas pada suhu 10

0

C setelah 20 hari penyimpanan

menghasilkan nilai kadar air terendah, sedangkan tertinggi diperoleh dari

perlakuan bahan pelapis kitosan tanpa dikemas dan disimpan pada suhu ruang.

Interaksi perlakuan bahan pelapis lilin komersil, kemasan plastik PE pada suhu

10

0

C setelah 30 hari penyimpanan menghasilkan nilai kadar air terendah,

sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin komersil,

kemasan plastik PE dan disimpan pada suhu 15

0

C. Laju perubahan kadar air

daging buah manggis selama penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 12.

Kadar air daging buah terendah pada suhu 10

0

C selama 30 penyimpanan

diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin komersil, kemasan plastik PE yaitu

sebesar 80.83%, sedangkan penyimpanan selama 40 hari mutu tidak diukur karena

rusak. Kadar air daging buah terendah pada suhu 15

0

C selama 40 penyimpanan

diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin lebah, kemasan plastik PE yaitu

sebesar 81.54%, sedangkan pada perlakuan tanpa bahan pelapis dan tanpa

dikemas plastik nutu tidak diukur karena rusak . Kadar air daging buah terendah

pada suhu ruang selama 20 penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis

kitosan, kemasan plastik PE yaitu sebesar 80.45%, sedangkan pada penyimpanan

selama 30 hari untuk perlakuan tanpa dikemas plastik mutu tidak diukur karena

rusak .

Kadar air daging buah manggis selama penyimpanan untuk semua

perlakuan mengalami perubahan yang tidak tetap, namun secara umum kadar air

daging buah cenderung meningkat. Suyanti et al. (1999), kandungan air pada buah

manggis meningkat selama penyimpanan. Peningkatan kadar air daging buah

selain disebabkan oleh proses penuaan buah, juga diduga terjadi karena selama

penyimpanan tingkat kandungan air dari hasil proses respirasi lebih besar dari laju

kehilangan air. Tingginya laju respirasi akan menyebabkan semakin banyak air

yang dihasilkan dari proses respirasi tersebut.

Kadar air daging buah pada penyimpanan suhu 100C 78 79 80 81 82 83 84 85 86 0 10 20 30 40

Lama penyimpanan (hari)

Kadar air daging buah (%)

Tanpa bahan pelapis,Tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE

Kadar air daging buah pada penyimpanan suhu 150C

78 79 80 81 82 83 84 85 86 0 10 20 30 40

Lama penyimpanan (hari)

Kadar air daging buah (%)

Tanpa bahan pelapis,Tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE

Kadar air daging buah pada penyimpanan suhu ruang

79 80 81 82 83 84 85 86 0 10 20 30 40

Lama penyimpanan (hari)

Kadar air daging buah (%)

Tanpa bahan pelapis,Tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE

Gambar 12. Laju perubahan kadar air daging buah manggis selama penyimpanan.

Total Asam

Hasil sidik ragam pada Lampiran 19 terlihat bahwa perlakuan bahan

pelapis berpengaruh nyata pada 10, 20, 30 dan 40 hari penyimpanan. Perlakuan

kemasan dan suhu penyimpanan berpengaruh nyata pada 10, 20 dan 30 hari

penyimpanan. Interaksi perlakuan bahan pelapis dengan kemasan berpengaruh

nyata pada 10, 20, 30 dan 40 hari penyimpanan. Interaksi perlakuan bahan

pelapis dengan suhu penyimpanan, interaksi perlakuan kemasan dengan suhu

penyimpanan dan interaksi perlakuan bahan pelapis, kemasan dan suhu

penyimpanan berpengaruh nyata pada 10, 20 dan 30 penyimpanan.

