ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
A.Pengertian Kas dan Pengendalian Internal
Kas terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam hampir semua transaksi usaha. Kas juga menjadi begitu penting karena perorangan, perusahaan atau bahkan pemerintahan harus mempertahankan posisi likuiditas yang memadai yakni mereka harus memiliki sejumlah uang yang mencukupi untuk membayar kewajiban pada saat jatuh tempo agar entitas bersangkutan dapat terus beroperasi.
Kas adalah aktiva lancar paling likuid dan terdiri dari bagian yang bertindak sebagai alat pertukaran serta memberikan dasar untuk perhitungan akuntansi. Kas meliputi koin, uang kertas, cek, wesel dan uang yang disimpan di bank yang dapat ditarik tanpa pembatasan dari bank bersangkutan. Lazimnya, kas dapat ditarik sebagai segala sesuatu yang diterima bank untuk disetorkan kerekening bank lainnya.
Menurut Suharli (2006:173), “kas dan setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka waktu pendek dan dengan cepat dapat dikonversi menjadi kas dalam jumlah tertentu tanpa harus menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan.”
Menurut perusahaan kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya. Kas
terdiri atas saldo kas yang ada di perusahaan (cash on hand) dan saldo rekening bank. Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya likuid, berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa merubah nilai yang signifikan.Suatu investasi baru dapat memenuhi syarat sebagai setara kas hanya jika segera akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya.
Menjaga kas agar tetap aman maka perusahaan perlu membuat sistem pengendalian intern. Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran – ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, untuk mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Pengendalian intern (Intern Control) adalah langkah – langkah yang diambil perusahaan guna memastikan keandalan data akuntansinya, melindungi aset – asetnya dari pencurian dan penyalahgunaan, meyakinkan bahwa para karyawan mengikuti kebijakan – kebijakan dan prosedur – prosedur perusahaan, dan mengevaluasi kinerja para karyawan, departemen, divisi, dan perusahaan secara keseluruhan, Simamora ( 2000:44).
Menurut Mulyadi (2001:42), unsur pokok pengendalian intern adalah sebagai berikut :
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas,
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya,
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap organisasi, 4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
Lingkungan pengendalian mencerminkan sikap dan tindakan para pemilik dan manajer perusahaan mengenai pentingnya pengendalian intern perusahaan. Efektivitas unsur pengendalian intern sangat ditentukan oleh atmosfer yang diciptakan lingkungan pengendalian.
Tujuan lingkungan sebuah organisasi pada umumnya dikembangkan dan dijaga oleh manajemen senior dan dewan komisaris. Mencegah terjadinya kecurangan, lingkungan tersebut harus tegas. Manajemen hendaknya menentukan dengan jelas dalam kebijakan tertulisnya mengenai komitmen dalam perlakuan yang adil posisinya dalam konflik kepentingan, persyaratan akan merekrut karyawan – karyawan yang jujur, keharusannya akan kontrol internal yang kuat dan diatur dengan baik, serta keteguhannya untuk menghukum yang bersalah.
Manajemen bertanggung jawab dalam pembentukan dan pembinaan sistem pengendalian intern. Untuk ini manajer perlu mengendalikannya secara terus menerus agar sistem pengendalian intern berjalan dengan semestinya dan dapat dimodifikasi seluruhnya sesuai dengan perubahan.
Tujuan pengendalian intern yang efektif dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Menjamin kebenaran data akuntansi
Manajemen harus memiliki data akuntansi yang dapat diuji ketepatannya untuk melaksanakan operasi perusahaan. Berbagai macam data dapat digunakan untuk mengambil keputusan yang penting.
2. Mengamankan harta kekayaan dan catatan pembukuan
Harta fisik perusahaan dapat saja dicuri, disalahgunakan ataupun rusak secara tidak sengaja. Sistem pengendalian intern dibentuk guna mencegah ataupun menemukan harta yang hilang dan catatan pembukuan pada saat yang tepat.
3. Menggalakkan efisiensi usaha
Pengendalian dalam suatu perusahaan juga dimaksudkan untuk menghindari pekerjaan berganda yang tidak perlu, mencegah pemborosan terhadap semua aspek usaha termasuk pencegahan terhadap penggunaan sumber-sumber dana yang tidak efisien.
