• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Subjek Penelitian

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Analisis Subjek Penelitian

Subjek pertama A, terlahir sebagai anak tunggal dalam keluarganya. Subjek sekarang sedang menempuh pendidikan di salah satu sekolah SMA Muhamadiyah di Yogyakarta.

Soal pendidikan dalam keluarga, peran seorang bapak lebih dominan ketimbang peran ibu. Hal ini karena kedua orang tua subjek talah berpisah (cerai) sejak subjek masih SD, sekarang subjek tinggal satu rumah bersama dengan bapaknya. Pendidikan terakhir bapak subjek yang hanya tamatan SMK dan sekarang bekerja sebagai penjahit membuat subjek tumbuh sebagai anak pendiam dan minder, karena kurangnya pemahaman akan nilai hidup yang diberikan oleh bapak subjek. Pengaruh lingkungan menjadi kuat dalam diri subjek untuk melakukan hal-hal di luar dirinya. Subjek sudah mengenal tato sejak kecil, hal ini karena di lingkungan tempat tinggal subjek banyak pemuda-pemudi yang bertato.

Pertama kali subjek mentatokan tubuhnya sejak SMA kelas 1. Ketertarikannya pada tato karena pengaruh lingkungan tempat tinggal dan teman-teman bermain subjek yang rata-rata bertato. Awalnya subjek hanya sekedar kagum melihat teman-temannya yang bertato terlihat semakin keren dan gagah, karena itu subjek memutuskan untuk memakai tato juga karena subjek ingin merasakan bagaiamana rasa sakitnya ditato. Subjek merupakan pribadi yang mudah menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan, memiliki banyak teman dan rasa humor. Ketika masih SMP tingkat kepercayaan diri subjek rendah dalam bergaul, subjek lebih banyak diam.

Tetapi subjek mengaku bahwa sejak SMA sampai saat ini rasa percaya dirinya berubah. Subjek semakin percaya diri dan menjadi bangga dengan dirinya, terutama setelah subjek mentatokan tubuhnya. Sekalipun memiliki banyak tato, subjek tidak pernah menunjukkan tatonya kepada orang lain, sebab bagi subjek bukan sebuah kebanggaan dan membiarkan orang lain yang menyadari bahwa diri subjek memiliki tato.

Sampai saat ini subjek juga masih pada pendiriannya atau belum pernah memikirkan untuk menghapus tatonya, tetapi ada keinginan untuk memodifikasi tato yang ada di lengan kirinya dan menambah di lenggan kanan dengan gambar yang telah subjek inginkan sejak lama. Subjek selalu menikmati hidupnya dengan penuh santai dan bahagia, karakter ini tampak ketika subjek menghadapi masalah, dimana subjek selalu ingin segera melupakan masalah yang sedang dihapapinya. Sejak pertama kali memakai tato sampai sekarang sudah semakin banyak tato yang melekat di tubuh subjek, belum pernah tato menjadi penghalang bagi subjek untuk betgaul dengan teman-temannya.

Sampai sekarang subjek mengaku bahwa belum pernah mengalami hal-hal yang menyebabkan trauma. Menurutnya semasa kecil mungkin pernah mengalami hal-hal yang menyebabkan trauma, tetapi karena masih kecil subjek belum bisa memahami dan sulit untuk mengatakan apakah hal itu menyebabkan trauma pada dirinya.

Sedangkan subjek kedua L, adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Pekerjaan bapak subjek yang dulu sebagai atlet tinju dan sekarang bekerja

sebagai petugas keamanan, ibu sebagai ibu rumah tangga. Hubungan subjek dengan kedua orang tua, kakak subjek yang sudah bekerja dan adik subjek yang masih SD dan memiliki kekurangan fisik ini tampak sangat rukun. Subjek mengatakan bahwa bapaknya juga memiliki tato dibeberapa bagian tubuhnya.

Soal pendidikan dalam keluarga, peran seorang ibu lebih dominan. Hal ini dikarenakan ibu subjek yang selalu di rumah menemani subjek, kakak dan adiknya. Subjek memperoleh pemahaman akan nilai hidup dari ibunya, juga karena subjek lebih dekat dengan ibunya. Subjek sudah mengenal tato sejak dari kecil, karena bapak subjek juga memiliki tato pada beberapa bagian tubuhnya.

