BAB III METODE PENELITIAN
J. Teknik Analisis Data
1. Analisis Statistik Deskriptif
Deskripsi data dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif (Sugiyono, 2015: 207) adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul tanpa bermaksud untuk membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel, histogram, diagram lingkaran, perhitungan ukuran tendensi sentral (mean, median, modus), standar deviasi, varian, nilai minimal, dan nilai maksimal. 2. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji normalitas
Uji normalitas menurut Wibowo (2012: 61) bertujuan untuk melihat apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas juga sebagai syarat untuk melakukan analisis data apabila data yang diperoleh
berdistribusi normal. Uji normalitas dilakukan menggunakan rumus
Kolmogorov-Smirnov Test. Konsep dari uji normalitas Kolmogorov-Smirnov
Test yaitu dengan membandingkan distribusi data yang akan diuji normalitasnya dengan distribusi normal baku. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS version 23 for Windows. Jika taraf signifikansi berada di atas 0,05 berarti data yang akan diuji tidak mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku sehingga data tersebut berdistribusi normal.
b. Uji linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan linear yang signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat yang diteliti (Wibowo, 2012: 73). Linier berarti apabila variabel bebas mengalami kenaikan maka variabel bebas juga akan mengalami kenaikan. Untuk menguji linieritas data dengan satu variabel bebas dapat digunakan uji linieritas sederhana. Dalam penelitian ini, linieritas diuji dengan menggunakan bantuan software SPSS version 23 for
Windows. Jika diperoleh Sig Linierity kurang dari 0,05 dan Sig deviation of
linierity lebih dari 0,05 maka variabel tersebut memiliki hubungan yang linier.
c. Uji multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui apakah antarvariabel bebas mempunyai hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna atau tidak (Wibowo, 2012: 87). Uji multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai
tolerance dan varian inflation factor (VIF). Jika menggunakan alpha/tolerance
tolerance variabel bebas di atas 10% maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel bebas tidak terjadi multikolinieritas. Uji multikolinearitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS version 23 for Windows.
3. Pengujian Hipotesis
Analisis data dilakukan untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis. Rumusan masalah dan hipotesis dalam penelitian ini merupakan hubungan berarah (pengaruh), maka untuk memprediksi variabel terikat jika variabel bebasnya diketahui adalah menggunakan korelasi parsial, korelasi ganda, regresi ganda, serta menggunakan analisis sumbangan efektif dan sumbangan relatif.
a. Uji korelasi parsial
Menurut Sugiyono (2015: 235) korelasi parsial digunakan untuk menganalisis bila peneliti bermaksud untuk mengetahui pengaruh atau mengetahui hubungan antara variabel bebas dan terikat, di mana salah satu variabel bebasnya dikendalikan. Uji korelasi parsial dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel X dengan variabel Y, di mana variabel X lainnya dikontrol. Koefisien korelasi parsial dirumuskan sebagai berikut.
1) Bila tetap
√ √
Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan antara dengan Y apabila tetap
2) Bila tetap
√ √
Ha = Ada pengaruh yang signifikan antara dengan Y apabila tetap Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan antara dengan Y apabila tetap
Selanjutnya untuk mengetahui apakah pengaruh atau hubungan pengujian ini signifikan atau tidak, maka perlu diuji dengan signifikansi, untuk koefisien parsial menggunakan .
Rumus
√
√
Keterangan :
= nilai yang akan dibandingkan dengan t tabel
n = jumlah sampel
= nilai koefisien parsial
Pengujian menggunakan tingkat signifikansi menggunakan 0,05 dan 2 sisi. Kriterianya yaitu jika nilai sig < 0,05 maka signifikan, dan sebaliknya jika nilai sig > 0,05 maka tidak siginifikan. Penghitungan korelasi parsial dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS version 23for Windows.
b. Uji korelasi ganda
Menurut Sugiyono (2015: 231) korelasi ganda merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya pengaruh atau hubungan antara dua variabel independen secara bersama-sama atau lebih dengan satu variabel dependen. Rumus yang digunakan untuk menghitung korelasi ganda antara variabel (Y) dengan dua variabel bebas X1 dan X2 adalah sebagai berikut.
