BAB IV: ANALISIS STRATEGI PELAYANAN KESEHATAN HAJ
D. Analisis SWOT
Dalam menerapkan strategi tentu tidak akan terlepas dari 4 hal yaitu Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman, empat hal ini yang selalu ada dan selalu dimiliki oleh setiap instansi, lembaga atau organisasi. Maka dalam menghadapi empat hal ini, dibutuhkan kepekaan untuk mempelajari empat hal tersebut sehingga strategi yang akan dijalankan dapat dipastikan berjalan dengan baik. Istilah yang sering digunakan untuk hal ini ialah Analisis SWOT.
1). Strenght (Kekuatan)
Kekuatan yang dimiliki oleh Kementerian Agama Kabupaten Bogor ialah adanya kerjasama yang baik antara Kementerian Agama Kabupaten Bogor dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor yang menjadi salah satu faktor pendukung demi terlaksananya pelayanan kesehatan yang optimal. Selain itu yang menjadi bagian dari kekuatan untuk mensukseskan strategi pelayanan
kesehatan ialah terdapat pada fasilitas pelayanan kesehatan yang dimiliki oleh
puskesmas domisili calon jama’ah haji atau fasilitas pelayanan kesehatan
RSUD yang dijadikan tempat pelayanan kesehatan cukup memadai, tentu hal ini memudahkan proses pemeriksaan dan pelayanan kesehatan.
2). Weakness (Kelemahan)
Kelemahan atau yang biasa disebut dengan faktor penghambat yang dimiliki oleh Kementerian Agama kabupaten Bogor dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dalam implementasi stategi pelayanan kesehatan ialah
kurangnya Tenaga Medis yang melayani calon jama’ah haji dalam proses pemeriksaan dan pembinaan kesehatan calon jama’ah haji.
3). Oportunity (Peluang)
Yang dimaksud dengan peluang disini ialah keadaan atau suatu hal yang tidak terdapat dan belum dimiliki oleh Kementerian Agama Kabupaten Bogor juga Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor yang bisa digunakan dan dimanfaatkan menjadi lebih baik dalam implementasi strategi pelayanan
kesehatan haji. Salah satu peluang yang dimiliki ialah antusias calon jama’ah haji yang terus meningkat dari tahun ketahun untuk berangkat menunaikan ibadah haji mealului fasilitas yang disediakan oleh pemerintah. Karena memang kuota yang dimiliki oleh Pemerintah jauh lebih banyak dibandingkan dengan kouta Travel-travel swasta dalam memberangkatkan calon jama’ah
83
haji ke tanah suci. Peluang ini yang harus dimanfaatkan oleh pemerintah yang dalam hal ini ialah Kementerian Agama Kabupaten Bogor dalam menentukan dan mengimplementasikan strategi kearah yang lebih baik.
4). Treath (Ancaman)
Ancaman yang sering dihadapi oleh pemerintah dalam proses pelayanan
kesehatan haji ialah kurangnya kesadaran calon jama’ah haji terhadap
pentingnya peranan kesehatan dalam menjalankan ibadah haji, hal ini terbukti
bahwa masih banyak diantara calon jama’ah haji yang memeriksakan
kesehatannya pada tahap pertama hanya berjumlah beberapa kali saja, yakni tidak sesuai dengan yang dianjurkan oleh Kementerian Agama dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor yaitu minimal sebanyak 6 kali. Selain itu biaya
yang harus dikeluarkan oleh calon jama’ah haji pada pelayanan pemeriksaan kesehatan haji juga merupakan salah satu yang menjadi ancaman yang
berdampak pada kurang antusiasnya calon jama’ah haji untuk menjalani
tahapan pelayanan kesehatan haji, ditambah dengan jarak yang jauh yang harus ditempuh oleh calon jama’ah haji untuk menjalani proses pelayanan kesehatan tahap kedua menjadi penghambat bagi calon jama’ah haji untuk
memeriksakan kesehatannya pada tahap kedua tersebut.
