• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Analisis Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif adalah cara analisis dengan

menggambarkan kumpulan data atau hasil pengamatan sebagaimana

adanya, tanpa adanya generalisasi pada kesimpulannya. Dalam statistik

deskriptif ini akan dijelaskan mengenai nilai minimum, nilai maksimum,

independen dan variabel dependen. Informasinya seperti yang ditunjukkan

oleh tabel berikut ini:

Tabel 4.1

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Metode Arus Biaya Persediaan Nilai Persediaan Profit Margin 48 48 48 .00 2.13 -.09 1.00 4.12 .35 .7500 3.8611 .0848 .43759 .75671 .09901 Nilai Perusahaan 48 .05 12.66 2.0128 2.48116 Valid N (listwise) 48

Sumber: Output SPSS, diolah penulis 2013

Dari tabel 4.1 di atas, dapat dijelaskan bahwa:

1. Variabel metode arus biaya persediaan (X1) memiliki nilai

minimum sebesar 0.00 dan nilai maksimum sebesar 1.00. Nilai

rata-rata dari metode arus biaya persediaan sebesar 0.7500

dengan standar deviasi sebesar 0.43759. Jumlah data yang

digunakan adalah sebanyak 48.

2. Variabel nilai persediaan (X2) memiliki nilai minimum sebesar

2.13 dan nilai maksimum sebesar 4.12. Nilai rata-rata dari nilai

persediaan sebesar 3.8611 dengan standar deviasi sebesar

0.75671. Jumlah data yang digunakan adalah sebanyak 48.

adalah 0.0848 dengan standar deviasi sebesar 0.09901. Jumlah

data yang digunakan adalah sebanya 48.

4. Variabel nilai perusahaan (Y) memiliki nilai minimum 0.05 dan

nilai maksimum 12.66. Nilai rata-rata dari nilai perusahaan

adalah 2.0128 dengan standar deviasi 2.48116. Jumlah data

yang digunakan adalah sebanyak 48.

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi

pada analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square

(OLS) untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan

tidak terdapat gejala heteroskedastisitas, multikolinearitas, dan

autokorelasi. Model regresi akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak

bias jika telah memenuhi persyaratan BLUE (best linear unbiased

estimator) yakni tidak terdapat heteroskedastisitas, tidak terdapat multikolinearitaas, dan tidak terdapat autokorelasi (Sudrajat, 1988:164).

4.2.2.1Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal atau tidak, karena model regresi yang baik adalah

model dengan distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk

dilakukan dengan dua cara, yaitu yang pertama dengan analisis

statistik melalui uji Kolmogorov-Smirnov, dengan hipotesis

sebagai berikut:

H0: data residual berdistribusi normal

Ha: data residual tidak berdistribusi normal

Dengan kritreria nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 maka H0

diterima dan Ha ditolak, sebaliknya jika nilai signifikansi lebih

kecil dari 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dan cara yang

kedua adalah dengan analisis grafik. Berikut ini adalah tabel hasil

uji Kolmogorov-Smirnov:

Tabel 4.2

Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 48

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.84551296

Most Extreme Differences Absolute .251

Positive .251

Negative -.165

Kolmogorov-Smirnov Z 1.738

Asymp. Sig. (2-tailed) .005

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Dari tabel 4.2 tersebut, dapat dilihat besarnya nilai

Kolmogorov-Smirnov adalah 1.738 dengan nilai signifikansi

sebesar 0.005. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa nilai Asymp.

Sig. (2-tailed) yaitu sebesar 0.005 lebih kecil dari 0.05. Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima, atau dengan kata lain, data

residual tidak berdistribusi normal. Data yang tidak terdistribusi

secara normal, dapat ditransformasikan agar menjadi normal

(Ghozali, 2005). Oleh karena itu, untuk mengubah data ini menjadi

normal, maka penulis menggunakan metode transformasi data.

Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengubah data

ke dalam bentuk logaritma natural (LN). Setelah melakukan

transformasi, penulis melakukan pengujian ulang untuk melihat

apakah data residual dalam penelitian ini sudah terdistribusi dengan

normal atau tidak. Maka berikut ini disajikan hasil pengujian

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 45

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .38007497

Most Extreme Differences Absolute .098

Positive .089

Negative -.098

Kolmogorov-Smirnov Z .657

Asymp. Sig. (2-tailed) .782

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Output SPSS, diolah penulis 2013

Dari tabel 4.3 tersebut, dapat dilihat bahwa besarnya nilai

Kolmogorov-Smirnov setelah dilakukan transformasi data ke dalam

logaritma natural (LN) adalah sebesar 0.657 dengan nilai Asymp.

Sig. (2-tailed) sebesar 0.782 lebih besar dari 0.05. dengan demikian, dapat disimpulkan H0 diterima dan Ha ditolak, dengan

kata lain data residual telah terdistribusi dengan normal.

Selanjutnya, untuk mengetahui apakah data residual telah

terdistribusi dengan normal dengan cara yang kedua, yaitu dengan

analisis grafik, yaitu grafik histogram dan grafik normal probability

plot:

Gambar 4.1 Pengujian Normalitas 2

Dari gambar 4.1 dapat dilihat bahwa setelah data

ditransformasi ke dalam logaritma natural, garis yang membentuk

grafik histogram tidak melenceng ke kiri dan ke kanan. Grafik

histogram berbentuk lonceng, ini menunjukkan bahwa data telah

Gambar 4.2 Pengujian Normalitas 3

Gambar 4.2 menunjukkan grafik normal priority plot

dimana titik-titik data menyebar di sekitar garis diagonal dan

mengikuti arah garis diagonal. Ini berarti data telah terdistribusi

4.2.2.2Uji Multikolinearitas

Untuk melihat ada atau tidaknya gejala multikolinearitas

adalah dengan cara melihat besaran korelasi antarvariabel

independen dan besarnya tingkat kolinearitas yang masih dapat

ditolerir. Batasan atau nilai cut off yang umum dipakai untuk

menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance > 0,1

dan untuk nilai VIF < 10. Berikut ini tabel yang menyajikan hasil

uji multikolinearitas: Tabel 4.4 Pengujian Multikolinearitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Std. Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Toleran

ce VIF 1 Constant .022 .181 .122 .904 SQRT Metode Arus Biaya Persediaan .048 .147 .031 .329 .744 .923 1.083 SQRT Nilai Persediaan 7.880 .000 .504 5.359 .000 .922 1.085 SQRT Profit Margin 3.137 .406 .700 7.724 .000 .982 1.019

a. Dependent Variable: SQRT Nilai Perusahaan

Sumber: Output SPSS, diolah oleh penulis 2013

Berdasarkan data dari tabel 4.4 tersebut dapat diketahui

lebih besar dari 0.1, yaitu untuk variabel metode arus biaya sebesar

0.923, nilai persediaan 0.922, dan profit margin 0.982. Nilai VIF

untuk masing-masing variabel independen diketahui kurang dari

10, yaitu untuk variabel metode arus biaya 1.083, nilai persediaan

1.085, dan profit margin 1.019. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa pada penelitian ini tidak terjadi

multikolinearitas.

4.2.2.3Uji Heteroskedastisitas

Untuk mengetahui apakah dalam penelitian ini terjadi

heteroskesdastisitas, dapat dilihat dengan menggunakan grafik

scatterplot, dimana dasar pengambilan keputusannya adalah

sebagai berikut:

 Jika titik-titik membentuk pola tertentu yang teratur, misalnya bergelombang, melebar kemudian menyempit. Ini

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

 Jika titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Gambar 4.3

Pengujian Heteroskedastisitas

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar

tanpa adanya pola yang teratur. Titik-titik tersebut juga menyebar

di atas dan di bawah sumbu Y. Maka dapat disimpulkan bahwa

tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga

model regresi ini layak dipakai untuk memprediksi variabel nilai

perusahaan berdasarkan masukan variabel independen metode arus

titik-titik yang menyebar menjauh dikarenakan adanya data observasi

yang sangat berbeda dengan data observasi yang lain.

