• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Jalur Struktural (Structural Path Analysis) Sektor Perkebunan Pada pembahasan diatas telah dideskripsikan mengenai dekomposisi blok

5.5. Peran Sektor Perkebunan Terhadap Perekonomian Kabupaten Musi Rawas

5.5.4. Analisis Jalur Struktural (Structural Path Analysis) Sektor Perkebunan Pada pembahasan diatas telah dideskripsikan mengenai dekomposisi blok

dari SNSE yang menjelaskan keterkaitan antara kelompok-kelompok neraca secara umum. Untuk melengkapi pembahasan diatas, kita memerlukan penjelasan mengenai efek keterkaitan tersebut dan mengidentifikasi jalur, dimana pengeluaran sektor dapat memancarkan efek pendapatan terhadap sektor-sektor lainnya dalam suatu perekonomian. Alat analisis SNSE yang dapat mengidentifikasi kegiatan tersebut adalah structural path analysis (SPA), atau analisis jalur struktural. Analisis ini diperkenalkan pertama kali oleh Defourny dan Thornbecke (1984), dimana analisa ini dapat menunjukkan struktur jalur dari aliran pengeluaran suatu sektor terhadap perubahan pendapatan institusi. Berikut ini disampaikan penjelasan mengenai jalur struktur dari sektor-sektor ekonomi berbasis pertanian yaitu komoditas karet, kelapa sawit dan kopi terhadap distribusi pendapatan rumah tangga di Kabupaten Musi Rawas.

Untuk pembahasan pertama adalah analisis jalur struktural untuk komoditas karet sebagaimana Gambar 14. berikut ini, dimana angka-angka pada gambar berasal dari nilai matrik koefisien SNSE Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010, dengan analisis jalur struktural ini ternyata dapat diketahui bahwa efek pengeluaran sektor komoditas karet lebih banyak mengarah kepada rumah tangga golongan atas bukan pertanian. Dari Gambar 14. dibawah terlihat bahwa jalur struktural komoditas karet memiliki tiga jalur dasar yang dilalui dan mempunyai nilai yang paling tinggi yaitu ke sektor komoditas karet sendiri sebesar 0,1476, ke sektor komoditas impor sebesar 0,696 dan ke sektor industri pupuk, kimia dan barang dari karet sebesar 0,0474. Selanjutnya komoditas karet juga memiliki pengaruh terbesar terhadap faktor produksi kapital sebesar 0,5001, berpengaruh terhadap faktor produksi buruh pertanian sebesar 0,0328, serta berpengaruh terhadap faktor produksi pengusaha pertanian sebesar 0,1548. Sedangkan sektor industri pupuk, kimia dan barang dari karet memiliki pengaruh terbesar terhadap faktor produksi kapital sebesar 0,4085, berpengaruh terhadap faktor produksi buruh pertanian sebesar 0,0992, berpengaruh terhadap faktor produksi pengusaha produksi sebesar 0,0371 dan berpengaruh terhadap faktor produksi buruh administrasi sebesar 0,0321.

Sektor Faktor Produksi Rumahtangga 0,0328 0,3465 0,1476 0,1548 0,5601 0,3271 0,5001 0,0557 0,0474 0,0924 0,4085 0,1331 0,0992 0,6331 0,0696 0,2094 0,3649 0,0371 0,3294 0,2837 0,0321 Buruh 0,3987 administrasi Karet Industri Pupuk Kimia dan Barang dari Karet Gol. Bawah Bukan Pertanian Buruh produksi K. Impor Pengusaha produksi Kapital