√
Keterangan :
= korelasi antara dan dengan Y = korelasi antara dengan Y
= korelasi antara dengan Y = korelasi antara dengan
Selanjutnya menghitung indeks determinasi koefisien korelasi ganda, yaitu sebagai berikut.
Keterangan:
R = Koefisien korelasi ganda n = banyak sampel
k = banyak variabel bebas = simpangan baku variabel Y
Signifikansi korelasi ganda X1 dan X2 terhadap Y ditentukan dengan rumus
sebagai berikut. setelah diketahui nilai Fhitung kemudian dibandingkan dengan .
Keterangan:
R = nilai koefisien korelasi ganda K = jumlah variabel bebas
n =jumlah sampel
Uji korelasi ganda dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan software
SPSS version 23 for Windows. Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05
dan 2 sisi. Kriterianya yaitu jika nilai sig < 0,05 maka signifikan dan sebaliknya jika nilai sig > 0,05 maka tidak signifikan.
c. Analisis regresi ganda
Menurut Sugiyono (2015: 275) analisis regresi ganda digunakan peneliti bila peneliti bermaksud meramalkan naik turunnya variabel terikat bila dua atau lebih variabel bebas sebagai faktor prediktor dimanipulasi. Persamaan regresi ganda untuk dua variabel bebas yaitu:
Y = a + b1X1 +b2X2
Keterangan:
Y = prediksi
X1 dan X2 = prediktor 1 dan 2
a = intersep/konstan b1 = koefisien regresi 1
b2 = koefisien regresi 2
Analisis regresi ganda pada penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS version 23 for Windows.
d. Sumbangan relatif dan sumbangan efektif
Menurut Suharsaputra (2002: 112) sumbangan relatif (SR) dan sumbangan efektif (SE) masing-masing prediktor dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
1) Rumus jumlah kuadrat regresi Jkreg = a1.∑x1y + a2.∑x2y
Keterangan:
Jkreg = jumlah kuadrat regresi
a1 = koefisien prediktor X1
a2 = koefisien prediktor X2
∑x1y = jumlah product moment antara X1 dan Y
∑x2y = jumlah product moment antara X2 dan Y
2) Rumus sumbangan relatif (SR) masing-masing prediktor SR. = ∑
SR. = ∑
Keterangan:
SR. = sumbangan relatif (SR) dari SR. = sumbangan relatif (SR) dari Jkreg = jumlah kuadrat regresi
a1 = koefisien prediktor X1
a2 = koefisien prediktor X2
∑x1y = jumlah product moment antara X1 dan Y
∑x2y = jumlah product moment antara X2 dan Y
3) Rumus sumbangan efektif (SE) masing-masing prediktor SE. = SR. × R2
SE. = SR. × R2 Keterangan:
SE. = sumbangan efektif (SE) dari SE. = sumbangan efektif (SE) dari R2 = nilai koefisien determinan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Deskripsi Data
Pada deskripsi data ini diuraikan data-data mengenai variabel bebas yaitu tanggung jawab siswa (X1) dan kemampuan interpersonal (X2) serta variabel
terikat yaitu rasa percaya diri (Y). Data penelitian diperoleh dari sampel penelitian pada populasi siswa kelas V sekolah dasar se-Gugus II Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan skala psikologi. Skala psikologi berisi kalimat-kalimat pernyataan yang kemudian dikerjakan oleh siswa. Hasil pekerjaan siswa kemudian ditabulasikan dan dihitung dengan cara-cara atau rumus-rumus yang telah ditentukan pada Bab III. Instrumen penelitian berupa skala psikologi yang sebelumnya telah diuji validitas dan reliabilitasnya tersebut digunakan untuk membuktikan hipotesis.
