• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sistem Monitoring

BAB 3 METODOLOGI

3.3 Pengujian dan Analisa Sistem

3.3.3 Analisis Sistem Monitoring

a. Analisis Data Kalibrasi Sensor DHT22 dan D6F-PH0505AD3

Analisis data kalibrasi masing masing sensor DHT22 dan D6F-PH0505AD3 dilakukan untuk mengetahui seberapa besar akurasi pengukuran sensor terhadap kalibratornya. Dari hal tersebut, diharapkan dengan melakukan kalibrasi dapat meningkatkan akurasi dari pengukuran sensor terhadap kalibratornya.

17 b. Perbandingan Nilai Suhu pada 4 Kondisi

Perbandingan ini dilakukan dengan membandingkan nilai suhu pada saat pintu mock-up bilik sampel 19 terbuka exhaust fan mati (kondisi 1), pintu mock-up bilik sampel Covid-19 terbuka exhaust fan nyala (kondisi 2), pintu mock-up bilik sampel Covid-Covid-19 tertutup exhaust fan mati (kondisi 3) dan pintu mock-up bilik sampel Covid-19 tertutup exhaust fan nyala (kondisi 4).

c. Perbandingan Nilai Kelembaban pada 4 Kondisi

Perbandingan ini dilakukan dengan membandingkan nilai kelembaban pada saat pintu mock-up bilik sampel Covid-19 terbuka exhaust fan mati (kondisi 1), pintu mock-up bilik sampel Covid-19 terbuka exhaust fan nyala (kondisi 2), pintu mock-up bilik sampel Covid-19 tertutup exhaust fan mati (kondisi 3) dan pintu mock-up bilik sampel Covid-19 tertutup exhaust fan nyala (kondisi 4).

d. Perbandingan Nilai Selisih Tekanan Udara pada 4 Kondisi

Perbandingan ini dilakukan dengan membandingkan nilai selisih tekanan udara pada saat pintu mock-up bilik sampel Covid-19 terbuka exhaust fan mati (kondisi 1), pintu mock-up bilik sampel Covid-19 terbuka exhaust fan nyala (kondisi 2), pintu mock-up bilik sampel Covid-19 tertutup exhaust fan mati (kondisi 3) dan pintu mock-up bilik sampel Covid-19 tertutup exhaust fan nyala (kondisi 4).

e. Persentase Error

π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘ π‘’π‘›π‘‘π‘Žπ‘ π‘’ π‘’π‘Ÿπ‘Ÿπ‘œπ‘Ÿ = π‘π‘’π‘›π‘”π‘’π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘› π‘Žπ‘™π‘Žπ‘‘ βˆ’ π‘π‘’π‘›π‘”π‘’π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘› π‘ π‘’π‘›π‘ π‘œπ‘Ÿ

π‘π‘’π‘›π‘”π‘’π‘˜π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘› π‘Žπ‘™π‘Žπ‘‘ Γ— 100% 3.2

18

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Bilik Sampel

Bilik sampel yang sudah jadi ditunjukkan pada Gambar 4.1. Bilik sampel ini dibuat dari material kaca dan lantai bilik terbuat dari tripleks. Bilik sampel berdimensi 100 cm Γ— 100 cm Γ— 210 cm. Bilik sampel ini sudah dikirimkan dan digunakan di Puskesmas Gondomanan. Karena sensor tekanan yang sesuai belum diperoleh saat bilik sampel dikirimkan, maka sistem monitoring belum dipasang pada bilik tersebut. Untuk selanjutnya pengujian sistem monitoring menggunakan mock-up bilik sampel yang dibuat dengan ukuran yang lebih kecil.

Gambar 4.1 Bilik Sampel Covid-19 yang Sudah Terpasang di Puskesmas Gondomanan

19 4.2 Mock-up bilik sampel

Mock-up bilik sampel yang dibuat untuk menguji sistem ditunjukkan pada Gambar 4.2.