Hasil uji lanjut pada Lampiran 20 memperlihatkan bahwa total asam

terendah karena pengaruh perlakuan bahan pelapis pada 10 hari penyimpanan

diperoleh dari perlakuan tanpa bahan pelapis, sedangkan tertinggi diperoleh dari

perlakuan bahan pelapis lilin komersil. Total asam terendah pada 20 hari

penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis kitosan, sedangkan tertinggi

diperoleh dari perlakuan tanpa bahan pelapis. Total asam terendah pada 30 hari

penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin komersil, sedangkan

tertinggi diperoleh dari perlakuan tanpa bahan pelapis. Total asam terendah pada

40 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan tanpa bahan pelapis, sedangkan

tertinggi diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin lebah.

Total asam terendah karena pengaruh perlakuan kemasan pada 10 dan 20

hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan tanpa dikemas, sedangkan tertinggi

diperoleh dari perlakuan kemasan plastik PE. Total asam terendah pada 30 hari

penyimpanan diperoleh dari perlakuan kemasan plastik PE sedangkan tertinggi

diperoleh dari perlakuan tanpa dikemas.

Total asam terendah karena pengaruh perlakuan suhu penyimpanan pada

10 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan suhu ruang, sedangkan tertinggi

diperoleh dari suhu penyimpanan 10

0

C. Total asam terendah pada 20 hari

penyimpanan diperoleh dari perlakuan suhu ruang, sedangkan tertinggi diperoleh

dari perlakuan suhu penyimpanan 15

0

C. Total asam terend ah pada 30 hari

penyimpanan diperoleh dari perlakuan suhu penyimpanan 10

0

C, sedangkan

tertinggi diperoleh dari perlakuan suhu penyimpanan 15

0

C.

Total asam terendah karena pengaruh interaksi perlakuan bahan pelapis

dengan kemasan pada 10 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan tanpa bahan

pelapis yang dikemas plastik PE, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan

bahan pelapis lilin komersil yang dikemas plastik PE. Total asam terendah pada

20 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis kitosan tanpa

dikemas, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin

komersil yang dikemas plastik PE. Total asam terendah pada 30 hari penyimpanan

diperoleh dari perlakuan bahan pelapis kitosan yang dikemas plastik PE,

sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan tanpa bahan pelapis tanpa dikemas

plastik PE. Total asam terendah pada 40 hari penyimpanan diperoleh dari

perlakuan bahan pelapis kitosan tanpa dikemas, sedangkan tertinggi diperoleh dari

perlakuan bahan pelapis lilin lebah tanpa dikemas.

Total asam terendah karena pengaruh interaksi perlakuan bahan pelapis

dengan suhu penyimpanan pada 10 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan

tanpa bahan pelapis yang disimpan pada suhu ruang, sedangkan tertinggi

diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin komersil yang disimpan pada suhu

15

0

C. Total asam terendah pada 20 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan

bahan pelapis kitosan pada suhu 10

0

C, sedangkan tertinggi diperoleh dari

perlakuan bahan pelapis lilin lebah pada suhu 15

0

C. Total asam terendah pada 30

hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis kitosan pada suhu 15

0

C,

sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan tanpa bahan pelapis pada suhu 15

0

C.

Total asam terendah karena pengaruh interaksi perlakuan kemasan dengan

suhu penyimpanan pada 20 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan tanpa

dikemas pada suhu 10

0

C, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan kemasan

plastik PE pada suhu 15

0

C. Total asam terendah pada 30 hari penyimpanan

diperoleh dari perlakuan kemasan plastik PE pada suhu 10

0

C, sedangkan tertinggi

diperoleh dari perlakuan kemasan plastik PE pada suhu 15

0

C.

Total asam terendah karena pengaruh interaksi perlakuan bahan pelapis,

kemasan dan suhu penyimpanan pada 10 hari penyimpanan diperoleh dari

perlakua n tanpa bahan pelapis, kemasan plastik PE dan disimpan pada suhu 15

0

C,

sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan bahan pelapis lilin komersil,

kemasan plastik PE dan disimpan pada suhu 15

0

C. Total asam terendah pada 20

hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis kitosan, kemasan plastik

PE dan disimpan pada suhu 10

0

C, sedangkan tertinggi diperoleh dari perlakuan

bahan pelapis lilin lebah, kemasan plastik PE dan disimpan pada suhu 10

0

C. Total

asam terendah pada 30 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis

kitosan, kemasan plastik PE dan disimpan pada suhu 15

0

C, sedangkan tertinggi

diperoleh dari perlakuan tanpa bahan pelapis, tanpa dikemas dan disimpan pada

suhu 10

0

C. Laju perubahan total asam buah manggis selama penyimpanan terlihat

pada Gambar 13.

