• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

3. Analisis Statistik Uji Inferensial a Data Sebelum Perlakuan

Data yang diperoleh sebelum perlakuan meliputi data hasil pengukuran motivasi belajar awal dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika pada kelompok eksperimen. Hasil perhitungan uji normalitas dengan menggunakan program SPSS dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.7 dan 3.8 di halaman 238 dan 239.

Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas Sebelum Perlakuan Variabel Sig. Keputusan Motivasi Belajar 0,200 � diterima Pretest 0,003 � ditolak

Berdasarkan pada Tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa data skor motivasi belajar siswa sebelum perlakuan berdistribusi normal dikarenakan nilai

79

signifikansi yang dihasilkan lebih dari , selengkapnya dapat dilihat pada grafik Gambar 4.9. Sedangkan untuk data nilai pretest prestasi belajar siswa tidak berdistribusi normal dikarenakan nilai signifikansi kurang dari , dan dilihat pada grafik Gambar 4.10.

Gambar 4.9. Grafik Normal Q-Q Plot Data Skor Awal Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Gambar 4.9 di atas dapat dilihat bahwa normal Q-Q plot yang memperlihatkan bahwa data berdistribusi normal ditunjukkan dengan data yang menyebar di sekitar garis.

Gambar 4.10. Grafik Normal Q-Q Plot Data Nilai Pretest Prestasi Belajar Siswa

80

Berdasarkan Gambar 4.10 dapat dilihat bahwa normal Q-Q plot menunjukkan data menyebar tidak merata, dikarenakan ada yang berada di sekitar baris dan ada juga yang jauh di luar garis.

b. Data Setelah Perlakuan 1) Uji Normalitas

Data yang diperoleh setelah perlakuan meliputi data hasil pengukuran motivasi belajar dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika pada kelompok eksperimen. Hasil perhitungan uji normalitas dengan menggunakan program SPSS dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.7 dan 3.8 di halaman 238 dan 239.

Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas Setelah Perlakuan Variabel Sig. Keputusan Motivasi Belajar 0,156 � diterima Posttest 0,192 � diterima

Berdasarkan pada Tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa data skor motivasi belajar akhir siswa dan nilai posttest prestasi belajar siswa berdistribusi normal dikarenakan nilai signifikansi yang dihasilkan lebih dari , selengkapnya dapat dilihat pada grafik Gambar 4.11.

81

Data Skor Akhir Motivasi Belajar

Data Nilai Posttest Prestasi Belajar

Gambar 4.11. Grafik Normal Q-Q Plot Data Setelah Perlakuan

Berdasarkan Gambar 4.11 dapat dilihat bahwa data angket motivasi belajar dan prestasi belajar menyebar di sekitar garis yang menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.

82 2) Uji Hipotesis

a) Motivasi Belajar

Dari hasi uji prasyarat analisis diketahui bahwa data yang didapat berasal dari data yang berdistribusi normal. Setelah diketahui data berdistribusi normal, maka untuk menjawab rumusan masalah yang pertama yaitu bagaimana keefektifan pembelajaran dengan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) ditinjau dari motivasi belajar pada materi pokok Garis dan Sudut di kelas VII SMP Negeri 1 Ngemplak digunakan uji t-one sample test dan t paired sample test. Dalam penelitian ini, pembelajaran dengan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) dikatakan dikatakan efektif jika a) mencapai KKM dan b) rata- rata skor motivasi belajar siswa meningkat secara signifikan setelah diberikan pelakuan.

Hasil perhitungan uji t-one sample test dengan menggunakan program SPSS disajikan pada Tabel 4.8 dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.9 di halaman 240. Sedangkan hasil uji t-paired sample two-tailed test dengan menggunakan program SPSS disajikan pada Tabel 4.9 berikut dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.10 di halaman 242.

Tabel 4.8. Hasil Uji t-one sample test Skor Motivasi Belajar Siswa

Sig. (2-tailed) SPSS p-value one- tailed Keputusan 0,000 0,000 � ditolak

Berdasarkan Tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa nilai sig. sama dengan 0,000 untuk two-tailed maka nilai p-value untuk hipotesis satu arah sama dengan

,

83

ditolak dengan kata lain skor angket motivasi belajar mencapai KKM setelah diterapkan pembelajaran dengan pendekatan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME).