Mock up ini dibuat dari material kaca dan lantai bilik terbuat dari bahan tripleks. Mock-up berdimensi 60 cm Γ— 60 cm Γ— 100 cm. Pada mock-up bilik sampel ini, nantinya akan dilakukan pengujian sistem monitoring suhu, kelembaban udara dan selisih tekanan udara.

Gambar 4.2 Mock-up Bilik Sampel

20 4.3 Kalibrasi Sensor

4.3.1 Kalibrasi Sensor DHT22

DHT22 merupakan sensor yang dapat mengukur suhu dan kelembaban udara. Sebelum digunakan pada penelitian ini, sensor DHT22 dikalibrasi terlebih dahulu. Kalibrasi DHT22 dilakukan dengan melakukan perbandingan dengan HTC V.02 Environment sebagai kalibrator.

Hal ini dilakukan untuk mengetahui keakurasian dari sensor DHT22. Sensor DHT22 dan HTC V.02 environment dilakukan pengambilan data mulai dari pukul 05.50 sampai 17.30 wib pada sebuah tempat outdoor dengan memanfaatkan perubahan suhu dan kelembaban udara dari pagi hari sampai sore hari seperti yang dapat dilihar pada Gambar 4.3.

Dari Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 di bawah, persentase error dapat dihitung dengan Persamaan 3.1. Kemudian, persentase error dirata-rata untuk mendapatkan persentase rata-rata error. Dari persentase rata-rata error, maka dapat diketahui keakurasian sensor terhadap kalibrator.

Keakurasian dapat dihitung dengan rumus 100% - persentase rata-rata error. Keakurasian dari sensor DHT22 terhadap suhu adalah 100% - 1,72% = 98,28% (Tabel 4.1) dan keakurasian dari sensor DHT22 terhadap kelembaban adalah 100% - 8,98% = 91,02% (Tabel 4.2).

Gambar 4.3 Kalibrasi DHT22 Menggunakan HTC V.02 Environment

21 Tabel 4.1 Hasil Perbandingan Suhu DHT22 dan HTC V.02 Environment

No Jam(wib) DHT22(C) HTC(C) %Error

22 Tabel 4.2 Hasil Perbandingan Kelembaban DHT22 dan HTC V.02 Environment

No Jam(wib) DHT22(%) HTC(%) %Error

23 4.3.2 Kalibrasi Sensor D6F-PH0505AD3

D6F-PH0505AD3 merupakan sensor yang dapat mengukur selisih tekanan udara. Sebelum digunakan pada penelitian ini, sensor D6F-PH0505AD3 dikalibrasi terlebih dahulu. Kalibrasi D6F-PH0505AD3 dilakukan dengan melakukan perbandingan dengan magnehelic pressure gauges sebagai kalibrator. Kalibrasi D6F-PH0505AD3 terhadap kalibrator dilakukan pada sebuah box kalibrasi berdimensi 30 cm Γ— 30 cm Γ— 50 cm yang terbuat dari kaca dan bertutupkan atas tripleks yang sudah terpasang exhaust berdaya hisap 90 CMH (Cubic Meter Hour) seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.4. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keakurasian dari sensor D6F-PH0505AD3.

Tabel 4.3 Hasil Nilai Selisih Tekanan Udara D6F-PH0505AD3 dan Magnehelic Pressure Gauges Percobaan

Gambar 4.4 Kalibrasi D6F-PH0505AD3 Menggunakan Magnehelic Pressure Gauges

24 Dari Tabel 4.3 masing masing percobaan dilakukan selama 3 menit atau 180 detik. Nilai dari persentase error dapat dihitung dengan Persamaan 3.1. Kemudian, persentase error dirata-rata untuk mendapatkan persentase dirata-rata-dirata-rata error. Dari persentase dirata-rata-dirata-rata error, maka dapat diketahui keakurasian sensor terhadap kalibrator. Keakurasian dapat dihitung dengan rumus 100% - persentase rata-rata error. Keakurasian dari sensor D6F-PH0505AD3 terhadap selisih tekanan udara adalah 100% - 6,94% = 93,06%. Dari Tabel 4.3 juga dapat dilihat standar deviasi pembacaan sensor yang memiliki rata rata 0,4495.