4. Mendorong ditaatinya kebijakan pimpinan yang telah digariskan.
Manajemen menyusun prosedur dan peraturan untuk mencapai tujuan perusahaan seperti memberikan jaminan akan ditaatinya prosedur dan peraturan tersebut oleh perusahaan.
Fungsi pengendalian intern yaitu untuk menentukan apakah ada penyimpangan dalam pelaksanaan. Untuk dapat menentukan adanya penyimpangan perlu diketahui ukuran yang menjadi dasar hasil pelaksanaan yang diharapkan dan kebijakan dalam pelaksanaan. Pengawasan dan penelaahan pada sistem pengendalian intern yang baik akan mampu melindungi kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan kesalahan dan ketidaktelitian yang terjadi.
B. Pengendalian Intern atas Penerimaan Kas
Pengendalian intern harus dilaksanakan dengan baik,dan selalu dimonitori atau diawasi serta di sesuaikan dengan kemajuan dan keadaan perusahaan saat itu. Pemeriksaan intern yang merupakan alat bantu pengendalian manajemen (Managerial Control) dan melakukan kegiatan penilaian bebas terhadap semua kegiatan perusahaan harus selalu dalam keadaan dinamis dan aktif. Dalam rangka itu pemeriksa intern dapat menyusun pengendalian intern yang baik dan tepat, mengadakan pengawasan pelaksanankannya, mengukur dan menilai serta memberi saran- saran perbaikan dan komentar – komentar yang sangat diperlukan oleh manajemen.
Adanya dengan sistem pengendalian intern yang selalu dinilai, dievaluasi akan menghasilkan suatu “keluaran” atau output seperti yang diharapkan atau direncanakan manajemen.
Sehubungan dengan hal tersebut maka Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara memerlukan adanya sistem pengendalian intern kas, karena kas merupakan komponen yang paling penting didalam melaksanakan aktivitas usahanya. Disamping itu kas juga merupakan aktiva yang paling mudah diselewengkan.
C. Prosedur Penerimaan Kas pada FE USU
Serangkaian proses pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan penerimaan kas serta pertanggungjawaban kembali dalam prosedur penerimaan kas pada Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara dapat dilakukan secara manual ataupun menggunakan sistem terkomputerisasi.
Adapun yang dilaksanakan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara secara lebih rinci meliputi :
a. Setoran SPP Mahasiswa ke Biro Rektor.
b. Pihak Fakultas mengirimkan rencana anggaran ke Biro Rektor.
c. Setelah diteliti, pihak Biro akan menyetujui rencana anggaran tersebut. d. Pihak Biro mengirimkan cek kepada Fakultas Ekonomi USU yang
nilainya sesuai dengan anggaran yang diajukan sebelumnya. e. Fakultas melampirkan dokumen bukti penerimaan uang / cek.
f. Mencatat pada buku besar di Bagian Keuangan jumlah cek yang diterima dari Birek.
g. Cek/Dana tersebut dikelola oleh pihak Fakultas ( Bagian Keuangan Fakultas) untuk membiayai semua kebutuhan / kegiatan operasional Fakultas.
h. Bagian Keuangan membuat pembukuan atas pemakaian cek/dana tersebut. i. Pembukuan tersebut berisi tentang Realisasi Anggaran yang akan
diserahkan kepada Biro Rektor setiap bulannya sebagai pertanggungjawaban fakultas.
j. Jika terjadi kelebihan dana, maka dana tersebut akan dikembalikan lagi ke Biro Rektor.
Laporan yang dihasilkan dari prosedur penerimaan kas pada Fakultas Ekonomi USU adalah Laporan Realisasi Anggaran yaitu laporan yang
menyajikan informasi realisasi, pendapatan, dan pembiayaan fakultas dalam suatu periode tertentu.
Jenis –jenis penerimaan kas pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara bersumber dari :
a. Mahasiswa, berupa kewajiban pembayaran uang kuliah untuk program studi S1 Reguler maupun Mandiri, Diploma III, Ekstensi, dll.
b. Sumbangan pribadi.
c. Sumbangan Instansi / Perusahaan.
Namun dalam Tugas Akhir ini penulis hanya membahas lebih dalam mengenai prosedur penerimaan kas yang berasal dari SPP Mahasiswa. Karena sumber inilah yang lebih bersifat rutin.