Total asam pada penelitian ini menurun selama penyimpanan. Penurunan

total asam diduga disebabkan karena asam-asam organik dalam buah digunakan

sebagai substrat dalam respirasi buah selama proses pematangan buah. Menurut

Will et al. (1981) menyatakan bahwa asam-asam organik merupakan cadangan

energi bagi buah dan akan menurun selama peningkatan aktivitas metabolisme

pada waktu pemasakan. Asam-asam organik yang terdapat pada buah merupakan

sumber energi buah, semakin tinggi kandungan asam buah, semakin tinggi pula

ketahanan simpan buah tersebut.

Total asam pada penyimpanan suhu 100C 0.6 0.7 0.8 0.9 1 0 10 20 30 40

Lama penyimpanan (hari)

Total asam (%)

Tanpa bahan pelapis,Tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE

Total asam pada penyimpanan suhu 150C

0.6 0.7 0.8 0.9 1 0 10 20 30 40

Lama penyimpanan (hari)

Total asam (%)

Tanpa bahan pelapis,Tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE

Total asam pada penyimpanan suhu ruang

0.6 0.7 0.8 0.9 1 0 10 20 30 40

Lama penyimpanan (hari)

Total asam (%)

Tanpa bahan pelapis,Tanpa kemasan Dilapisi kitosan, Tanpa kemasan Dilapisi lilin lebah, Tanpa kemasan Dilapisi lilin komersil, Tanpa kemasan Tanpa bahan pelapis, Dikemas plastik PE Dilapisi kitosan, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin lebah, Dikemas plastik PE Dilapisi lilin komersil, Dikemas plastik PE

Gambar 13.Laju perubahan total asam daging buah manggis selama penyimpanan.

Pada penelitian ini data menunjukkan pada suhu penyimpanan 10

0

C dan

suhu 15

0

C total asam dalam batas normal. Total asam terendah pada suhu 10

0

C

selama 30 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis kitosan,

kemasan plastik PE yaitu sebesar 0.72%, sedangkan penyimpanan selama 40 hari

mutu tidak diukur karena rusak . Total asam terendah pada suhu 15

0

C selama 40

hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis kitosan, tanpa dikemas

yaitu sebesar 0.71%, pada perlakuan tanpa bahan pelapis dan tanpa dikemas

plastik nutu tidak diukur karena rusak. Total asam terendah pada suhu rua ng

selama 20 hari penyimpanan diperoleh dari perlakuan bahan pelapis kitosan, tanpa

dikemas yaitu sebesar 0.79%, sedangkan pada penyimpanan selama 30 hari untuk

perlakuan tanpa dikemas plastik mutu tidak diukur karena rusak.

Organoleptik

Warna dan Kesegaran Kulit Buah Manggis

Hasil sidik ragam pada Lampiran 21 terlihat bahwa bahan pelapis,

kemasan dan suhu berpengaruh nyata terhadap warna kulit pada 10, 20 dan 30

hari penyimpanan. Penilaian uji organoleptik terhadap warna dan kesegaran kulit

buah manggis terliaht pada Lampiran 22.

Penilaian terhadap warna dan kesegaran kulit buah manggis pada suhu 10

0

C berkisar antara 2.3 (merah atau ungu kemerahan, tidak segar) sampai dengan

4.5 (merah atau ungu kemerahan, segar). Manggis yang disukai panelis selama 30

hari penyimpanan adalah manggis yang diberi bahan pelapis lilin komersil dan

dikemas plastik PE dengan skor nilai 3.9 (ungu, segar), sedangkan buah manggis

tanpa bahan pelapis yang dikemas plastik PE dan manggis yang diberi bahan

pelapis kitosan tanpa dikemas memiliki skor nilai terendah 2.3 (merah atau ungu

kemerahan, tidak segar).

