• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN

3.5. Metode Analisis Data

3.5.2. Analisis stakeholders

Untuk mengetahui kepentingan dan aspirasi stakeholders, karakteristik permasalahan, serta klasifikasi stakeholdersdalam pengelolaan TNKL, dilakukan dengan analisis stakeholders. Analisis stakeholders dilaksanakan dengan menentukan maksud analisis, identifikasi stakeholders, penilaian atribut stakeholders, dan menyusun analisis untuk melengkapi hal-hal yang telah ditemukan yang diintegrasikan ke dalam fungsi ekosistem TNKL.

Stakeholders yaitu individu, kelompok atau institusi yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh kebijakan atau tindakan dalam pengelolaan TNKL. Identifikasi stakeholders merupakan proses yang dilakukan secara berulang, hingga ditetapkan stakeholders yang benar-benar mengetahui pengelolaan taman nasional melalui pendekatan co-management. Jika pembatasan stakeholders telah ditetapkan sejak awal, maka stakeholders memang dapat lebih mudah teridentifikasi. Namun, hal ini mengandung resiko bahwa beberapa stakeholdersakan terabaikan, dan tentu saja identifikasi ini menjadi tidak relevan lagi (Reed et al. 2009). Penentuan stakeholders ditetapkan melalui kombinasi pendapat pakar, wawancara dan snowball sampling.

Setelah para stakeholders teridentifikasi, maka langkah selanjutnya yaitu mengkaji kepentingan (interest) dan aspirasinya. Pada analisis ini dilakukan pencermatan terhadap faktor-faktor yang menjadi kebutuhan (Hartrisari 2007) dan aspirasi stakeholders terhadap tujuan pengelolaan TNKL, yaitu kesesuaian terhadap kelestarian fungsi ekosistem TNKL dan program pengelolaan TNKL.

Kategori fungsi ekosistem yang dikaji dalam penelitian ini (de Groot et al. 2002; de Groot 2006) adalah: fungsi regulasi, fungsi habitat, fungsi produksi, fungsi informasi, serta carrier functions. Sementara itu, program-program pengelolaan TNKL (Dephut 2004) yang dikaji adalah program rehabilitasi kawasan; program pengembangan wisata alam yang meliputi perencanaan aktivitas dan interpretasi wisata; program perlindungan dan pengamanan kawasan; serta program pembinaan partisipasi masyarakat yang meliputi peningkatan kesejahteraan, peningkatan kesadaran, pendidikan dan pelatihan.

Langkah selanjutnya yaitu mengelompokkan dan membedakan antar stakeholders berdasarkan posisinya terkait nilai penting (importance) dan pengaruhnya dalam pengelolaan TNKL. Metode analisis yang digunakan yaitu menggunakan matriks pengaruh dan nilai penting. Menurut Groenendijk (2003) pengaruh (influence) merupakan kekuatan (power) yang dimiliki stakeholders untuk mengontrol pengambilan keputusan, memfasilitasi pelaksanaannya atau bahkan memaksa untuk melaksanakan keputusan yang diambil tersebut. Pengaruh dipahami sebagai kemampuan stakeholders untuk mendesak stakeholders lainnya dalam membuat keputusan atau mengikuti tindakan tertentu. Sementara itu, nilai penting (importance) menunjukkan prioritas stakeholders terhadap pengelolaan fungsi ekosistem dalam memberikan kepuasan pada kebutuhan dan kepentingannya. Stakeholders mempunyai nilai penting tinggi terhadap pengelolaan TNKL jika mempunyai masalah, kebutuhan dan kepentingan yang sangat relevan terhadap fungsi-fungsi ekosistem TNKL.