Melihat terhadap faktor-faktor internal dan eksternal terutama dengan adanya kelemahan dan ancaman yang telah penulis temukan dalam analisis
swot, maka penulis memberikan saran sebagaimana tertulis pada Bab V point B 1,2,3, dan 4.
85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada bagian akhir skripsi ini, berdasarkan pengamatan penelitian dan pembahasan yang telah penulis uraikan pada bab-bab sebelumnya, maka secara garis besar penulis berkesimpulan :
1. Pelayanan, pemeriksaan dan pembinaaan kesehatan untuk menjaga
kesehatan fisik jama’ah haji dilakukan pada saat sebelum pemberangkatan
yaitu melalui tiga tahapan, tahapan pelayanan kesehatan yang pertama
dilakukan di puskesmas domisili calon jama’aha haji, tahapan kedua dilakukan di RSUD Ciawi, RSUD Cibinong, dan UPT Puskesmas
Ciampea, pada tahapan kedua ini jama’ah haji diberikan suntik vaksin
meningitis. Dan tahapan yang terakhir ialah pemeriksaan kelengkapan dokumen dan sertifikat vaksinasi yang dilakukan di Embarkasi Bekasi.
Sedangkan pelayanan kesehatan jama’ah haji yang dilakukan pada saat di
tanah suci ialah dengan merumuskan formulasi strategi pada pembentukan tim kesehatan haji kloter.
2. Dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap calon jama’ah haji Kementerian Agama kabupaten Bogor Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor yang diwujudkan dalam bentuk kerja sama
yang baik dengan menjalankan kewajiban kerja sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing.
3. Dalam mengimplementasikan strategi pelayanan kesehatan haji, Kementerian Agama Kabupaten Bogor dan Dinas kesehatan Kabupaten Bogor tidak terlepas dari beberapa hambatan namun kesemuanya itu dapat diatasi dengan baik dan selalu di usahakan untuk di perbaiki kearah yang lebih baik yang pada akhirnya diharapkan akan berdampak positif pada proses pelayanan kesehatan yang akan datang. Secara keseluruhan pelayanan kesehatan haji berjalan dengan lancar meskipun tidak lepas dari kekurangan-kekurangan yang ada, namun kekurangan-kekuranagan itu selalu diupayakan untuk terus diperbaiki agar dapat memberikan
pelayanan yang optimal kepada jama’ah haji.
B. Saran–Saran
Akhirnya Penulis hanya dapat memberikan sekelumit saran untuk Kementerian Agama Kabupaten Bogor seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Bidang Pencegahan Pemberantasan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan yang mudah-mudahan dapat memberikan masukan dan bermanfaat untuk dijadikan bahan pertimbangan pada proses pelayanan kesehatan haji pada tahun-tahun yang akan datang :
87
1. Untuk terus mempertahankan hubungan kerja yang baik dan harmonis antara Kementerian Agama Kabupaten Bogor dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor terutama seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh dan Bidang Pencegahan Pemberantasan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan. Dan selalu memberikan penataran untuk permasalahan kesehatan haji kepada para pegawai seksi haji juga pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor.
2. Terus menerus memberikan sosialisasi kepada calon jama’ah haji akan
pentingnya faktor kesehatan dalam melakukan ibadah haji melalui brosur, pamplet, booklet atau dengan mengadakan seminar kesehatan haji untuk calon jama’ah haji.
3. Khusus untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Bidang Pencegahan Pemberantasan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan, pada saat pemeriksaan kesehatan tahap pertama, diharapkan dokter puskesmas domisili yang diberi wewenang memeriksa untuk lebih teliti lagi
memeriksa keadaan kesehatan calon jama’ah haji. Juga diharapkan dapat menambahkan Tenaga Medis untuk menghindari antrian yang panjang dalam proses pelayanan dan pembinaan kesehatan haji .