Gol Atas Bukan Pertanian Penerima Pendapatan Bukan Pertanian Buruh

Pertanian Buruh Pertanian

Karet Pengusaha

Pertanian Pengusaha

Pertanian

Gambar 14. Jalur Struktural Untuk Komoditas Karet ke Rumah Tangga

Selain itu dari faktor produksi buruh pertanian berpengaruh kepada dua golongan rumah tangga yakni kepada rumahtangga buruh pertanian sendiri sebesar 0,3465 dan kepada golongan pengusaha pertanian sebesar 0,3271. Faktor produksi pengusaha pertanian berpengaruh terhadap dua golongan rumah tangga yakni rumahtangga pengusaha petani sendiri sebesar 0,5601 dan kepada golongan rumahtangga golongan atas bukan petani sebesar 0,2094. Untuk faktor produksi kapital berpengaruh kepada tiga golongan rumah tangga yakni golongan rumah tangga pengusaha pertanian sebesar 0,0557 dan kepada rumah tangga golongan atas bukan pertanian sebesar 0,1331 dan rumah tangga golongan bawah bukan pertanian sebesar 0,0924. Faktor produksi buruh produksi berpengaruh hanya terhadap rumah tangga golongan bawah bukan pertanian sebesar 0,6331, sedangkan untuk faktor produksi pengusaha produksi mempengaruhi dua golongan rumah tangga yakni rumah tangga golongan bawah bukan pertanian sebesar 0,3649 dan golongan rumah tangga golongan atas bukan pertanian sebesar 0,3294. Dan terakhir untuk faktor produksi buruh administrasi mempengaruhi kedua golongan rumah tangga yakni rumah tangga golongan atas bukan pertanian sebesar 0,3987 dan kepada golongan bawah bukan pertanian sebesar 0,2837.

Pembahasan kedua adalah analisis jalur struktural untuk komoditas kelapa sawit sebagai mana Gambar 15. berikut ini, dimana terlihat bahwa jalur struktural komoditas kelapa sawit memiliki tiga jalur dasar yang dilalui dan mempunyai nilai yang paling tinggi yaitu ke sektor kelapa sawit sendiri sebesar 0,0884, ke sektor komoditas impor sebesar 0,696 dan ke sektor industri pupuk, kimia dan barang dari karet sebesar 0, 0233. Selanjutnya komoditas kelapa sawit juga memiliki pengaruh terbesar terhadap faktor produksi kapital sebesar 0,5154, berpengaruh terhadap faktor produksi buruh pertanian sebesar 0,0919, serta berpengaruh terhadap faktor produksi pengusaha pertanian sebesar 0,1557. Sedangkan sektor industri pupuk, kimia dan barang dari karet memiliki pengaruh terbesar terhadap faktor produksi kapital sebesar 0,4085, berpengaruh terhadap faktor produksi buruh produksi sebesar 0,0992, berpengaruh terhadap faktor produksi pengusaha produksi sebesar 0,371 dan berpengaruh terhadap faktor produksi buruh administrasi sebesar 0,0321.

Selain itu dari faktor produksi buruh pertanian berpengaruh kepada dua golongan rumah tangga yakni kepada rumah tangga buruh pertanian sebesar 0,3465 dan kepada golongan pengusaha pertanian sebesar 0,3271. Faktor produksi pengusaha pertanian berpengaruh terhadap dua golongan rumah tangga yakni rumah tangga pengusaha petani sendiri sebesar 0,5601 dan kepada golongan rumah tangga golongan atas bukan petani sebesar 0,2094. Untuk faktor produksi kapital berpengaruh kepada tiga golongan rumah tangga yakni golongan rumah tangga pengusaha pertanian sebesar 0,0557 dan kepada rumah tangga golongan atas bukan pertanian sebesar 0,1331 dan rumah tangga golongan bawah bukan pertanian sebesar 0,0924. Faktor produksi buruh produksi berpengaruh hanya terhadap golongan rumah tangga golongan bawah bukan pertanian sebesar 0,6331, sedangkan untuk faktor produksi pengusaha produksi mempengaruhi dua golongan rumah tangga yakni rumah tangga golongan bawah bukan pertanian sebesar 0,3649 dan rumah tangga golongan atas bukan pertanian sebesar 0,3294. Dan terakhir untuk faktor produksi buruh administrasi mempengaruhi kedua golongan rumah tangga yakni rumah tangga golongan atas bukan pertanian sebesar 0,3987 dan kepada rumah tangga golongan bawah bukan pertanian sebesar 0,2837.

