• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1. Gambar an Umum Objek Penelitian 4.1.1 Geografi Kota Sur abaya

Koordinat : 7°16′LU 112°43′BT / 7,267°LS 112,717°BT

Hari Jadi : 31 Mei 1293

Pemerintahan : Walikota : Ir. Tri Rismaharini, M.T. Luas : 333.063 km2 (128.596 mil²)

Populasi : 3.123.914 jiwa (2012)

Batas Wilayah :

Sebelah Utara : Selat Madura

Sebelah Timur : Selat Madura

Sebelah Selatan : Kabupaten Sidoarjo Sebelah Barat : Kabupaten Gresik

Budaya : Ludruk, Tari Remo, Kidungan

Pembagian Administratif : Surabaya Pusat, Surabaya Utara, Surabaya Timur, Surabaya Selatan, Surabaya Barat.

Jumlah Kecamatan : 31

Jumlah Desa : 160

4.1.2. Demografi Kota Sur abaya

Surabaya merupakan kota multi etnis yang kaya budaya. Beragam etnis ada di Surabaya, seperti etnis Melayu, Cina, India, Arab, dan Eropa. Etnis nusantara pun dapat dijumpai seperti Madura, Sunda, Batak, Kalimantan, Bali, Sulawesi yang membaur dengan penduduk asli Surabaya membentuk pluralisme budaya yang selanjutnya menjadi ciri khas kota Surabaya. Sebagian besar masyarakat Surabaya adalah orang Surabaya asli dan orang Madura. Ciri khas masyarakat asli Surabaya adalah mudah bergaul. Gaya bicaranya sangat terbuka. Walaupun tampak seperti bertemperamen kasar, masyarakat disini sangat demokratis, toleran dan senang menolong orang lain. Dalam berkesenian masyarakat disini senang dengan gerakan yang atraktif, dinamis dan humoristik.

Dengan jumlah penduduk yang mencapai sekitar 3,110,187 orang di tahun 2012, kota Surabaya berkembang sebagai kota metropolitan. Posisi strategis kota Surabaya sebagai pusat kegiatan ekonomi masyarakat membuatnya selalu dinamis. Menjadi pusat aktivitas sama artinya menjadi jujugan bagi orang dari berbagai daerah. Jumlah penduduk jelas akan semakin meningkat seiring pesona kota Surabaya yang menjanjikan segala macam kemudahan. Maka tantangan besar berikutnya adalah menyiapkan kehidupan yang layak. Kota Surabaya haruslah tetap menjadi rumah yang aman dan nyaman bagi penghuninya.

4.1.3. Tayangan Talk Show Indonesia Lawyer s Club (ILC) “Advokat Koruptor = Koruptor” di TvOne.

Tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC) “Advokat Koruptor = Koruptor di TvOne meruapakan salah satu tayangan talk show yang berbeda dengan acara talk show yang lain. Tayangan talk show ILC menyajikan tema acara yang berbeda di setiap penayangannya. Tema yang diangkat selalu tema-tema yang terupdate mengenai Indonesia, di ILC lebih sering mengakat tema-tema politik. ILC selalu menghadirkan narasumber dan pakar pakar yang menguasai tema yang diangkat, banyak terjadi perdebatan “panas” yang terjadi antara narasumber atau pakar-pakar yang mengomentari mengenai suatu tema yang diangkat. Seringkali perdebatan tersebut menjadi kelewat batas dan lebih menjurus kepada masalah pribadi masing-masing nara sumber.

Hal ini terjadi ketika tayangan ILC “Advokat Koruptor = Koruptor”, berawal dari postingan Deny Indrayana di media sosial twitter, Deny menyebutkan “Advokat Koruptor = Koruptor”. Deny mengatakan di akun twitter pribadinya : “Sekali lagi, Advokat korup adalah koruptor itu sendiri. Yang membela membabi buta, yang tanpa malu terima bayaran uang hasil korupsi. Sekian.” Kicauan Denny mengenai advokat koruptor sontak mendapatkan banyak tanggapan dan tidak sedikit membuat sejumlah advokat geram. Karena ulahnya ini, Deny mendapat protes keras dari pengacara O.C Kaligis. O.C Kaligis melaporkan Deny Indrayana ke Polda Metro Jaya atas penghinaan profesi advokat melalui media sosial twitter.

