VI HASIL DAN PEMBAHASAN
6.3 Analisis Sistem Pengelolaan Objek Wisata Pemandian Air Panas GSE Terkait Pengelolaan Wisata Saat Ini
Pemandian Air Panas GSE merupakan salah satu kawasan wisata yang termasuk ke dalam TNGHS yang difungsikan untuk wisata alam. Objek wisata Pemandian Air Panas GSE saat ini berada di bawah pengelolaan Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (BTNGHS). Pengelolaan objek wisata Pemandian Air Panas GSE mengalami masa peralihan pengelolaan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor (Disbudpar Kabupaten Bogor) yang dibantu kelompok Masyarakat Lokapurna kepada BTNGHS yang didasarkan atas SK Menteri Kehutanan No.175/Kpts-II/2003 tanggal 10 Juni 2003. Objek wisata Pemandian Air Panas GSE saat ini mulai dikoordinir oleh masyarakat sekitar yang dikenal dengan kelompok masyarakat Lokapurna yang dulunya juga mengelola objek wisata Pemandian Air Panas GSE bersama Disbudpar Kabupaten Bogor sebelum masa peralihan untuk mencegah vakumnya aktivitas wisata. Aktivitas yang dilakukan oleh kelompok masyarakat Lokapurna dalam mengelola objek wisata Pemandian Air Panas GSE setelah terjadinya peralihan pengelolaan kepada BTNGHS adalah dengan meneruskan sistem yang sudah ada pada saat dikelola oleh Disbudpar Kabupaten Bogor. Sistem pengelolaan yang dilakukan adalah dengan melakukan sistem retribusi tiket, keamanan dan kebersihan. Masyarakat sekitar objek wisata Pemandian Air Panas GSE yang tidak termasuk dalam kelompok
masyarakat Lokapurna juga ikut merasakan manfaat dari pengelolaan saat ini, berupa perijinan membuka unit usaha di objek wisata Pemandian Air Panas GSE yang lebih mudah dibawah koordinir dan kontrol dari kelompok masyarakat Lokapurna. Semenjak objek wisata Pemandian Air Panas GSE termasuk ke dalam TNGHS, stakeholder yang berperan dalam mengelola seluruh daerah TNGHS adalah BTNGHS. Namun berdasarkan kondisi di lapang pengelolaan masih dijalankan sepenuhnya oleh kelompok masyarakat Lokapurna. Kondisi ini menyebabkan BTNGHS belum melakukan pengelolaan secara penuh terhadap objek wisata Pemandian Air Panas GSE. Berdasarkan uraian tersebut stakeholder
terkait pengelolaan objek wisata Pemandian Air Panas GSE adalah BTNGHS, kelompok masyarakat Lokapurna dan Masyarakat Non Lokapurna. Skema yang terkait dengan pengelolaan objek wisata Pemandian Air Panas GSE saat ini tersaji dalam Gambar 2.
: Memiliki Peran dalam Pengelolaan. : Memiliki Wewenang dalam Pengelolaan.
: Mendapatkan dan mempunyai manfaat ekonomi dari keberadaan kawasan. : Mitra kerja secara tidak langsung.
: Dibawah koordinasi dengan stakeholder terkait.
Gambar 2. Skema Pengelolaan objek wisata Pemandian Air Panas GSE saat ini Berdasarkan Gambar 2 dapat diketahui bawa BTNGHS memiliki wewenang dalam pengelolaan objek wisata Pemandian Air Panas bedasarkan SK Menteri Kehutanan No.175/Kpts-II/2003, namun pada masa peralihan pengelolaan objek wisata Pemandian Air Panas GSE BTNGHS belum melakasanakan peran
Objek wisata Pemandian Air Panas GSE
BTNGHS Kelompok Masyarakat (LOKAPURNA)
Masyarakat Non Lokapurna
38
dalam pengelolaan objek wisata Pemandian Air Panas GSE. Hal tersebut dikarenakan adanya Kelompok masyarakat Lokapurna yang menganggap bahwa keberadaan objek wisata Pemandian Air Panas GSE dapat dikelola oleh masyarakat. Kelompok masyarakat Lokapurna merupakan kelompok masyarakat yang memiliki pengaruh yang tinggi di kalangan masyarakat sekitar. Hal tersebut dikarenakan kelompok masyarakat Lokapurna merupakan kelompok masyarakat yang sudah lama terbentuk sebelum objek wisata Pemandian Air Panas GSE masuk dalam perluasan TNGHS. Hal tersebut menyebabkan pengelolaan objek wisata Pemandian Air Panas GSE saat ini diatur dan dikelola oleh kelompok masyarakat Lokapurna. Pengelolaan yang dilakukan oleh kelompok masyarakat Lokapurna mendapatkan dukungan dari masyarakat sekitar karena masyarakat merasa mendapatkan manfaat atas keberadaan objek wisata Pemandian Air Panas GSE.