Tabel 4. 9. Hasil Uji t-paired sample test Skor Motivasi Belajar Siswa

Sig. (2-tailed) SPSS p-value one-tailed Keputusan

0,000 0,000 � ditolak

Berdasarkan pada Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa dengan nilai p-value (2- tailed) = 0,000 maka p-value dibagi menjadi dua yaitu 0,000, maka p-value <

, dengan nilai t-hitung= , > , . Dengan demikian dapat diambil keputusan bahwa � ditolak, yang artinya skor rata-rata motivasi belajar siswa meningkat secara signifikan setelah diterapkannya pembelajaran dengan pendekatan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) efektif ditinjau dari pencapaian dan peningkatan motivasi belajar siswa.

b) Prestasi Belajar

Dari hasi uji prasyarat analisis diketahui bahwa data sebelum perlakuan didapatkan bahwa data tidak berasal dari data yang berdistribusi normal. Oleh karena itu, digunakan uji wilcoxon signed ranks dengan menggunakan program SPSS 16. Setelah itu, maka dapat menjawab rumusan masalah kedua yaitu bagaimana keefektifan pembelajaran dengan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) ditinjau dari prestasi belajar pada materi pokok Garis dan Sudut di kelas VII SMP Negeri 1 Ngemplak. Dalam penelitian ini, pembelajaran dengan pendekatan RME efektif jika a) mencapai KKM dan b) rata-rata nilai belajar

84

siswa meningkat secara signifikan setelah diberikan pelakuan Hasil perhitungan uji t one sample test dengan menggunakan program SPSS disajikan pada Tabel 4.10 selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.11 di halaman 244. Sedangkan hasil uji Wilcoxon signed ranks test dengan menggunakan program SPSS disajikan pada Tabel 4.11 dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.12 di halaman 246.

Tabel 4.10. Hasil Uji t-one sample test Nilai Prestasi Belajar Siswa

Sig. (2-tailed) SPSS p-value one- tailed

Keputusan

0,001 0,0005 � ditolak

Berdasarkan Tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa nilai sig. sama dengan 0,001 untuk two-tailed maka nilai p-value untuk hipotesis satu arah sama dengan , yaitu 0,0005. Karena nilai p-value < , maka dapat dikatakan bahwa � ditolak dengan kata lain nilai prestasi belajar mencapai KKM setelah diterapkan pembelajaran dengan pendekatan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME).

Tabel 4.11. Hasil Uji Wilcoxon Nilai Prestasi Belajar Siswa

Asymp. Sig. (2-tailed) SPSS p-value one- tailed

Keputusan

0,000 0,0000 � ditolak

Berdasarkan pada Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa dengan nilai p-value (2- tailed) = 0,000 maka p-value dibagi menjadi dua yaitu 0,000, maka p-value <

, . Dengan demikian dapat diambil keputusan bahwa � ditolak, yang artinya rata-rata nilai prestasi belajar siswa meningkat secara signifikan setelah pembelajaran dengan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME).

85

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) efektif ditinjau dari pencapaian dan peningkatan prestasi belajar.

B. Pembahasan

Pada penelitian ini, ada beberapa hal yang akan dibahas sesuai dengan rumusan masalah penelitian, yaitu keefektifan pembelajaran dengan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) ditinjau dari motivasi belajar dan keefektifan pembelajaran dengan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) ditinjau dari prestasi belajar.

Pertama, sebelum melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t paired sample test terlebih dahulu melakukan uji normalitas. Berdasarkan uji normalitas dengan tes kolmogrov-smirnov didapatkan bahwa nilai sig. untuk data sebelum dan sesudah lebih dari , . Data yang berdistribusi normal juga dapat dilihat dari skewness untuk mengukur kemiringan dan kurtosis untuk mengukur puncak. Hasil analisis deskriptif output dengan menggunakan SPSS menunjukkan bahwa nilai statistik mendekati angka 0 untuk skewness dan kurtosis masing-masing - 0,811 dan 0,401 untuk data skor awal motivasi belajar serta -1,394 dan 3,656 untuk data skor akhir motivasi belajar. Dengan demikian, data motivasi belajar dapat disimpulkan berasal dari data yang berdistribusi normal.

Setelah tahu bahwa data berdistribusi normal maka dilakukan uji t-one sample test dan t-paired sample test untuk menjawab rumusan masalah pertama. Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan dengan taraf signifikansi 0,05 diperoleh nilai p-value sama dengan 0,000 pada uji t-one sample test dan kurang

86

dari 0,05, maka � ditolak. Dengan kata lain, skor angket motivasi belajar mencapai KKM setelah diterapkannya pembelajaran dengan pendekatan RME. Selanjutnya berdasarkan uji t-paired sample test dengan nilai p-value sama dengan 0,0000 dan kurang dari 0,05, maka � ditolak yang artinya rata-rata skor motivasi belajar siswa meningkat secara signifikan setelah diterapkan pembelajaran dengan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME), maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) efektif diterapkan jika ditinjau dari pencapaian dan peningkatan motivasi belajar siswa di SMP Negeri 1 Ngemplak. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Amri & Abadi (2013) yang menyimpulkan bahwa pembelajaran matematika realistik efektif ditinjau dari motivasi belajar siswa. Hal tersebut dikarenakan dalam pendekatan RME, siswa diberikan treatment berupa pemberian konteks sebagai daya tarik. Hal ini sejalan dengan pendapat de Lange (Wijaya, 2012: 39) bahwa konteks yang menarik perhatian siswa dan mampu membangkitkan motivasi belajar siswa untuk belajar matematika. Penggunaan konteks juga menjadi langkah awal untuk mengkonstruksi pengetahuan siswa.