4.4 Menguji Sistem Monitoring Bilik Sampel Covid Secara Keseluruhan

Sistem monitoring selisih tekanan udara, suhu dan kelembaban udara bilik sampel Covid-19 dapat dilihat pada Gambar 4.5 yang terdiri dari dari sensor DHT22, sensor D6F-PH0505AD3, Arduino Uno, LCD16Γ—2, I2C dan LED.

4.4.1 Pengujian Monitoring Suhu pada 4 Kondisi

Pengujian suhu dilakukan pada mock-up bilik sampel Covid-19 berdimensi 60 cm Γ— 60 cm

Γ— 100 cm selama 10 menit dengan rentang waktu 20 detik (terdapat 31 data). Pengujian dilakukan bertujuan untuk membandingkan nilai suhu di dalam mock-up bilik sampel Covid-19 pada masing-masing kondisi. Kondisi 1 merupakan kondisi saat pintu terbuka exhaust mati, kondisi 2 merupakan kondisi saat pintu terbuka exhaust nyala, kondisi 3 merupakan kondisi saat pintu tertutup exhaust mati dan kondisi 4 merupakan kondisi saat pintu tertutup exhaust nyala.

Gambar 4.5 Sistem Monitoring Bilik Sampel Covid-19

25 Setelah melakukan pengujian pada masing-masing kondisi, didapatkan hasil pembacaan suhu pada Gambar 4.6.

Dari hasil pengujian monitoring suhu pada Gambar 4.6, dapat dilihat pada kondisi 1 (pintu terbuka exhaust mati) dan kondisi 3 (pintu tertutup exhaust mati) suhu berada di titik yang paling tinggi yaitu 30Β°C. Suhu terendah pada kondisi 4 (pintu tertutup exhaust nyala) yaitu 28,4Β°C.

Suhu terendah kedua ialah pada kondisi 2 (pintu terbuka exhaust nyala). Dari data tersebut, dapat dilihat exhaust memiliki pengaruh penting dalam menurunkan suhu di dalam mock-up bilik sampel Covid-19. Bahan pembuatan mock-up bilik sampel Covid-19 diduga juga mempengaruhi nilai suhu di dalam ruangan.

4.4.2 Pengujian Monitoring Kelembaban pada 4 Kondisi

Pengujian kelembaban dilakukan pada mock-up bilik sampel Covid-19 berdimensi 60 cm Γ— 60 cm Γ— 100 cm selama 10 menit dengan rentang waktu 20 detik (terdapat 31 data). Pengujian dilakukan bertujuan untuk membandingkan nilai kelembaban di dalam mock-up bilik sampel Covid-19 pada masing-masing kondisi. Kondisi 1 merupakan kondisi saat pintu terbuka exhaust mati, kondisi 2 merupakan kondisi saat pintu terbuka exhaust nyala, kondisi 3 merupakan kondisi saat pintu tertutup exhaust mati dan kondisi 4 merupakan kondisi saat pintu tertutup

Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Suhu Antara 4 Kondisi

26 exhaust nyala. Setelah melakukan pengujian pada masing-masing kondisi, didapatkan hasil pembacaan kelembaban pada Gambar 4.7.