Indonesia Lawyer Club (ILC) sebagai acara talk show yang selalu membahas hal-hal terkatual dan terupdate di Indonesia pun tertarik pada kasus yang terjadi pada Deny Indrayana. ILC mengangkat issue yang paling ramai di dunia hukum itu dengan tema : “Deny : Advokat Koruptor = Koruptor”. ILC menghadirkan beberapa advokat dan nara sumber yang terkait dengan topik, tetapi sang masalah “Deny” tidak dapat hadir dikarenakan ada acara lain di jam yang sama. ILC sebagai pihak penyelenggara tetap berusaha menghadirkan Deny dalam diskusi malam itu, dengan cara melakukan video call dengan Deny Indrayana, yang bertujuan untuk mengklarifikasi kicauannya di media sosial twitter. Setelah sesi video call dari Deny Indrayana, bang Karni sebagai host melanjutkan diskusi malam itu dengan mulai meminta beberapa advokat mengomentari pernyataan Deny.

Masalah bermula saat Indra Sahnun Lubis dan Hotman Paris Hutapea yang mengomentari pernyataan dari Denny Indrayana mengenai beberapa advokat yang berbau rasis dan tidak beretika. Contohnya Indra Sahnun Lubis dengan kalimat “kalau seperti yang dikatakan Denny ini, pantasnya itu menjadi sebagai penjaga mesjid ajalah. Kalau liat dari mukanya dan matanya berbicara, saya melihat seperti ada gangguan jiwa pada dirinya. Jadi nggak pantaslah dia jadi Wamen, dari orangnya, bentuk tubuhnya nggak pantas”. Pernyataan dari Indra Sahnun Lubis yang menghina Deny, baru terhenti ketika Sudjiwo Tedjo protes atas penghinaan tersebut, karena hal tersebut tidak etis menyerang fisik di forum seperti ini. Ada juga komentar dari

Hotman Paris Hutapea dengan kalimat “ini sudah bukti nyata, pada saat dia masih miskin, pada saat dia belum dapat jabatan, dia begitu gencar menyerang istana. Dia itu ngomong nggak pakai otak”. Atas kejadian ini menyebabkan ILC mendapatkan surat teguran dari KPI, KPI menganggap pembawa acara telah melakukan pembiaran terhadap pernyataan narasumber yang mengandung penghinaan terhadap orang dan atau kelompok masyarakat tertentu.

4.2. Penyajian Data

Pada bagian ini akan disajikan data hasil penyebaran kuesioner yang telah dibagikan kepada 100 responden dalam penelitian ini. Data yang akan dikelompokan meliputi data karakteristik responden dan rekapitulasi jawabn responden.

4.2.1. Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini, peneliti akan memaparkan tentang karakteristik responden dari obyek penelitian yaitu 100 masyarakat Surabaya yang pernah menonton tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC) “Advokat Koruptor = Koruptor” dan menontonnya dengan durasi minimal 45 menit. Berikut data tentang karakteristik yang disajikan oleh peneliti antara lain :

4.2.1.1. Karakteristik Responden Berdasar kan J enis Kelamin.

Berikut ini adalah data mengenai 100 responden berdasarkan jenis kelamin :

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasar kan J enis Kelamin

J enis Kelamin Fr ekuensi Pr esentase (% )

Laki-laki 59 59

Per empuan 41 41

Total 100 100

Sumber : Kuesioner Sub 1 No.2

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah sebanyak 59 orang atau sebesar 59% dan sisanya 41 orang atau sebesar 41% adalah responden perempuan.