4. khusus untuk Kementerian Agama Kabupaten Bogor Terutama Seksi
haji wilayah kabupaten bogor yang berjumlah sebanyak 3140 orang dengan memberangkatkan seluruh kuota yang ada. Terlepas dari kendala apa saja yang dihadapi pada tahun 2010 Kementerian Agama Kabupaten Bogor Seksi Peneyelenggaraan haji dan umroh hanya memberangkatkan 3015
jama’ah haji. Dan terakhir penulis berharap agar Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor bersama Kementerian Agama Kabupaten Bogor meringankan biaya pemeriksaan kesehatan dan obat-obatan untuk calon
89
DAFTAR PUSTAKA
A.M. Kardiman,Pengantar Ilmu Manajemen,(Jakarta:PT. pronhalindo) Aziz, Abdul Bin Abdullah Bin Baaz, haji, umrah dan ziarah berdasarkan
tuntunan Alquran dan As-Sunnah,(Jakarta: CV Firdaus, 1993)
Brata, Atep Adya, Bisnis dan Hukum Perdata Dagas SMK, (Bandung : Armico, 1999)
David, R, Fred, Manajemen Strategis Konsep, (Jakarta :PT Pren Halindo, 2002)
Departemen Agama RI, Al Qur’an Tajwid dan Terjemahnya.(Bandung: PT Syamil Cipta Media, 2002)
Departemen Agama RI. Hikmah Ibadah Haji, (Jakarta : Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Ibadah Haji, 2003)
Departemen Pendidikan Nasional,Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Balai Pustaka, 2007)
Gustomo, Staf Pelaksana Bidang Pencegahan Pemberantasan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan, Kantor Dinas Kesehatan Kabupate Bogor, Wawancara Pribadi, Bogor : 16 April 2011
Kasmir,Etika Customer Service,( Jakarta : PT. Raja Gravindo, 2005)
Kementrian Agama RI, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, (Jakarta: Bidang Penyelenggaraan Haji, zakat dan Wakaf, 2009)
Kottler, Philip,Marketing Manajemen, analisis planning, implementation and control,Eight Edition, New Jersey 1994
Moenir, AS, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2000)
Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2000
Nidjam, Ahmad. dan A. Latif Hanan, Manajemen Haji, Jakarta : Zikrul Hakim, 2000
Nuryadi, Cecep, Kasi Penyelenggaraab Haji dan Umroh, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor, Wawancara Pribadi, Bogor : 7 Maret 2011
Purwanto, Iwan,Manajemen Strategi,(Bandung : Irama Widya, 2007)
Rafi’udin dan Maman Abd Jaliet, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung : Pustaka Setia, 2002)
91
Raya, Ahmad Thib, dan Siti Musdah Mulia, Menyelami Seluk Beluk Ibadah Dalam Islam,(Jakarta: Prenada Media, 2003) Cet. Ke-1
Siagian, Sondang, Analisa serta Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi. (Jakarta: PT. Gunung Agung, 1986)
Supratikno, Hendrawan, AdvanceSstrategi Management : Back to Basic Approach,(Jakarta: PT. Gravindo Utama, 2003)
Stainer, A George, dan John Minner, Manajemen Strategik, (Jakarta:Erlangga)
Supriyono, Manajemen Strategik dan Kebijakan Bisnis (Yogyakarta : BPFE, 1986)
Syamsuddin, Din, Etika Agama Dalam Membangun Masyarakat Madani, ( Jakarta : Logos, 2000)
Uchayana, Onong, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, (Bandung : PT. Remaja rosdakarya, 1992) cet ke 4
Usman, Husain, dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta :PT : Bumi Aksara, 2003) cet ke 4
Wulantari, Eulis,Kabid Pencegahan Pemberantasan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan, Kantor Dinas Kesehatan Kabupate Bogor, Wawancara Pribadi, Bogor : 16 maret 2011