Penilaian terhadap warna dan kesegaran kulit buah manggis pada suhu 15

0

C berkisar antara 1.8 (merah atau ungu kemerahan, tidak segar) sampai dengan

4.5 (merah atau ungu kemerahan, segar). Manggis yang disukai panelis pada 40

hari setelah penyimpanan adalah manggis yang diberi bahan pelapis lilin komersil

dikemas plastik PE dengan skor nilai 2.6 (ungu kehitaman, segar), sedangkan

manggis yang diberi bahan pelapis lilin lebah tanpa dikemas plastik PE dan

dikemas plastik PE memiliki skor nilai terendah 1.8 (merah atau ungu

kemerahan, tidak segar).

Penilaian terhadap warna dan kesegaran kulit buah manggis pada suhu

ruang berkisar antara 1.1 (ungu kehitaman, tidak segar) sampai dengan 4.1 (ungu,

segar). Manggis yang disukai panelis pada 20 hari setelah penyimpanan adalah

manggis yang diberi bahan pelapis lilin lebah tanpa dikemas plastik PE dengan

skor nilai 1.3 (ungu kehitaman, segar), sedangkan manggis yang diberi bahan

pelapis lilin komersil tanpa dikemas plastik PE dan dikemas plastik PE memiliki

skor nilai terendah 1.1 (ungu kehitaman, tidak segar).

Warna dan Kesegaran Kelopak Buah Manggis

Hasil sidik ragam pada Lampiran 23 terlihat bahwa bahan pelapis,

kemasan dan suhu berpengaruh nyata terhadap warna dan kesegaran kelopak buah

manggis pada 10, 20 dan 30 hari penyimpanan. Penilaian uji organoleptik warna

dan kesegaran kelopak buah manggis dapat dilihat pada Lampiran 24.

Penilaian terhadap warna dan kesegaran kelopak bua h manggis pada suhu

10

0

C berkisar antara 1.2 (hijau kecoklatan, tidak segar) sampai dengan 3.8 (hijau

tua, segar). Manggis yang disukai panelis pada 30 hari setelah penyimpanan

adalah manggis yang diberi bahan pelapis lilin lebah dikemas plastik PE denga n

skor nilai 3.8 (hijau tua, segar), sedangkan manggis yang diberi bahan pelapis lilin

komersil yang dikemas plastik PE memiliki skor nilai terendah 1.2 (hijau

kecoklatan, tidak segar).

Penilaian terhadap warna dan kesegaran kelopak buah manggis pada suhu

15

0

C berkisar antara 1.3 ( hijau kecoklatan, tidak segar) sampai dengan 3.8 (hijau

tua, segar). Manggis yang disukai panelis pada 40 hari setelah penyimpanan

adalah manggis yang diberi bahan pelapis lilin lebah dikemas plastik PE dengan

skor nilai 3 (hijau muda, tidak segar), sedangkan manggis yang diberi bahan

pelapis lilin komersil tanpa dikemas plastik PE memiliki skor nilai terendah 1.3

(hijau kecoklatan, tidak segar).

Penilaian terhadap warna dan kesegaran kelopak buah manggis pada suhu

ruang berkisar antara 1.1 ( hijau kecoklatan, tidak segar) sampai dengan 3.8 (hijau

tua, segar). Manggis yang disukai panelis pada 20 hari setelah penyimpanan

adalah manggis yang diberi bahan pelapis kitosan tanpa dikemas plastik PE

dengan skor nilai 1.2 (hijau kecoklatan, tidak segar), sedangkan perlakuan

lainnya memiliki skor nilai terendah 1.1 (hijau kecokla tan, tidak segar).