4.2.1.2. Karakteristik Responden Berdasar kan Usia.

Berikut ini adalah data mengenai 100 responden berdasarkan usia : Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasar kan Usia

Usia Fr ekuensi Per sentase

17-26 Tahun 53 53

27-36 Tahun 44 44

>36 Tahun 3 3

Total 100 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar respomden dalam penelitian ini berusia 17-26 tahun yaitu sebanyak 53 orang atau sebesar 53%, sedangkan usia 27-36 tahun yaitu sebanyak 44 orang atau 44% dan sisanya sebanyak 3 orang atau sebesar 3% adalah orang-orang yang berusia lebih dari 37 tahun.

4.2.1.3 Penggunaan Media

Berikut ini adalah data mengenai 100 responden berdasarkan beberapa pertanyaan tentang media :

Tabel 4.3

Lamanya Responden Dalam Menonton Indonesia Lawyer s Club (ILC) “Advokat Koruptor = Koruptor” di TvOne.

Menonton acar a Indonesia Lawyer s Club (ILC) “Advokat Kor uptor =

Kor uptor ” di TvOne

Fr ekuensi Pr esentase

30 Menit 0 0

45 Menit 38 38

>45 Menit 62 62

Total 100 100

Sumber : Kuesioner Sub 1 No.6

Dari hasil tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebesar 62% responden menonton tayangan Indonesia Lawyers Club ((ILC) “Advokat Koruptor = Koruptor” selama lebih dari 45 menit, mereka adalah

responden menonton selama 45 menit, dimungkinkan mereka adalah responden yang bersikap biasa kepada acara tersebut. Dan lama durasi menonton 30 menit tidak ada yang memilih, karena terlalu sebentar dari durasi Indonesia Lawyers Club (ILC) yaitu kurang lebih dua jam dan tidak cukup lama untuk memahami acara tersebut.

4.2.2. Aspek Kognitif

Aspek kognitif ini menunjukkan pengetahuan dan pemahaman, serta kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Selain itu komponen ini juga tersusun atas dasar pengetahuan yang dimiliki individu tentang objek sikapnya. Pengetahuan ini kemudian akan memberikan keyakinan tertentu dalam diri individu terhadap objek sikap. Misalnya saja adalah apakah responden mengetahui mengenai saat tema ILC “Advokat Koruptor=Koruptor” terjadi penghinaan dari Indra Sahnun Lubis kepada Denny Indrayana. Selain penghinaan yang dilakukan Indra Sahnun Lubis, Hotman Paris pun juga melakukan hal yang sama, dll. Untuk mengetahui kognitif masyarakat Surabaya terhadapa Indonesia Lawyers Club (ILC) “Advokat Koruptor = Koruptor” dapat dilihat pada tabel berikut :

1. Dengan menonton program ILC “Advokat Koruptor = Koruptor”, anda mengetahui klarifikasi Denny Indrayana atas pernyataan bahwa advokat koruptor =koruptor

Dari hasil penyebaran kepada 100 responden, maka dapat diperoleh jawaban pernyataan mengenai menonton program ILC “Advokat Koruptor = Koruptor”, anda mengetahui klarifikasi Denny Indrayana atas pernyataan bahwa advokat koruptor=koruptor, dapat dirinci sebagai berikut :

Tabel 4.4

Mengetahui klarifikasi Denny Indrayana atas pernyataan bahwa “advokat koruptor =koruptor”

J awaban Fr ekuensi Per sentase (% )