Menurut Eden and Ackermann (1998) yang dikutip oleh Bryson (2004) dan Reed et al. (2009) matriks pengaruh dan kepentingan disusun untuk mengklasifikasikanstakeholderske dalam key players, context setters, subjects, dan crowd. Key players merupakan stakeholders yang aktif karena mereka mempunyai nilai penting (importance) dan pengaruh yang tinggi terhadap permasalahan dan konflik pengelolaan taman nasional. Context setters memiliki pengaruh yang tinggi tetapi nilai penting terhadap keberhasilan program kecil. Oleh karena itu, mereka dapat menjadi resiko yang signifikan sehingga harus dipantau. Subjects memiliki nilai penting (importance) yang tinggi tetapi pengaruhnya rendah dan walaupun mereka mendukung kegiatan, kapasitasnya terhadap dampak mungkin tidak ada. Namun, mereka dapat menjadi berpengaruh jika membentuk aliansi dengan stakeholders lainnya. Crowd merupakan stakeholders yang memiliki sedikit nilai penting (importance) dan

28

pengaruh terhadap hasil yang diinginkan dan hal ini menjadi pertimbangan untuk mengikutsertakannya dalam pengambilan keputusan. Pengaruh dan nilai penting (importance) akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu, sehingga perlu menjadi bahan pertimbangan.

Penyusunan matriks pengaruh dan nilai penting (importance) dilakukan atas dasar pada deskripsi pernyataan informan yang dinyatakan dalam ukuran kuantitatif (skor), dan selanjutnya dikelompokkan menurut kategorinya. Penetapan skoring mengacu pada model yang dikembangkan oleh Abbas (2005) yaitu pengukuran data berjenjang lima yang disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Ukuran kuantitatif terhadap nilai penting dan pengaruh stakeholders

Skor Kriteria Keterangan

Nilai Penting (Importance)Stakeholders

5 Sangat tinggi Sangat relevan terhadap keberhasilan pengelolaan TNKL 4 Tinggi Relevan terhadap keberhasilan pengelolaan TNKL

3 Cukup tinggi Cukup relevan terhadap keberhasilan pengelolaan TNKL 2 Kurang tinggi Kurang relevan terhadap keberhasilan pengelolaan TNKL 1 Rendah Tidak relevan terhadap keberhasilan pengelolaan TNKL

PengaruhStakeholders

5 Sangat tinggi Sangat mampu mempengaruhi pengelolaan TNKL 4 Tinggi Mampu mempengaruhi pengelolaan TNKL

3 Cukup tinggi Cukup mampu mempengaruhi pengelolaan TNKL 2 Kurang tinggi Kurang mampu mempengaruhi pengelolaan TNKL 1 Rendah Tidak mampu mempengaruhi pengelolaan TNKL

Kriteria yang digunakan untuk mengukur nilai penting (importance) stakeholders dalam menentukan keberhasilan pengelolaan TNKL, yaitu berdasarkan relevansi kepentingannya dengan fungsi ekosistem TNKL. Skor tinggi diberikan kepada stakeholders yang menjadi sasaran pengelolaan, stakeholders yang kebutuhan dan harapan-harapannya relevan dengan fungsi ekosistem, serta stakeholders yang menentukan keberhasilan pengelolaan fungsi ekosistem. Fungsi ekosistem TNKL, yaitu fungsi regulasi, habitat, produksi, informasi dan carrier (de Groot et al.2002; de Groot 2006), dijelaskan sebagai berikut:

1) Fungsi regulasi; yaitu nilai penting stakeholders terhadap kelestarian fungsi ekosistem TNKL dalam mengatur proses-proses ekologis yang esensial serta sistem pendukung kehidupannya yang bermanfaat secara langsung maupun

tidak langsung, seperti pemeliharaan kualitas udara, penyediaan air bersih, perlindungan tanah dari erosi, serta jasa ekologi lainnya.

2) Fungsi habitat; yaitu nilai penting stakeholders terhadap kelestarian fungsi ekosistem TNKL sebagai tempat berlindung dan berkembangbiaknya berbagai flora dan fauna. Pada kriteria ini, fungsi habitat lebih ditekankan pada kebutuhan kondisi ruang yang dapat memelihara keanekaragaman biotik dan genetik serta mendukung proses evolusi yang terjadi.