4.2.2.4Uji Autokorelasi

Model regresi yang baik adalah model yang terbebas dari

autokorelasi. Untuk menentukan ada atau tidaknya autokorelasi

pada model regresi yang telah dibuat adalah dengan melakukan uji

Durbin-Watson. Berikut ini tabel yang menunjukkan hasi uji

Durbin-Watson: Tabel 4.5 Pengujian Autokorelasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .818a .670 .646 .39373 1.928

Sumber: Output SPSS, diolah penulis 2013

Dari tabel 4.5 tersebut dapat dilihat bahwa nilai statistik uji

Durbin-Watson sebesar 1.928 (berada di antara -2 sampai dengan

+2) atau dapat dikatakan mendekati 2. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi antarvariabel

4.2.3 Pengujian Hipotesis

Dari hasil pengujian asumsi klasik dapat disimpulkan bahwa model

regresi yang dipakai dalam peneliatian ini telah memenuhi model estimasi

Best Linier Unbiased Estimased (BLUE) sehingga layak dilakukan analisis regresi. Untuk mengetahui seberapa baik model regresi yang digunakan

dalam penelitian, dapat dilihat melalui tabel Goodness of Fit. Koefisien

korelasi (R Square) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan

antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Nilai R

Square (R2) berada di antara 0 dan 1. Semakin tinggi nilai R Square maka

akan semakin baik model regresi. Nilai R Square yang kecil menunjukkan

kemampuan variabel independen dalam menerangkan variasi variabel

dependen sangat terbatas atau sebaliknya. Sedangkan angka koefisisen

korelasi (Adjusted R Square) menunjukkan seberapa besar variasi variabel

dependen dapat dijelaskan oleh variasi yang terjadi pada variabel

independen. Berikut ini disajikan tabel Goodness of Fit:

Tabel 4.6 Goodness of Fit Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .818a .670 .646 .39373

a. Predictors: (Constant), Metode Arus Biaya Persediaan, Nilai Persediaan, Profit Margin

R Square pada model regresi adalah sebesar 0.670 yang berarti

bahwa 67 % variabel dependen (nilai perusahaan yang diproksi ke Market

to Book Value of Asset Ratio—MTBVAR) dapat dijelaskan oleh ketiga variabel independen (metode arus biaya persediaan, nilai persediaan, dan

profit margin). Sedangkan sebesar 33% sisanya dapat dijelaskan oleh

faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Adjusted R

Square pada model regresi ini adalah sebesar 0.646 yang berarti 64.6%

variasi variabel dependen (MTBVAR) dapat dijelakan oleh variasi yang

terjadi pada ketiga variabel independen (metode arus biaya persediaan,

nilai persediaan, dan profit margin).

4.2.3.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua

variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel dependen. Dengan menggunakan tingkat

signifikansi (α) sebesar 5%, apabila nilai sig. F > 0.05 maka H0

diterima. Artinya variabel independen tidak mempunyai pengaruh

secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen.

Sebaliknya, apabila nilai sig. F < 0.05, maka Ha diterima, artinya

variabel independen mempunyai pengaruh secara simultan terhadap

Tabel 4.7 Hasil Uji F ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1Regression 12.896 3 4.299 27.728 .000a Residual 6.356 41 .155 Total 19.252 44

a. Predictors: (Constant), SQRT Metode Arus Biaya Persediaan, SQRT Profit Margin, SQRT Nilai Persediaan

b. Dependent Variable: SQRT Nilai Perusahaan Sumber: Output SPSS, diolah penulis 2013

Pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai Fhitung adalah

sebesar 27.728, sedangkan nilai Ftabel yang diperoleh adalah

sebesar 2.60552. Dengan demikian Fhitung (27.728) > Ftabel

(2.60552). Nilai sig. F yang diperoleh adalah sebesar 0.000

sedangkan nilai α adalah sebesar 0.05. Dengan demikian, nilai dari sig. F (0.000) < α (0.05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa H0

ditolak dan Ha diterima. Yang artinya variabel independen (metode

arus biaya persediaan, nilai persediaan, dan profit margin) secara

bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

4.2.3.2 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)

Uji t (uji secara parsial) dilakukan untuk menguji apakah

setiap variabel independen secara parsial atau terpisah mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Untuk

mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara

parsial antara variabel independen (metode arus biaya persediaan,

nilai persediaan, dan profit margin) terhadap variabel dependen

(nilai perusahaan—MTBVAR) adalah dengan membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel pada tingkat signifikansi 5% (α = 0.05). Dalam uji t, suatu variabel independen memiliki pengaruh

secara signifikan terhadap variabel dependen jika thitung > ttabel atau –ttabel > -thitung. Pengaruh secara parsial juga dapat diketahui dengan cara membandingkan nilai probabilitas signifikansi pada tabel hasil

penelitian dimana α = 5%. Suatu variabel independen berpengaruh secara signifikan jika nilai sig. tabel < 0.05 (α = 5%).

Tabel 4.8 Hasil Uji t Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta (Constant) .022 .181 .122 .904 SQRT Metode Arus Biaya Persediaan .048 .147 .031 .329 .744 SQRT Nilai Persediaan 7.880 .000 .504 5.359 .000 SQRT Profit Margin 3.137 .406 .700 7.724 .000

Berdasarkan tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa:

1. Metode Arus Biaya Persediaan

Metode arus biaya persediaan secara parsial tidak berpengaruh

signifikan terhadap nilai perusahaan barang konsumsi selama

periode 2009-2011. Hal ini ditunjukkan oleh:

thitung = 0.329 < ttabel = 2.015

sig. tabel = 0.744 > α = 0.05

2. Nilai Persediaan

Nilai persediaan secara parsial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap nilai perusahaan barang konsumsi selama

periode 2009-2011. Hal ini ditunjukkan oleh:

thitung = 5.389 > ttabel = 2.015

sig. tabel = 0.000 < α = 0.05

3. Profit Margin

Profit margin secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan barang konsumsi

selama periode 2009-2011. Hal ini ditunjukkan oleh:

thitung = 7.724 > ttabel = 2.015

4.2.3.3 Analisis Persamaan Regresi

Model analisis regresi berganda hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen dapat diformulasikan dalam

persamaan sebagai berikut:

Dari hasil persamaan regresi berganda tersebut,

masing-masing variabel independen dapat diinterpretasikan pengaruhnya

terhadap nilai perusahaan (MTBVAR) sebagai berikut:

1. Konstanta (a) sebesar 0.22 menyatakan bahwa jika variabel

independen dianggap konstan, maka MTBVAR adalah sebesar

0.22.

2. Koefisien metode arus biaya persediaan (b1) sebesar 0.48. Hal

ini menunjukkan apabila terjadi peningkatan variabel metode

arus biaya persediaan sebesar 1%, maka akan meningkatkan

MTBVAR sebesar 0.48, dengan asumsi variabel lainnya

dianggap konstan atau sama dengan nol.

3. Koefisien nilai persediaan (b2) sebesar 7.880. Hal ini

menunjukkan apabaila terjadi peningkatan variabel nilai

persediaan sebesar 1%, maka akan meningkatkan MTBVAR

sebesar 7.880, dengan asumsi variabel lainnya dianggap

4. Koefisien profit margin (b3) sebesar 3.137. Hal ini

menunjukkan apabila terjadi peningkatan variabel profit margin

sebesar 1%, maka akan meningkatkan MTBVAR sebesar

3.137, dengan asumsi variabel lainnya dianggap konstan atau

sama dengan nol.

Dokumen terkait