• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bagian ini akan dibahas mengenai statistik deskriptif pada penelitian ini. Data pada penelitian ini berjumlah 108 observasi dan berikut ini adalah hasil sebagai berikut:

Tabel 1

Kriteria Pemilihan Sampel

No Keterangan 2014 2015 2016

1. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI 39 43 45

2. Laporan Keuangan tidak lengkap (2) (6) (6)

3. Laporan Keuangan tidak dalam Rupiah (1) (1) (3)

16 Tabel 2 Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Rit 108 -1,00 1,26 -0,0631 0,48437

DER 108 -433,36 14,32 -3,0905 41,91451

PBV 108 -52,49 15,25 1,0758 5,67291

CSR 108 0,22 0,46 0,2914 0,06327

Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2017)

Berdasarkan pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa untuk Rit memiliki nilai minimum sebesar 1,00 dan maksimum 1,26 serta nilai ratarata sebesar -0,0631 serta standar deviasi 0,48437 yang artinya rata-rata perusahaan pada penelitian ini memiliki rata-rata tingkat pengembalian yang mengalami kerugian sebesar 6,31%.

Sedangkan untuk DER memiliki rata-rata -3,0905 dengan nilai minimum -433,36 dan nilai maksimum 14,32 serta standar deviasi sebesar 41,91451. Perusahaan memiliki nilai rata-rata DER sebesar -3,0905. Artinya perbandingan antara total hutang dan total ekuitas pada perusahaan sebanyak 3,0905 kali.

PBV perusahaan memiliki nilai rata-rata sebesar 1,0758 dengan standar deviasi 5,67291 serta nilai minimum -52,49 dan maksimum 15,25. Rata-rata PBV perusahaan sampel sebesar 1,0758. Artinya perbandingan antara harga saham dengan nilai buku saham sebanyak 1,0758 kali.

Sedangkan untuk variabel CSR perusahaan sampel memiliki nilai minimum sebesar 0,22 dan nilai maksimum 0,46 serta nilai rata-rata sebesar 0,2914 yang artinya perusahaan memiliki pengungkapan CSR 29,14% dari keseluruhan 91 pengungkapan.

17 Hasil Pengujian Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik pada penelitian ini dilakukan dengan uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi dan uji heteroskedastisitas:

a. Uji Normalitas

Untuk pengujian normalitas data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Sminov dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 3

Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Unstandardized Residual N

Normal Parametersa,b

Most Extreme Differences

Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative 108 0,0284103 0,44845533 0,073 0,073 -0,064 0,073 0,200c,d Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2017)

Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa ternyata hasil pengujian untuk normalitas dapat dilihat dari nilai Kolmogorov-Smirnov sig. sebesar 0,200 > 0,05 dapat dikatakan bahwa data pada penelitian ini normal.

b. Uji Multikolinearitas

Adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah antar variabel independen terjadi korelasi atau tidak. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas maka dapat dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance. Jika nilai VIF < 10 dan Tolerance > 0,1, maka dipastikan tidak terjadi multikolinearitas. Berikut ini adalah hasilnya:

18 Tabel 4

Hasil Pengujian Multikolinearitas

Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant) CSR 0,997 1,003 DER 0,141 7,109 PBV 0,141 7,107

Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2017)

Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa ternyata hasil pengujian untuk multikolinearitas memiliki nilai Tolerance untuk masing-masing variabel independen > 0,1 dan untuk nilai VIF < 10 sehingga dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas pada penelitian ini.

c. Uji Autokorelasi

Untuk mengetahui adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan dengan uji Durbin-Watson (DW) hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 5

Hasil Pengujian Autokorelasi

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 0,380a 0,145 0,120 0,45436 1,994

a. Predictors: (Constant), PBV, CSR, DER

b. b. Dependent Variable: Rit

Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa ternyata hasil pengujian untuk autokorelasi sebesar 1,994 berada diantara 1,7437 (dU) dan 2,2563 (4-dU) artinya tidak terjadi autokorelasi pada penelitian ini