1. Variabel Rasa Percaya Diri
Rasa percaya diri (Y) diungkap menggunakan skala psikologi dengan total pernyataan 23 item. Sebaran skor untuk masing-masing item adalah 1-5. Setelah dilakukan pengambilan data variabel rasa percaya diri pada siswa kelas V, maka dapat disajikan deskripsi data ukuran kecenderungan pemusatan yaitu mean (M),
median (Me), dan mode (Mo) serta ukuran keragaman atau variabilitas yaitu
variance, standar deviation serta skor minimal dan maksimal. Deskripsi tersebut
Tabel 12. Deskripsi Data Ukuran Kecenderungan Pemusatan serta Ukuran Keragaman/Variabilitas Rasa Percaya Diri
Mean Median Mode Std.
Deviation Variance Minimum Maximum
87,53 86,50 82 7,97 63,50 68 110
Tabel tersebut menjelaskan beberapa hal sebagai berikut: rata-rata= 87,53; nilai tengah= 86,50; modus= 82; simpangan baku= 7,97; variance= 63,50; skor terendah= 68; skor tertinggi= 110. Untuk mengetahui kecenderungan rata-rata skor variabel rasa percaya diri siswa adalah dengan cara mengkategorikan skor rerata ideal yang seharusnya diperoleh. Dari data tersebut diketahui besar jangkauan (R)= 42 dan jumlah kelas (K)= 7,93 dibulatkan menjadi 8, sehingga diperoleh interval (I)= 6,25 dibulatkan ke bawah menjadi 6.
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Rasa Percaya Diri Siswa
No. Interval Skor Frekuensi Frekuensi (%)
1. 68-73 4 3,2 2. 74-79 16 12,7 3. 80-85 36 28,6 4. 86-91 27 21,4 5. 92-97 30 23,8 6. 98-103 10 7,9 7. 104-109 2 1,6 8. 110-115 1 0,8 Jumlah 126 100
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas dapat disajikan histogram rasa percaya diri siswa sebagai berikut.
Gambar 2. Histogram Rasa Percaya Diri
Berdasarkan histogram tersebut dapat dilihat bahwa siswa yang memiliki skor rasa percaya diri siswa antara 68-73 ada 4 siswa, 74-79 ada 16 siswa, 80-85 ada 36 siswa, 86-91 ada 27 siswa, 92-97 ada 30 siswa, 98-103 ada 10 siswa, 104- 109 ada 2 siswa dan 110-115 ada 1 siswa. Data tersebut kemudian digolongkan kembali untuk mengetahui kecenderungan rasa percaya diri siswa. Peneliti menggolongkan tingkat rasa percaya diri siswa berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Mardapi (2012: 162) sebagai berikut.
Tabel 14. Penggolongan Skala menurut Djemari Mardapi
No. Skor Siswa Kategori
1. x ≥ ̅ + S Sangat Positif/Sangat Tinggi 2. ̅+ S > x ≥ ̅ Positif/Tinggi
3. ̅> x ≥ ̅ - S Negatif/Rendah
4. x < ̅ - S Sangat Negatif/Sangat Rendah Keterangan:
x = skor yang diperoleh
S = simpangan baku skor keseluruhan ̅ = rerata skor keseluruhan
4 16 36 27 30 10 2 1 0 5 10 15 20 25 30 35 40 68-73 74-79 80-85 86-91 92-97 98-103 104-109 110-115 Fr e ku e n si Interval
Berdasarkan kriteria di atas, setelah dilakukan perhitungan maka diperoleh kategori rasa percaya diri siswa pada tabel 15 berikut.
Tabel 15. Distribusi Data Rasa Percaya Diri Siswa
Interval Skor Kriteria Frekuensi Frekuensi Relatif (%) 96-115 Sangat Tinggi 21 16,67 88-95 Tinggi 37 29,37 80-87 Rendah 48 38,09 <80 Sangat Rendah 20 15,87 Jumlah 126 100
Berdasarkan data pada tabel 15 dapat disajikan ke dalam bentuk diagram lingkaran seperti berikut.
