• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan teori

6. Analisis Sistem PEARLS

Pada Tahun 2000, ACCU (The Asian Confederation of Credit Union) memperkenalkan standarisasi monitoring credit union yang diberi nama PEARLS Monitoring System. Sistem PEARLS adalah sistem pemantauan kinerja keuangan yang dirancang sebagai panduan pengelolaan koperasi kredit, yang memiliki 44 indikator kuantitatif dan

menyangkut analisis menyeluruh tentang kondisi koperasi kredit (Munaldus,2006). Sesuai dengan keputusan yang dibuat oleh ACCU dalam melaksanakan akreditasi ACCESS, maka rasio PEARLS yang diterapkan di dalam akreditasi tersebut hanya 13 indikator saja dan ke 13 indikator tersebut yang digunakan sebagai alat pemantau kinerja keuangan di Asia.

Fungsi dari sistem PEARLS yakni sebagai alat untuk memantau kinerja koperasi kredit. Kekuatan dan kelemahan koperasi dapat segera diketahui dengan menggunakan sistem ini. Oleh karena itu, PEARLS dapat digunakan sebagai sistem peringatan dini untuk alat pengawasan koperasi dengan menyediakan indikator dan standar kinerja keuangan koperasi serta mengukur tingkat kesehatan Koperasi.

Sistem PEARLS bertujuan untuk: (1) membuat perbandingan kinerja antara satu koperasi kredit dengan koperasi kredit lainnya, (2) menggambarkan perubahan rasio yang berpengaruh pada indikator lainnya,(3) membantu manager memperbaiki berbagai kekurangan koperasi kredit, sebagai contoh, sistem PEARLS mengidentifikasikan ketidakmampuan memperoleh pendapatan secara maksimal, ketidakmampuan membayar biaya operasional atau ketidakmampuan menekan pinjaman macet pada batas yang ditentukan (Richardson, 2002).

PEARLS merupakan singkatan dari beberapa huruf yang mengukur bagian-bagian kunci dari kegiatan koperasi(Munaldus,2006), berikut ini indikator dari PEARLS: Protection(perlindungan), Effective Financial Structure (struktur keuangan yang efektif), Asset

Quality(kualitas aktiva), Rates of Return and Cost (tingkat pendapatan dan biaya), Liquidity (likuiditas), Sign of Growth (tanda-tanda pertumbuhan). Setiap indikator tersebut dijelaskan sebagai berikut :

a. Protection (Perlindungan) :

Perlindungan merupakan suatu pengukuran yang dilakukan untuk mengukur ketersedian dana cadangan risiko. Dana cadangan risiko merupakan sumber utama dalam perlindungan yang berguna untuk mengurangi kerugian. Pengukuran ketersediaan dana cadangan risiko ini didapat dari hasil (1) membandingkan antara cadangan kerugian piutang dengan jumlah piutang macet, (2) membandingkan antara cadangan kerugian investasi dengan total jumlah investasi non regulasi.

Oleh karena itu, WOCCU (World Council of Credit Union) mengembangkan prinsip bahwa dana cadangan risiko merupakan bagian yang utama dalam mengatasi kerugian piutang. Yang dimaksud dengan piutang disini adalah pinjaman yang sedang beredar ditangan para anggota. Sedangkan dana cadangan risiko diperoleh dari dana yang dialokasikan setiap tahunnya dan dari provisi kredit lalai yang dialokasikan setiap bulannya.

b. Effective financial structure(struktur keuangan yang efektif)

Struktur keuangan yang efektif merupakan faktor yang tidak kalah pentingnya juga karena dalam hal ini dapat menentukan potensi pertumbuhan, kemampuan dalam memperoleh penghasilan, dan juga

kekuatan keuangan secara keseluruhan. Rasio ini mengukur asset (kekayaan), liabilities (kewajiban) dan capital (modal).

