• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis dan Sintesis

Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis ke dalam dua sub bagian yang meliputi analisis fisik dan biofisik tapak, serta analisis pengguna. Analisis fisik yang dilakukan adalah mengenai fisik tapak atau sumber daya tapak untuk menilai potensi dan kendala pada yang ada. Analisis fisik dan biofisik meliputi analisis topografi, analisis aksesibilitas, analisis kontekstualitas, analisis kenyamanan iklim, analisis kualitas udara, analisis vegetasi, analisis drainase dan hidrologi, serta analisis geologi dan tanah. analisis topografi. Analisis aksesibilitas, dan analisis kontekstualitas untuk penerapan atau aplikasi konsep eco-design yakni Konservasi Tanah dan Penghematan Energi. Analisis kenyamanan iklim mikro melalui perhitungan Temperature Humanity Index (THI) yang menghasilkan indeks kenyamanan dengan kriteria menurut Laurie (1984), analisis kualitas udara, analisis vegetasi dan untuk penerapan atau aplikasi konsep eco-design yakni kenyamanan iklim mikro dan restorasi habitat. Analisis drainase dan hidrologi serta analisis geologi dan tanah untuk penerapan atau aplikasi konsep eco-design ialah konservasi air.

Analisis pengguna meliputi aktivitas eksisting pada tapak serta preferensi dari pengunjung tapak termasuk didalamnya persepsi akan sesuatu yang disukai dan tak disukai pengguna dalam suatu fisik rancangan tapak untuk menjadi bahan pertimbangan utama dalam proses analisis dan tahapan-tahapan selanjutnya untuk penerapan konsep eco-design, yakni Desain yang Akomodatif. Berikut ini Tabel 3 yang merupakan penjabaran yang lebih singkat dari proses analisis.

11 Tabel 3 Jenis, Kegiatan, dan Produk Analisis

Jenis Analisis Kegiatan yang dilakukan Produk

Analisis Fisik dan Biofisik

Analisis Aksesibilitas dan Sirkulasi

Menganalisis kemudahan akses pejalan kaki dan kendaraan, sistem transportasi

Peta Aksesibilitas dan Sirkulasi

Analisis View Menganalisis potensi good view dan

kendala bad view pada tapak

Peta sebaran good view

dan bad view serta Analisis Kenyamanan

Iklim

Mengukur tingkat kenyamanan dengan

perhitungan THI Nilai THI

Analisis Vegetasi dan Satwa

Menganalisis jumlah, jenis dan fungsi vegetasi serta satwa pada tapak

Deskripsi fungsi arsitektural dan ekologis vegetasi Deskripsi Persebaran Satwa pada tapak Analisis Kualitas Udara Mencari indikator kualitas udara kota Nilai kualitas udara Analisis Hidrologi dan

Topografi

Menganalisis inlet dan outlet pada tapak, Menganalisis kondisi hidrologi pada tapak serta sistem drainase yang

dipergunakan, dan Bentuk kontur tapak,

Peta drainase dan Kemiringan Lahan Deskripsi kondisi hidrologi pada tapak

Analisis Tanah Menganalisis sifat fisik tanah

Deskripsi sifat fisik tanah dan kesesuaian pada tapak

Analisis Kondisi Sosial

Analisis Pengguna

eksisting tapak Survei lapang

Deskripsi aktivitas pengguna

Analisis Presepsi dan

Preferensi Pengguna Kusioner

Presentase dan deskripsi

Kelompok hasil analisis fisik dan biofisik serta analisis kondisi sosial berdasarkan potensi yang ada akan dikembangkan, sedangkan kendala yang ada dicari solusi atau pemecahannya sehingga menghasilkan sintesis tapak yang digunakan sebagai dasar untuk mendesain Taman Kota Cilegon ini sebagai ruang terbuka hijau yang rekreatif dan berbasis alam.

