• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Stakeholder

Dalam dokumen 4. HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 36-43)

8. Output/manfaat terhadap hasil tangkapan

4.8 Analisis Stakeholder

Stakeholder atau pemangku kepentingan dalam suatu proses merupakan pelaku (orang atau organisasi) yang memiliki kepentingan dalam suatu kebijakan atau kegiatan. Pemangku kepentingan ini atau pihak yang berkepentingan biasanya dapat dikelompokkan ke dalam kategori: pemberi donor, pemerintah, masyarakat, organisasi non-pemerintah dan pengguna manfaat. Analisis stakeholder dilakukan untuk mengetahui pihak-pihak mana yang berpengaruh dalam suatu kegiatan. Proses analisis stakeholder biasanya dimulai dengan mengidentifikasi stakeholder yang relevan untuk sebuah program atau kegiatan tertentu, peta kepentingan-kepentingan mereka dan menilai konteks yang lebih luas di mana mereka berinteraksi (Jones dan Fleming 2003 in Sovacool 2008).

Beberapa stakeholder yang berpengaruh dalam pengelolaan DPL, yaitu Bappeda Kabupaten Pangkep, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pangkep, Dewan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (CCEB, Coastal Community Empowerment Board), PMU COREMAP II, Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa, BPD, LPSTK, tokoh agama, ponggawa, nelayan, perguruan tinggi, Pokmaswas, Guru, SETO, Fasilitator Masyarakat, Motivator Desa, PT Mars Symbioscience, PKK, Karang Taruna dan Bidan/poliklinik. Hasil analisis stakeholder disajikan pada Gambar 14.

Gambar 14. Hasil analisis stakeholder Berdasarkan Gambar 14 dapat dikatakan bahwa:

1. Stakeholder yang mempunyai kepentingan tinggi dan pengaruh tinggi antara lain Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa, tokoh agama, ponggawa, nelayan dan perguruan tinggi. Pemerintah Kabupaten meliputi meliputi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pangkep, Bappeda Kabupaten Pangkep, CCEB dan PMU COREMAP II Kabupaten Pangkep. Pemerintah desa meliputi Kepala Desa, BPD dan LPSTK. Stakeholder-stakeholder tersebut wajib dijaga keikutsertaannya dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan, dalam hal ini pengelolaan DPL. Peran pemerintah kabupaten dan kecamatan adalah pengorganisir dan pembuat

keputusan. Peran pemerintah desa adalah pembuat keputusan dan pelaksana. Peran tokoh agama adalah pendukung. Peran ponggawa dan nelayan adalah pendukung, pelaksana dan pemanfaat. Adapun ponggawa dan nelayan ini meliputi ponggawa dan nelayan dari dalam dan luar desa. Ponggawa berasal dari Desa Mattiro Deceng, ponggawa di Makasar, Pulau Barrang Lompo dan Pangkajene. Nelayan berasal dari pulau lainnya, seperti Pulau Karanrang yang mencari ikan di sekitar pulau Badi. Peran perguruan tinggi adalah pendukung. 2. Stakeholder yang mempunyai kepentingan tinggi dan pengaruh rendah antara

lain Pokmaswas, guru, SETO, Fasilitator dan Motivator Desa. Stakeholder-stakeholder tersebut wajib diberdayakan dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan. Peran Pokmaswas adalah pelaksana. Peran guru, SETO, Fasilitator dan Motivator Desa adalah pelaksana dan pendukung.

3. Stakeholder yang mempunyai kepentingan rendah dan pengaruh tinggi adalah PT Mars Symbioscience. Stakeholder tersebut wajib dilibatkan dalam pengelolaan pesisir dan lautan. Peran PT Mars Symsbioscience adalah pendukung.

4. Stakeholder yang mempunyai kepentingan rendah dan pengaruh rendah antara lain PKK, Karang Taruna dan bidan/poliklinik. Stakeholder-stakeholder tersebut harus disadarkan atau ditingkatkan kapasitasnya untuk ikut serta dalam proses pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan. Peran PKK, Karang Taruna dan bidan/poliklinik adalah pendukung.