Konsentrasi koperasi kredit yakni untuk membangun modal lembaga yang dapat dijadikan ukuran ketahanan koperasi kredit terhadap goncangan yang mungkin terjadi. Modal lembaga mempunyai tiga sasaran yang utama, antara lain : (1) Meminimalkan biaya aktiva tidak produktif, (2)Meningkatkan laba, (3) Menambah cadangankerugian piutang. Dalam hal ini, CU didorong untuk memaksimalkan asset-aset produktif sebagai cara untuk memperoleh pendapatan yang memadai, seperti portofolio pinjaman merupakan asset CU yang paling menguntungkan, maka WOCCU merekomendasikan agar selalu berada pada 70%-80% dari total asset CU.

c. Asset Quality (Kualitas Aktiva)

Rasio ini dilakukan untuk mengukur dampak dari aset yang tidak menghasilkan. Aset yang tidak menghasilkan atau tidak produktif tidak akan meningkatkan pendapatan. oleh karena itu, aset yang tidak produktif yang berlebihan akan berdampak negatif terhadap pendapatan koperasi kredit.

Aset yang tidak produktif ini berkaitan dengan kredit yang bermasalah atau kelalaian pinjaman, dan non-aset produktif (traditionally, ada anggota berbagi modal yang digunakan untuk membiayai aktiva tetap).

Sistem PEARLS digunakan untuk mengidentifikasi dampak aktiva-aktiva yang tidak produktif berupa: (1) Rasio kelalaian pinjaman, yakni bertujuan untuk memelihara angka kemacetanpengembalian pinjaman dibawah 5% dari total piutang yang belum dilunasi, (2) Persentase aktiva tidak produktif, yakni apabila makin tinggi rasio aktiva tidak produktif maka makin sulit koperasi kredit meningkatkan pendapatannya, (3) Biaya atas aktiva tidak produktif, sebab pembelian aktiva tidak produktif dibiayai oleh 100% modal lembaga koperasi kredit.

d. Rates of Return and cost (tingkat pendapatan dan biaya)

Sistem PEARLS pada bagian ini berguna untuk mengetahui semua komponen penting yang berkontribusi terhadap besarnya keuntungan bersih atau sisa hasil usaha suatu koperasi kredit. Tujuan dari rasio ini adalah untuk membantu pihak manajemen dalam menghitung hasil investasi dan menilai biaya-biaya operasional serta membantu manajemen dalam menentukan investasi mana yang menguntungkan dan mana yang tidak menguntungkan.

Selain itu, biaya-biaya yang termasuk dalam biaya operasional koperasi juga merupakan hal penting dalam mengukur kinerja keuangan. Biaya operasional ini dibedakan ke dalam beberapa bagian, diantaranya: (1) Biaya intermediasi keuangan, (2) Biaya administrasi, (3) Cadangan kerugian piutang (pinjaman anggota).

e. Liquidity (likuiditas)

Perhitungan likuiditas ini bertujuan untuk mengubah simpanan saham menjadi simpanan non-saham yang lebih mudah cair. Pencapaian target kesehatan PEARLS bertujuan untuk menurunkan persentase likuiditas menganggur untuk menutupnya sampai sekecil mungkin.Likuiditas yang dulunya dipandang berdasarkan ketersediaan uang tunai untuk dipinjam anggota. Dengan mengenalkan adanya simpanan non-saham yang dapat ditarik sewaktu-waktu, maka saat ini likuiditas lebih merujuk pada uang tunai yang selalu harus tersedia untuk penarikan simpanan maupun pencairan pinjaman,dan variabel ini yang tidaklah mudah dikontrol oleh CU. Sangat diperhatikan dana cadangan likuid karena dapat menjadi opportunity cost yang hilang. Dana-dana yang disimpan di bank atau di investasikan dengan pendapatan bunga yang rendah tidaklah sebanding dengan membeli dana tersebut. Ada kemungkinan dana tersebut dari sumber yang mahal, oleh karenanya sangat penting sekali menjaga dana likuid yang menganggur.

f. Sign of Growth (tanda-tanda pertumbuhan)

Pada bagian ini, sistem PEARLS berguna untuk mengukur pertumbuhan dilihat dari indikator keuangan dan keanggotaan.Sistem ini menghubungkan antara pertumbuhan dengan tingkat profitabilitas. Salah satu tanda keberhasilan kesehatan koperasi kredit adalah

pertumbuhan modal lembaga yang biasanya lebih tinggi daripada pertumbuhan total aktiva.

Dokumen terkait