• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SWOT KELEMBAGAAN

Dalam dokumen Kerangka Kelembagaan dan Regulasi VI - 1 (Halaman 29-33)

Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT.

Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi kelemahan untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T); dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan untuk menjawab tantangan yang ada (strategi W-T).

Berdasarkan informasi serta analisis tentang keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab sebelumnya, selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT Kelembagaan seperti pada Tabel 6.6.

Tabel 6.6 Matriks Analisis SWOT Kelembagaan

FAKTOR EKSTERNAL

PELUANG (O)

a. Adanya dukungan dana dari pusat dan provinsi untuk menunjang pengembangan sanitasi b. Pengembangan SPAM

untuk seluruh kota c. Adanya kemungkinan

kerjasama dengan pengembang, khususnya pengembangan di perumahan baru

d. Dekat dengan Ibu Kota Negara (Jakarta)

e. Meningkatnya PAD f. Kesempatan melibatkan

CSR perusahaan swasta g. Adanya kesempatan untuk

mengikuti Bimtek/ pelatihan dari pusat terkait dengan tugas pokok dan fungsi

h. Adanya kesempatan mendapatkan bantuan hibah dari luar (Ausaid, INDII)

ANCAMAN (T)

a. Bertambahnya jumlah penduduk

b. Law Inforcement dalam penegakan hukum terkait lingkungan.

c. Terbatasnya dana untuk allokasi bidang sanitasi d. Rendahnya tingkat

partisipasi masyarakat dalam bidang sanitasi

FAKTOR INTERNAL

berwawasan lingkungan

KEKUATAN (S)

a. Secara kelembagaan, lembaga yang ada dan terkait dengan bidang Cipta Karya mempunyai kewenangan yang kuat karena ditetapkan berdasarkan Perda b. Tersedianya dokumen perencanaan yg lengkap seperti RPJMD, RISPAM, SSK, SPPIP, RTBL, KSPD, SPM, Bisnis plan PDAM Tirta Tarum dll

c. Pembagian tugas dan fungsi antara satuan kerja telah merata demikian pula wewenang dan tanggungjawab sudah jelas d. Uraian tugas para pimpinan

telah ada yang dirumuskan dalam SK Bupati sehingga telah jelas dan mampu menghindari tumpang tindih yang tidak perlu.

a. Segera menyiapkan persaratan/dokumen yang dibutuhkan pemerintah pusat dan lembaga donor sebagai persaratan untuk mendapatkan bantuan hibah

b. Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat, pengembang terkait dengan isu2 lingkungan. c. Memberikan kesempatan

seluas-luasnya kepada pegawai untuk mengikuti pelatihan/ bimtek

d. Meningkatkan disiplin dan motivasi kerja kepada pegawai dengan menerapkan sistem reward dan funishment e. Penempatan personil yang

tepat sesuai dengan keahlian dan latar belakang pendidikan

a. Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat dan swasta dalam

menanggulangi masalah sanitasi

b. Meningkatkan penegakan hukum bagi masyarakat dan badan hukum yang melakukan pelanggaran peraturan

c. Campaign kepada para pengambil keputusan (DPR) terkait dengan pendanaan sanitasi.

KELEMAHAN (W)

a. Koordinasi external antara lembaga terkait bidang Cipta Karya masih kurang. b. Dukungan dana APBD untuk

operasi & pemeliharaan serta pembangunan sanitasi sangat kurang

c. SDM yang tersedia kurang memadai baik dari segi jumlah maupun kualitas khususnya dalam bidang Cipta Karya

d. Kurangnya sarana dan prasarana bidang Cipta Karya seperti belum

a. Meningkatkan kinerja lembaga-lembaga yang terkait dengan bidang Cipta karya

b. Pengadaan pegawai yang memiliki pendidikan dan kemampuan di bidang Cipta Karya

c. Menerapkan reward dan funishment kepada pegawai. d. Menerapkan program karier pegawai e. Campaign kepada pengambil keputusan a. Meningkatkan kinerja pegawai dalam melasanakan fungsi koordinasi dan penyuluhan kepada masyarakat b. Meningkatkan kinerja pembiayaan bidang Cipta karya dg memanfaatkan dana dari masyarakat, swasta/CSR, pemerintah pusat, dan lembaga donor dalam pengembangan sanitasi.

kurangnya drainase serta masih rendahnya pelayanan air minum

e. Sering terjadi droping SDM yang tidak sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan f. Sering terjadi mutasi

pegawai ke satuan kerja diluar bidang Cipta karya g. Pemberian reward bagi

SDM yang berprestasi dan funishment kepada SDM yang melakukan kesalahan belum berjalan sebagaimana mestinya

eksekutip) terkait dengan isu2 lingkungan.

ada untuk mencegah allokasi pegawai yang tidak sesuai dengan kebutuhan serta mutasi yang tidak diinginkan.