Stakeholder yang mempunyai kepentingan tinggi pengaruh tinggi terdiri dari pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa peran pemerintah yang sangat kuat dan penting dalam pengelolaan DPL. Karenanya, persepsi masyarakat terhadap peran pemerintah menjadi cukup bagus dan menyebabkan capaian yang dicapai baik karena turun tangan pemerintah melalui Program COREMAP II dan belum memberdayakan masyarakat (tingkat partisipasi rendah).

Fungsi, tugas dan peranan masing-masing stakeholder secara umum (COREMAP II 2006) adalah sebagai berikut:

1. Dinas Kelautan dan Perikanan. Pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut merupakan bagian dari tugas dan fungsi pokok Dinas Kelautan dan Perikanan. Peranan dinas ini sebagai pengorganisir dan pengambil kebijakan

dan keputusan dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan, dalam hal ini DPL. Dinas Kelautan dan Perikanan diberi tanggung jawab sebagai pengelola COREMAP II di Kabupaten Pangkep.

2. Bappeda. Peran Bappeda disini antara lain menampung aspirasi terkait program pengelolaan pesisir dan lautan dalam rencana pembangunan kabupaten dan desa. Konsekuensi dari hal tersebut antara lain terkait pendanaan program. Bappeda merupakan salah satu pengambil kebijakan terkait pendanaan yang ada.

3. CCEB. Lembaga ini diketuai oleh Bupati yang sehari-harinya dikoordinasikan oleh Ketua Bappeda Kabupaten dan PMU Kabupaten yang diketuai oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan. Anggota CCEB ini berasal dari berbagai instansi/lembaga, perguruan tinggi, swasta/dunia usaha dan LSM serta tokoh masyarakat setempat. Unit ini bertugas untuk melaksanakan sistem kegiatan COREMAP II secara teknis sesuai dengan komponen dan sub komponen yang telah ditetapkan. Dalam rangka pencapaian tujuan COREMAP II. Anggota CCEB dari unsur pemerintah diharapkan berasal dari unsur Dinas Kelautan dan Perikanan, Bappeda, Dinas Pendidikan, KSDA/Taman Nasional Laut, Polisi, Angkatan Laut dan Camat. Selain itu, dapat pula ditambahkan anggota yang berasal dari dinas-dinas terkait lainnya, seperti: Bapedalda, Dinas Pariwisata, dll. Anggota CCEB dari unsur non pemerintah diharapkan seperti perwakilan dari Kepala Desa, Nelayan, Wanita, Pemuka Masyarakat/Tokoh Adat, Tokoh Agama, Guru, LSM, Perguruan Tinggi dan Swasta. Tugas dan tanggungjawab CCEB meliputi:

- Memberikan masukan/saran dalam penyusunan kebijakan dan Rencana Strategis (Renstra) Pengelolaan Terumbu Karang Daerah

- Mereview rencana kerja tahunan dan anggaran biaya dari PMU dan memberikan rekomendasi kepada PMU untuk diusulkan dan dibahas dengan Panitia Anggaran /Komisi Teknis DPRD.

- Menyediakan rekomendasi untuk pelaksanaan dari aktifitas COREMAP II, sejalan dengan dokumen program.

- Menganalisis masukan dan opini dari masyarakat terhadap pelaksanaan proyek COREMAP II, dan menyampaikan saran perbaikannya kepada PMU.

- Mengkoordinir dan menggerakkan dukungan pemerintah kabupaten dan non pemerintah untuk mensukseskan pelaksanaan program.

- Memantau kesesuaian sarana, prasarana dan jasa kebutuhan program COREMAP II.

- Mengkoordinasikan kegiatan COREMAP II dengan program yang lain. - Memonitor kemajuan pelaksanaan program COREMAP II di kabupaten. - Memberikan informasi yang dibutuhkan ke DPRD dan pemerintah daerah

dan pemangku kepentingan lainnya.

