• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS LINGKUNGAN RUMAH SAKIT

A. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah suatu proses merinci keadaan lingkungan internal dan eksternal guna mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan organisasi kedalam kategori strength/kekuatan, weakness/

kelemahan, opportunities/peluang dan threats/ancaman sebagai dasar

untuk menentukan tujuan, sasaran dan strategi sehingga organisasi memiliki keunggulan meraih masa depan yang lebih baik. Dalam analisis SWOT posisi kekuatan organisasi serta faktor kunci keberhasilan atau faktor strategis dalam mencapai visi dan misi akan membuat informasi hasil analisis SWOT itu akan sangat bermanfaat sebagai umpan balik dalam penajaman misi dan perumusan tujuan yang rasional dalam menyusun strategi dan rencana kegiatan.

Setiap organisasi menghadapi masalah lingkungan strategis yang mencakup lingkungan internal dan eksternal yang sangat mempengaruhi kinerja Rumah Sakit Tk.II dr. Soepraoen dalam mewujudkan visi yang telah ditetapkan. Lingkungan internal merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh pada kinerja organisasi yang umumnya dapat dikendalikan secara langsung. Sedangkan lingkungan eksternal merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi akan tetapi di luar kendali organisasi Rumah Sakit Tk.II Dr. Soepraoen.

Dalam penulisan Renstra Rumah Sakit Tk.II dr. Soepraoen ini, analisis lingkungan strategis dibagi dalam dua bahasan yakni analisis lingkungan strategis wilayah serta analisis lingkungan strategis organisasi. Kedua analisis tersebut diuraikan secara pararel dalam wujud lingkungan internal dan eksternal sehingga dapat diperoleh gambaran utuh mengenai pengaruh lingkungan strategis wilayah dan lingkungan strategis organisasi terhadap kinerja Rumah Sakit Tk.II dr. Soepraoen dalam mewujudkan visi yang telah ditetapkan.

dengan cara analisa SWOT. Pemetaan dilakukan terhadap sumber daya manusia, pembiayaan, pelayanan, manajemen serta sarana dan prasarana.

Dengan melalui diskusi yang melibatkan seluruh anggota tim serta stakeholder, kemudian dilakukan penetapan nilai bobot dan skala (rating) yang penilaiannya berdasar pada “judgement”. Pada intinya analisis ini mencakup peninjauan dan evaluasi atas masalah-masalah yang dianggap sebagai strength/ kekuatan, weakness/kelemahan, opportunity/peluang dan threats/ ancaman. Setelah mendapatkan suatu potret/posisi organisasi saat ini, maka langkah selanjutnya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja organi-sasi di masa mendatang adalah memaksimalkan kekuatan dan memanfaatkan peluang yang ada serta berupaya untuk meminimalkan kelemahan dan mengatasi ancaman.

Analisis kinerja Rumah Sakit Tk.II dr. Soepraoen dilakukan dengan cara analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threats) terhadap keempat faktor yang dianggap berpengaruh yaitu sumber daya manusia, pembiayaan, pelayanan, manajemen serta sarana dan prasarana.

1. Faktor Internal.

Analisis internal organisasi dilakukan dengan cara mengindentifikasi keempat faktor yaitu sumber daya manusia, pembiayaan, pelayanan, manajemen serta sarana dan prasarana sehingga dapat ditemukan kekuatan dan kelemahan internal organisasi.

a. Kekuatan (Strength) :

1) Pelayanan.

a) Jenis pelayanan spesialisasi yang relatif lengkap. b) Adanya pelayanan unggulan, seperti pelayanan CT

Scan, USG tiga dimensi.

c) Rumah Sakit Tk.II dr. Soepraoen, merupakan

rumah sakit rujukan di jajaran Kesdam V/ Brawijaya.

d) Rumah Sakit Tk.II dr. Soepraoen memberikan

e) Pelayanan bersifat relatif cepat dengan berdasarkan SPO dan SPM.

f) Komite medik dan keperawatan telah berjalan

dengan baik.

g) Tersedianya kotak saran dan nomor telepon ditiap

ruangan perawatan dan pelayanan pengaduan 24 jam.

h) Pelayanan non diskriminatif dengan tidak

membedakan status, pangkat dan golongan.

2) Keuangan.

a) Adanya pola tarif yang kompetitif dan relatif terjangkau.

b) Adanya dukungan biaya operasional rumah sakit dalam bentuk APBN dan Non APBN (DPK).

2) Organisasi dan sumber daya manusia. a) Komitmen pimpinan yang baik

b) Adanya kerjasama yang terjalin baik antara unit-unit pelayanan.

c) Adanya struktur organisasi rumah sakit yang diatur dengan Skep Kasad.

d) Adanya pertemuan rutin setiap pagi antara manajemen dengan bagian pelayanan (cofee morning).

e) Adanya Tupoksi jabatan struktural berdasarkan struktur organisasi sesuai dengan Skep Kasad. f) Tenaga kesehatan cukup memadai.

g) Loyalitas personel terhadap rumah sakit cukup baik.