19

d. Uji Heteroskedastisitas

Dalam penelitian ini untuk menguji heterokedastisitas digunakan uji Glejser. Dalam uji Glejser, nilai mutlak residual ( |u| ) diregresikan dengan variabel independen. Berikut ini adalah hasil pengujiannya:

Tabel 6

Hasil Pengujian Heteroskedastisitas

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 0,261 0,126 2,073 0,041 CSR 0,391 0,420 0,090 0,932 0,354 DER 0,002 0,002 0,296 1,148 0,254 PBV -0,009 0,012 -0,195 -0,757 0,451

a. Dependent Variable: ABS_RES

Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2017)

Berdasarkan pada Tabel 6 dapat diketahui bahwa ternyata hasil pengujian heteroskedastisitas untuk masing-masing variabel independen memiliki nilai signifikansi di atas 0,05 sehingga dengan demikian dapat dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 7

Hasil Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R Square

1 0,380a 0,145 0,120

a. Predictors: (Constant), PBV, CSR, DER

b. Dependent Variable: Rit

Dari tabel 7 diketahui bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,12 artinya variabel independen mempengaruhi dependen sebesar 12% sedangkan sisanya sebesar 88% dipengaruhi oleh variabel lainnya.

20

Tabel 8 Hasil Uji F

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3,634 3 1,211 5,868 0,001b

Residual 21,470 104 0,206

Total 25,104 107

Dari tabel 8 diketahui bahwa nilai signifikansi F sebesar 0,001 < 0,05 artinya variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen atau dengan kata lain model fit.

Pengujian Hipotesis

Setelah semua asumsi terpenuhi, maka berikutnya adalah melakukan pengujian hipotesis untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (CSR). Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji t dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 9 Hasil Uji T Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -0,751 0,208 -3,608 0,000 CSR 2,140 0,695 0,280 3,079 0,003 DER -0,004 0,003 -0,369 -1,526 0,130 PBV 0,047 0,021 0,550 2,274 0,025

a. Dependent Variable: Rit

Sumber: Data Sekunder yang Diolah (2017)

Dari Tabel 9 diketahui ternyata nilai signifikansi t untuk variabel CSR adalah sebesar 0,003 < 0,05 sehingga artinya hipotesis pertama pada penelitian ini diterima. Nilai koefisien regresi sebesar +2,140 menunjukkan pengaruhnya bernilai positif. Jadi terdapat pengaruh positif dan signifikan antara CSR terhadap

21

return saham perdana. Artinya semakin tinggi pengungkapan CSR akan semakin tinggi return saham perusahaan yang bersangkutan.

Sedangkan untuk variabel kontrol DER pengaruhnya tidak signifikan karena nilai signifikansi sebesar 0,130 > 0,05 dan untuk PBV nilai signifikansinya 0,025 < 0,05. Artinya DER tidak dapat menjadi variabel kontrol, tetapi PBV dapat menjadi variabel kontrol.

Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa nilai nilai signifikansi t untuk variabel CSR adalah sebesar 0,003 < 0,05 sehingga hipotesis pertama pada penelitian ini diterima. Nilai koefisien regresi sebesar +2,140 menunjukkan pengaruhnya bernilai positif. Jadi terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pengungkapan CSR terhadap return saham perusahaan. Artinya semakin tinggi pengungkapan CSR akan semakin tinggi return saham perusahaan yang bersangkutan. Jadi semakin tinggi CSR menunjukkan bahwa perusahaan tersebut melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial lebih baik kepada masyarakat atau publik sehingga ini menjadi good news dan akhirnya berdampak pada harga saham dan return sahamnya, dengan demikian dapat dikatakan ada pengaruh positif antara CSR terhadap return saham.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Muid (2011) yang menyatakan bahwa hanya variabel CSR (social) secara parsial berpengaruh positif terhadap return saham, sedangkan variabel CSR (environment) tidak berpengaruh terhadap return saham. Secara bersama – sama dengan menggunakan variabel kontrol baik variabel environment dan social berpengaruh positif terhadap return saham. Sayidatina (2011) yang menyatakan bahwa CSR berpengaruh positif terhadap return saham. Penelitian oleh Sayidatina (2011) menyatakan bahwa CSR berpengaruh positif terhadap return saham. Penelitian oleh Almilia dan Wijayanto (2007) menyatakan bahwa perusahaan yang melakukan kinerja lingkungan dengan baik,maka akan mendapatkan respon positif dari investor melalui harga saham yang tinggi, sedangkan jika kinerja lingkungannya buruk maka akan mendapatkan respon yang negatif dan investor akan ragu untuk melakukan

