• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Kelembagaan dan Regulasi VI - 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Kerangka Kelembagaan dan Regulasi VI - 1"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya,untuk mencapai hasil yang

optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak

RPI2-JM Bidang Cipta Karya agar dapat dikelola dengan baik dan dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kelembagaan dibagi dalam 3

komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia.

Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan

kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi

melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai

operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan

kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan

secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.

6.1

KERANGKA KELEMBAGAAN

6.1.1 Kondisi Kelembagaan Saat Ini

Bagian ini menguraikan secara sistematis tentang kondisi eksisting kelembagaan

Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya.

1. KONDISI KEORGANISASIAN BIDANG CIPTA KARYA

Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dari Sembilan

Program Reformasi Birokrasi. Keorganisasian yang dimaksud dalam pedoman ini

adalah struktur, tugas, dan fungsi pemerintah daerah yang menangani bidang

(2)

A. Dinas Cipta Karya

Dinas Cipta Karya Kabupaten Karawang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karawang No. 9 Tahun 2011 tentang Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan, serta Peraturan Bupati Kabupaten Karawang No. 5 Tahun 2012, Tentang Rincian Tugas, Fungsi Dan Tata Kerja Dinas Cipta Karya Kabupaten Karawang. Dinas Cipta Karya mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kewenangan daerah di bidang Cipta Karya dan tugas pembantuan yang ditugaskan dari pemerintah kepada daerah.;

Sedangkan Fungsi Dinas Cipta Karya Kabupaten Karawang adalah:

1. Pengaturan dan pengurusan kegiatan teknis operasional di Bidang Cipta Karya meliputi Tata Bangunan, Tata Ruang dan Permukiman, Pengawasan dan Pengendalian serta Kebersihan dan Pertamanan berdasarkan kebijakan Bupati;

2. Pelaksanaan pengembangan program Pemerintah Daerah di Bidang Cipta

Karya;

3. Pelaksanaan Pelayanan di Bidang Cipta Karya.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Dinas Cipta Karya Kabupaten Karawang memliki visi dan misi. Visi Dinas Cipta Karya Kabupaten Karawang yaitu

Terwujudnya Infrastruktur Yang Handal Berkelanjutan, Produktif Dan Harmonis Melalui Pelayanan Prima Berdasarkan Iman Dan Taqwa”. Sedang

misi yang diemban adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan pembinaan teknis, penataan dan pengelolaan bangunan

gedung pemerintah serta penataan ruang dan lingkungan.

2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur kawasan permukiman dan

perumahan baik perdesaan maupun perkotaan serta kawasan kumuh / nelayan

3. Meningkatkan cakupan pelayanan dan system pengelolaan sampah

4. Meningkatkan kinerja organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif dan SDM yang profesional dengan menerapkan prinsip good governance

(3)

sebagai berikut:

1. Kepala Bidang (Kabid) Tata Bangunan, terdiri atas 3 (tiga) Seksi:

 Kepala Seksi Perencanaan Bangunan

 Kepala Seksi Pengembangan Bangunan

 Kepala Seksi Pemanfaatan Bangunan

2. Kepala Bidang (Kabid) Tata Ruang dan Permukiman, terdiri atas 3 (tiga) Seksi:

 Kepala Seksi Perencanaan Teknis Tata Ruang dan Permukiman

 Kepala Seksi Pengembangan Tata Ruang dan Permukiman

 Kepala Seksi Pemanfaatan Ruang

3. Kepala Bidang (Kabid) Kebersihan dan Pertamanan, terdiri atas 3 (tiga) Seksi:

 Kepala Seksi Pertamanan

 Kepala Seksi Pemakaman

 Kepala Seksi Pelayanan Kebersihan

4. Kepala Bidang (Kabid) Pengawasan dan Pengendalian, terdiri atas 3 (tiga) Seksi:

 Kepala Seksi Wasdal Tata Bangunan

 Kepala Seksi Wasdal Tata Ruang dan Permukiman

 Kepala Seksi Wasdal Pelayanan Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman

(4)

Gambar 6.1

Struktur Organisasi Dinas Cipta Karya Kabupaten Karawang

B. BAPPEDA

Visi Bappeda Kabupaten Karawang yaitu:

“BAPPEDA SEBAGAI INSTITUSI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH YANG HANDAL”

Penjelasan :

1. Bappeda sebagai Institusi perencanaan pembangunan daerah

mengandung pengertian yaitu, Bappeda merupakan organisasi perangkat

daerah yang memiliki tugas dan fungsi perencanaan, pengendalian dan

evaluasi atas perencanaan pembangunan serta koordinasi dan sinergitas

program pembangunan dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran

pembangunan daerah.

2. handal mengandung pengertian, pertama, kemampuan Bappeda dalam

memposisikan dirinya sebagai (1) Perumus kebijakan (policy maker), (2)

BIDANG TATA BANGUNAN

SEKSI PERENCANAAN BANGUNAN

SEKSI PENGEMBANGAN BANGUNAN

PERMUKIMAN BIDANG TATA RUANG DAN

RUANG & SEKSI PERENCANAAN TEKNIS TATA

PERMUKIMAN

SEKSI PENGEMBANGAN TATA RUANG DAN PERMUKIMAN

SUB.BAG. UMUM. DAN SUB.BAG.PROGRAM DAN LAPORAN

SEKSI WASDAL TATA BANGUNAN SUB.BAG.KEUANGAN

BANGUNAN

SEKSI PEMANFAATAN SEKSI PEMANFAATAN RUANGA

SEKSI PELAYANAN KEBERSIHAN NIP. 19560413 198206 1 004

3. UPTD CIPTA KARYA WIL. III CIKAMPEK 6. UPTD PENGELOLA GEDUNG PEMERINTAH DAN RUSUNAWA

(5)

koordinator, (3) think-tank, dan (4) administrator. Kedua, kualitas hasil dari

proses perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan yang

dilakukan oleh Bappeda berbasis pada isu-isu pembangunan yang kredibel

serta analisa data dan informasi yang akurat. Ketiga, bahwa kapasitas sistem

perencanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan ditunjang oleh

ketersediaan SDM aparatur Bappeda yang profesional dan proporsional,

sarana dan prasarana kerja yang terstandar serta mekanisme prosedur kerja

yang baku.