Mayoritas masyarakat sekitar objek wisata Pemandian Air Panas GSE membuka usaha di sekitar objek wisata. Hal tersebut membuat masyarakat sekitar mendukung pengelolaan yang di lakukan oleh kelompok masyarakat Lokapurna karena akses terhadap pengelola menjadi lebih mudah. Kelompok masyarakat Lokapurna mempunyai peran untuk mengkoordinasikan siapa saja yang boleh dan tidak boleh membuka unit usaha di sekitar objek wisata. Koordinasi tersebut berupa akses untuk membuka unit usaha baru disekitar kawasan objek wisata Pemandian Air Panas GSE. Berdasarkan hal tersebut maka peran BTNGHS sebagai pengelola saat ini cenderung lemah dibandingkan kelompok masyarakat pengelola (Lokapurna). Tabel 22 menjelaskan pengelolaan objek wisata Pemandian Air Panas GSE berdasarkan kewenangan, peran, manfaat ,tugas dan fungsi pihak pengelola objek wisata Pemandian Air Panas GSE saat ini.
Tabel 22 Pengelolaan Objek wisata Pemandian Air Panas GSE saat ini. Pasca ditetapkan sebagai perluasan TNGHS
No Pihak terkait Pengelolaan Objek wisata Pemandian Air Panas GSE saat ini
Kewenangan Tugas
dan Fungsi Peran/Aktivitas Manfaat
1 Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (BTNGHS) Mengelola secara utuh objek wisata Pemandian Air Panas GSE Memberikan wewenang pengelolaan dan memantau kondisi Objek wisata Menjaga dan melestarikan objek wisata Pemandian Air Panas GSE dengan prinsip konservasi Mendapatkan manfaat dari adanya retribusi PNBP di wilayah GSE namun tidak
mengambil dana retribusi di objek wisata Pemandian Air Panas GSE 2 Kelompok Masyarakat Pengelola (Lokapurna) Berpartsisipasi dalam pengelolaan objek wisata Pemanndian Air Panas GSE dibawah arahan BTNGHS
Melakukan
pemungutan retribusi tiket di objek wisata, Menjaga keamanan, kebersihan dan keberlanjutan objek wisata Melakukan partisipasi dalam meneruskan pengelolaan dan mengkoordinir akses masyarakat untuk melakukan usaha Memudahkan akses masyarakat sekitar untuk melakukan usaha di Objek wisata Pemandian Air Panas GSE.
3 Masyarakat sekitar (Non Lokapurna) Tidak berpengaruh dalam wewenang pengelolaan Menjaga kebersihan di sekitar area usaha di objek wisata dan membayar retribusi kebersihan kepada kelompokma syarakat pengelola (Lokapurna) Melakukan usaha di sekitar objek wisata Pemandian Air Panas GSE Meningkatkan pendapatan dan lapangan pekerjaan bagi masyarakat
Berdasarkan Gambar 2 dan data pada Tabel 22 di atas, stakeholder yang seharusnya mengelola objek wisata Pemandian Air Panas GSE saat ini adalah BTNGHS. Hal tersebut tercantum dalam SK Menteri Kehutanan No.175/Kpts-II/2003 yang menyatakan bahwa TNGHS saat ini dikelola oleh BTNGHS. Namun aturan tersebut belum mendapatkan dukungan dari masyarakat sekitar objek wisata Pemandian Air Panas GSE. Masyarakat cenderung mendukung pengelolaan yang dilakukan oleh masyarakat Lokapurna sehingga BTNGHS belum melakukan pengelolaan secara penuh di kawasan wisata. Walaupun demikian pengelolaan objek wisata Pemandian Air Panas GSE saat ini terdapat kelebihan dan kekurangan. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyrakat sekitar mayoritas kelebihan yang dirasakan oleh masyarakat untuk pengelolaan saat ini yaitu mudahnya akses untuk membuka unit usaha baru di objek wisata Pemandian Air Panas GSE dan peningkatan lapangan pekerjaan. Namun disisi lain, masyarakat juga merasakan kekurangan pada pengelolaan objek wisata Pemandian Air Panas saat ini, seperti pengelolaan saat ini belum memiliki kejelasan penggunaan dana retribusi dalam mengelola objek wisata Pemandian Air Panas GSE. Ketidakjelasan penggunaan
40
dana retribusi tersebut adalah dana tiket dari wisatawan dan retribusi yang dilakukan oleh masyarakat (untuk kebersihan). Mekanisme pengelolaan penerimaan dari tarif masuk dan iuran kebersihan dinilai belum transparan. Pengelolaan objek wisata Pemandian Air Panas GSE saat ini, juga dikhawatirkan dapat membahayakan kegiatan konservasi TNGHS karena dikhawatirkan kelompok masyarakat Lokapurna kurang paham akan arti penting konservasi.
Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (BTNGHS) sebagai pihak yang memiliki wewenang perlu mengarahkan pembangunan wisata alam berbasis masyarakat (community based tourism) yang dapat mendukung aktivitas konservasi. Pengelolaan yang sudah terbentuk oleh masyrakat saat ini sudah mendukung adanya pembangunan wisata alam berbasis masyarakat (community based tourism) namun pengelolaan tersebut masih sebatas untuk memanfaatkan keberadaan objek wisata. Dalam bentuk pengelolaan ini diharapkan pelibatan masyarakat sangat diutamakan dalam pengelolaan objek wisata Pemandian Air Panas GSE dengan BTNGHS sebagai pendamping. Hal ini memudahkan BTNGHS dalam melakukan kontrol terhadap pengembangan dan pelaksanaan kegiatan wisata alam agar tidak membahayakan kelestarian SDAL di objek wisata Pemandian Air Panas GSE. Selain diharapkan akan mendorong para pelaku wisata untuk ikut menjaga kelestarian alam guna keberlanjutan objek wisata Pemandian Air Panas GSE.