22

investasi diperusahaan tersebut. Salah satu penelitian di Jepang yang dilakukan oleh Nuzula dan Kato (2010) menyatakan bahwa dengan adanya pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan akan mendapatkan respon positif dari investor dan di Indonesia, penelitian yang dilakukan Nurdin dan Cahyandito (2006) menyimpulkan bahwa CSR sangat berpengaruh signifikan terhadap reaksi investor yang diukur dengan abnormal return dan volume perdagangan saham. Hal tersebut sama dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Sayekti dan Ludovicus (2007), namun tidak sama dengan penelitian Dahlia dan Veronica (2008) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara pengungkapan CSR terhadap return saham. Lorraine (2004) menyatakan bahwa pengungkapan CSR terkait kinerja lingkungan tidak berpengaruh terhadap return saham.

Sedangkan untuk variabel kontrol DER pengaruhnya tidak signifikan karena nilai signifikansi sebesar 0.130 > 0.05 dan nilai koefisien regresi sebesar -0.004 sedangkan untuk variabel kontrol PBV nilai signifikansinya 0,025 < 0,05. Artinya DER tidak dapat dipertimbangkan sebagai variabel kontrol, hal ini dimungkinkan DER bukan variabel yang dipertimbangkan oleh investor ketika berinvestasi. tetapi PBV dapat digunakan sebagai variabel kontrol.

23 PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan pada hasil analisis dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Pengungkapan Corporate Social Responsibility berpengaruh positif terhadap return saham. Sedangkan untuk variabel kontrol, hanya PBV yang bisa menjadi variabel kontrol dalam pengaruh pengungkapan CSR terhadap return saham, sedangkan untuk DER tidak bisa menjadi variabel kontrol.

Keterbatasan

Adapun keterbatasan pada penelitian ini adalah:

1. Indeks pengungkapan CSR yang digunakan sebagai ukuran besarnya pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan perusahaan sampel cenderung bersifat subyektif. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan sudut pandang dari masing-masing pembaca dalam melihat pengungkapan tanggung jawab sosial yang diungkapkan perusahaan. 2. Terjadinya inflasi dan bencana alam menyebabkan naik atau turunnya

harga saham yang bisa berubah setiap saat dan akan mempengaruhi hasil dari perhitungan dalam setiap penelitian yang telah dilakukan.

3. Informasi CSR yang digunakan dalam penelitian ini hanya yang ada di laporan keuangan tahunan saja.

Saran

Saran yang dapat dikemukakan pada penelitian ini adalah:

1. Pengukuran Indeks CSR harus terus mengikuti perkembangan yang ada dari berbagai badan internasional yang terkait dengan CSR dan disesuaikan dengan keadaan di Indonesia.

2. Disarankan dalam penelitian berikutnya bisa menggunakan variabel selain return saham. misalnya ukuran perusahaan, profitabilitas, dan Earning Response Coeffcient.

3. Disarankan dalam penelitian berikutnya bisa mencari informasi CSR yang ada di Sustainability Report.

24 DAFTAR PUSTAKA

Almilia, L. Spica. dan D. Wijayanto. 2007. Pengaruh Environmental Performance Dan Environmental Disclosure Terhadap Economical Performance. Proceedings The 1st Accounting Confrence, Depok, 7-9 November 2007. pp. 1-23.

Ang, R. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia.Jakarta:Media Staff. Indonesia Antariksih, S. 2012. Implementasi CSR (Corporate Social Responsibility) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Oleh PT. Telkom Tbk. Solo.Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Chariri dan Ghozali, Achmad. 2007. Teori Akuntansi. Yogyakarta: ANDI.