Gambar 3. Diagram Distribusi Data Rasa Percaya Diri Siswa
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa ada 21 siswa (16,67%) yang memiliki rasa percaya diri dengan kategori sangat tinggi, 37 siswa (29,37%) memiliki rasa percaya diri dengan kategori tinggi, 48 siswa (38,09%) memiliki rasa percaya diri yang rendah, dan 20 siswa (15,87%) memiliki rasa percaya diri dengan kategori sangat rendah.
17%
29% 38%
16%
Rasa Percaya Diri
Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah
Variabel rasa percaya diri dalam penelitian ini memiliki empat aspek keperilakuan yang meliputi: a) yakin pada diri sendiri; b) mengoptimalkan potensi yang dimiliki; c) memiliki kontrol diri; dan d) mempunyai kecakapan untuk bertindak. Tingkat penguasaan siswa terhadap masing-masing aspek tersebut dideskripsikan dalam histogram berikut.
Gambar 4. Histogram Penguasaan Aspek Rasa Percaya Diri
Dalam histogram di atas diketahui bahwa urutan tingkat penguasaan siswa terhadap aspek rasa percaya diri dari yang tertinggi hingga terendah yaitu: yakin pada diri sendiri sebesar 83,90%; mempunyai kecakapan untuk bertindak sebesar 73,80%; memiliki kontrol diri sebesar 73,00%; dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki sebesar 71,20%. Berdasarkan histogram di atas, maka besarnya dukungan masing-masing aspek rasa percaya diri dapat disajikan dalam diagram berikut.
83.90% 71.20% 73% 73.80% 60.00% 65.00% 70.00% 75.00% 80.00% 85.00% Per sen tase Aspek
Rasa Percaya Diri
Yakin pada Diri Sendiri
Mengoptimalkan Potensi yang Dimiliki Memiliki Kontrol Diri
Gambar 5. Diagram Persentase Perolehan Aspek Rasa Percaya Diri
Berdasarkan diagram di atas, diketahui bahwa aspek: a) yakin pada diri sendiri memberi sumbangan 27,80%; b) mengoptimalkan potensi yang dimiliki memberi sumbangan sebesar 23,60%; c) memiliki kontrol diri memberikan sumbangan 24,20%; dan d) mempunyai kecakapan untuk bertindak memberikan sumbangan sebesar 24,40%.
2. Variabel Tanggung Jawab
Tanggung jawab (X1) diungkap menggunakan skala psikologi dengan
jumlah 26 item pernyataan dengan sebaran skor 1-5 untuk masing-masing item. Setelah dilakukan pengambilan data variabel tanggung jawab, maka dapat dijabarkan mengenai data ukuran kecenderungan pemusatan yaitu mean (M),
median (Me), dan mode (Mo) serta ukuran keragaman atau variabilitas yaitu
variance, standar deviation serta skor minimal dan maksimal. Deskripsi tersebut
disajikan dalam tabel sebagai berikut. 27.80%
23.60% 24.20%
24.40%
Rasa Percaya Diri
Yakin pada Diri Sendiri
Mengoptimalkan Potensi yang Dimiliki
Memiliki Kontrol Diri
Mempunyai Kecakapan untuk Bertindak
Tabel 16. Deskripsi Data Ukuran Kecenderungan Pemusatan serta Ukuran Keragaman/Variabilitas Tanggung Jawab
Mean Median Mode Std.
Deviation Variance Minimum Maximum
102,51 102 94 11,32 128,22 78 127
Dari tabel di atas, dapat dideskripsikan bahwa data penelitian variabel tanggung jawab memiliki rata-rata= 102,51; nilai tengah= 102; modus= 94; simpangan baku= 11,32; variance= 128,22; skor terendah= 78; dan skor tertinggi= 127. Kecenderungan rata-rata skor variabel tanggung jawab diketahui dengan cara mengkategorikan skor rerata ideal yang seharusnya diperoleh. Berdasarkan data tersebut dapat ditentukan besar jangkauan (R)= 49 dan jumlah kelas (K)= 7,93 dibulatkan menjadi 8, sehingga diperoleh interval (I)= 6,13 dibulatkan ke atas menjadi 7.
