• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.3 Analisis Sistem

Sistem yang akan dibangun adalah aplikasi permainan tes IQ. Aplikasi permainan tes IQ ini untuk melatih pengguna sebelum menjalankan tes IQ yang sebenarnya. Sebelum pengguna memulai permainan, pengguna terlebih dahulu menginput nama dan tanggal lahir yang digunakan sebagai variabel untuk perhitungan IQ menggunakan algoritma Binet Simon. Kemudian pengguna dapat bermain dengan soal yang telah di ambil dan disesuaikan dengan tahap soal yang akan dijawab. Analisis sistem ini berisi penerapan algoritma Binet Simon untuk menampilkan hasil perhitungan IQ yang disertai dengan arsitektur umum, proses sistem, pseudocode dan perancangan antarmuka sistem.

3.3.1 Penerapan algoritma Binet Simon untuk menghitung angka IQ

Pertama, pengguna akan menginputkan nama pada kolom nama dan tanggal lahir. Pada saat permainan sudah dimulai, aplikasi akan mengambil soal/question yang di peroleh dari database yang harus dijawab oleh pemain dengan batasan waktu. Setelah soal dijawab oleh pemain, maka aplikasi akan menghitung ada berapa soal yang dijawab dengan benar oleh pemain dengan menggunakan algoritma Binet Simon. Algoritma Binet Simon akan menghitung IQ dengan rumus mental age dikali dengan chronological age dibagi 100. Pada akhir permainan aplikasi akan memberikan informasi mengenai skor yang diperoleh oleh pemain dan kesimpulan IQ(Intelligence quotient) yang didapat. Alur proses sistem tersebut dapat dilihat dalam Arsitektur Umum pada Gambar 3.1 dan proses sistem pada gambar 3.2.

Gambar 3.1 Arsitektur Umum Penjelasan tentang arsitektur umum adalah sebagai berikut :

 Pengguna mengisi form nama dan tanggal lahir sebagai input awal sebagai CA.  Proses pada sistem yaitu, sistem akan mengambil soal yang diperoleh dari database

Adapun flowchart yang menampilkan proses sistem, dapat dilihat pada gambar 3.2. berikut ini:

Gambar 3.2 Proses Sistem Penjelasan dari Gambar 3.2. adalah sebagai berikut :

 Sistem menginisialisasi variabel umur kronologis, umur_soal minimal 8 tahun dan maksimal 20 tahun.

 Sistem mengambil soal dari database dan menampilkan soal sesuai urutan dari aturan algoritma Binet Simon.

 Sistem menampilkan soal 1 tahun dibawah umur kronologisnya, jika belum mendapatkan basal yaitu kondisi dimana pengguna dapat menjawab soal dengan

benar semua(skor = 6), maka sistem akan menampilkan soal yang lebih mudah dengan mengurangi umur soal sebelumnya sampai mendapatkan nilai basal.  Jika sistem sudah mendapatkan usia basal, maka sistem akan menampilkan soal

pada umur kronologis yaitu 14 tahun. Jika belum mendapatkan celling yaitu kondisi dimana pengguna tidak dapat menjawab semua soal dengan benar (skor = 0) maka sistem akan menampilkan soal yang lebih sulit dengan menambah umur soal setelah umur kronologis sampai mendapatkan nilai celling.

 Setelah mendapatkan semua nilai-nilai variabel, maka sistem akan menghitung nilai IQ dengan Algoritma Binet Simon yaitu MA / CA x100 dan menampilkan nilai IQ serta perincian skor yang diperoleh pengguna.

Berikut pseudo code untuk menghitung CA sebagai input awal pada Gambar 3.3. dan perhitungan Algoritma Binet Simon pada Gambar 3.4.

3.3.2 Perhitungan algoritma Binet Simon

Pada perhitungan algoritma Binet Simon, dalam menentukan umur anak harus berhati-hati karena ketika umur anak salah maka keseluruhan tes juga akan salah semua. Umur anak diperoleh dari tanggal tes dikurangi dengan tanggal lahir anak. Berikut akan diberikan contoh untuk mengetahui berapa IQ seseorang dan masuk pada kategori apa.

Tabel 3.1. contoh penentuan umur anak

Testing 2015 10 15

Lahir 2004 07 9

Umur 11 3 6

Jadi umur anaknya adalah 11 tahun 3 bulan 6 hari.

Catatan syarat pembulatan, jika > dari 15 hari dibulatkan 1 bln

jika > dari 6 bln dibulatkan 1 thn

jika dijadikan satuan bulan maka umur anak 11x12= 132+3= 135 bulan

c. Contoh Pembulatan Umur Anak

 3 Tahun 6 bulan 22 hari dibulatkan menjadi 4 Tahun. Dijadikan bulan = 48 bln  4 Tahun 2 bulan 29 hari dibulatkan menjadi 4 Tahun 3 bulan dan jika dijadikan

bulan = 48+3 = 51 bln

 5 Tahun 3 bulan 22 hari dibulatkan menjadi 5 Tahun 4 bulan dan jika dijadikan bulan = 60 + 4 = 64 bln

d. Contoh soal

Pada permainan tes IQ yang dibuat pada penelitian ini akan memberikan informasi mengenai IQ(Intelligence quotient) seseorang di akhir permainan. Sebelum memulai permainan pengguna harus mengisi nama dan tanggal lahir, kemudian pengguna langsung dihadapkan pada soal dibawah umur kronologisnya yaitu soal umur 13 tahun. Dalam mengerjakan soal, pengguna harus cepat dan tepat menjawab semua soal sebelum waktu yang disediakan habis. Setelah mengerjakan soal dibawah umur kronologisnya maka sistem akan menilai apakah skor 6 (benar semua), jika skor belum mencapai 6 maka sistem akan menampilkan soal umur 12 tahun sampai pengguna menemukan umur basal. Umur basal yaitu umur dimana pengguna