4. Desain

Pada tahap desain, diawali dengan perumusan konsep dasar dan konsep desain yakni pengumpulan ide baik pemikiran umum, penemuan atau ciptaan bentukan. Konsep ini diwujudkan dengan memperhatikan konsep - konsep eco-design. Kemudian konsep desain yang dibuat akan dikembangkan menjadi rencana yang meliputi rencana ruang dan rencana aktivitas dengan menggunakan perhitungan daya dukung untuk menentukan kekuatan dan titik maksimal dimana lahan tersebut secara efisien dan efektif menahan aktifitas didalamnya, rencana penanaman dan rencana sirkulasi. Hasil dari pengembangan desain kemudian dilakukan kegiatan desain secara keseluruhan dan elemen taman secara lebih mendetail dalam bentuk gambar rancangan yang terdiri dari gambar teknis dan gambar ilustrasi. Produk dari Gambar teknis yang menggunakan perangkat lunak AutoCAD 2010 dan Adobe Photoshop CS6 ialah: rencana tapak, rancangan detail beberapa bagian tapak, detail potongan tapak, detail penanaman, detail perkerasan, detail fasilitas dan utilitas. Produk dari gambar ilustrasi ialah gambar perspektif dengan menggunakan software Google SketchUp 2013 untuk membuat

12

model 3D, Adobe Photoshop CS6, V-ray dan LUMION untuk rendering serta pembuatan animasi.

Batasan Penelitian

Batasan pada penelitian ini adalah pengaplikasian konsep eco-design dalam mendesain Taman Kota di Kota Cilegon, Banten sesuai dengan sumber daya yang ada pada tapak sehingga menjadi karya desain yang fungsional, estetis dan berkelanjutan. Desain taman kota terdiri dari gambar kerja dan gambar ilustrasi seperti: rencana tapak, detil desain beberapa bagian tapak, gambar potongan tampak, detil penanaman, detil perkerasan tanpa adanya analisis struktur lebih lanjut, detil fasilitas dan utilitas, ilustrasi serta animasi.

13 HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Aspek Fisik dan Biofisik

Aspek fisik dan biofisik yang diinventaris pada area penelitian meliputi aspek–aspek yang terkait dalam desain desain taman diantaranya: batas tapak dan geografi, sirkulasi dan akesibilitas, geologi dan tanah, topografi, drainase dan hidrologi, iklim, vegetasi, fasilitas dan utilitas serta view.

Lokasi dari tapak penelitian ini berada di lahan yang merupakan eks Pasar Baru Cilegon. Secara administratif letak tapak berada di Kelurahan Jombang Wetan, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon. Tapak ini terletak di kawasan pertokoan dan kantor Dinas Sosial Kota Cilegon. Secara Geografis tapak terletak pada koordinat 6º0’47,5” LS - 106 º3’31,7” BT, dengan batas wilayah:

1. Utara : Jl. Kubang Laban

2. Selatan : Permukiman penduduk dan pertokoan 3. Barat : Pertokoan dan Jl. Kapt. P. Tendean 4. Timur : Jl. Pasar baru

Lokasi taman kota eks Pasar Baru Cilegon ini tidak jauh dari jalan protokol atau jalan arteri Kota Cilegon (Jalan S. Agung Tirtayasa) yakni berjarak sekitar 500 m yang dihubungkan dengan jalan kolektor (Jalan Kapt. P Tendean dan Jalan Kubang Laban). Lokasi ini dapat diakses dengan kendaraan bermotor seperti mobil dan sepeda motor terdapat pula angkutan umum (angkot) yang melalui bagian barat tapak yakni pada Jalan Kapt. P. Tendean. Sirkulasi jaringan jalan pada sekitar tapak terbagi atas dua jalur kendaraan bermotor tetapi tidak terdapat jalur pejalan kaki (pedestrian). Kondisi Jalan pun dalam keadaan yang rusak berat dengan lubang–lubang yang besar. Sirkulasi dalam tapak hanya terdapat pada bagian taman yang terbangun berupa jalur pejalan kaki dengan lebar 2 m dan material berupa paving block. Akses ke dalam tapak dapat dilalui oleh pejalan kaki pada bagian utara, selatan dan timur tapak dari jalan yang mengelilingi tapak dan kendaraan sepeda motor pada bagian utara tapak. Kondisi eksisting seperti yang dapat dilihat pada gambar 3.

Letak tapak secara geologis yang merupakan dataran rendah yang landai. Memiliki perbedaan level pada bagian utara dan selatan tapak hanya kurang dari 1 meter. Kemiringan pada tapak antara 0 – 3 % dimana termasuk dalam katagori datar seperti yang terlihat pada gambar 4. Berada diketinggian sekitar 11 mdpl dan tersusun atas batuan vulkanik dan alluvium dengan jenis batuan breksi dan tupa dari Gunung Gede yang merupakan gunung yang terletak pada bagian utara Kota Cilegon dengan ketinggian maksimum 551 meter diatas permukaan laut (Bappeda, 2013).