Sangat Setuju 10 10

Setuju 90 90

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

J umlah 100 100

Sumber : Kuesioner bagian sikap kognitif no.1

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 90 responden atau 90% memberikan jawaban setuju dengan pernyataan yang diajukan oleh peneliti mengenai menonton program ILC “Advokat Koruptor = Koruptor”, anda mengetahui klarifikasi Denny Indrayana atas pernyataan bahwa advokat koruptor=koruptor. Hal tersebut menunjukkan bahwa responden menjadi mengetahui mengenai penjelasan dan maksud dari Denny Indrayana mengatakan bahwa “Advokat Koruptor=Koruptor” itu adalah advokat korup adalah koruptor itu sendiri yang membela membabi buta, yang tanpa malu terima bayaran uang hasil koru. Sedangkan sebanyak 10

responden atau 10% menjawab sangat setuju, hal ini menunjukkan bahwa dengan menonton acara Indonesia Lawyers Club (ILC) “Advokat Koruptor = Koruptor” maka akan mengetahui penjelasan secara langsung dari Denny atas pernyataannya. Saat klarifikasi itupun host bisa bertanya pertanyaan yang mewakilkan dari marasumber lain ataupun masyarakat yang menonton dan Denny pun bisa menjawabnya secara langsung agar semua menjadi jelas (tidak terjadi kesalahpahaman).

2. Dengan menonton program ILC “Advokat Koruptor = Koruptor”, anda mengetahui penghinaan yang dilakukan Indra Sahnun Lubis kepada Denny Indrayana.

Berdasarkan jawaban dari kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden maka dapat diperoleh jawaban pernyataan mengenai menonton program ILC “Advokat Koruptor = Koruptor”, anda mengetahui penghinaan yang dilakukan Indra Sahnun Lubis kepada Denny Indrayana, dapat dirinci sebagai berikut :

Tabel 4.5

Mengetahui penghinaan yang dilakukan Indra Sahnun Lubis kepada Denny Indrayana.

J awaban Fr ekuensi Per sentase (% )

Sangat Setuju 13 13

Setuju 87 87

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

J umlah 100 100

Sumber : K uesioner bagian sikap kognitif no.2

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab setuju dengan pernyataan yang diajukan oleh peneliti, yaitu sebanyak 87 responden atau 87% mengenai menonton program ILC “Advokat Koruptor = Koruptor”, anda mengetahui penghinaan yang dilakukan Indra Sahnun Lubis kepada Denny Indrayana. Hal ini menunjukkan bahwa narasumber menyaksikan secara langsung terjadinya perdebatan panas yang terjadi diantara narasumber yang hadir dalam ILC “Advokat Koruptor = Koruptor”. Sedangkan sebanyak 13 orang atau 13% responden menjawab sangat setuju, hal ini menunjukkan bahwa dalam ILC sering kali terjadi perdebatan panas yang terjadi antara narasumber terhadap topik yang dibahas. Salah satunya adalah perdebatan panas yang terjadi pada ILC “Advokat Koruptor = Koruptor” yaitu bermula saat Indra Sahnun Lubis yang mengomentari pernyataan dari Denny Indrayana mengenai beberapa advokat yang berbau rasis dan tidak beretika. Contohnya Indra Sahnun Lubis dengan kalimat “kalau seperti yang dikatakan Denny ini, pantasnya itu menjadi sebagai penjaga mesjid ajalah. Kalau

gangguan jiwa pada dirinya. Jadi nggak pantaslah dia jadi Wamen, dari orangnya, bentuk tubuhnya nggak pantas”.

3. Dengan menonton program ILC “Advokat Koruptor = Koruptor”, anda mengetahui penghinaan yang dilakukan Hotman Paris Hutapea kepada Denny Indrayana.

Berdasarkan jawaban dari kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden maka dapat diperoleh jawaban pernyataan mengenai menonton program ILC “Advokat Koruptor = Koruptor”, anda mengetahui penghinaan yang dilakukan Hotman Paris Hutapea kepada Denny Indrayana, dapat dirinci sebagai berikut :

Tabel 4.6

Mengetahui penghinaan yang dilakukan Hotman Paris Hutapea kepada Denny Indrayana.