Tabel 17. Distribusi Frekuensi Tanggung Jawab Siswa
No. Interval Skor Frekuensi Frekuensi (%)
1. 78-84 8 6,3 2. 85-91 13 10,3 3. 92-98 28 22,2 4. 99-105 26 20,6 5. 106-112 27 21,4 6. 113-119 14 11,1 7. 120-126 9 7,1 8. 127-133 1 0,8 Jumlah 126 100
Histogram yang dihasilkan dari distribusi frekuensi pada tabel di atas adalah sebagai berikut.
Gambar 6. Histogram Tanggung Jawab
Histogram tersebut memperlihatkan bahwa siswa yang memiliki skor tangung jawab antara 78-84 ada 8 siswa, 85-91 ada 13 siswa, 92-98 ada 28 siswa, 99-105 ada 26 siswa, 106-112 ada 28 siswa, 113-119 ada 14 siswa, 120-126 ada 9 siswa, dan 127-133 ada 1 siswa. Berdasarkan data tersebut selanjutnya dibuat tabel penggolongan kecenderungan tanggung jawab siswa. Peneliti menggolongkan tingkat rasa percaya diri siswa berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Mardapi (2012: 162) sebagai berikut.
Tabel 18. Penggolongan Skala menurut Djemari Mardapi
No. Skor Siswa Kategori
1. x ≥ ̅ + S Sangat Positif/Sangat Tinggi 2. ̅+ S > x ≥ ̅ Positif/Tinggi
3. ̅> x ≥ ̅ - S Negatif/Rendah
4. x < ̅ - S Sangat Negatif/Sangat Rendah Keterangan:
x = skor yang diperoleh
S = simpangan baku skor keseluruhan ̅ = rerata skor keseluruhan
Berdasarkan kriteria di atas, setelah dilakukan penghitungan maka diperoleh kategori tanggung jawab siswa yang tercantum pada tabel 19 berikut.
8 13 28 26 27 14 9 1 0 5 10 15 20 25 30 78-84 85-91 92-98 99-105 106-112 113-119 120-126 127-133 Fr e ku e n si Interval Tanggung Jawab
Tabel 19. Distribusi Data Tanggung Jawab Siswa Interval
Skor Kriteria Frekuensi
Frekuensi Relatif (%) 114 – 130 Sangat Tinggi 22 17,46 103 – 113 Tinggi 40 31,75 91 – 102 Rendah 48 38,09 < 91 Sangat Rendah 16 12,70 Jumlah 126 100
Berdasarkan tabel 19 dapat dibuat diagram lingkaran seperti berikut.
Gambar 7. Diagram Distribusi Data Tanggung Jawab Siswa
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebanyak 22 siswa (17,46%) memiliki tanggung jawab dengan kategori sangat tinggi, 40 siswa (31,75%) masuk ke dalam kategori tinggi, 48 siswa (38,09%) memiliki tanggung jawab yang rendah, dan 16 siswa (12,70%) memiliki kategori tanggung jawab yang saangat rendah.
Variabel tanggung jawab dalam penelitian ini memiliki empat aspek keperilakuan yang meliputi: a) menanggung konsekuensi; b) mandiri; c) bersikap
17% 32% 38% 13% Tanggung Jawab Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah
tekun; dan d) mempunyai kesadaran diri. Tingkat penguasaan siswa terhadap masing-masing aspek tersebut dideskripsikan dalam histogram berikut.