4. PMU COREMAP II. Tugas dan tanggungjawab PMU meliputi: - Menyusun rencana tahunan dan direview oleh CCEB

- Mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan COREMAP II di Kabupaten dengan arahan CCEB.

- Memonitor dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan COREMAP II di Kabupaten dan menyampaikan laporan pelaksanaan ke Kementrian Kelautan dan Perikanan.

- Melaksanakan kegiatan penelitian terumbu karang dan pelatihan.

- Melaksanakan kegiatan Penguatan SDM dan Kelembagaan, pengelolaan terumbu karang berbasis masyarakat, penyadaran masyarakat, pengelolaan kawasan konservasi laut (MCA) and Monitoring, Control and Surveillance (MCS)

- Mendukung proses penegakan hukum di masyarakat (law enforcement). 5. Pemerintah Kecamatan. Peran dari Pemerintah Kecamatan antara lain dapat

mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan, memberikan masukan terkait pengelolaan serta pengambilan keputusan dan kebijakan dalam pengelolaannya.

6. Pemerintah Desa. Pemerintah desa dalam hal ini Kepala Desa diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam program dan kegiatan pengelolaan terumbu karang di desanya sejak tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun dalam pemantauan dan evaluasi; mengangkat Motivator

Desa dan Pengurus Pokmas sesuai hasil musyawarah dan kesepakatan masyarakat; bersama-sama dengan masyarakat dan Badan Perwakilan Desa (BPD) menyusun Peraturan Desa yang berkaitan dengan Program Pengelolaan Terumbu Karang, termasuk juga mensyahkan Rencana Pengelolaan Terumbu Karang Terpadu yang disusun oleh masyarakat untuk diajukan PMU COREMAP II Kabupaten serta menjadi penengah yang objektif bila terjadi perselisihan dalam masyarakat berkaitan dengan kegiatan pengelolaan terumbu karang termasuk memberikan sanksi bila terjadi pelanggaran terhadap Peraturan Pengelolaan Terumbu Karang yang telah ditetapkan

7. BPD. BPD diharapkan dapat ikut aktif memberikan masukan dan pertimbangan dalam proses penyusunan Rencana Pengelolaan Terumbu Karang Terpadu; bersama-sama dengan Pemerintah Desa menyusun dan mensyahkan berbagai peraturan yang diperlakukan dalam program pengelolaan terumbu karang; bersama-sama dengan masyarakat dan Kepala Desa mensyahkan Rencana Pengelolaan Terumbu Karang Terpadu (RPTK Terpadu) yang telah disusun oleh masyarakat; ikut melakukan pengawasan terhadap implementasi RPTK terpadu, termasuk memantau penggunaan dana bantuan desa oleh Pokmas.

8. LPSTK. Beberapa tugas dari LPSTK ini antara lain:

- Menerima dan menyalurkan dana bantuan desa untuk pembangunan Prasarana sosial (village grant fund) kepada masyarakat.

- Mencatat dan mendokumentasikan kegiatan Pokmas. - Membukukan penggunaan dana bantuan.

- Membantu pembuatan Rencana Pengelolaan Terumbu Karang (RPTK). - Membantu mengatasi penyelesaian Pokmas bermasalah.

- Melakukan pemeriksaan pembukuan Pokmas.

- Berperan sebagai tim verifikasi dalam memeriksa usulan proposal Pokmas. - Membantu melakukan identifikasi seluruh potensi dan mengembangkan

investasi usaha Pokmas.

- Membantu menyeleksi lembaga keuangan penyalur seed fund desa dan village grant.

- Mengevaluasi kinerja kerja Motivator Desa dan melakukan pelaporan ke PMU.

- Mengelola pusat/pondok informasi masyarakat.

- Membuat pelaporan pelaksanaan RPTK kepada pemerintah desa.