Misi

1. Meningkatkan Kualitas Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi

Pembangunan Daerah Berbasis Data.

2. Meningkatkan Kapasitas Penyelenggaraan Sistim Perencanaan

Pembangunan Daerah

Tugas Pokok :

Badan Perencanaann Pembangunan Daerah mempunyai tugas pokok membantu

Bupati dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di

bidang perencanaan pembangunan daerah.

Fungsi

Dalam penyelenggaraan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3

Peraturan Bupati Karawang Nomor 19 Tahun 2012, Badan Perencanaann

Pembangunan Daerah mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis perencanaan;

b. pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan daerah;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan

daerah;

(6)

a. Kepala Badan;

b. Sekretariat, membawahkan :

1) Sub Bagian Program;

2) Sub Bagian Keuangan;

3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Prasarana dan Tata Ruang;

d. Bidang Administrasi Publik dan Pembiayaan;

e. Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial;

f. Bidang Statistik dan Pelaporan;

g. Kelompok Jabatan Fungsional.

Bidang Tugas Unsur Organisasi

Kepala Badan

1. Kepala Badan mempunyai tugas pokok memimpin,

mengkoordinasikan dan mengendalikan Badan dalam melaksanakan

sebagian tugas pemerintah daerah di bidang perencanaan

pembangunan daerah dan penilaian pelaksanaannya.

2. Dalam penyelenggaraan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), Kepala Badan mempunyai fungsi :

a. penyelenggaraan perumusan dan penetapan kebijakan teknis di

bidang perencanaan pembangunan daerah;

b. penyelenggaraan koordinasi pelaksanaan pengawasan di bidang

perencanaan pembangunan daerah;

c. penyelenggaraan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan

kebijakan teknis di bidang perencanaan pembangunan daerah.

3. Untuk menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana

dimaksud ayat (1) dan (2), Kepala Badan mempunyai rincian tugas :

a. menyiapkan peraturan perundang-undangan, kebijaksanaan

(7)

yang berhubungan dengan Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

b. penyusunan dan program / rencana kerja Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah meliputi prasarana dan tata ruang,

ekonomi dan penanaman modal, pemerintahan dan

kesejahteraan sosial serta statistik dan pelaporan berdasarkan

kebutuhan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

c. pelaksanaan koordinasi perencanaan antara Bagian / Dinas /

Instansi terkait sesuai dengan ketentuan dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

d. mengkoordinir perumusan langkah-langkah strategis dan

operasional Badan Perencanaan Pembangunan Daerah para

Kepala Bidang dan Kepala Bagian untuk kelancaran pelaksanaan

tugas sesuai dengan ketentuan dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

e. perumusan kebijaksanaan pembangunan dalam bidang

perencanaan pembangunan daerah berdasarkan peraturan dan

perundang-undangan yang berlaku;

f. pelaksanaan penetapan kebijakan pendukung perencanaan

pembangunan daerah;

g. melaksanakan pendokumentasian dibidang perencanaan

pembangunan daerah;

h. melaksanakan analisa permasalahan dan memberikan

rekomendasi / solusi yang berhubungan dengan kegiatan bidang

perencanaan pembangunan daerah;

i. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan dibidang

perencanaan pembangunan daerah;

j. melaksanakan koordinasi dengan dinas / instansi terkait untuk

(8)

k. melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh Bupati.

Sekretariat

1. Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berkedudukan di

bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.

2. Sekretaris yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala Badan

dalam pelaksanaan pengelolaan administrasi internal badan dan

pengkoordinasian bidang-bidang.

3. Dalam penyelenggaraan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada

ayat (2), Sekretaris mempunyai fungsi :

a. pelaksanaan tugas ketatausahaan badan meliputi pengelolaan

urusan program, keuangan serta umum dan kepegawaian;

b. pelaksanaan tugas pengelolaan urusan program, keuangan serta

umum dan kepegawaian;

c. pengkoordinasian dan penyusunan perencanaan / program

daerah atau produk-produk perencanaan daerah dan penilaian

atas pelaksanaan program dan rencana kerja internal badan;

d. penyelenggaraan administrasi umum meliputi kearsipan,

penatausahaan, keuangan dan aset, menajemen dan pembinaan

kepegawaian, kerumahtanggaan internal badan serta hubungan

kerja di bidang administrasi umum dengan satuan kerja eksternal;

e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.

4. Untuk menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana

dimaksud pasal ayat (2) dan (3), Sekretaris mempunyai rincian tugas :

a. menyiapkan peraturan perundang-undangan, kebijaksanaan

teknis, pedoman dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya

yang berhubungan dengan kesekretariatan;

b. melaksanakan persiapan bahan petunjuk teknis di bidang

kesekretariatan meliputi program, keuangan serta umum dan

(9)

c. melaksanan pengumpulan dan pengolahan data hasil

kegiatan kesekretariatan meliputi program, keuangan serta

umum dan kepegawaian;

d. melaksanakan pendokumentasian di bidang kesekretariatan

meliputi program, keuangan serta umum dan kepegawaian;

e. melaksanakan penyusunan laporan hasil pelaksanaan tugas;

f. melaksanakan analisa permasalahan dan memberikan

rekomendasi / solusi yang berhubungan dengan kesekretariatan;

g. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang

kesekretariatan meliputi program, keuangan serta umum dan

kepegawaian;

h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh pimpinan.