Prosedur pelaksanaan pembayaran SPP yang dilaksanakan oleh mahasiswa adalah sebagai berikut:
a. Mengambil blanko SPP yang telah diisi data mahasiswa dan telah ditandatangani oleh Kasbag Keuangan FE USU
b. Mahasiswa menandatangani bukti pengambilan blanko SPP sesuai dengan Program Studi ,Tahun Akademik, , Nama dan Nomor Induk Mahasiswa
c. Mahasiswa menyetor langsung ke Bank BNI cabang USU
d. Setelah membayar SPP mahasiswa akan menerima bukti setoran yang telah divalidasi warna putih, merah dan hijau
e. Asli bukti setoran dipegang oleh mahasiswa dan mengembalikan bukti setoran warna merah/hijau kepada bagian keuangan FE USU
f. Mahasiswa menandatangani bukti pengembalian blanko SPP kepada bagian keuangan FE USU
g. Menyerahkan fotokopi bukti setoran kepada program studi yang bersangkutan
Prosedur penerimaan kas pada fakultas perlu dirancang sedemikian rupa sehingga kemungkinan tidak tercatat dan tidak diterimanya uang yang seharusnya diterima dapat dikurangi menjadi sekecil mungkin. Prosedur penerimaan kas perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Terdapat pemisahan tugas antara yang menyimpan, menerima, dan mencatat penerimaan uang.
b. Setiap penerimaan uang langsung disetor ke bank sebagaimana adanya. Untuk dapat memenuhi prinsip-prinsip pengendalian intern dalam hal penerimaan kas perlu pemisahan fungsi seperti pemisahan antara fungsi penerimaan uang, pencatatannya, penyimpanan kas serta yang melakukan rekonsiliasi bank.
Prosedur Penerimaan Kas Pada FE USU
(Setelah disetujui)
Gambar 3.1
Prosedur Penerimaan Kas Pada Fakultas Ekonomi USU Sumber : Fakultas Ekonomi USU
Setoran SPP Mahasiswa
Biro Rektor USU Fakultas Mengajukan Rencana Anggaran Mengirimkan Cek Fakultas Ekonomi USU Melampirkan Bukti Penerimaan cek Mencatat di Buku Besar
Keuangan Fakultas Pengelolaan Dana Oleh Fakultas Pembukuan Realisasi Anggaran Biro Rektor USU
D. Pengendalian Intern atas Pengeluaran Kas
Pengendalian internal atas pengeluaran kas harus memberikan jaminan yang memadai bahwa pembayaran dilakukan hanya untuk transaksi yang diotorisasi. Disamping itu, pengendalian harus memastikan bahwa kas digunakan secara efisien. Pengeluaran kas dalam perusahaan dilakukan dengan menggunakan cek. Pengeluaran kas yang tidak dapat dilakukan dengan cek (biasanya karena jumlah relatif kecil), dilaksanakan melalui dana kas kecil yang diselenggarakan dengan salah satu sistem: fluctuating – fund – balance system
dan imperst system.
Pengeluaran kas dengan cek memiliki kebaikan ditinjau dari pengendalian intern berikut :
1. Digunakannya cek atas nama, pengeluaran cek akan dapat diterima oleh pihak yang namanya sesuai dengan yang ditulis pada formulir cek, dengan demikian pengeluaran kas dengan cek menjamin diterimanya cek tersebut oleh pihak yang dimaksud pihak pembayaran.
2. Dilibatkannya pihak luar, dalam hal ini bank, dalam pencatatan transaksi pengeluaran kas perusahaan. Dengan digunakannya cek dalam setiap pengeluaran kas perusahaan, transaksi pengeluaran kas direkam juga oleh bank, yang secara priodik mengirimkan rekening koran bank (bank statement) kepada perusahaan nasabahnya. Rekening koran bank inilah yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengecek ketelitian catatan transaksi kas perusahaan dalam jurnal penerimaan dan pengeluaran kas.
3. Sistem perbankan mengembalikan cancelled check kepada cek is-user. Pengeluaran kas dengan cek memberikan manfaat tanbahan bagi perusahaan yang mengeluarkan cek dengan dapat digunakannya cancelled check sebagai tanda terima pembayaran lebih andal karena didalam endorsement terkait pihak bank yang merupakan pihak yang independen bagi pembayar maupun bagi penerima pembayaran.