9. Ponggawa dan Nelayan. Ponggawa dan nelayan merupakan bagian dari masyarakat pesisir dan lautan yang menggantungkan hidupnya terhadap potensi pesisir dan lautan. Peran ponggawa dan nelayan antara lain pendukung pelaksanaan program pengelolaan pesisir dan lautan yang diharapkan dapat memberikan masukan terhadap program tersebut demi terwujudnya perbaikan ekologi, ekonomi dan sosial masyarakat; pemanfaat dan pelaksana dalam pengelolaan DPL.

10. Tokoh agama. Peran tokoh agama disini antara lain menyampaikan dan menyebarkan ajaran dan ajakan menjaga lingkungan, termasuk pesisir dan lautan melalui dakwah.

11. Perguruan tinggi. Perguruan tinggi dapat dijadikan mitra dalam kajian pengelolaan sumberdaya perikanan dan lautan sebagai rekomendasi pengambilan keputusan dan kebijakan.

12. Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas). Peran dari pokmas ini antara lain melakukan patroli secara teratur pada lokasi-lokasi yang telah ditentukan; mengamati, mencatat, dan melaporkan setiap terjadinya pelanggaran atau kegiatan perusakan terumbu karang; mengisi log book setiap selesai melaksanakan patroli dan melaporkannya kepada LPSTK dan fasilitator; melakukan perawatan berbagai peralatan termasuk perahu dan melaporkannya segera kepada fasilitator bila terjadi kerusakan.

13. Guru. Guru berperan memberikan pendidikan pesisir dan lautan. Di Desa Mattiro Deceng baik di Pulau Badi maupun di Pulau Pajjenekang telah diajarkan muatan lokasl tentang pesisir dan lautan. Adapun materi muatan lokal diproduksi oleh LIPI bekerjasama dengan Kementrian Pendidikan Nasional.

14. SETO. Fasilitator senior (SETO) adalah tenaga yang ditunjuk untuk menjalankan fungsi manajerial pengelolaan berbasis masyarakat di kabupaten dan berperan dalam mengarahkan, mendukung, dan membantu kelancaran

pelaksanaan seluruh kegiatan dan fasilitator masyarakat di desa. SETO membawahi beberapa desa lokasi COREMAP II.

15. Fasilitator Masyarakat. Fasilitator Masyarakat/Community Facilitator (CF) adalah orang yang ditunjuk untuk menjalankan peran pendampingan bagi masyarakat desa dan melaksanakan sebagian besar kegiatan pengelolaan berbasis masyarakat bersama-sama dengan masyarakat di desa. Fasilitator ini membawahi beberapa pulau lokasi COREMAP II.

16. Motivator Desa. Motivator Desa (MD) adalah warga desa terpilih yang bertugas untuk memfasilitasi atau memandu masyarakat dalam mengikuti atau melaksanakan tahapan Pengelolaan Berbasis Masyarakat di desa dan kelompok masyarakat pada tahap sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan maupun pemeliharaan. Tiap desa diwakili oleh dua orang MD yang terdiri dari satu laki-laki dan satu perempuan.

17. PT Mars Symbioscience. PT Mars Symbioscience merupakan pihak swasta yang bekerjasama dengan Program Mitra Bahari untuk melakukan suatu pilot project budidaya kuda laut, teripang, lola dan abalone. Peran PT ini adalah untuk mendorong masyarakat dapat menciptakan mata pencaharian alternatif berupa budidaya sehingga tidak tergantung pada penangkapan langsung di laut.

18. PKK, Karang Taruna dan Bidan/poliklinik. PKK dan Karang Taruna sebagai wahana bagi ibu-ibu dan remaja untuk meningkatkan peran perempuan dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan, antara lain membantu kegiatan ekonomi keluarga melalui pengolahan produk hasil perikanan. Bidan merupakan tenaga medis yang diandalkan oleh masyarakat untuk memberikan pelayanan kesehatan.

Dalam dokumen 4. HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 36-43)

Dokumen terkait