5. Sekretaris, membawahkan :

a. Sub Bagian Program;

1. Sub Bagian Program dipimpin oleh Seorang Kepala Sub Bagian

Program mempunyai tugas pokok pelaksanaan penyusunan

perencanaan program daerah.

2. Dalam penyelenggaraan tugas pokok sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), Sub Bagian Program mempunyai fungsi :

a. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan Musrenbang

berjenjang dan penyusunan dokumen perencanaan

pembangunan daerah meliputi dokumen rancangan awal

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD),

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD), Rencana

Kerja Pembangunan Daerah (RKPD);

b. penyiapan bahan penyusunan Rencana strategis, dan

Rencana Kerja dan LAKIP Badan;

c. penyiapan bahan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi

perencanaan pembangunan daerah meliputi penyusunan

(10)

dana dekonsentrasi, tugas pembantuan, pinjaman daerah

dan hibah.

3. Untuk menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan (2), Sub Bagian Program mempunyai

rincian tugas :

a. melaksanakan penyiapan bahan petunjuk teknis dibidang

penyusunan program;

b. menyiapkan bahan koordinasi pelaksanaan Musrenbang

berjenjang dan penyusunan dokumen perencanaan

pembangunan daerah meliputi dokumen rancangan awal

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD),

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD), Rencana

Kerja Pembangunan Daerah (RKPD);

c. menyiapkan bahan penyusunan Rencana strategis, dan

Rencana Kerja dan LAKIP Badan;

d. menyiapkan bahan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi

perencanaan pembangunan daerah meliputi penyusunan

RAPBD, pendanaan pembangunan yang bersumber dari

dana dekonsentrasi, tugas pembantuan, pinjaman daerah

dan hibah;

e. menyusun rencana dan program kerja tahunan;

f. melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data

dibidang penyusunan program;

g. melaksanakan analisa permasalahan dan memberikan

rekomendasi / solusi yang berhubungan dengan kegiatan

bidang penyusunan program;

h. melaksanakan penyusunan laporan hasil pelaksanaan tugas;

i. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang

penyusunan program;

(11)

pimpinan.

b. Sub Bagian Keuangan;

1. Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok pelaksanaan

pengelolaan administrasi keuangan.

2. (2) Dalam penyelenggaraan tugas pokok sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Keuangan mempunyai fungsi

:

a. penyiapan bahan kebijakan di bidang admnistrasi

pengelolaan keuangan daerah lingkup internal badan;

b. penyiapan bahan penyusunan dokumen perencanaan

keuangan badan meliputi Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)

dan Dokumen Pelaksana Anggaran (DPA);

c. pelaksanaan administrasi, sistem dan prosedur

penatausahaan keuangan Badan;

d. penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi dan hubungan

kerja dengan satuan kerja pengelola keuangan daerah;

e. penyusunan evaluasi dan pelaporan keuangan Badan.

3. Untuk menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan (2), Sub Bagian Keuangan

mempunyai rincian tugas :

a. melaksanakan penyiapan bahan petunjuk teknis dibidang

administrasi keuangan;

b. menyusun rencana dan program kerja tahunan;

c. melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data dibidang

administrasi keuangan;

d. menyiapkan bahan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran

(12)

e. melaksanakan analisa permasalahan dan memberikan

rekomendasi / solusi yang berhubungan dengan kegiatan

bidang keuangan;

f. melaksanakan penyusunan laporan hasil pelaksanaan tugas;

g. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan dibidang

keuangan;

h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh

pimpinan.

c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok

penyelenggaraan tugas-tugas ketatausahaan meliputi urusan

umum dan kepegawaian.

2. Dalam penyelenggaraan tugas pokok sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai

fungsi :

a. pelaksanaan tata kearsipan, surat menyurat dan ekspedisi;

b. pelaksanaan administrasi, pembinaan kepegawaian,

pengembangan kapasitas pegawai;

c. pelaksanaan administrasi, sistem dan prosedur

penatausahaan asset Badan;

d. pelaksanaan pelayanan pengadaan barang dan jasa,

kerumahtanggaan, keamanan dan kebersihan kantor.

3. Untuk menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan (2), Sub Bagian Umum dan

Kepegawaian mempunyai rincian tugas :

a. melaksanakan penyusunan bahan petunjuk teknis dibidang

umum meliputi pengadaan barang dan jasa dan

kepegawaian;

(13)

tahunan yang akan dilaksanakan oleh Sub Bagian Umum dan

Kepegawaian;

c. menyusun perencanaan dan petunjuk teknis serta

pengelolaan kerumahtanggaan dan administrasi

perjalanan dinas;

d. menyusun perencanaan dan petunjuk teknis serta

pengelolaan urusan hukum, hubungan masyarakat dan

Keprotokolan;

e. melaksanakan administrasi, sistem dan prosedur

penatausahaan asset Badan;

f. menyiapkan rencana kebutuhan dan pengembangan

pegawai, calon peserta pendidikan dan pelatihan pegawai

serta peserta ujian dinas;

g. menyiapkan laporan pegawai dan Daftar Urut

Kepangkatan (DUK) serta menghimpun DP3 pegawai;

h. menyiapkan dan pengajukan usulan kenaikan pangkat

/ golongan, jabatan, gaji, mutasi, pensiun, hukuman disiplin

dan lain-lainnya yang berhubungan dengan bidang

kepegawaian;

i. menyimpan surat keputusan pensiun, pemberhentian

dengan hormat atas permintaan sendiri, surat keputusan

hukuman disiplin;

j. mengumpulkan, mengolah dan pengevaluasi data yang

berhubungan dengan pengelolaan kegiatan urusan umum

dan kepegawaian;

k. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan dibidang

umum dan kepegawaian ;

l. melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan

(14)

Bidang Prasarana dan Tata Ruang

1. Bidang Prasarana dan Tata Ruang mempunyai tugas pokok

membantu Kepala Badan dalam pelaksanaan pengelolaan prasarana

dan tata ruang.