Gambar 8. Histogram Penguasaan Aspek Tanggung Jawab
Dalam histogram di atas diketahui bahwa urutan tingkat penguasaan siswa terhadap aspek tanggung jawab dari yang tertinggi hingga terendah yaitu: mempunyai kesadaran diri sebesar 81,60%; menanggung konsekuensi sebesar 78,30%; mandiri sebesar 77,90%; dan bersikap tekun sebesar 77,70%. Berdasarkan histogram di atas, maka besarnya dukungan masing-masing aspek tanggung jawab dapat disajikan dalam diagram berikut.
78.30% 77.90% 77.70% 81.60% 75.00% 76.00% 77.00% 78.00% 79.00% 80.00% 81.00% 82.00% Per sen tase Aspek Tanggung Jawab Menanggung Konsekuensi Mandiri Bersikap Tekun
Gambar 9. Diagram Persentase Perolehan Aspek Tanggung Jawab
Berdasarkan diagram di atas, diketahui bahwa aspek: a) menanggung konsekuensi memberi sumbangan 24,80%; b) mandiri memberi sumbangan sebesar 24,70%; c) bersikap tekun memberikan sumbangan 24,60%; dan d) mempunyai kesadaran diri memberikan sumbangan sebesar 25,90%.
3. Variabel Kemampuan Interpersonal
Kemampuan interpersonal (X2) diungkap dengan menggunakan skala
psikologi dengan jumlah item sebanyak 23 pernyataan. Masing-masing item dalam skala tersebut memiliki sebaran skor 1-5. Setelah dilakukan pengambilan data variabel kemampuan interpersonal, dapat disajikan deskripsi data kecenderungan pemusatan berupa mean (M), median (Me), dan mode (Mo) serta ukuran keragaman atau variabilitas yaitu variance, standar deviation serta skor minimal dan maksimal. Deskripsi tersebut disajikan dalam tabel sebagai berikut.
24.80% 24.70% 24.60% 25.90% Tanggung Jawab Menanggung Konsekuensi Mandiri Bersikap Tekun
Tabel 20. Deskripsi Data Ukuran Kecenderungan Pemusatan serta Ukuran Keragaman/Variabilitas Kemampuan Interpersonal
Mean Median Mode Std.
Deviation Variance Minimum Maximum
85,42 85 84 9,45 89,33 65 109
Dari tabel tersebut dapat dideskripsikan hal-hal sebagai berikut: rata-rata= 85,42; nilai tengah= 85; modus= 84; simpangan baku= 9,45; variance= 89,33; skor terendah= 65; dan skor tertinggi= 109. Kecenderungan rata-rata skor variabel kemampuan interpersonal diketahui dengan cara mengkategorikan skor rerata ideal yang seharusnya diperoleh. Berdasarkan data tersebut dapat ditentukan besar jangkauan (R)= 44 dan jumlah kelas (K)= 7,93 dibulatkan menjadi 8, sehingga diperoleh interval (I)= 5,5 dibulatkan ke atas menjadi 6.
Tabel 21. Distribusi Frekuensi Kemampuan Interpersonal Siswa
No. Interval Skor Frekuensi Frekuensi (%)
1. 65-70 8 6,3 2. 71-76 14 11,1 3. 77-82 24 19,0 4. 83-88 35 27,8 5. 89-94 20 15,9 6. 95-100 18 14,3 7. 101-106 5 4,0 8. 107-112 2 1,6 Jumlah 126 100
Berdasarkan tabel 21, distribusi frekuensi tersebt dapat digambarkan ke dalam histogram sebagai berikut.
Gambar 10. Histogram Kemampuan Interpersonal
Dari histogram tersebut dapat dilihat bahwa siswa yang memiliki skor kemampuan interpersonal antara 65-70 ada 8 siswa, 71-76 ada 14 siswa, 77-82 ada 24 siswa, 83-88 ada 35 siswa, 89-94 ada 20 siswa, 96-100 ada 18 siswa, 101- 106 ada 5 siswa, dan 107-112 ada 2 siswa. Data tersebut kemudian digolongkan kembali untuk mengetahui kecenderungan kemampuan interpersonal siswa. Peneliti menggolongkan tingkat rasa percaya diri siswa berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Mardapi (2012: 162) sebagai berikut.