Dari hasil pengujian monitoring kelembaban udara pada Gambar 4.7, dapat dilihat bahwa kelembaban udara yang rendah terdapat pada kondisi 1 (pintu terbuka exhaust mati) di antara 70% sampai 70,5%. Pada kondisi 3 (pintu tertutup exhaust mati) terlihat kelembaban cenderung terus menurun. Kondisi 4 (pintu tertutup exhaust nyala) merupakan kondisi yang memiliki kelembaban tertinggi yaitu di atas 72%. Kondisi 2 (pintu terbuka exhaust nyala) juga memiliki kondisi kelembaban yang tinggi di bawah kondisi ke 4 yaitu 72%. Dari hal tersebut, dapat dilihat bahwa exhaust mempengaruhi besarnya nilai kelembaban udara di dalam mock-up bilik sampel Covid-19. Hal tersebut dikarenakan suhu berbanding terbalik dengan kelembaban. Semakin tinggi suhu maka kelembaban udaranya semakin mengecil karena terjadi pengembunan.

4.4.3 Pengujian Monitoring Selisih Tekanan Udara pada 4 Kondisi

Pengujian tekanan udara dilakukan pada mock-up bilik sampel Covid-19 berdimensi 60 cm

Γ— 60 cm Γ— 100 cm selama 10 menit dengan rentang waktu 20 detik (terdapat 31 data). Pengujian dilakukan bertujuan untuk membandingkan nilai selisih tekanan udara di dalam mock-up bilik sampel Covid-19 dengan di luar mock-up bilik pada masing-masing kondisi. Kondisi 1 merupakan kondisi saat pintu terbuka exhaust mati, kondisi 2 merupakan kondisi saat pintu

Gambar 4.7 Grafik Perbandingan Kelembaban Pada 4 Kondisi

27 terbuka exhaust nyala, kondisi 3 merupakan kondisi saat pintu tertutup exhaust mati dan kondisi 4 merupakan kondisi saat pintu tertutup exhaust nyala. Setelah melakukan pengujian pada masing-masing kondisi didapatkan hasil pembacaan selisih tekanan udara pada Gambar 4.8.

Dari hasil pengujian monitoring nilai selisih tekanan udara pada Gambar 4.8, dapat dilihat pada selisih tekanan udara tertinggi berada pada kondisi 4 (pintu tertutup exhaust nyala) yaitu di antara -40 Pa sampai -45 Pa. Pada kondisi 1 (pintu terbuka exhaust mati), kondisi 2 (pintu terbuka exhaust nyala) dan pada kondisi 3 (pintu tertutup exhaust mati) selisih tekanan udara berada di sekitaran 0 Pa. Dari 4 kondisi tersebut, hanya pada saat pintu tertutup dan dan exhaust nyala yang nilai selisih tekanan udara sesuai dengan standar ruangan bertekanan negatif yaitu selisih lebih dari -2,5 Pa. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa udara keluar dan udara yang masuk mempengaruhi dalam pembuatan ruangan bertekanan negatif.

Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Tekanan Udara Pada 4 Kondisi

28

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan perancangan, pembuatan, dan pengujian terhadap sistem monitoring bilik sampel Covid-19 didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Prototipe bilik sampel Covid-19 telah dibuat dan digunakan di Puskesmas Gondomanan untuk pengambilan sampel swab.

2. Sistem monitoring selisih tekanan udara, suhu dan kelembaban udara yang diuji menggunakan mock-up bilik sampel mempunyai nilai akurasi yang tinggi yaitu secara berturut-turut 93,06%, 98,28% dan 91,02%.

5.2 Saran

Berdasarkan dari penelitian yang telah dilaksanakan bahwa perlu adanya perbaikan pada beberapa bagian untuk mendapatkan hasil yang lebih baik yaitu sebagai berikut:

1. Mengganti bahan pembuatan bilik sampel Covid-19 dengan bahan yang lebih ringan dari kaca agar semakin mudah dipindah-pindah.

2. Menambahkan metode pengiriman data dari Arduino Uno ke database baik via internet, sms, maupun bluetooth.

29

DAFTAR PUSTAKA

[1] C. W. Morfi, β€œKajian Terkini Corona Virus Disease 2019(Covid-19)”, Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia(JIKESI), vol. 1, no. 1, hlm. 1–8, 2020.