6.1.3 Rencana Pengembangan Kelembagaan

Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisa SWOT, maka dapat dirumuskan tiga kelompok strtategi yaitu strtegi pengembangan organisasi, strategi pengembangan tata laksana, dan strtegi pengembangan sumber daya manusia.Berdasarkan strategi-strategi tersebut dapat dikembangkan rencana program pengembangan kelembagaan di daerah, seperti terlihat pada tabel 6.6.

Tabel 6.7 Permasalahan, Strategi dan Indikasi Program Kelembagaan bidang Cipta Karya

Permasalahan Strategi Indikasi Program (5 tahun) Aspek Organisasi

a. Belum optimalnya manajemen bidang cipta karya mengikuti sistem perencanaan, pengorganisasian dan Monev, karena : o Tidak meratanya kemampuan pegawai serta kurangnya pelatihan/bimtek khususnya terkait bidang keciptakaryaan. o Keterbatasan anggaran APBD di sektor cipta karya

o Adanya aparat daerah yang 1. Meningkatkan kinerja manajemen bidang ciptakarya dalam perencanaan, pelaksanaan dan monev; 2. Meningkatkan jumlah pegawai bidang cipta karya untuk mengikuti pelatihan dan bimtek keciptakaryaan;

3. Mengalokasikan dana APBD yang ada didukung dengan sumber

pendanaan lainnya seperti dari APBD Provinsi, APBN Pusat, swasta melalui dana CSR serta lembaga donor untuk a. Sosialisasi dan penyebar luasan semua dokumen perencanaan yang ada (RPJMD, SSK, RISPAM, SPPIP, RTBL, SPM dll) kepada semua pegawai yang terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan dan monev. b. Menyusun program pelatihan dan pengembangan karier pegawai

Permasalahan Strategi Indikasi Program (5 tahun) ke instansi lain

o Droping pegawai tidak sesuai dengan keahlian dan latar belakang pendidikan yang dibutuhkan

o Koordinasi external antara lembaga terkait dengan bidang Cipta Karya masih kurang b. Belum maksimalnya

penerapan peraturan, terkait dengan isu-isu lingkungan

c. Kurangnya sarana dan prasarana bidang Cipta Karya seperti belum dimilikinya IPLT, IPAL, drainase serta masih rendahnya pelayanan air minum d. Kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya sanitasi untuk kesehatan lingkungan dan masyarakat e. Pengadaan tenaga

kontrak belum sesuai dengan kualifkasi yang dibutuhkan dari instansi yang bersangkutan

sanitasi

4. Bekerjasama dengan instansi terkait lainnya untuk melakukan tindakan hukum bagi masyarakat atau badan usaha yang melakukan pelanggaran Perda yang terkait dengan isu-isu lingkungan

5. Bekerjasama dengan instansi terkait lainnya melakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat terkait isu2 lingkungan termasuk Perda.

6. Dinas/badan Lebih selektif dalam pengadaan tenaga kontrak sesuai dengan criteria yang dibutuhkan.

anggaran yang memadai c. Sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan PERDA tentang Larangan membuang

sampah tidak pada tempatnya d. Membentuk tim Penyidik PNS (PPNS) untuk menindak masyarakat/badan hukum yang melanggar PERDA

Aspek Tata Laksana : a. Koordinasi dan

kerjasama antara instansi yang terkait dengan bidang Cipta karya masih kurang .

b. Tugas, wewenang dan tanggungjawab dari masing unit kerja sudah jelas namun dalam pelaksanaanya terkendala karena jumlah SDM yang terbatas dan a. Meningkatkankoordinasi dengan menambah intensitas pertemuan untuk membahas permasalahan sanitasi b. Pengadaan pegawai baru

yang memiliki keahlian dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan

a. Sosialisasi kepada semua instasi terkait di bidang keciptakaryaan untuk melakukan koordinasi secara intens;

Permasalahan Strategi Indikasi Program (5 tahun) kemampuan yang tidak

merata

Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)

a. Ketersediaan SDM yang terbatas baik dari segi jumlah dan kualitas b. Staf teknis yang

memahami tugas pokok dan fungsi sangat terbatas

c. Rendahnya tingkat kesejahteraan personil, khususnya tenaga kontrak, tenaga d. Lemahnya motivasi dan

disiplin kerja pegawai. e. Belum diterapkanya

reward bagi pegawai yang berprestasi dan funishment kepada pegawai yang melakukan kesalahan

1. Pengadaan pegawai baru yang memiliki keahlian dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan

2. Meningkatkan

kemampuan staf teknis dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi dengan member kesempatan untuk mengikuti pelatihan di bidang Cipta karya

3. Meningkatkan

kesejahteraan pegawai

4. Menerapkan reward dan funishment kepada semua pegawai a. Pengadaan pegawai baru sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan b. Mengusulkan Pelatihan kepada semua staf teknis c. Mengusulkan penambahan anggaran kesejahteraan pegawai dalam APBD

Dalam dokumen Kerangka Kelembagaan dan Regulasi VI - 1 (Halaman 29-33)

Dokumen terkait