E.Prosedur Pengeluaran Kas pada Fakultas Ekonomi USU
Prosedur pengeluaran kas pada Fakultas Ekonomi USU meliputi serangkaian proses baik manual maupun terkomputerisasi dalam rangka pertanggungjawaban yang berkaitan dengan pengeluaran kas pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Adapun prosedur pengeluaran kas secara rinci yang dilaksanakan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara meliputi:
a. Menerima berkas/kwitansi tagihan pembayaran. b. Melampirkan dokumen pendukung pengeluaran uang. c. Membuat bukti pengeluaran kas/cek dan mencetaknya.
d. Memaraf/meminta tanda tangan pengesahan persetujuan pembayaran di bukti pengeluaran kas/cek.
e. Meminta pengesahan pejabat ( Pudek II ) yang berhak menyetujui pembayaran di bukti pengeluaran kas/bank.
g. Menandatangani/meminta tanda tangan pejabat yang berhak setuju bayar pada cek/giro.
h. Mencatat pada buku kas atau buku besar keuangan setiap jumlah pengeluaran.
i. Membuat laporan dalam bentuk Realisasi Anggaran untuk selanjutnya dilaporkan kembali ke Birek USU.
Dokumen-dokumen pendukung yang digunakan pada prosedur akuntansi pengeluaran kas pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara terdiri atas:
1. Kwitansi penagihan yang harus segera dibayar.
2. Kwintansi pembayaran dan bukti penerimaan lainnya merupakan dokumen sebagai tanda bukti pembayaran.
3. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang diterbitkan oleh bendahara / pejabat Fakultas yang memiliki kewenangan.
4. Bukti transfer merupakan dokumen atau bukti apabila pembayaran dilakukan melalui transfer antar bank.
5. Buku besar pengeluaran kas merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat atau menggolongkan semua transaksi atas kejadian yang berhubungan dengan pengeluaran kas.
6. Buku besar pembantu merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi
Jenis-jenis pengeluaran kas pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, baik keperluan operasi program S-1 Reguler, Mandiri, program Diploma III, dan Ekstensi, secara umum mencakup :
a. Belanja pegawai
Belanja pegawai terdiri dari : 1. Belanja Pendidikan, mencakup :
a. kuliah di kelas,
b. dosen pembimbing dan penguji skripsi, c. seminar lokakarya,
d. pelaksana administrasi,
e. pengawas ujian/koreksi/panitia ujian, f. pembimbing praktikum / PKL, g. tim penilai karya ilmiah, h. penulisan karya ilmiah,
i. tim pengembangan program pendidikan, 2. Biaya penelitian,
3. Pengabdian kepada masyarakat,
4. Pembinaan dan pelayanan kesejahteraan masyarakat, 5. Pembinaan kerumahtanggaan dan lingkungan kampus, b. Belanja barang, mencakup :
1. Bahan, 2. Inventaris,
3. Langganan daya dan Jasa, seperti rekening telepon, 4. Penyelenggaraan, mencakup :
a. proses belajar-mengajar, b. seminar dan workshop,
c. penyelenggaraan ujian dan kegiatan ilmiah, Dies natalis, penataran, d. dll ...
c. Belanja Pemeliharaan, mencakup : 1. Pemeliharaan perabot/ inventaris, 2. Pemeliharaan kendaraan operasiona,l
3. Pemeliharaan investasi dan peralatan/perabot penunjang, 4. Pemeliharaan gedung, Instalasi air dan listrik,
5. dll ....
d. Belanja Perjalanan, mencakup :
1. Perjalanan dinas tugas belajar dosen dan pegawai,
2. Bantuan perjalanan bagi tenaga akademik dan administrasi, 3. dll ...
Semua pengeluaran kas pada Fakultas Ekonomi akan disusun dalam surat pertanggung jawaban (SPJ) Fakultas/unit kerja. Pengendalian pengeluaran kas pada Fakultas Ekonomi akan dipertanggung jawabkan pada SPJ dan dikirimkan ke Biro Pusat Administrasi (BPA), dan kelebihan anggaran kerja akan dikembalikan sehingga tidak ada kas yang di simpan di fakultas yang dapat di salah gunakan.
Pada dasarnya untuk dapat menghasilkan sistem pengendalian yang baik, prosedur pengeluaran kas harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Semua pengeluaran dilakukan dengan cheque, pengeluaran-pengeluaran dalam jumlah kecil dilakukan melalui dana kas kecil.