Bagian tubuh subjek yang pertama kali ditato adalah bagian punggung yang berbentuk tulisan namanya. Subjek sudah tatoan sejak kelas 1 SMA. Ketertarikan subjek pada tato berawal dari teman, melihat teman-temannya yang bertato itu bagus dan akhirnya subjek memutuskan untuk tatoan serta karena subjek ingin mencoba rasanya ditato itu bagaimana. Subjek menjelaskan bahwa hidup manusia itu selalu berubah, tentunya karakter pun ikut berubah. Saat ini subjek banyak mengalami perubahan, dari cara berbicara, berperilaku, dan banyak hal lainnya. Menurut subjek dirinya yang sekarang telah berubah tidak lagi sama ketika masih SD dan SMP. Diri subjek adalah seorang yang sangat berbakti dan menghormati kedua orang tuanya. Subjek adalah seorang yang ramah, sabar, santun, senang bergaul, tetapi

emosi subjek cepat terpancing kalau sesuatu yang dibicarakan berhubungan dengan keluarga dan dirinya.

Subjek memandang tato sebagai sebuah seni yang bisa ditempelkan di tubuh dan bisa dibawa sampai mati. Menurut subjek ada kebanggaan tersendiri bisa memiliki tato, subjek juga menjadi semakin banyak teman, serta tidak minder seperti dulu ketika masih kecil sampai SMP. Subjek juga menuturkan bahwa dengan tato yang subjek miliki ingin mengubah pandangan masyarakat yang memandang negatif orang-orang bertato.

Subjek juga menuturkan bahwa gambar-gambar yang melekat pada tubunya belum pernah menjadi penghalang dalam bergaul dan penghambat dalam keseharian subjek. Hal ini mungkin karena lingkungan tempat tinggal, sekolah, teman-teman bermain subjek banyak yang bertato, justru dengan tato subjek memiliki banyak teman. Subjek ingin dikemudian hari menghapus tatonya demi membahagiakan ibunya, karena subjek ingat nasehat dari ibunya yang menyentuh hatinya “katanya kamu mau ngebahagiain ibu, gimana kamu bisa ngebahagiain ibu klo kamu tatoan kayak gini.” Subjek menuturkan bahwa dengan tato yang dimilikinya selalu membuat subjek lebih percaya diri.

Pengalaman masa kecil yang belum bisa dilupakan sampai sekarang adalah kejadian saat SD, subjek pernah terserempet kereta api saat bermain di sekitar rel kereta bersama teman-temannya. Bagi subjek pengalaman ini membuat dirinya tidak berani lagi untuk bermain di sekitar rel kereta. Kejadian itu tidak pernah dilupakan subjek sampai saat ini.

D. Pembahasan

Berdasarkan data-data yang diperoleh peneliti selama melakukan observasi, wawancara dan hasil analisis peneliti tentang data-data tersebut dapat dikatakan bahwa diperoleh hasil :

1. Faktor-faktor Penyebab Siswa SMA bertato

a. Tidak adanya pendidikan atau penjelasan dari orang tua dan guru di sekolah

Tidak adanya pendidikan, bimbingan, dan pengarahan dari orang tua dan guru sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anak khususnya bagi subjek mengenai tato, memaksa subjek berusaha sendiri untuk mencari tahu arti dan makna tato di lingkungan tempat tinggal serta tempat bermain subjek bersama teman-temannya. Subjek mendapatkan arti dan makna tato dari apa yang dilihatnya, dari teman-teman di lingkungan tempat tinggal maupun dalam komunitas yang diikuti dan dari mereka yang lebih dulu memiliki tato di tubuhnya. Keinginan subjek untuk memiliki tato baru terwujud ketika subjek kelas 1 SMA, setelah mendapatkan penguatan dari teman-teman dan orang-orang yang lebih dulu memiliki tato.

Menurut Erikson (Wati, 2007) masa remaja adalah masa atau periode suatu proses pencarian identitas diri. Pada masa remaja ini orang atau individu selalu memiliki keinginan untuk bereksplorasi, sehingga dalam proses tersebut dibutuhkan perhatian dan pengawasan yang besar dari orang tua dan guru di sekolah sehingga anak mampu menemukan jati

dirinya yang baik. Namun, dalam kasus ini kurang perhatian dan pengawasan dari orang tua di rumah dan guru di sekolah mengenai tato membuat longgarnya kontrol yang berfungsi untuk mengarahkan subjek pada penemuan jati diri yang baik.

b. Adventure (petualangan )

Ada banyak orang yang memakai tato hanya karena ingin merasakan “sensasinya”. Inilah yang disebut dengan adventure atau petualangan (http://indomedia.com/sripo/2002/11/1911gay2.htm oleh Ros,2002). perilaku subjek yang selalu ingin “merasakan sensasi” dari tato mendorong subjek untuk merelakan bagian tubuhnya ditato. Keinginan subjek untuk “merasakan sensasi” dari tato tampak dalam ungkapannya “aku pengen coba ngrasain sakitnya ditato itu gimana”.