3) Sarana dan prasarana.

a) Tersedianya alat kesehatan yang memadai.

b) Tersedianya sarana penunjang medik dan non medik yang memadai

b. Kelemahan (Weakness) :

1) Pelayanan.

a) Masih adanya pelayanan yang belum terakreditasi. b) Kualitas pelayanan belum seluruhnya baik.

2) Keuangan.

a) Sistem akuntansi belum optimal.

b) Pengelolaan keuangan belum optimal. c) Pembagian jasa belum optimal.

d) Sistem verifikasi belum optimal. 3) Organisasi dan sumber daya manusia.

a) Sistem Informasi Manajemen RS belum komputerais menyeluruh.

b) Sistem pemasaran belum optimal.

c) Personel Rumah Sakit Tk.II dr. Soepraoen Malang relatif honorer.

d) Kompetensi tenaga belum memadai.

e) Belum tertatanya sistem ”reward dan punishment” secara proporsional dan adil.

4) Sarana prasarana.

a) Ruangan pelayanan dan administrasi belum ideal. b) Sistem pengolahan limbah belum sempurna. c) Fasilitas Unit CSSD belum sesuai standar.

2. Faktor Eksternal.

Analisis ini dilakukan untuk mengindentifikasi dua aspek yaitu peluang dan ancaman terhadap Rumah Sakit. Daftar peluang yang ter-indentifikasi merupakan kondisi untuk meningkatkan usaha yang ada saat ini, maupun kemungkinan usaha baru. Sedangkan ancaman memu-at keadaan yang dirasakan saat ini maupun yang bersifat potensial.

a. Peluang (Opportunity) :

1) Undang - undang

a. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2004 tentang TNI.

b. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara

c. Undang-Undang Nomor 1 tentang

Perbendarahaan Negara

d. Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2004 tentang Rencana kerja Pemerintah

e. Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara / Lembaga

2) Kebijakan.

a) Adanya komitmen pimpinan untuk memberikan otonomi operasional rumah sakit.

b) Adanya komitmen pimpinan untuk meningkatkan kualitas SDM personel Rumah Sakit.

c) Adanya kebijakan pimpinan untuk meningkatkan sarana dan prasarana.

3) Keadaan persaingan.

a) RS lain disekitar Rumah Sakit Tk.II dr. Soepraoen masih bertipe C.

b) Kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit lain relatif.

c) Beberapa Rumah Sakit di sekitar Rumah Sakit Tk.II dr. Soepraoen adalah Rumah Sakit Bersalin. 4) Keadaan perekonomian.

Adanya peluang besar untuk kerja sama dengan pihak lain.

5) Perkembangan sosial budaya

a) Image masyarakat terhadap Rumah Sakit Tk.II dr. Soepraoen cukup baik.

b) Kebutuhan masyarakat akan variasi layanan kesehatan.

c) Kesadaran masyarakat akan pelayanan yang berkualitas.

d) Kesadaran masyarakat akan hak-hak sebagai pasien.

6) Perkembangan teknologi.

a) Teknologi kesehatan yang dimiliki cukup memadai. b) Dukungan pengadaan teknologi kesehatan yang

cukup.

b. Ancaman (Threats) :

1) Undang - undang

a) Diberlakukannya Undang-undang Nomor 29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran.

b) Diberlakukannya Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.

c) Diberlakukannya Undang-undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

2) Kebijakan.

a) Adanya kebijakan pimpinan agar absolut ”zero cost”

b) Ditetapkan Rumah Sakit Tk.II dr. Soepraoen sebagai Rumah Sakit rujukan untuk jajaran Kodam V/ Brawijaya.

3) Keadaan pesaing.

a) Posisi rumah sakit pesaing letaknya relatif berdekatan.

b) Rumah sakit pesaing didukung anggaran yang besar dari pemiliknya (Pemda ataupun swasta). c) Rumah sakit pesaing didukung peralatan yang

relatif lebih modern. 4) Keadaan perekonomian.

a) Tingkat inflasi mempengaruhi harga Alkes dan obat.

b) Daya beli masyarakat terhadap pelayanan kesehatan relatif rendah.

5) Perkembangan sosial budaya.

a) Budaya masyarakat yang memanfaatkan sarana rumah sakit secara berlebihan.

b) Budaya masyarakat yang belum memahami kebersihan lingkungan.

6) Perkembangan teknologi

a) Minimnya fasilitas pendukung diagnostik yang modern.

b) Belum adanya sentralisasi komputer dalam pelayanan (SIM RS).

Dokumen terkait