Sektor Faktor Produksi Rumahtangga 0,0919 0,3465 0,0844 0,1557 0,5601 0,3271 0,5154 0,0557 0,0233 0,0924 0,4085 0,1331 0,0992 0,6331 0,0696 0,2094 0,3649 0,0371 0,3294 0,2837 0,0321 0,3987 Buruh Pertanian Buruh Pertanian Kelapa Sawit Pengusaha Pertanian Pengusaha Pertanian Buruh administrasi Penerima Pendapatan Bukan Pertanian Kelapa Sawit Industri Pupuk Kimia dan Barang dari Karet Gol. Bawah Bukan Pertanian Buruh produksi K. Impor Pengusaha Produksi Gol Atas Bukan Kapital

Gambar 15. Jalur Struktural Untuk Komoditas Kelapa Sawit ke Rumah Tangga

Pembahasan ketiga adalah analisis jalur struktural untuk komoditas kopi sebagaimana Gambar 16. dimana terlihat bahwa jalur struktural komoditas kopi juga memiliki tiga jalur dasar yang dilalui dan mempunyai nilai yang paling tinggi yaitu ke sektor komoditi impor sebesar 0,1278, ke sektor komoditas kopi sendiri sebesar 0,0796 dan ke sektor industri pupuk, kimia dan barang dari karet sebesar 0, 0297. Selanjutnya komoditas kopi juga memiliki pengaruh terbesar terhadap faktor produksi kapital sebesar 0,5391, berpengaruh terhadap faktor produksi buruh pertanian sebesar 0,0306, serta berpengaruh terhadap faktor produksi pengusaha pertanian sebesar 0,1443. Sedangkan sektor industri pupuk, kimia dan barang dari karet memiliki pengaruh terbesar terhadap faktor produksi kapital sebesar 0,4085, berpengaruh terhadap faktor produksi buruh produksi sebesar 0,0992, berpengaruh terhadap faktor produksi pengusaha produksi sebesar 0,371 dan berpengaruh terhadap faktor produksi buruh administrasi sebesar 0,0321.

Selain itu dari faktor produksi buruh pertanian berpengaruh kepada dua golongan rumah tangga yakni kepada rumah tangga buruh pertanian sebesar 0,3465 dan kepada golongan rumah tangga pengusaha pertanian sebesar 0,3271. Faktor produksi pengusaha pertanian berpengaruh terhadap dua golongan rumah tangga yakni rumah tangga pengusaha petani sendiri sebesar 0,5601 dan kepada

golongan rumah tangga golongan atas bukan petani sebesar 0,2094. Untuk faktor produksi kapital berpengaruh kepada tiga golongan rumah tangga yakni golongan rumah tangga pengusaha pertanian sebesar 0,0557 dan kepada rumah tangga golongan atas bukan pertanian sebesar 0,1331 dan rumah tangga golongan bawah bukan pertanian sebesar 0,0924. Faktor produksi buruh produksi berpengaruh hanya terhadap golongan rumah tangga golongan bawah bukan pertanian sebesar 0,6331, sedangkan untuk faktor produksi pengusaha produksi mempengaruhi dua golongan rumah tangga yakni rumah tangga golongan bawah bukan pertanian sebesar 0,3649 dan rumah tangga golongan atas bukan sebesar 0,3294. Dan terakhir untuk faktor produksi buruh administrasi mempengaruhi kedua golongan rumah tangga yakni rumah tangga golongan atas bukan pertanian sebesar 0,3987 dan kepada golongan bawah bukan pertanian sebesar 0,2837.

Sektor Faktor Produksi Rumahtangga

0,0306 0,3465 0,0796 0,1443 0,5601 0,3271 0,5391 0,0557 0,0297 0,0924 0,4085 0,1331 0,0992 0,6331 0,1278 0,2094 0,3649 0,0371 0,3294 0,2837 0,0321 Buruh 0,3987 administrasi Penerima Pendapatan Bukan Pertanian Kopi Industri Pupuk Kimia dan Barang dari Karet Gol. Bawah Bukan Pertanian Buruh produksi K. Impor Pengusaha produksi Gol Atas Bukan Kapital Buruh tani buruh Pertanian Kopi Pengusaha Pertanian Pengusaha Pertanian

Gambar 16. Jalur Struktural Untuk Komoditas Kopi ke Rumah Tangga

5.6. Dampak Kebijaksanaan Pembangunan Sektor Perkebunan di

Dokumen terkait