2. Dalam penyelenggaraan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), Bidang Prasarana dan Tata Ruang mempunyai fungsi :

a. pelaksanaan pengelolaan petunjuk teknis prasarana dan tata

ruang meliputi prasarana wilayah dan sumber daya alam serta

tata ruang dan lingkungan hidup;

b. pelaksanaan kegiatan penyusunan perencanaan prasarana dan

tata urang meliputi prasarana wilayah dan sumber daya alam

serta tata ruang dan lingkungan hidup;

c. pelaksanaan inventarisasi permasalahan prasarana dan tata

ruang yang meliputi prasarana wilayah dan sumber daya alam

serta tata ruang dan lingkungan hidup;

d. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan bidang

prasarana dan tata ruang;

e. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan

sesuai ruang lingkup atau bidang tugasnya.

3. Untuk menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan (2), Bidang Prasarana dan Tata Ruang

mempunyai rincian tugas :

a. menyiapkan bahan peraturan perundang-undangan,

kebijaksanaan dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya

yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan di bidang

prasarana dan tata ruang;

b. menyusun rencana kegiatan di bidang prasarana dan tata ruang;

c. melaksanakan identifikasi potensi dan permasalahan yang

berhubungan dengan kegiatan dibidang prasarana dan tata

(15)

d. melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan evaluasi data yang

berhubungan dan kegiatan prasarana dan tata ruang;

e. melaksanakan pengelolaan kegiatan prasarana dan tata ruang;

f. melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam rangka

pelaksanaan kegiatan prasarana dan tata ruang;

g. melaksanakan analisa permasalahan dan memberikan

rekomendasi / solusi yang berhubungan dengan prasarana dan

tata ruang;

h. melaksanakan monitoring, evaluasi, pengendalian dan pelaporan

hasil kegiatan prasarana serta tata ruang dan lingkungan hidup;

i. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh

Kepala Badan.

Bidang Administrasi Publik dan Pembiayaan

1. Bidang Administrasi Publik dan Pembiayaan mempunyai tugas pokok

membantu Kepala Badan dalam pelaksanaan penyusunan

perencanaan dan pengembangan administrasi publik dan

pembiayaan.

2. Penyelenggaraan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Bidang Administrasi Publik dan Pembiayaan mempunyai fungsi :

a. pelaksanaan pengelolaan petunjuk teknis di bidang administrasi

publik dan pembiayaan serta pemerintahan;

b. pelaksanaan inventarisasi permasalahan di bidang administrasi

publik dan pembiayaan serta pemerintahan;

c. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan bidang

administrasi publik dan pembiayaan serta pemerintahan;

d. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan

(16)

3. Untuk menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan (2), Bidang Administrasi Publik dan

Pembiayaan, mempunyai rincian tugas :

a. menyiapkan bahan peraturan perundang-undangan,

kebijaksanaan dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya

yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan di bidang

administrasi publik dan pembiayaan serta pemerintahan;

b. menyusun rencana kegiatan di bidang bidang administrasi

publik dan pembiayaan serta pemerintahan;

c. melaksanakan identifikasi potensi dan permasalahan yang

berhubungan dengan kegiatan di bidang administrasi publik dan

pembiayaan serta pemerintahan;

d. melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan evaluasi data yang

berhubungan dan kegiatan bidang administrasi publik dan

pembiayaan pemerintahan;

e. melaksanakan pengelolaan kegiatan bidang administrasi publik

dan pembiayaan serta pemerintahan;

f. melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam

rangka pelaksanaan kegiatan bidang administrasi publik dan

pembiayaan srta pemerintahan;

g. melaksanakan analisa permasalahan dan memberikan

rekomendasi / solusi yang berhubungan dengan administrasi

publik dan pembiayaan serta pemerintahan;

h. melaksanakan monitoring, evaluasi, pengendalian dan

pelaporan hasil kegiatan administrasi publik dan pembiayaan

serta pemerintahan;

i. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh

(17)

Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial

1. Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial mempunyai tugas pokok

membantu Kepala Badan dalam pelaksanaan penyusunan

perencanaan daerah di Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.

2. Dalam penyelenggaraan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial , mempunyai

fungsi:

a. pelaksanaan penyusunan perencanaan kesejahteraan sosial dan

ekonomi;

b. pelaksanaan perencanaan prasarana kesejahteraan sosial dan

ekonomi;

c. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan di Bidang

Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial;

d. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala badan

sesuai ruang lingkup atau bidang tugasnya.

3. Untuk menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan (2), Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan

Sosial mempunyai rincian tugas :

a. menyiapkan bahan peraturan

perundang-undangan,kebijaksanaan dan petunjuk teknis serta

bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan

di bidang kesejahteraan sosial, dan ekonomi sebagai pedoman

atau landasan kerja;

b. menyusun rencana kegiatan di Bidang Ekonomi dan

Kesejahteraan Sosial;

c. melaksanakan identifikasi potensi dan perrmasalahan yang

berhubungan dengan kegiatan di Bidang Ekonomi dan

Kesejahteraan Sosial;

d. melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan evaluasi data

(18)

Kesejahteraan Sosial;

e. melaksanakan pengelolaan kegiatan kesejahteraan sosial dan

ekonomi;

f. melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait

dalam rangka pelaksanaan kegiatan Bidang Ekonomi dan

Kesejahteraan Sosial;

g. melaksanakan analisa permasalahan dan memberikan

rekomendasi/solusi yang berhubungan dengan kesejahteraan

sosial dan ekonomi ;

h. melaksanakan monitoring, evaluasi, pengendalian dan pelaporan

hasil kegiatan kesejahteraan sosial dan ekonomi;

i. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh

Kepala Badan.

Bidang Statistik dan Pelaporan

1. Bidang Statistik dan Pelaporan mempunyai tugas pokok membantu

Kepala badan dalam pelaksanaan kegiatan evaluasi, penelitian dan

pengkajian pelaksanaan statistik dan pelaporan.