J awaban Fr ekuensi Per sentase (% )

Sangat Setuju 14 14

Setuju 86 86

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

J umlah 100 100

Sumber : Kuesioner bagian sikap kognitif no.3

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab setuju dengan pernyataan yang diajukan oleh

peneliti sebanyak 86 orang atu 86%, mengenai dengan menonton program ILC “Advokat Koruptor = Koruptor”, anda mengetahui penghinaan yang dilakukan Hotman Paris Hutapea kepada Denny Indrayana, hal tersebut menunjukkan bahwa responden mengetahui terjadinya perdebatan panas yang terjadi antara Hotman Paris Hutapea dengan Denny, yaitu Hotman mengatakan bahwa Denny ngomong tidak pakai otak.

Sedangkan sebanyak 14 orang atau 14% responden memberikan jawaban sangat setuju, hal tersebut menujukkan bahwa masyarakat menyaksikan dengan seksama penghinaan yang dilakukan oleh Hotman Paris Hutapea kepada Dennya Indrayana secara lengkap yang berucap seperti berikut : ini sudah bukti nyata, pada saat dia masih miskin, pada saat dia belum dapat jabatan, Denny begitu gencar menyerang istana. Denny itu ngomong nggak pakai otak.

4. Dengan menonton program ILC “Advokat Koruptor = Koruptor”, anda mengetahui bahwa O.C Kaligis telah melaporkan Denny Indrayana ke Polda Metro J aya ter kait penghinaan terhadap profesi advokat.

Berdasarkan jawaban dari kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden maka dapat diperoleh jawaban pernyataan mengenai menonton program ILC “Advokat Koruptor = Koruptor”, anda mengetahui bahwa

O.C Kaligis telah melaporkan Denny Indrayana ke Polda Metro Jaya terkait penghinaan terhadap profesi advokat, dapat dirinci sebagai berikut :

Tabel 4.7

Mengetahui bahwa O.C Kaligis telah melapor kan Denny Indrayana ke Polda Metro J aya terkait penghinaan terhadap pr ofesi advokat

J awaban Fr ekuensi Per sentase (% )

Sangat Setuju 22 22

Setuju 78 78

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

J umlah 100 100

Sumber : Kuesioner bagian sikap kognitif no.4

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab setuju dengan pernyataan yang diajukan oleh peneliti sebanyak 78 orang atau 78% mengenai dengan menonton program ILC “Advokat Koruptor = Koruptor”, anda mengetahui bahwa O.C Kaligis telah melaporkan Denny Indrayana ke Polda Metro Jaya terkait penghinaan terhadap profesi advokat. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat mengetahui bahwa permasalahan kicauan dari Denny ini menjadi polemik berkepanjangan dikarenakan juga atas pengaduan yang dilakukan pengacara senior O.C Kaligis.

Sedangkan responden yang memberikan jawaban sangat setuju sebanyak 22 orang atau 22%, hal tersebut menunjukkan bahwa pernyataan Denny Indrayana ini telah banyak menyinggung atau bahkan telah secara tidak langsung mengjudge bahwa advokat yang memberla koruptor adalah koruptor juga. Hal ini menyebabkan Denny dilaporkan oleh pengacara ternama dan senior yaitu O.C Kaligis dengan aduan penghinaan profesi ke Polda Metro Jaya.

Tabel 4.8

Pengelompokan Responden Berdasar kan Aspek Kognitif

No Kategori Fr ekuensi Persentase (% )

1. Positif 100 100

2. Netral 0 0

3. Negatif 0 0

J umlah 100 100

Sumber : Data yang sudah diolah

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden dalam penelitian ini memiliki sikap kognitif yang positif yaitu sebesar 100 orang atau 100% responden. Banyaknya responden yang berada pada kategori positif karena responden sangat memahami, sehingga pengetahuannya menjadi bertambah setelah menonton tayangan Indonesia Lawyers Club “Advokat Koruptor = Koruptor”. Responden menjadi tahu klarifikasi dari Denny atas pernyataannya, mengetahui ada penghinaan yang dilakukan oleh Indra Sahnun

Lubis dan Hotman Paris Hutapea atas tidak terimanya mereka dengan pernyataan Denny, serta mengetahui bahwa pernyataan Denny ini sampai dibawa ke jalur hukum oleh O.C Kaligis.