menemukan skor 6 atau benar semua. Jika pengguna sudah menemukan umur basalnya, maka sistem akan menampilkan soal pada umur 14 tahun atau soal sama dengan umur kronologisnya. Jika pengguna masih dapat menjawab dengan benar atau skor belum mencapai 0 maka soal terus ditampilkan diatas umur kronologisnya sampai menemukan umur celling. Umur celling adalah umur dimana pengguna sudah tidak dapat menjawab semua soal atau skor=0. Setelah mendapat basal dan celling maka sistem akan menghitung IQ dengan rumus dari algoritma Binet Simon. Adapun soal yang dibuat berdasarkan Menurut Versi form L-M yang diterbitkan pada tahun 1937 ada 6 faktor yang diukur(Terman & Merril, 1937), yaitu :

1. General Comprehension : Pengetahuan tentang objek dan situasi yang biasa ditemukan.

2. Visual Motor Ability : Koordinasi visual dengan aktifitas motorik. 3. Aritmathic Reasoning : Penalaran Aritmatik.

4. Memory and Concentration : Daya ingat dan rentang perhatian

5. Vocabulary dan Verbal Fluency : Pengetahuan kosa kata dan kelancaran bahasa. 6. Judgement and Reasoning : Penilaian dan penalaran terhadap objek

Berikut contoh soal 6 faktor yang diukur dalam permainan tes IQ :

1. General Comprehension yaitu pengetahuan seseorang tentang objek dan situasi yang biasa ditemukan sehari-hari. Contoh soal dari faktor general comprehension dapat dilihat pada gambar 3.5.

2. Visual Motor Ability yaitu kemampuan tester dalam koordinasi visual dengan aktifitas motorik. Contoh soal dari faktor visual motor ability dapat dilihat pada gambar 3.6.

Gambar 3.6. Contoh soal Visual Motor Ability

3. Aritmathic Reasoning yaitu penalaran aritmatik yang berhubungan dengan angka dan matematika. Soal berbentuk deret aritmatika atau pertanyaan logika matematika. Contoh soal dari faktor visual motor ability dapat dilihat pada gambar 3.7.

Gambar 3.7. Contoh soal Aritmathic Reasoning

4. Memory and Concentration yaitu daya ingat dan rentang perhatian. Pada penelitian ini soal yang dibuat dalam bentuk video bahasa isyarat. Pengguna diberi instruksi untuk memperhatikan dengan seksama video angka dan huruf bahasa isyarat yang telah diacak dan mengurutkan dengan benar. Contoh soal dari faktor visual motor ability dapat dilihat pada gambar 3.8.

Gambar 3.8. Contoh soal Memory and Concentration

5. Vocabulary dan Verbal Fluency yaitu pengetahuan kosa kata dan kelancaran bahasa. Pada penelitian ini soal yang dibuat untuk mengukur pegetahuan kosa kata dari peserta. Kelancaran bahasa tidak diukur karena aplikasi ini dibuat untuk anak berkebutuhan khusus tunarungu. Contoh soal dari faktor vocabulary dan verbal fluency dapat dilihat pada gambar 3.9.

Gambar 3.9. Contoh soal Vocabulary dan Verbal Fluency

6. Judgement and Reasoning yaitu penilaian dan penalaran terhadap objek. Pada penelitian ini soal yang dibuat delam bentuk kalimat perumpamaan. Contoh soal dari faktor judgement and reasoning pada permainan tes IQ untuk tunarungu dapat dilihat pada gambar 3.10.

Gambar 3.10. Contoh soal Judgement and Reasoning

e. Contoh perhitungan IQ

IQ =

MA= Umur basal ditambah dengan total skor dari basal sampai celling. Umur basal 100

x CA MA

Umur celling yaitu umur dimana tester tidak dapat lagi menjawab semua soal dengan benar atau nilai=0.

CA = Chronological age diperoleh dari menghitung umur berdasarkan tanggal kelahiran atau umur kalender.

.

Gambar 3.11. Contoh perhitungan IQ algoritma Binet Simon Penjelasan contoh perhitungan IQ.

1. Angka basal tidak ditulis dengan angka namun ditulis basal. Begitu juga pada angka celling. Basal adalah usia dimana pengguna mencapai skor=6. Celling adalah usia dimana pengguna mencapai skor=0.

2. Mulai pada tes tahun ke V hasil skor dikalikan dengan 2.

3. 144 diperoleh dari usia basal. Usia basal pada contoh yaitu 12 tahun dikali 12 bulan =144 bulan.

4. 42 diperoleh dari total skor yang telah didapat mulai dari usia basal hingga usia celling.

5. 168 berasal dari usia peserta 14 tahun dikali 12 bulan. Ditambah 3 bulan berdasarkan hasil perhitungan umur dalam kalender.

Tabel 3.2. Klasifikasi IQ Stanford-Binet Fifth Edition (Backer, 2003)

IQ Range (“Deviation IQ”) IQ Classification

145-160 Very gifted or highly advanced

130-144 Gifted or very advanced

P120-129 Superior

110-119 High average

90-109 Average

80-89 Low average

70-79 Borderline impaired or delayed

55-69 Midly impaired or delayed

40-54 Moderately impaired or delayed

Dokumen terkait