Jenis tanah pada bagian dan barat Kota Cilegon menurut data skunder dari Bappeda Cilegon merupakan tanah regosol dengan kedalaman efektif kurang dari 90 cm dengan tekstur halus dan tanah aluvial dengan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm dengan tekstur kasar. Campuran tanah regosol dan aluvial ini berasal dari material gunung api (abu vulkanik) dengan endapan lumpur sungai belum adanya diferensiasi horison, pH 6-7, memiliki zat organik yang rendah, porositas dan permeabilitas sedang–cepat (7,8 cm/jam), KTK rendah sampai sedang (0,583 – 2,748 me/100 gr), peka terhadap erosi dan cukup mengandung

14

P & K tetapi kurang unsur N. Secara umum kesuburan tanah pada tapak penelitian memiliki tingkat kesuburan yang cukup.

Gambar 3 Sirkulasi dan akses menuju tapak dan di dalam tapak

Gambar 4 Kondisi topografi pada tapak

Jenis drainase yang ada yaitu drainase terbuka dan drainase tertutup. Drainase terbuka terdapat pada dalam tapak yang berada pada kanan dan kiri jalan setapak yang mengalir ke drainase jalan serta bagian yang tidak terbangun yang masih merupakan padang rumput tidak terdapat saluran pembuangan, air yang ada langsung diserap (inflitrasi) ke tanah. Drainase tertutup tertutup terdapat di jalan disekitar tapak dengan kondisi yang buruk dimana terdapat sedimentasi dan tumpukan sampah sehingga terdapat genangan air jika terjadi hujan dengan intensitas dan curah hujan yang tinggi yang turut merusak struktur jalan seperti yang terlihat pada gambar 5.

Tata air yang ada di Cilegon terdapat DAS Teluklada, meliputi bagian Barat Kota Cilegon; Satuan sub-cekungan Air Bawah Tanah (CABT) Serang– Cilegon yang kemudian disalurkan melalui saluran air kota. Sumber air pada

15 tapak berasal dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM Cilegon Mandiri) dan hujan untuk kebutuhan toilet maupun untuk menyiram tanaman.

Gambar 5 Keadaan drainase tapak

Berdasarkan letak ketinggian Kota Cilegon yang berada di daerah pesisir sehingga memiliki iklim yang panas dengan suhu rata–rata 27 C dimana suhu tertinggi tercatat pada bulan Juni dengan suhu 27,9 C dan terendah bulan Agustus dengan suhu 26,8C. Tingkat kelembaban udara rata–rata 80,5 %. Arah angin pada sekitar tapak rata–rata bergerak dari arah barat daya ke arah utara dengan rata– rata kecepatan angin rata-rata 2,3 knots. Lama penyinaran matahari sebesar 33-92% dengan lama penyinaran terbesar pada bulan September. Sedangkan curah hujan rata–rata yakni 100 mm perbulan ditahun 2013 dengan curah hujan tertinggi pada bulan janurai yakni 302 mm dan terrendah pada bulan agustus yakni 0 mm dengan rata - rata hari hujan 14 hari. Berikut ini tabel 4 tabulasi data iklim pada tapak.

Tabel 4 Data Iklim Rata–rata Tahun 2013 Jenis Data

Bulan

Rata - Rata Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

Suhu Rata - Rata Bulanan (C) 27 26,9 27,4 26,9 27.1 27,2 26,6 26,8 27 27,8 27,2 27,3 27,1 Kelembab-an Udara Bulanan (%) 82 85 80 86 82 81 78 75 74 77 83 83 80,5 Kecepatan Angin Rata - Rata (knot) 4 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2,33 3333 Arah Angin Bulanan W W Wt N N NE N N N N N N - Hari Hujan (Hari) 26 20 17 17 14 18 2 3 3 10 18 23 14 Curah Hujan (mm) 302 191 91 184 98 36 16 0 3 126 51 95 99,4 1667 Sumber : BMKG Serang, 2014

16

Kota Cilegon yang merupakan kota industri memiliki aktivitas industri yang tinggi dan berpengaruh terhadap kualitas lingkungan, untuk mengetahui dampak negatifnya dapat ditinjau dari data sekunder terhadap parameter yang diukur seperti gas HC, CO, NO2, SO2, Pb dan debu yang merupakan gas–gas atau partikel yang mencemari udara yang dapat diserap oleh tanaman. Berikut ini tabel 5 yang merupakan data konsentrasi polutan.