4.2.3 Aspek Afektif

Aspek afektif yaitu menunjukkan perasaan seperti kesukaan, ketertarikan, dan kekaguman atau perasaan kebalikan seseorang tehadap suatu objek sikap. Umumnya reaksi emosional yang merupakan komponen afektif banyak dipengaruhi oleh kepercayaan atau apa saja yang kita percaya benar. Misalnya rasa ketidaksukaan terhadap pernyataan Denny, penghinaan yang terjadi dalam perdebatan dari pengacara Indra Sahnun Lubis dan Hotman Paris kepada Denny Indrayana. Pada bagian ini pernyataan-pernyataan yang ada akan menunjukkan aspek afektif, mengenai program Indonesia Lawyers Club (ILC) “Advokat Koruptor = Koruptor” dapat dilihat pada tabel berikut :

1. Merasa suka dengan penjelasan pernyataan Denny Indrayana mengenai “Advokat Koruptor = Koruptor”.

Berdasarkan jawaban dari kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden maka dapat diperoleh jawaban pernyataan mengenai merasa suka dengan penjelasan pernyataan Denny Indrayana mengenai “Advokat Koruptor = Koruptor”, dapat dirinci sebagai berikut :

Tabel 4.9

Suka dengan penjelasan per nyataan Denny Indrayana mengenai “Advokat Koruptor = Koruptor”

J awaban Fr ekuensi Per sentase (% )

Sangat Setuju 0 0

Setuju 60 60

Tidak Setuju 40 40

Sangat Tidak Setuju 0 0

J umlah 100 100

Sumber : Kuesioner bagian sikap afekif no.1

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab setuju dengan pernyataan yang diajukan oleh peneliti sebanyak 60 orang atau 60% responden mengenai penjelasan pernyataan Denny Indrayana tentang advokat koruptor=koruptor. Denny menjelaskan bahwa dia tidak bermaksud menuduhkan kepada semua pengacara di Indonesia adalah koruptor. Tetapi Denny menjelaskan bahwa advokat koruptor adalah advokat yang membela secara membabi buta dan tidak malu menerima uang hasil korup. Denny juga meminta maaf atas pernyataan nya ini yang menyebabkan polemik berkepanjangan, bahkan sampai pada jalur hukum.

Sedangkan responden yang memberikan jawaban tidak setuju sebanyak 40 orang atau 40% responden, hal ini menunjukkan bahwa responden tidak suka terhadap penjelasan dari pernyataan Denny

Indrayana mengenai advokat koruptor=koruptor, responden merasa penjelasan Denny tidak rasional dan tidak seharusnya Denny berujar seperti itu. Penjelasan Denny dianggap belum maksimal untuk menjelaskan mengapa Denny bisa mengatakan bahwa advokat koruptor=koruptor, karena tidak etis ketika pengacara diminta untuk menjadi pembela, pengacara tersebut menanyakan terlebih dahulu hasil darimana uang yang dipakai untuk membayarnya, hal tersebut terdapat dalam kode etik pengacara.

2. Merasa tidak suka dengan cara mengkritik yang dilakukan Indra Sahnun Lubis kepada Denny Indrayana dalam tayangan ILC “Advokat Koruptor = Koruptor.