Kekerasan Kulit Buah Manggis

Hasil sidik ragam pada Lampiran 25 terlihat bahwa bahan pelapis,

kemasan dan suhu berpengaruh nyata terhadap kekerasan kulit buah manggis pada

20, 30 dan 40 hari penyimpanan. Penilaian uji organoleptik warna dan kesegaran

kelopak buah manggis dapat dilihat pada Lampiran 26.

Penilaian terhadap kekerasan kulit buah manggis pada suhu 10

0

C berkisar

antara 2.1 (keras, sulit dibuka) sampai dengan 3.6 (lunak mudah dikupas).

Manggis yang disukai panelis pada 30 hari setelah penyimpanan adalah manggis

yang diberi bahan pelapis lilin lebah tanpa dikemas plastik PE dengan skor nilai

3.2 (biasa), sedangkan manggis denga n bahan pelapis lilin lebah yang dikemas

plastik PE memiliki skor nilai terendah 2.1 (keras, sulit dibuka).

Penilaian terhadap kekerasan kulit buah manggis pada suhu 15

0

C berkisar

antara 2.1 (keras, sulit dibuka) sampai dengan 3.6 (lunak, mudah dikupas).

Manggis yang disukai panelis pada 40 hari setelah penyimpanan adalah manggis

yang diberi bahan pelapis kitosan tanpa dikemas plastik PE dengan skor nilai 3.7

(lunak, mudah dikupas), sedangkan manggis tanpa bahan pelapis dikemas plastik

PE memiliki skor nilai terendah 1.8 (keras, sulit dibuka).

Penilaian terhadap kekerasan kulit buah manggis pada suhu ruang berkisar

antara 2.4 (keras, sulit dibuka) sampai dengan 3.9 (lunak, mudah dikupas).

Manggis yang disukai panelis pada 20 hari setelah penyimpanan adalah manggis

yang diberi bahan pelapis lilin lebah dikemas plastik PE dengan skor nilai 2.8

(biasa), sedangkan manggis tanpa bahan pelapis tanpa dikemas plastik PE

memiliki skor nilai terendah 2.4 (keras, sulit dibuka).

Warna Daging Buah Manggis

Hasil sidik ragam pada Lampiran 27 terlihat bahwa bahan pelapis,

kemasan dan suhu berpengaruh nyata terhadap warna daging buah manggis pada

10, 20, 30 dan 40 hari penyimpanan. Penilaian uji organoleptik warna dan

kesegaran kelopak buah manggis dapat dilihat pada Lampiran 28.

Penilaian terhadap warna daging buah manggis pada suhu 10

0

C berkisar

antara 3 (putih kecoklatan) sampai dengan 4.7 (putih). Penilaian panelis pada 30

hari penyimpanan, manggis tanpa bahan pelapis yang dikemas plastik PE

memiliki skor nilai tertinggi 4.9 (putih), sedangkan manggis yang diberi bahan

pelapis kitosan dikemas plastik jenis PE memiliki skor nilai terendah 3 (putih

kecoklatan).

Penilaian terhadap warna daging buah manggis pada suhu 15

0

C berkisar

antara 3 (putih kecoklatan) sampai dengan 4.9 (putih). Penilaian panelis pada 40

hari penyimpanan, manggis yang diberi bahan pelapis kitosan tanpa dikemas

plastik PE memiliki skor nilai tertinggi 5 (putih), sedangkan manggis tanpa bahan

pelapis kitosan dikemas plastik PE memiliki skor nilai terendah 3 (putih

kecoklatan).

Penilaian terhadap warna daging buah manggis pada suhu ruang berkisar

antara 3.8 (putih kekuningan) sampai dengan 4.5 (putih). Penilaian panelis pada

20 hari penyimpanan semua perlakuan menghasilkan penilaian dengan skor 4.5

(Putih).

Rasa M anis Daging Buah Manggis

Hasil sidik ragam pada Lampiran 29 terlihat bahwa bahan pelapis,

Dokumen terkait