2. Dalam penyelenggaraan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), Bidang Statistik dan Pelaporan mempunyai fungsi :

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan perencanaan di bidang

Statistik dan Pelaporan meliputi statistik dan informasi serta

evaluasi dan pelaporan;

b. pelaksanaan Penelitian dan pengembangan, pengkajian di bidang

Statistik dan Pelaporan;

c. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan bidang Statistik

dan Pelaporan;

d. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan

(19)

3. Untuk menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan (2), Bidang Statistik dan Pelaporan

mempunyai rincian tugas :

a. menyiapkan bahan peraturan perundang-undangan,

kebijaksanaan dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya

yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan di bidang

statistik dan pelaporan, sebagai pedoman atau landasan kerja;

b. melaksanakan penyusunan rencana kegiatan di bidang

statistik dan pelaporan;

c. melaksanakan identifikasi potensi dan permasalahan yang

berhubungan dengan kegiatan di bidang statistik dan

pelaporan;

d. melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan evaluasi data

yang berhubungan dan kegiatan bidang statistik dan

pelaporan;

e. melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam rangka

pelaksanaan kegiatan bidang statistik dan pelaporan;

f. melaksanakan analisa permasalahan dan memberikan

rekomendasi / solusi yang berhubungan dengan statistik dan

pelaporan;

g. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil kegiatan

statistik dan pelaporan;

h. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh

Kepala Badan.

Kelompok Jabatan Fungsional

1. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian kegiatan Badan secara profesional sesuai dengan

(20)

2. Kelompok Jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

dalam melaksanakan tugas pokok bertanggung jawab kepada Kepala

Badan.

3. Kelompok Jabatan Fungsional dimaksud dalam Pasal 24, terdiri atas

sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi

dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.

4. Setiap kelompok pada ayat (1), dipimpin oleh seorang tenaga

fungsional senior yang ditunjuk di antara tenaga fungsional yang ada

di lingkungan Badan.

5. Jumlah Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

ditentukan sifat, jenis, kebutuhan dan beban kerja.

6. Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), diatur sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang

berlaku.

Gambar 6.2

Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Karawang

C. PDAM Tirta Arum

Visi

Mewujudkan Perusahaan Mandiri dan Prima Dalam Pelayanan

KEL. Umum & Kepegawaian

(21)

Misi

1. Optimalisasi sistem produksi dan distribusi.

2. Meningkatkan kemampuan keuangan melalui efisiensi biaya dan

peningkatan pendapatan.

3. Menciptakan sumber daya manusia yang handal, professional, memiliki daya saing dan sejahtera.

4. Meningkatkan cakupan pelayanan.

5. Meningkatkan kualitas, kuantitas, kontinuitas, kecepatan dan keramahan

dalam pelayanan.

Sejarah Singkat PDAM Tirta Arum

Sebagai tindak lanjut setelah berfungsinya sistem penyediaan air bersih di

Kabupaten Karawang, maka dibentuk “Badan Pengelola Air Minum” Kabupaten

Karawang, berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Cipta Karya atas nama Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 2 / 6 / KPTS / CK / 1977.

Sehubungan BPAM telah memenuhi syarat untuk menjadi badan usaha Negara, maka berdasarkan Peraturan Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang, Nomor :

013 Tahun 1987 dibentuk “Perusahaan Daerah Air Minum” Kabupaten Karawang

Gambar 6.3

(22)

2. KONDISI KETATALAKSANAAN BIDANG CIPTA KARYA

Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataan tata laksana merupakan

salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata

laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan

kerjaantar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan

dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi

peningkatan produktifitas dan kinerja. Secara internal, Cipta Karyakeorganisasian

urusan pemerintah bidang Cipta Karya, perlu mengembangkan hubungan

fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan

tugas, fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga

perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di

dalam keorganisasian urusan Cipta Karya, maupun untuk hubungan kerja lintas

dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program

dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan

antar perangkat daerah.

Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam

Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota,

khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang

Cipta Karya. Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan

kerja, perlu dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan

kerja, serta Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas,

(23)

Tabel 6.1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya

No. Instansi Peran Instansi Dalam Pembangunan Bidang CK

Unit/Bagian Yang

a) Perumusan dan pengoordinasian kebijakan perencanaan bidang sarana dan prasarana. b) Perumusan dan pengoordinasian kebijakan

perencanaan bidang penataan ruang

Bidang Sarana dan Prasarana

2 Dinas Cipta Karya a) Pengelolaan sarana dan prasarana perumahan dan pemukiman;

b) Pengelolaan pembangunan perumahan dan pemukiman.

Bidang Tata Ruang dan Permukiman

a) Pengelolaan dan perencanaan bangunan non perumahan

Bidang Tata Bangunan a) Pengawasan dan pengendalian tata ruang

dan permukiman

b) Pengawasan dan pengendalian bangunan non perumahan

c) Pengawasan dan pengendalian pelayanan kebersihan

Bidang Pengawasan dan Pengendalian

a) Pengelolaan sanitasi air limbah; dan b) Pengelolaan sanitasi air bersih.

c) Pengelolaan pelayanan kebersihan; dan d) Pengelolaan persampahan.

e) Pengelolaan pertamanan; dan f) Pengelolaan pemakaman.

Bidang Kebersihan dan

a) Memimpin dan mengendalikan semua kegiatan perusahaan daerah.

b) Merencanakan dan menyusun program kerja perusahaan daerah tahunan dan 5 (lima) tahunan.

c) Membina pegawai perusahaan daerah. d) Mengurus dan mengelola kekayaan

perusahaan daerah.

e) Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan.

f) Melaksanakan kegiatan teknik perusahaan daerah.

g) Mengembangan potensi usaha perusahaan daerah.

h) Menyampaikan laporan berkala mengenai seluruh kegiatan perusahaan daerah termasuk neraca dan perhitungan laba/rugi.