Hal ini didukung juga dengan pernyataan subjek pada saat pertama kali memiliki tato, bahwa subjek merasa bangga dengan tato yang dimilikinya dan tidak menyesal telah merelakan tubuhnya untuk ditato. Kebanggaan subjek juga karena subjek diterima di lingkunngan dan teman-temannya.

c. Fashion (gaya)

Menurut Simmel (Sutrisno, 1999) mengatakan bahwa ada hubungan yang erat antara waktu senggang, fashion dan identitas. Untuk mendapatkan fashion atau gaya, image-image yang mempesona, Simmel menangkap ketegangan antara pembedaan dan peniruan yang merupakan

kebutuhan untuk masuk dalam satu group social tertentu sekaligus mengekspresikan individualitas seseorang.

Dengan demikian tato dapat dianggap sebagai aksesoris fashion yang penuh dengan daya pikat. Tato adalah sebuah fashion sekaligus sesuatu yang fashionable artinya menjadikan seseorang melebih-lebihkan dirinya dan dengan demikian membuat dirinya semakin terlihat menonjol. Ketertarikan subjek untuk memiliki tato karena ingin terlihat lebih menarik, keren, dan ingin terlihat lebih gaya sesuai dengan sesuatu yang sedang ngetrend.

2. Motivasi Siswa SMA Merias Tubuhnya dengan Tato

Berdasarkan data yang diperoleh dan dilihat dari tugas perkembangan, kedua subjek telah mencapai beberapa tugas perkembangan yang menjadi motivasi subjek A dan L menjadi penikmat tato. Tugas perkembangan yang telah dicapai oleh kedua subjek; pertama, subjek mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok masyarakat dan kelompol bermain. Kedua, subjek mampu menerima keadaan fisiknya yang penuh dengan tato. Ketiga, subjek memiliki kemandirian emosional atau bertanggungjawab atas tindakan yang diambilnya. Keempat, subjek telah mencapai pemenuhan diri dan pengembangan potensi dirinya mengenai setiap gambar tato yang menempel di tubuhnya.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi subjek A dan L memiliki dan menjadi penikmat tato karena adanya niat dalam

diri subjek serta mendapat dukungan dari teman-teman dan lingkungan sekitar subjek. Meski awal ketertarikan subjek hanya karena lingkungan dan ikut teman-teman agar terlihat bagus dan gagah, tetapi subjek memiliki keyakinan yang kuat untuk mentatokan tubuhnya.

3. Kebermaknaan Hidup Siswa SMA Bertato

Dapat diketahui bahwa kedua subjek yang memakai tato ini memiliki kebermaknaan hidup yaitu kualitas penghayatan rasa keberhargaan atau kebernilaian individu manusia yang khas tentang seberapa besar dirinya dapat mengembangkan potensi-potensinya, seberapa jauh individu tersebut merealisasikan tujuan hidupnya setelah memiliki tato, dengan sikap subjek sebagai berikut:

a. Subjek memiliki rasa percaya diri yang tinggi setelah merias tubuhnya dengan tato.

b. Kebebasan dalam memilih langkah hidup atau tindakannya sendiri, serta adanya dukungan dari teman-teman dan orang di sekitar subjek.

c. Subjek merasakan adanya penerimaan dari teman-teman bermain dan sekolahnya serta orang-orang di lingkungan tempat tinggal subjek.

d. Subjek memiliki kekuatan untuk menepis pengaruh dan pandangan orang-orang yang memandang negatif orang bertato.

e. Subjek mampu memberi dan menerima makna dirinya terkait motif dan sketsa tato yang melekat di tubuhnya. Tato yang dimiliki subjek belum pernah menjadi penghalang dalam bergaul dan penghambat dalam keseharian subjek.

BAB V

Dokumen terkait