Tabel 5 Data Konsentrasi Polutan

Lokasi Parameter Hasil Baku mutu

Jl. Ahmad Yani (Bag. Kecamatan Jombang) Debu (µg/m3)* 687 230 HC (µg/m3)* 687 160 CO (µg/m3) 5700 10000 NO2 (µg/m3) 38,7 150 SO2 (µg/m3) 17,8 365 Pb (µg/m3) 0,42 2

Keterangan : * Melebihi baku mutu menurut PP RI No: 41 Tahun 1999. Sumber : Dinas BLH Kota Cilegon

Pada tapak view yang sebagian besar dapat dijumpai ialah padang rumput dan sedikit pepohonan yang masih muda. Pada pandangan sebalah barat dan timur dihalangi oleh tampak belakang rumah dan pertokoan sekitar tapak. Sedikitnya variasi visual yang ada pada tapak dikarenakan sebagian besar masih belum terbangun seperti yang ditunjukan gambar 6. Sedikit bagian yang sudah terbangun ialah pada bagian utara dapat dijumpai perkerasan conblock sebagai jalur pedestrian, plaza, bekas masjid yang kondisinya sangat buruk dengan kusen dan plafon bangunannya hancur dan beberapa pilar sebagai gerbang masuk taman.

Gambar 6 View Pada Bagian Tapak yang Belum Terbangun dan Terbangun Vegetasi yang ada di tapak beragam jenisnya dan umumnya merupakan pepohonan pada bagian yang terbangun dan rumput saja pada bagian yang belum

17 terbangun. Jenis dan jumlah populasi tanaman yang ada terlihat pada tabel 6. Menurut pengamatan lapang tidak ditemukannya satwa endemik yang merupakan penciri pada Taman Kota Cilegon ini. Satwa yang terdapat pada tapak hanya burung gereja, dan belalang.

Tabel 6 Jenis Tanaman dan Populasi

No Nama Lokal Nama Ilmiah Jumlah Klasifikasi

1 Angsana Pterocarpus indicus 6 Pohon

2 Kecrutan Spathodea campanulata 9 Pohon 3 Ekor Tupai Wodyetia bifurcata 7 Palem

4 Kihujan Samanea saman 33 Pohon

5 Ketapang Terminalia catappa 4 Pohon

6 Kerai Payung Felicium decipiens 3 Pohon

7 Kersen Muntingia calabura 10 Pohon

8 Kelapa Cocos nucifera 1 Palem

9 Rumput Gajah Axonopus compressus 1 Penutup tanah Fasilitas pendukung yang ada pada tapak yaitu toilet, gazebo, tempat duduk, dan tempat ibadah yakni masjid yang sudah tidak digunakan kembali. Spesifikasi masing–masing fasilitas terdapat dapat tabel 7 merupakan lokasi fasilitas tersebut dalam tapak dan kondisinya.

Utilitas yang ada pada tapak ialah adanya jaringan transmisi listrik overhead yang melintang di selatan dan timur tapak yang merupakan jaringan listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat sekitar tapak. Selain transmisi listrik terdapat juga lampu taman sebanyak 12 titik setinggi 1,5 meter dengan kondisi lampu taman yang kurang menerangi tapak karena ukuran lampu taman yang kecil dan kurang tinggi serta dari sisi desain sangat tidak menarik. Tabel 7 Fasilitas di Taman Kota Bekas Pasar Baru

Nama Fasilitas Jumlah Keterangan

Masjid 1

Masjid ini memiliki luas 116 m2 den dengan kondisinya buruk karena tidak dipergunakan lagi, seluruh kaca dan beberapa tembok hancur dan ditinggali tunawisma Toilet 1 Kondisi cukup baik hanya kurang mampu menampung

kebutuhan user akan toilet karena terlalu kecil

Gazebo 3

Gazebo berbentuk segi 4 seluas 10,6 m2 ini kondisinya cukup baik tapi segi tampilan kurang menarik serta kurang luas untuk menampung user