Tabel 22. Penggolongan Skala menurut Djemari Mardapi
No. Skor Siswa Kategori
1. x ≥ ̅ + S Sangat Positif/Sangat Tinggi 2. ̅+ S > x ≥ ̅ Positif/Tinggi
3. ̅> x ≥ ̅ - S Negatif/Rendah
4. x < ̅ - S Sangat Negatif/Sangat Rendah Keterangan:
x = skor yang diperoleh
S = simpangan baku skor keseluruhan ̅ = rerata skor keseluruhan
8 14 24 35 20 18 5 2 0 5 10 15 20 25 30 35 40 65-70 71-76 77-82 83-88 89-94 96-100 101-106 107-112 Fr e ku e n si Interval Kemampuan Interpersonal
Berdasarkan kriteria di atas, maka diperoleh kategori kemampuan interpersonal siswa yang disajikan dalam tabel 23 berikut.
Tabel 23. Distribusi Data Tanggung Jawab Siswa Interval
Skor Kriteria Frekuensi
Frekuensi Relatif (%) 95 – 115 Sangat Tinggi 25 19,84 85 – 94 Tinggi 39 30,95 76 – 84 Rendah 40 31,75 < 76 Sangat Rendah 22 17,46 Jumlah 126 100
Berdasarkan tabel 23 dapat dibuat diagram lingkaran seperti berikut.
Gambar 11. Diagram Distribusi Data Kemampuan Interpersonal Siswa Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa terdapat 25 siswa (19,84%) memiliki kemampuan interpersonal dengan kategori sangat tinggi, 39 siswa (30,95%) memiliki kemampuan interpersonal dengan kriteria tinggi, 40 siswa (31,75%) memiliki kemampuan interpersonal dengan kategori rendah, dan 22 siswa (17,46%) memiliki kemampuan interpersonal yang sangat rendah.
Variabel kemampuan interpersonal dalam penelitian ini memiliki empat aspek keperilakuan yang meliputi: a) berinteraksi dengan orang lain; b)
20% 31% 32% 17% Kemampuan Interpersonal Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah
kematangan pribadi; c) berusaha meningkatkan kualitas hubungan; dan d) memecahkan masalah sosial. Tingkat penguasaan siswa terhadap masing-masing aspek tersebut dideskripsikan dalam histogram berikut.
Gambar 12. Histogram Penguasaan Aspek Kemampuan Interpersonal Dalam histogram di atas diketahui bahwa urutan tingkat penguasaan siswa terhadap aspek kemampuan interpersonal dari yang tertinggi hingga terendah yaitu: berusaha meningkatkan kualitas hubungan sebesar 80,00%; berinteraksi dengan orang lain sebesar 75,00%; kematangan pribadi sebesar 72,30%; dan memecahkan masalah sosial sebesar 70,70%. Berdasarkan histogram di atas, maka besarnya dukungan masing-masing aspek kemampuan interpersonal dapat disajikan dalam diagram berikut.
75.00% 72.30% 80.00% 70.70% 66.00% 68.00% 70.00% 72.00% 74.00% 76.00% 78.00% 80.00% 82.00% Per sen tase Aspek Kemampuan Interpersonal
Berinteraksi dengan Orang Lain Kematangan Pribadi
Berusaha Meningkatkan Kualitas Hubungan Memecahkan Masalah Sosial
Gambar 13. Diagram Persentase Perolehan Aspek Kemampuan Interpersonal Berdasarkan diagram di atas, diketahui bahwa aspek: a) berinteraksi dengan orang lain memberi sumbangan 25,20%; b) kematangan pribadi memberi sumbangan sebesar 24,30%; c) berusaha meningkatkan kualitas hubungan memberikan sumbangan 26,80%; dan d) memecahkan masalah sosial memberikan sumbangan sebesar 23,70%.