2. Semua pengeluaran kas harus memperoleh persetujuan dari yang berwenang terlebih dahulu.
3. Terdapat pemisahan tugas antara yang berhak menyetujui pengeluaran kas, yang menyimpan uang kas dan melakukan pengeluaran serta yang mencatat pengeluaran kas.
Unsur pengendalian intern pengeluaran kas yang sehat menurut Mulyadi (2001:78) untuk organisasi, sistem otoritas dan prosedur pencatatan, dan praktik yang sehat adalah :
1. Fungsi penyimpanan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.
2. Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan sendiri oleh bagian kasir sejak awal sampai akhir, tanpa campur tangan fungsi yang lain.
3. Pengeluaran kas harus mendapat otoritas dari pejabat yang berwenang. 4. Pembukuan dan penutupan rekening bank harus mendapatkan
persetujuan dari pejabat yang berwenang.
5. Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas (atau dalam metode pencatatan dalam register cek) harus didasarkan bukti kas keluar yang telah mendapat otoritas dari pejabat yang berwenang dan yang dilampiri dokumen pendukung yang lengkap.
6. Saldo kas yang ada ditangan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian atau penggunaan yang tidak semestinya.
7. Dokumen dasar dan pendukung transaksi pengeluaran kas harus dibubuhi cap “lunas” oleh bagian kasir setelah transaksi pengeluaran kas dilakukan.
8. Penggunaan rekening koran bank (bank statement) yang merupakan informasi dari pihak ketiga, untuk mengecek ketelitian catatan kas oleh fungsi pemeriksaan intern (internal audit function) yang merupakan fungsi yang tidak terlibat dalam pencatatan dan penyimpanan kas.
9. Semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek atas nama perusahaan penerima atau dengan pemindah bukuan.
10. Jika pengeluaran kas hanya menyangkut jumlah yang kecil, pengeluaran ini dilakukan dilakukan sistem akuntansi pengeluaran kas melaluai dana kas kecil yang akuntansinya diselenggarkan dengan imperst sistem.
11. Secara priodik dilakukan pencocokan jumlah fisik kas yang ada ditangan dengan jumlah kas menurut catatan akuntansi.
12. Kas yang ada ditangan (cash in hand) dan kas yang ada diperjalanan (cash in transit) di asuransikan dari kerugian.
13. Kasir di asuransikan (fidelity bond insurance).
14. Kasir dilengkapi dengan alat – alat yang mencegah terjadinya pencurian terhadap kas yang ada ditangan (misalnya mesin register kas,dan lemari besi)
Prosedur Pengeluaran Kas Pada FE USU
Gambar 3.2Prosedur Pengeluaran Kas Pada Fakultas Ekonomi USU
Sumber : Fakultas Ekonomi USU Menerima berkas
tagihan pembayaran
Melampirkan dokumen pendukung pengeluaran uang
Membuat bukti pengeluaran kas
Memaraf/meminta tanda tangan pengesahan pengeluaran uang
Meminta pengesahan pejabat ((Pudek II ) yang berhak menyetujui
pembayaran Untuk pembayaran
melalui Bank dibuatkan Cek/Giro
Mencatat pengeluaran di Buku Besar keuangan pembayaran
pengeluaran uang
Membuat Laporan Realisasi Anggaran
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan data yang telah disusun oleh penulis maka dapat disimpulkan bahwa setiap perusahaan ( dalam hal ini lembaga pendidikan) harus tetap menjaga jumlah uang kasnya agar tetap mencukupi pembiayaan operasionalnya sehari – hari. Manajemen kas yang efektif juga memerlukan pengendalian internal yang baik guna melindungi kas dari pencurian atau penggelapan kas. Hal ini karena kas merupakan aktiva yang paling lancar, sehingga lebih mudah untuk diselewengkan jika tidak dijaga dengan baik.
Secara umum, sistem pengendalian kas selalu membedakan antara pihak yang menangani pemasukan/pengeluaran dengan pihak yang melakukan pencatatan dan yang melakukan otorisasi. Hal ini bertujuan mengurangi kemungkinan terjadinya manipulasi dalam pencatatan/pembukuan.