Tempat duduk 15 Desain tidak menarik, kurang adanya penaung sehingga

18

Aspek Sosial dan Budaya

Pengguna tapak ini umumnya ialah penduduk yang bermukim disekitar tapak, anak sekolah, penjual makanan dan barang karena tapak ini dikelilingi kawasan perdagangan, pemukiman dan sekolah. Pengguna tapak umumnya menggunakan tapak pada sore hari jika hari kerja dan pada pagi hari jika akhir pekan, dimana kegiatan yang ada terpusat di bagian utara atau pada bagian taman yang sudah terbangun. Kegiatan yang dapat ditemui ialah anak–anak bermain, sedangkan kegiatan yang dilakukan orang berusia dewasa ialah bersantai di Gazebo serta kegiatan jual-beli dengan banyak ditemuinya lapak–lapak penjual makanan dan barang seperti yang terdapat pada gambar 7. Budaya yang terdapat di Kota Cilegon merupakan budaya campuran (mestizo) karena kota ini merupakan Kota Industri dengan banyak warga pendatang baik dalam negeri maupun luar negeri, Akan tetapi secara umum budaya asli merupakan budaya Jawa Banten yang dengan pencampuran unsur sunda yang sangat kental dengan pengaruh keislaman. Budaya ini dibawa oleh penyebar agama islam dari Cirebon dan berasimilasi dengan budaya sunda pada Kesultanan Banten

Keseluruhan kondisi umum pada tapak dapat dilihat pada gambar 8. Pada peta kondisi umum tergambar keadaan eksisting pada taman baik vegetasi, utilitas dan fasilitas serta aktivitas yang ada. Terlihat eksisting pada tapak hanya sebagian kecil yang terbangun yaitu yang terletak pada bagian utara serta sisanya masih berupa padang rumput.

Kondisi saat ini taman nampak hanya sebagian kecil saja yang terbangun yakni bagian utara yang berbatasan langsung dengan jalan. Berdasarkan survei di lapang tampak desain yang ada kurang menampung aktivitas warga Kota Cilegon dan dinilai kurang estetis. Selanjutnya akan dibahas analisis dan sintesis terkait kondisi fisik dan biofisik antara lain, aksesibilitas dan sirkulasi, view, kenyamanan iklim, vegetasi dan satwa, kualitas udara, drainase dan topografi, hidrologi, serta geologi dan tanah.

19 Ga mbar 8 Kondisi umu m t apa k

20

Analisis dan Sintesis Fisik serta Biofisik Aksesibilitas dan Sirkulasi

Lokasi tapak terletak di Pusat Kota Cilegon dengan dikelilingi Pertokoan, Pemukiman dan Kantor Dinas Sosial Kota Cilegon. Tapak dapat diakses menggunakan kendaran pribadi ataupun angkutan umum. Angkutan umum tersebut ialah trayek Pasar baru-Simpang melalui Jalan Kolektor yakni Jalan Kapt. P. Tendean yang terhubung dengan Jalan Protokol Kota Cilegon yaitu Jalan S. Agung Tirtayasa. Kondisi jalan yang ada rusak berat dengan lubang–lubang yang besar hal ini dikarenakan jika terjadi hujan lebat maka jalan–jalan tersebut tergenang air setinggi 30-50 cm khususnya pada saat musim hujan. Penyebab kerusakan tersebut karena drainase tidak mampu menampung kelebihan run-off serta banyaknya kendaraan yang kelebihan muatan melalui jalan ini. Jalur Pejalan kaki (pedestrian) tidak terdapat pada jalan yang melalui tapak yaitu Jalan Kapt. P. Tendean pada bagian barat dan Jalan Kubang Laban pada bagian utara.

Pada tapak terdapat 3 akses masuk yakni pada bagian utara yang berbatasan dengan Jalan Kubang Laban dapat diakses oleh sepeda motor. Akses masuk pada bagian timur yang berbatasan langsung dengan Jalan Pasar Baru hanya bisa dilalui oleh pejalan kaki. Akses pada bagian selatan dari area pemukiman warga yang dapat dilalui kendaraan bermotor baik mobil ataupun sepeda motor. Keadaan akses masuk tersebut tidak difasilitasi dengan tempat parkir dan gerbang yang memperjelas tempat masuk ke tapak. Terdapat potensi untuk akses masuk yang baru yakni pada bagian barat yang berbatasan dengan Jalan Kapt. P. Tendean dimana jalan tersebut merupaka jalan dengan volume kendaraan yang cukup banyak. Sirkulasi dalam tapak yakni jalur pejalan kaki berupa perkerasan conblock selebar 1,5 meter seperti yang terlihat pada gambar 9. Kondisi sebagian conblock terlepas dan sirkulasi yang terbentuk dinilai tidak beraturan dan tidak berkesan. Ruang–ruang yang dihubungi sirkulasi tersebut tidak memiliki objek atau elemen desain lanskap dan cendrung membosankan bagi user karena itu perlu adanya desain sirkulasi keseluruhan agar lebih baik. Pemandangan (View)

View ialah pemandangan yang dapat dilihat dari titik tertentu. View harus dianalisis dan dimanfaatkan karena merupakan suatu potensi pada tapak (Simonds dan Strake 2006). View tak hanya merupakan suatu potensi kadangkala pada tapak

terdapat view yang kurang baik (bad view) yang harus ditutupi atau diperbaiki kualitas visualnya.