(24)

Tabel 6.2 Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya

No Nama SOP Instansi yang Terlibat Tugas dan Fungsi Instansi dalam SOP

I Pengembangan

Permukiman

1.

SOP Penanganan Kawasan Kumuh (contoh)

Bappeda, Dinas PU,

Dinas…..(lainnya) Bappeda:  ……….  ……….

Dinas PU:

 ………  ………

Dinas …….(lainnya):

 ………

 ………..

2. …….dst

II Penataan Bangunan dan

Lingkungan

1. ……….

2. …….dst

III Pengembangan Air Minum

1. ……….

2. …….dst

IV Pengembangan PLP

1. ……….

2. ……….

V SOP Non-Teknis

1. ……….

2. ……….

3. KONDISI SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) BIDANG CIPTA KARYA

Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan sistem manajemen SDM

aparatur merupakan program ke-5 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi,

yang perlu ditingkatkan tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas.

Bagian ini menguraikan kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani

bidang Cipta Karya, yang dapat dilakukan dengan mengisi tabel berikut mengenai

(25)

Tabel 6.3 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya Golongan Jenis Kelamin Latar Belakang

Pendidikan Jabatan Fungsional Dinas Cipta Karya

Gol I : 12 org Pria : org < SMA : 130 org Gol II : 84 org Wanita : org SMA : 78 org Gol III : 83 org Dipl. : 14 org

Gol IV : 4 org S1 : 47 org

S2 : 3 org S3 : - org

Tabel 6.4 Tabel Kepegawaian Menurut Golongan dan Pendidikan pada Bappeda Kab. Karawang

No Gol Pendidikan

S-3 S-2 S- 1 D-3 SLTA SLTP SD

1. Gol. IV e 2. Gol. IV d

3. Gol. IV c 1

4. Gol. IV b 2 2

5. Gol. IV a

6. Gol. III d 2 6

7. Gol. III c 2 3

8. Gol. III b 9 1 5

9. Gol. III a 6 1

10. Gol. II d 2 1

11. Gol. II c 1 1

12. Gol. II b 1

13. Gol. II a 2 2

14. Gol. I d

15. Gol. I c 1

16. Gol. I b 17 Gol. I a

Jumlah 0 6 27 4 10 2 2

6.1.2 Analisis Kelembagaan

Dengan mengacu pada kondisi eksisting kelembagaan perangkat daerah, bagian

ini menguraikan analisis permasalahan kelembagaan Pemerintah

kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya.

A. ANALISIS KEORGANISASIAN BIDANG CIPTA KARYA

(26)

keorganisasian bidang Cipta Karya di Kabupaten Karawang adalah sebagai berikut:

1. Struktur Organisasi

 Struktur Organisasi perangkat daerah yang menangani Bidang Cipta

Karya di Kabupaten Karawang sudah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku untuk mendukung program pembangunan khususnya Bidang Cipta Karya di Kabupaten Karawang.

 Semua jabatan pada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang terkait

dengan bidang Cipta Karya telah terisi sehingga tidak ada perangkapan jabatan

2. Tugas dan Fungsi Organisasi

 Pembagian tugas dan fungsi antara satuan kerja telah merata demikian

pula wewenang dan tanggung jawab sudah jelas

 Uraian tugas para pimpinan telah ada yang dirumuskan dalam SK Bupati

sehingga telah jelas dan mampu menghindari kemungkinan tumpang tindih yang tidak perlu

3. Faktor-Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Struktur Organisasi

 Dari segi struktur organisasi Pemerintah Kabupaten Karawang sangat dipengaruhi dan tergantung kepada Pemerintah Pusat, dalam arti sepenuhnya mengikuti pedoman yang diberikan oleh pemerintah Pusat.

 Luas wilayah dan bertambahnya jumlah penduduk serta kemampuan

APBD Kabupaten Karawang sangat mempengaruhi struktur organisasi yang ada

4. Permasalahan Dalam Keorganisasian

 Jumlah dan kualitas SDM yang mempunyai kemampuan di bidang Cipta

Karya masih kurang dan tidak merata di semua satuan kerja.

 Koordinasi external antara lembaga terkait dengan bidang Cipta Karya masih kurang

 Dalam pengusulan pengadaan personil kepada instansi atasan

senantiasa ditekankan persyaratan, khususnya latar belakang keahlian dan pendidikan namun sering terjadi alokasi yang kurang sesuai dengan yang di harapkan

 Seringnya terjadi mutasi khususnya SDM yang memiliki kemampuan di

(27)

 Pengadaan tenaga kontrak belum sesuai dengan kualifkasi yang dibutuhkan dari instansi yang bersangkutan

B. ANALISIS KETATALAKSANAAN BIDANG CIPTA KARYA

Tujuan analisis ketatalaksanaan kelembagaan bidang cipta karya adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif ketatalaksanaan bidang Cipta Karya di Kabupaten Karawang adalah sebagai berikut:

1. Perda Penetapan Organisasi Pemerintah

 Perda penetapan organisasi sudah menguraikan tugas pokok dan fungsi

dari masing-masing dinas/unit kerja yang ada.

2. Mekanisme hubungan kerja internal dan eksternal

 Koordinasi internal didalam satuan kerja yang ada sudah dilakukan demikian pula halnya koordinasi eksternal antara satuan kerja terkait bidang Cipta karya namun perlu ditingkatkan lagi

3. Acuan PP nomor 41 tahun 2007

 Organisasi bidang ke Cipta Karyaan sudah mengacu pada PP nomor 41 Tahun 2007 dan semua sektor bidang Cipta Karya sudah masuk dalam struktur yang ada seperti bidang air minum, air limbah, persampahan dan drainase

4. Permasalahan dalam ketatalaksanaan perangkat kerja daerah

 Tugas, wewenang dan tanggungjawab dari masing unit kerja sudah jelas

namun dalam pelaksanaanya terkendala karena jumlah SDM yang terbatas dan kemampuan yang tidak merata

5. Faktor eksternal yang mempengaruhi ketata laksanaan perangkat kerja

daerah

 Adanya tugas-tugas lain dari Kepala Daerah yang dibebankan kepada kepala satuan kerja di luar tugas pokok dan fungsinya.