Karakteristik dari suatu pengendalian kas adalah :
1. Menetapkan tanggung jawab dan tugas secara khusus dalam menangani penerimaan dan pengeluaran kas.
2. Mengadakan pemisahan terhadap penanganan dan pencatatan penerimaan kas.
3. Mengadakan audit internal pada selang waktu tertentu, terutama pemeriksaan terhadap keadaan kas perusahaan.
4. Memilih dan Menetapkan karyawan yang jujur dalam memegang kas perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa terhadap sistem pengawasan sistem internal kas pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Struktur organisasi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dinilai sudah cukup baik karena dapat menunjang terbentuknya kesatuan perintah yang terarah dan pemisahan fungsi pengelolaan kas, pencatatan kas, wewenang serta tanggung jawab yang jelas. Hal ini sangat membantu dalam pelaksanaan pengendalian internal kas yang dilakukan Fakultas. 2. Penerimaan kas pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
berasal dari SPP Mahasiswa, Bantuan dana dari Pemerintah dan Sumbangan Masyarakat.
3. Pengendalian internal merupakan suatu sistem yang meliputi semua cara yang dipakai dalam suatu perusahaan/ Instansi untuk mengawasi kegiatan perusahaan yang tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya kecurangan dan penyelewengan, agar semua rencana yang telah ditetapkan dapat berjalan secara baik..
4. Prosedur penerimaan kas dan pengeluaran kas pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara sudah cukup baik dengan adanya bukti-bukti yang dilaporkan & disimpan oleh pihak yang berwenang serta telah dilakukan pencatatan langsung dari penerimaan dan pengeluaran kas.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mencoba memberikan saran-saran yang mungkin bermanfaat kepada pihak Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dalam memajukan fakultas ekonomi adalah sebagai berikut :
1. Sistem pengendalian intern kas yang telah efektif harus tetap di pertahankan agar Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dapat mencapai sasaran atau tujuan yang diharapkan.
2. Fakultas Ekonomi sebaiknya tidak hanya mempercayakan pada satu petugas bagian keuangan, tetapi dua atau tiga petugas, hal ini agar kas lebih terjamin keamanannya.
BAB II
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
A.Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi USU
Fakultas Ekonomi lahir dan didirikan tahun 1959 di Darusasalam (Universitas Syariah Kuala) Kota Kuraja ( Banda Aceh) . Yayasan Universitas Sumatera Utara sendiri pada waktu itu berada di kota Medan, namun Fakultas Ekonomi yang berada di Kutaraja ( Banda Aceh) tetap memakai nama dibawah panji Universitas Sumatera Utara. Ini menunjukkan bahwa pada waktu itu teknik operasional berada di Kutaraja, sedangkan penyelesaian administrasinya tetap berada di bawah Presiden Universitas Sumatera Utara ( istilah untuk nama pimpinan pada waktu itu).
Berhubungan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang berkedudukan di Kutaraja (sekarang Banda Aceh) memisahkan diri dari Universitas Sumatera Utara dan bergabung dengan Universitas Syiahkuala, maka memperoleh status negeri dengan surat keputusan menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan R.I No.64/1961 tentang Penegerian Fakultas Ekonomi yang diselenggarakan oleh Yayasan Sumatera Utara dan pemasukan ke dalam lingkungan Universitas Sumatera Utara tanggal 24 November 1961 yang berlaku surat terhitung mulai 01 Oktober 1961.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I No 0535/0/1983, tanggal 08 Desember 1983, Keputusan Dirjen. Pendidikan tinggi No.131/DIKTI/Kep/1984, dan disusul Surat Keputusan
23/DIKTI/Kep/1987 No.25/DIKTI/Kep/1987 dan No.26/DIKTI/Kep/1987, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara mengasuh dua jenjang Program Pendidikan, yaitu Program Pendidikan Strata-1 Program Pendidikan D-III.
Program Pendidikan Strata-1 meliputi 3(tiga) Departemen, yaitu : a. Departemen Ekonomi Pembangunan
b. Departemen Manajemen c. Departemen Akuntansi
Sedangkan Program Diploma-III terdiri dari : a. Jurusan Kesekretariatan
b. Jurusan Keuangan c. Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara di Medan mulai menerima Mahasiswa pada bulan Agustus 1961.
1. Visi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
Visi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara adalah menjadi salah satu Fakultas Ekonomi terkemuka yang dikenal unggul dan mampu memenuhi kebutuhan