Potensi good view dapat dilihat dari welcome area yang merupakan pilar – pilar pada bagian timur tapak yang cukup menampilkan sense of welcoming,. Kemudian pada bagian tengah tapak yang terlihat lapang serta belum terbangun berpotensi untuk dikembangkan untuk berbagai aktivitas.

Kendala bad view dijumpai pada bangunan bekas masjid dimana kondisinya sangat buruk kusen–kusen dan temboknya yang hancur. Letak tapak yang dikelilingi bangunan membuat taman terhalang background bangunan yang umumnya hanya plesteran semen sehingga menciptakan bad view. Bad view pada tapak juga dapat dilihat pada sore hari dimana pada bagian utara sering dijumpai pedagang kaki lima yang memperparah view tapak sehingga lebih kumuh. Bentuk tapak yang mengantong karena terhalangi bangunan (pertokoan dan pemukiman)

21 dibagian barat dan timur merupakan bad view dimana bangunan– bangunan Ga mbar 10 P eta a na li sis a ksesibil it as dan sirkulasi

22

tersebut tidak estetis dan hanya tampak belakang akan lebih baik jika diberikan screening berupa vegetasi agar tidak nampak dari bangunan. Perlu adanya modifikasi bidang vertikal seperti mounding atau menggunakan vegetasi untuk menghalangi bad view yang ada.

Kenyamanan Iklim

Hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain suatu lanskap ialah dengan mendesain iklim mikro yang secara thermal nyaman bagi penggunanya. Empat elemen dasar penyusun untuk mendesain tapak dengan memperhatikan iklim mikro ialah temperatur udara, kelembaban, radiasi matahari dan pergerakan angin (Brooks. 1988) .

Suhu rata–rata pada tapak penelitian berdasarkan data BMKG Serang yang terletak di daerah pesisir ini ialah 27,1°C dimana tertinggi 27.9°C pada bulan Juni dan terendah pada bulan Agustus yakni 26,8°C dengan kelembaban udara rata– rata 80,5 %. Berdasarkan data suhu dan kelembaban tersebut dapat dicari Indeks kenyamanan manusia (Thermal Humidity Index) pada lokasi penelitian dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan Kuantifikasi Kenyamanan berikut :

THI = 0,8T + (RHxT) Keterangan THI = Thermal Humidity Index 500 T = Suhu (°C)

RH = Kelembaban Nisbi (%) Melalui perhitungan THI tersebut didapat nilai THI sebesar 26 ºC Menurut Robbinete (1977), suhu udara yang nyaman untuk manusia sebesar 21-27ºC, ini berarti suhu udara pada tapak sudah hampir tidak nyaman. Lama penyinaran matahari yang mencapai 33-92% dinilai cukup tinggi. Sehingga mengakibatkan suhu permukaan pada tapak meningkat dan panas. Suhu yang panas ini membuat tidak nyaman tetapi disisi lain radiasi matahari yang melimpah menjadi potensi untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi yakni untuk elektrifikasi tapak seperti lampu taman menggunakan panel surya. Menurut Laurie (1986) kelembaban udara yang ideal bagi kenyamanan manusia untuk melakukan aktivitasnya adalah berkisar antara 40-75%. Pada tapak kelembaban rata – rata sebesar 80,5%, kondisi ini membuat ketidaknyamanan bagi manusia. Pergerakan angin pada tapak umumnya berasal dari arah barat, timur laut, dan utara dengan kecepatan angin rata-rata sebesar 2,33 knot. Kecepatan angin ini tergolong nyaman bagi manusia, tetapi arah angin yang bervariasi ini mengakibatkan debu dan pencemaran udara yang ada menuju ke segala arah, sehingga dibutuhkan tanaman sebagai penjerap agar pencemaran tidak berdampak ke luar kawasan. Kondisi iklim mikro tapak secara keseluruhan seperti pada gambar 10 dinilai tidak nyaman oleh karena itu perlu adanya modifikasi iklim mikro agar nyaman. Vegetasi dan water feature ialah elemen-elemen yang mampu memodifikasi iklim mikro (Brooks. 1988).

Vegetasi dengan daun lebat dapat memodifikasi iklim mikro karena vegetasi memberikan naungan yang dapat menyerap 60 sampai 90 % radiasi

Dokumen terkait