3) Fungsi produksi; yaitu nilai penting stakeholders terhadap kelestarian berbagai sumberdaya yang dihasilkan oleh TNKL untuk memenuhi kebutuhan mulai dari makanan, bahan baku, sampai bahan genetik dan sumberdaya energi.

4) Fungsi informasi; yaitu nilai penting stakeholders terhadap kelestarian ekosistem alam TNKL yang memberikan kontribusi bagi pemeliharaan kesehatan manusia, dengan menyediakan tempat untuk berefleksi menikmati pemandangan (keindahan jalan, perkampungan dan lain-lain), perjalanan berekreasi/ekowisata, budaya, pendidikan dan pengembangan spiritual. 5) Carrier function; yaitu nilai penting stakeholders terhadap kelestarian

ekosistem TNKL dalam menyediakan ruang untuk kebutuhan beraktivitas manusia seperti ruang dalam kawasan TNKL untuk tempat beraktivitas wisata dan jalan penghubung antar desa.

Pengaruh stakeholders terhadap pengelolaan TNKL melalui pendekatan co-management diukur berdasarkan instrumen dan sumber kekuatan, sebagaimana yang disebutkan oleh Galbraith (1983) dalam Reed et al. (2009), sebagai berikut:

1) Instrumen kekuatan:

a. Candign power; yaitu pengaruh stakeholders tertentu karena memiliki kemampuan memberikan hukuman/sanksi yang sepadan/selayaknya terhadap stakeholders lain. Pengaruh ini diperoleh melalui emosi, keuangan, ancaman fisik, sanksi adat, sanksi hukum, atau sanksi lainnya. b. Compensatory power; yaitu pengaruh yang diperoleh melalui kemampuan dalam mengkompensasi stakeholders lainnya melalui simbolisasi, keuangan, serta penghargaan berupa materi, seperti pemberian gaji/upah, bribes/sogokan, pemberian bantuan desa penyangga, atau pemberian sebidang lahan.

30

c. Conditioning power; yaitu pengaruh yang diperoleh melalui manipulasi kepercayaan atau pembentukan opini dan informasi, misalnya melalui kelompok yang sepadan, norma budaya, pendidikan, atau propaganda. 2) Sumber kekuatan:

a. Personality power dan property power; yaitu pengaruh yang diperoleh berdasarkan kepribadian, kepemimpinan seseorang (karisma, kekuatan fisik, kecerdasan mental, atau pesona seseorang), atau kepemilikan/kekayaan.

b. Organisation power; yaitu pengaruh dari suatu organisasi karena memiliki massa, jejaring kerja, kesesuaian bidang tugas, atau kontribusi fasilitas. Berdasarkan data jawaban stakeholders yang teridentifikasi terhadap tingkat nilai penting dan pengaruhnya, selanjutnya disusun ke dalam matriks pengaruh dan nilai penting (Gambar 5).

ti n g g i tinggi rendah re n d a h

PENGARUH

Crowd Context setters Subjects Key players

N

IL

A

I

P

E

N

T

IN

G

(

IM

P

O

R

T

A

N

C

E

)

Sumber: dengan modifikasi dari Eden & Ackermann 1998 dalam Bryson

2004; dan Reedet al. 2009

Gambar 5 Matriks pengaruh dan nilai penting.

Posisi pada kuadran menggambarkan ilustrasi kategori masing-masing stakeholders dalam pengelolaan TNKL yaitu subject (nilai penting tinggi tetapi pengaruh rendah),key players(nilai penting dan pengaruh tinggi),context setters (nilai penting rendah tetapi pengaruh tinggi), dan crowd (nilai penting dan pengaruh rendah). Stakeholders kunci adalah subject, key players, dan context setters, karena mereka cukup signifikan mempengaruhi keberhasilan pengelolaan TNKL (Groenendijk 2003). Sementara itu stakeholders yang berada

pada crowd, mendapatkan perhatian dan prioritas yang rendah atau bisa diabaikan dari aktifitas pengelolaan TNKL.

Dokumen terkait