B.Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji prasyarat analisis dan uji hipotesis. Uji prasyarat analisis dan uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan software SPSS version 23 for windows.
25.20%
24.30% 26.80%
23.70%
Kemampuan Interpersonal
Berinteraksi dengan Orang Lain Kematangan Pribadi Berusaha Meningkatkan Kualitas Hubungan Memecahkan Masalah Sosial
1. Uji Prasyarat Analisis a. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data penelitian yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test pada
software SPSS version 23 for windows. Menurut Wibowo (2012: 72) sebaran data
dikatakan normal apabila nilai Asymp. Sig (2-tailed) > 0,05. Berdasarkan perhitungan dengan bantuan software SPSS version 23 for windows, didapat nilai variabel rasa percaya diri siswa 0,070; tanggung jawab siswa 0,200; dan kemampuan interpersonal siswa 0,200. Nilai Asymp. Sig.dari ketiga variabel tersebut memiliki nilai di atas 0,05 maka distribusi data dari masing-masing variabel dikatakan normal. Ringkasan perbandingan normalitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini, hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 24. Ringkasan Perbandingan Normalitas
No. Variabel Asymp. Sig. Signifikansi Keterangan
1. Rasa Percaya Diri 0,070 0,05 Normal
2. Tanggung Jawab 0,200 0,05 Normal
3. Kemampuan Interpersonal 0,200 0,05 Normal b. Uji linearitas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan linear yang signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat yang diteliti (Wibowo, 2012: 73). Kriteria linear adalah jika signifikansi dari linearitas < 0,05 dan signifikansi dari deviation from linearity > 0,05. Apabila kriteria tersebut terpenuhi maka hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dikatakan linear. Uji linearitas data penelitian menggunakan bantuan software SPSS version 23 for windows
dengan taraf signifikansi 5%. Rangkuman hasil linearitas dapat dilihat pada tabel 25 di bawah ini.
Tabel 25. Ringkasan Hasil Uji Linearitas
No. Variabel Sig.
Linearity
Sig. Deviation
from Linearity Kesimpulan
Bebas Terikat
1. X1 Y 0,000 0,801 Linear
2. X2 Y 0,000 0,850 Linear
Berdasarkan tabel ringkasan hasil uji linearitas di atas, dapat diketahui bahwa pengujian data variabel X1 dengan Y memiliki nilai signifikansi linieritas
yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 dan nilai signifikansi Deviation from
Linearity lebih besar 0,05 yaitu 0,801 sehingga datanya dikatakan linear.
Selanjutnya, pengujian data variabel X2 dengan Y, diperoleh nilai signifikansi
linearitas yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 dan nilai signifikansi Deviation
from Linearity lebih besar dari 0,05 yaitu 0,850 sehingga datanya dikatakan linear.
c. Uji multikolinearitas
Uji multikolinearitas merupakan uji asumsi untuk regresi linear berganda. Uji multikolinearitas menggunakan bantuan software SPSS version 23 for
windows dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF). Jika menggunakan
alpha/tolerance 10% atau 0,10, maka VIF adalah 10. Jika VIF hitung < VIF= 10,
dan semua tolerance variabel bebas diatas 10% maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel bebas tidak terjadi multikolinieritas. Menurut Wibowo (2012: 87) uji multikolinearitas bertujuan agar tidak ada korelasi atau hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna antara variabel bebas yang membentuk suatu persamaan. Berikut disajikan rangkuman hasil uji multikolinearitas.
Tabel 26. Rangkuman Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Tolerance VIF Kesimpulan
X1 0,532 1,881 Tidak terjadi multikolinearitas
X2 0,532 1,881 Tidak terjadi multikolinearitas
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk melihat signifikansi pengaruh tanggung jawab dan kemampuan interpersonal secara parsial dan simultan terhadap rasa percaya diri siswa. Pengujian hipotesis dilakukan dengan mencari koefisien