Dahlia, Lely, dan Sylvia Veronica Siregar. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XI Pontianak

Freeman, R.E. dan J. McVea. 2001. “A Stakeholder Approach to Strategic Management”.http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=26351 1. SSRN

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ketujuh. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

GRI G4 Guidelines, 2016. Global Reporting Initiatives.

Gray, et. al. 1986. Corporate Social and Environmental Reporting: A Review of Literature and a Longitudinal Study of UK Disclosure. Accounting, Audiitng, and Accountability Journal, Vol.8 No 2: 47-76.

Hardiningsih, Pancawati, L. Suryanto, A. Chariri. 2002. Faktor Fundamental Dan Resiko Ekonomi Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Di Bursa Efek, Jakarta: Studi Kasus Basic Industry & Chemical. Jurnal Bisnis dan Strategi, Vol 8

Jogiyanto, H. 2003. Teori Portofollio dan Analisis Investasi, Edisi kelima. Yogyakarta: BPEE

25

Junaedi,D. 2005. Dampak Tingkat Pengungkapan Informasi Perusahaan terhadap volume perdagangan dan return saham: Penelitian Empiris pada perusahaan-perusahaan yang tercatat di BEJ. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 2 (2): 1-28.

Kurniasari, D. 2010. Hubungan Antara Persepsi Corporate Social Responsibility (CSR) Dengan Sikap Masyarakat Terhadap Eksistensi Perusahaan.

Lako, A. 2011. Dekonstruksi CSR dan Re3formasi Paradigma Bisnis Dan Akuntansi. Jakarta: Erlangga.

Lorraine. 2004. Corporate Social Responsibility A Study of Four Successful Vermont. Journal Accounting, 1 (2): 58-62.

Muid, D. 2011. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Stock Return (Studi Empiris Perusahaan yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2009). Fokus Ekonomi, Vol. 6 No. 1 Juni 2011 : 105 – 121

Nurdin, E. dan Cahyandito, M. 2006. Pengaruh Kualitas Pengungkapan Sosial dan Lingkungan dalam Laporan Tahunan terhadap Reaksi Investor. Jurnal Program Pasca Sarjana Universitas Padjajaran

Nuzula, N.F dan Kato, M. 2010. Quantitative Relations between Corporate

Social Responsibility Activity and Share Price: Introducing “Nila” Unit.

Research Journal of Internatıonal Studıes-Issue, 146

Sayekti, Y. dan L. S. Wondabio. 2007.“Pengaruh CSR Disclosure terhadap

Earning Response Coefficient (Suatu Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Makalah disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi IX,

Sayidatina, K. 2011. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Stock Return (Studi Empiris Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2008-2009). Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. .

Sembiring, E.R. 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung JawabSosial:Study Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta, Simposium Nasional Akuntansi VIII.

Suharto, E. 2008. Corporate Social Responsibility: What is and Benefit for Corporate makalah yang disajikan pada Seminar Dua Hari, Corporate Social Responsibility: Strategy, Management and Leadership, Intipesan, Hotel Aryaduta Jakarta

26

LAMPIRAN I

Tabel 1

91 Indikator berdasarkan GRI G4 KATEGORI EKONOMI

-Kinerja Ekonomi EC1 Nilai Ekonomi langsung dihasilkan dan didistribusikan.

EC2 Implikasi finansial dan risiko serta peluang lainnya kepada kegiatan organisasi karena perubahan iklim.

EC3 Cakupan kewajiban organisasi atas imbalan. EC4 Bantuan finansial yang diterima dari

pemerintah.

-Keberadaan Pasar EC5 Rasio upah standar pegawai pemula (entry level) menurut gender dibandingkan dengan upah minimum regional di lokasi-lokasi operasional yang signifikan.

EC6 Perbandingan manajemen senior yang dipekerjakan dari masyarakat lokal dioperasi yang signifikan.

-Dampak Ekonomi Tidak Langsung

EC7 Pembangunan dan dampak dari investasi infrastruktur dan jasa yang diberikan. EC8 Dampak ekonomi tidak langsung yang

signifikan, termasuk besarnya dampak. -Praktir Pengadaan EC9 Perbandingan dari pemasok lokak

operasional yang signifikan.

Dokumen terkait