C. ANALISIS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) BIDANG CIPTA KARYA

(28)

1. Ketersediaan SDM

 SDM yang tersedia belum memenuhi kebutuhan baik dari segi jumlah maupun kualitas dalam satuan kerja perangkat daerah khususnya bidang Cipta Karya

2. Permasalahan dalam manajemen SDM

 Sering adanya droping SDM tidak sesuai dengan kebutuhan yang

diperlukan seperti keahlian dan latar belakang pendidikan

 Sering adanya mutasi SDM yang memiliki kemampuan dibidang Cipta

Karya pindah ke satuan kerja yang tidak terkait dengan bidang Cipta Karya

 Reward bagi SDM yang berprestasi dan funishment kepada SDM yang melakukan kesalahan belum dijalankan sebagaimana mestinya

3. Faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kualitas dan

kuantitas SDM

 Kurangnya pelatihan serta kemauan personil untuk mengembangkan diri

dan berusaha untuk tau dan maju khususnya pada hal-hal terkait dengan pekerjaan yang baru

 Adanya aturan dari Pemerintahan Pusat yang mewajibkan penerimaan

pegawai yang memprioritas tenaga honor untuk di jadikan PNS dan pengadaan tenaga medis dan tenaga guru.

Tabel 6.5 Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia Bidang Cipta Karya

No Instansi Tingkat

Pendidikan

Jumlah Pegawai Yang

Ada

Jumlah Pegawai yang dibutuhkan (5 th ke depan) 1. Bidang Tata Ruang dan

Permukiman

2. Bidang Tata Bangunan 3. Bidang Kebersihan dan

Pertamanan

(29)

D. ANALISIS SWOT KELEMBAGAAN

Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT.

Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi kelemahan untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T); dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan untuk menjawab tantangan yang ada (strategi W-T).

Berdasarkan informasi serta analisis tentang keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab sebelumnya, selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT Kelembagaan seperti pada Tabel 6.6.

Tabel 6.6 Matriks Analisis SWOT Kelembagaan

FAKTOR b. Pengembangan SPAM

untuk seluruh kota c. Adanya kemungkinan

kerjasama dengan f. Kesempatan melibatkan

CSR perusahaan swasta g. Adanya kesempatan untuk

mengikuti Bimtek/ pelatihan dari pusat terkait dengan tugas pokok dan fungsi

h. Adanya kesempatan mendapatkan bantuan hibah dari luar (Ausaid, INDII)

ANCAMAN (T)

a. Bertambahnya jumlah penduduk

b. Law Inforcement dalam penegakan hukum terkait lingkungan.

c. Terbatasnya dana untuk allokasi bidang sanitasi d. Rendahnya tingkat

(30)

FAKTOR

INTERNAL

berwawasan lingkungan

KEKUATAN (S)

a. Secara kelembagaan, lembaga yang ada dan terkait dengan bidang Cipta Karya mempunyai kewenangan yang kuat karena ditetapkan berdasarkan Perda

b. Tersedianya dokumen perencanaan yg lengkap seperti RPJMD, RISPAM, SSK, SPPIP, RTBL, KSPD, SPM, Bisnis plan PDAM Tirta Tarum dll

c. Pembagian tugas dan fungsi antara satuan kerja telah merata demikian pula wewenang dan tindih yang tidak perlu.

a. Segera menyiapkan persaratan/dokumen yang dibutuhkan pemerintah pusat dan lembaga donor sebagai persaratan untuk mendapatkan bantuan hibah

b. Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat, pengembang terkait dengan isu2 lingkungan. c. Memberikan kesempatan

seluas-luasnya kepada pegawai untuk mengikuti pelatihan/ bimtek

d. Meningkatkan disiplin dan motivasi kerja kepada pegawai dengan menerapkan sistem reward dan funishment e. Penempatan personil yang

tepat sesuai dengan dan badan hukum yang melakukan pelanggaran peraturan

c. Campaign kepada para pengambil keputusan (DPR) terkait dengan pendanaan sanitasi.

KELEMAHAN (W)

a. Koordinasi external antara lembaga terkait bidang Cipta Karya masih kurang. b. Dukungan dana APBD untuk

operasi & pemeliharaan serta pembangunan sanitasi sangat kurang

c. SDM yang tersedia kurang memadai baik dari segi jumlah maupun kualitas khususnya dalam bidang Cipta Karya

d. Kurangnya sarana dan prasarana bidang Cipta Karya seperti belum

a. Meningkatkan kinerja lembaga-lembaga yang terkait dengan bidang Cipta karya

b. Pengadaan pegawai yang memiliki pendidikan dan kemampuan di bidang Cipta Karya

c. Menerapkan reward dan funishment kepada pegawai.

d. Menerapkan program karier pegawai

e. Campaign kepada pengambil keputusan

a. Meningkatkan kinerja pegawai dalam melasanakan fungsi koordinasi dan penyuluhan kepada masyarakat

b. Meningkatkan kinerja pembiayaan bidang Cipta karya dg memanfaatkan dana dari masyarakat, swasta/CSR, pemerintah pusat, dan lembaga donor dalam pengembangan sanitasi.

(31)

kurangnya drainase serta masih rendahnya pelayanan air minum

e. Sering terjadi droping SDM yang tidak sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan f. Sering terjadi mutasi

pegawai ke satuan kerja diluar bidang Cipta karya g. Pemberian reward bagi

SDM yang berprestasi dan funishment kepada SDM yang melakukan kesalahan belum berjalan sebagaimana mestinya

eksekutip) terkait dengan isu2 lingkungan.

ada untuk mencegah allokasi pegawai yang tidak sesuai dengan kebutuhan serta mutasi yang tidak diinginkan.