[2] Johns Hopkins University, "Coronavirus For COVID-19 Global Cases by the Center At Systems Science and Engineering (CSSE)," Johns Hopkins University,” 2020.

[3] Worldometers, "COVID-19 Coronavirus Pandemic", 2020. [Online].Available:https://

https://www.worldometers.info/coronavirus/.

[4] S. Choi, C. Han, J. Lee, S-II Kim, I. B. Kim, β€œInnovative Screening Tests For COVID-19 in South Korea,” Clinical and Experimental Emergency Medicine, vol. 7, no. 2, hlm. 73–

77, 2020.

[5] Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Pedoman Teknis Prasarana Sistem Tata Udara Pada Bangunan Rumah Sakit, April 2012.

[6] Agung Nugroho, RSA UGM Luncurkan Bilik Gama Swab, Universitas Gajah Mada, April.

27. 2020. Diakses Oktober. 20. 2020.[Online].Available:https://ugm.ac.id/id/berita/19352-rsa-ugm-luncurkan-bilik-gama-swab.

[7] Himpunan Perawat Pencegah dan Pengendali Infeksi Indonesia (HIPPI PUSAT) ,Penatalaksanaan Ruang Isolasi Airbone Transmission, 2019. [Online].

https://www.academia.edu/33543305/PENATALAKSANAAN_RUANG_ISOLASI_AIR BORNE_TRANSMISSION.

[8] Camfil Carr, Tekanan Ruang Negatif untuk Mencegah Kontaminasi Silang, Wayback Machine, Maret. 10. 2016. Diakses Oktober. 20. 2020.

Available:https://translate.googleusercontent.com/translate_c?client=srp&depth=1&hl=id Fasilitas Pelayanan Kesehatan, 2003". Diakses Oktober. 20. 2020. [Online].Available:

https://translate.googleusercontent.com/translate_c?client=srp&depth=1&hl=id&prev=sea rc&pto=aue&rurl=translate.google.com&sl=en&sp=nmt4&tl=id&u=https://www.cdc.gov/

infectioncontrol/guidelines/environmental/background/air.html&usg=ALkJrhhwLb1UaSk

30 2_XRMhTCtn8nEjZeRbA

[10] Omron, "D6F-PH MEMS Differential pressure Sensor Datasheet",Omron, 2013.

https://www.alldatasheet.com/datasheet-pdf/pdf/881133/OMRON/D6F-PH0505AD3.html [11] S. dr. Cahyarini Dwiatmo, β€œAdaptasi Tata Ruang & Tata Udara Ruang Isolasi RSUP

Persahabatan di Masa Pandemi Covid-19”, PERSI, 2020.

[12] A. H. Saptadi, β€œPerbandingan Akurasi Pengukuran Suhu dan Kelembaban Antara Sensor DHT11 dan DHT22”, Jurnal Infotel, vol. 6 No.2, November 2014.

31 LAMPIRAN

Lampiran 1 – Perbandingan Suhu Pada 4 Kondisi

Waktu(s) Kondisi 1(C) Kondisi 2(C) Kondisi 3(C) Kondisi 4(C)

1 29 28,7 28,8 28,5

32 Lampiran 2 – Perbandingan Kelembaban Udara Pada 4 Kondisi

Waktu(s) Kondisi 1(%) Kondisi 2(%) Kondisi 3(%) Kondisi 4(%)

33 Lampiran 3 – Perbandingan Selisih Tekanan Udara Pada 4 Kondisi

Waktu(s) Kondisi 1(Pa) Kondisi 2(Pa) Kondisi 3(Pa) Kondisi 4(Pa)

1 -0,12 -0,09 -0,09 -41,29

34 Lampiran 2 – Dokumentasi Bilik Sampel Covid-19

35

Dokumen terkait