Berdasarkan data rata-rata awal setiap indikator dari tes awal motivasi belajar siswa, dapat dilihat bahwa rata-rata paling rendah terdapat pada indikator kegiatan yang menarik dalam pembelajaran. Selanjutnya diberikan treatment berupa perhatian yang rata untuk setiap siswa, peneliti berusaha untuk tidak mudah marah ketika pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, siswa perlahan akan merasa diberikan pembelajaran secara perlahan karena kebutuhan untuk setiap siswa berbeda-beda. Setelah diberikan perlakuan, rata-rata skor untuk setiap

87

indikator meningkat terutama indikator kegiatan yang menarik dalam pembelajaran yaitu meningkat 0,859. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan RME dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Seperti yang disampaikan oleh Sukri (2015) bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara penggunaan metode RME terhadap motivasi belajar siswa.

Kedua, setelah dilakukan uji normalitas diketahui bahwa ternyata data tidak berasal dari data yang berdistribusi normal pada nilai pretest. Hal tersebut dapat dilihat dari Normal Q-Q Plot yaitu data menyebar tidak merata, ada yang jauh di luar garis dan ada yang di dekat garis. Dengan demikian, uji menguji rumusan masalah kedua tidak bisa menggunakan uji t-paired sample test namun menggunakan uji wilcoxon signed ranks. Seperti yang disampaikan oleh Hidayat & Istiadah (2011: 94) bahwa uji wilcoxon digunakan manakala asumsi normalitas ini tidak terpenuhi. Hasil output SPSS menunjukkan bahwa nilai p-value sama dengan 0,0000 kurang dari 0,05 maka dengan kata lain rata-rata nilai prestasi belajar siswa meningkat secara signifikan setelah pembelajaran dengan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME). Sebaliknya dengan nilai posttest yang berdistribusi normal, maka untuk melihat pencapain nilai tersebut digunakan uji t-one sample test. Nilai p-value untuk hipotesis satu arah sama dengan 0,0005 dan kurang dari 0,05 dengan kata lain nilai posttest prestasi belajar mencapai KKM setelah diterapkan pembelajaran dengan pendekatan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME).

Berdasarkan hasil deskipsi data antara pretest dan posttest diperoleh peningkatan nilai rata-rata prestasi belajar. Peningkatan tersebut diakibatkan

88

karena karakteristik pendekatan RME dapat memfasilitasi kebutuhan siswa saat belajar matematika. Salah satu diantaranya adalah matematisasi progesif yaitu memodelkan suatu permasalahan secara matematis yang akan berakibat pada tingkat pemahaman siswa yang baik. Melalui matematisasi siswa akan mengkonstruksi pengetahuan dan pemahaman konsep secara mandiri. Sejalan dengan pendapat Wijaya (2012: 45) bahwa matematisasi adalah penerjemah masalah dunia nyata ke dalam masalah matematika. Dengan demikian, kemahiran matematisasi siswa berbanding lurus terhadap prestasi belajar siswa dengan kata lain bahwa prestasi belajar matematika akan lebih meningkat apabila menggunkan pembelajaran dengan pendekatan RME. Pendekatan RME menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan tidak akan dirasakan menegangkan. Sejalan dengan salah satu pendapat Suherman (2001: 125) bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan realistik, sekurang-kurangnya dapat membuat matematika lebih menarik, relevan, dan bermakna, tidak terlalu formal dan tidak terlalu abstrak. Maka keadaan yang seperti ini akan membuat siswa tertarik dalam belajar matematika. Hal ini sesuai dengan kerangka berpikir peneliti, yaitu kelima langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan RME mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Selain itu, sejalan dengan hasil penelitian Suhendar & Widjajanti (2016: 91) bahwa pendekatan PMRI efektif ditinjau dari prestasi belajar. Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) efektif ditinjau dari pencapaian dan peningkatan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Ngemplak.

89 C. Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini yaitu pemilihan sampel yang tidak sepenuhnya bisa dilakukan oleh peneliti. Hal tersebut mengakibatkan pada saat pengambilan nilai pretest berasal dari data yang tidak berdistribusi dengan normal.

90 BAB V

Dokumen terkait