Berdasarkan jawaban dari kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden maka dapat diperoleh jawaban pernyataan mengenai merasa tidak suka dengan cara mengkritik yang dilakukan Indra Sahnun Lubis kepada Denny Indrayana dalam tayangan ILC “Advokat Koruptor = Koruptor. Dapat dirinci sebagai berikut :

Tabel 4.10

Tidak suka dengan cara mengkr itik yang dilakukan Indr a Sahnun Lubis kepada Denny Indrayana dalam tayangan ILC “Advokat Koruptor =

Koruptor

J awaban Fr ekuensi Per sentase (% )

Sangat Setuju 32 32

Setuju 68 68

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

J umlah 100 100

Sumber : Kuesioner bagian sikap afektif no.2

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui sebagian besar responden menjawab setuju dengan pernyataan yang diajukan oleh peneliti sebanyak 68 orang atau 68% dan sebanyak 32 orang atau 32% menjawab sangat setuju mengenai tidak suka adanya penghinaan yang terjadi dalam perdebatan ILC “Advokat Koruptor = Koruptor”. Karena penghinaan yang dilakukan oleh Indra Sahnun Lubis sangat tidak etis diungkapkan di televisi secara langsung pula. Indra Sahnun Lubis mengatakan bahwa perkataan Denny itu seperti penjaga masjid, kalau liat dari muka dan matanya berbicara, seperti ada gangguan jiwa, Denny nggak pantas jadi wakil menteri, dari orangnya, bentuk tubuhnya nggak pantas. Hal tersebut telah melanggar UU Penyiaran Nomor 32 tahun 2002, pasal 36 ayat 6 yang berbunyi : melarang

memperolokkan, merendahkan, melecehkan dan atau mengabaikan nilai-nilai agama, martabat manusia, atau merusak hubungan interpersonal. Dan juga melanggar Standart Program Siaran (SPS) pasal 24 ayat 1 yang berbunyi : program siaran dilarang menampilkan ungkapan kasar dan makian, baik secara verbal maupun nonverbal, yang mempunyai kecenderungan menghina atau merendahkan martabat manusia, memiliki makna jorok/mesum/cabul/vulgar, dan menghina agama/tuhan. Semua pelangaran tersebut jika tidak dipatuhi akan ada konsekuensi yang harus diterima Indonesia Lawyers Club (ILC) itu sendiri.

3. Merasa tidak suka dengan car a mengkritik yang dilakukan Hotman Paris Hutapea kepada Denny Indrayana tayangan ILC “Advokat Koruptor = Koruptor”.

Berdasarkan jawaban dari kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden maka dapat diperoleh jawaban pernyataan mengenai merasa tidak suka dengan cara mengkritik yang dilakukan Hotman Paris Hutapea kepada Denny Indrayana dalam tayangan ILC “Advokat Koruptor = Koruptor”. Dapat dirinci sebagai berikut :

Tabel 4.11

Tidak suka dengan cara mengkr itik Hotman Paris Hutapea kepada Denny Indrayana dalam tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC) “Advokat

Koruptor = Koruptor”.

J awaban Fr ekuensi Per sentase (% )

Sangat Setuju 36 36

Setuju 64 64

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

J umlah 100 100

Sumber : Kuesioner bagian sikap afektif no.3

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab setuju sebanyak 64 orang atau 64% dan sebanyak 36 orang atau 36% responden menjawab sangat setuju. Hal ini menjelaskan bahwa responden tidak suka terhadap cara mengkritik yang dilakukan Hotman Paris Hutapean kepada Denny Indrayana, karena hal tersebut sangat tidak layak, tidak etis diungkapkan saat acara berlangsung. Hotman mengatakan : ini sudah bukti nyata, pada saat dia masih miskin, pada saat dia belum dapat jabatan, dia begitu gencar menyerang istana, dia itu ngomong nggak pakai otak. Hal tersebut telah melanggar UU Penyiaran Nomor 32 tahun 2002, pasal 36 ayat 6 yang berbunyi : melarang memperolokkan, merendahkan, melecehkan dan atau mengabaikan nilai-nilai agama, martabat

manusia, atau merusak hubungan interpersonal. Dan juga melanggar Standart Program Siaran (SPS) pasal 24 ayat 1 yang berbunyi :

Dokumen terkait