6.1.3 Rencana Pengembangan Kelembagaan

Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisa SWOT, maka dapat dirumuskan tiga kelompok strtategi yaitu strtegi pengembangan organisasi, strategi pengembangan tata laksana, dan strtegi pengembangan sumber daya manusia.Berdasarkan strategi-strategi tersebut dapat dikembangkan rencana program pengembangan kelembagaan di daerah, seperti terlihat pada tabel 6.6.

Tabel 6.7 Permasalahan, Strategi dan Indikasi Program Kelembagaan bidang Cipta Karya

Permasalahan Strategi Indikasi Program (5 tahun) Aspek Organisasi

a. Belum optimalnya manajemen bidang cipta APBD yang ada didukung dengan sumber

pendanaan lainnya seperti dari APBD Provinsi, APBN Pusat, swasta melalui dana CSR serta lembaga donor untuk

(32)

Permasalahan Strategi Indikasi Program b. Belum maksimalnya

penerapan peraturan, terkait dengan isu-isu lingkungan

c. Kurangnya sarana dan prasarana bidang Cipta

d. Kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya sanitasi untuk kesehatan lingkungan dan masyarakat e. Pengadaan tenaga

kontrak belum sesuai atau badan usaha yang melakukan pelanggaran Perda yang terkait dengan isu-isu lingkungan

6. Dinas/badan Lebih selektif dalam pengadaan tenaga kontrak sesuai dengan criteria yang dibutuhkan.

anggaran yang memadai

c. Sosialisasi kepada masyarakat terkait

Aspek Tata Laksana : a. Koordinasi dan

kerjasama antara instansi yang terkait dengan bidang Cipta karya masih kurang .

b. Tugas, wewenang dan tanggungjawab dari masing unit kerja sudah jelas namun dalam b. Pengadaan pegawai baru

yang memiliki keahlian dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan

(33)

Permasalahan Strategi Indikasi Program

a. Ketersediaan SDM yang terbatas baik dari segi jumlah dan kualitas b. Staf teknis yang

memahami tugas pokok dan fungsi sangat terbatas

c. Rendahnya tingkat kesejahteraan personil, khususnya tenaga kontrak, tenaga d. Lemahnya motivasi dan

disiplin kerja pegawai. e. Belum diterapkanya

reward bagi pegawai yang berprestasi dan funishment kepada pegawai yang melakukan kesalahan

1. Pengadaan pegawai baru yang memiliki keahlian dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan

2. Meningkatkan

kemampuan staf teknis dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi dengan member kesempatan untuk mengikuti pelatihan di bidang Cipta karya

3. Meningkatkan

kesejahteraan pegawai

4. Menerapkan reward dan

funishment kepada semua

A. Rencana Pengembangan Keorganisasian

Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT, maka rencana pengembangan keorganisasian di Kabupaten Karawang adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kinerja manajemen bidang ciptakarya dalam perencanaan, pelaksanaan dan monev;

2. Meningkatkan jumlah pegawai untuk mengikuti pelatihan dan bimtekbidang

cipta karya;

3. Mengalokasikan dana APBD yang ada didukung dengan sumber pendanaan

lainnya seperti dari APBD Provinsi, APBN Pusat, swasta melalui dana CSR serta lembaga donor untuk meningkatkan pelayanan drainase

4. Bekerjasama dengan instansi terkait lainnya untuk melakukan tindakan hukum bagi masyarakat atau badan usaha yang melakukan pelanggaran Perda yang terkait dengan isu-isu lingkungan

(34)

6. Dinas/badan Lebih selektif dalam pengadaan tenaga kontrak sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan.

B. Rencana Pengembangan Tata Laksana

Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT, maka rencana pengembangan tata laksana di Kabupaten Karawang adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkankoordinasi dengan menambah intensitas pertemuan untuk

membahas permasalahan drainase

2. Pengadaan pegawai baru yang memiliki keahlian dan pendidikan yang sesuai

dengan kebutuhan

C. Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia

Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT, maka rencana pengembangan SDM di Kabupaten Karawang adalah sebagai berikut:

1. Pengadaan pegawai baru yang memiliki keahlian dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan

2. Meningkatkan kemampuan staf teknis dalam melaksanakan tugas pokok dan

fungsi dengan memberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan di bidang Cipta karya

3. Meningkatkan kesejahteraan pegawai

4. Menerapkan reward dan funishment kepada semua pegawai

6.2

KERANGKA REGULASI

Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan

dan peningkatan kapasitas kelembagaan bidang Cipta Karya pada pemerintahan

kabupaten/kota.

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan

mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi

seluas-luasnya, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

(35)

perangkat daerah yang ditetapkan melalui Pemerintah Daerah. Dasar

utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi

adalah adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi

tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya

mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan, kebutuhan daerah,

cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis

dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah

dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan

yang akan ditangani, dan sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh

karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi

masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.

2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan

PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan

bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah

berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap pemerintah

kabupaten/kota. PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih

besar kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan

pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 7 Bab

III, yang berbunyi: “(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal

6 ayat (2) adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh

pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah

kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar. (2) Urusan wajib

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah

bidang pekerjaan umum”. Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang

pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan

pemerintah daerah, sehingga penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya

sebagai salah satu perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan

(36)

3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi

Daerah

Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga,

Pengairan, Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan

perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan

terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat

terdiri dari 3 sub-bagian dan masing-masing bidang terdiri dari paling

banyak 3 seksi.

Gambar 6.4 Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota

4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014

Dalam Buku II Bab VIII Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk

meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan

adanya upaya penataan kelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkatan

kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi informasi

dan komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran,

serta pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan

aparaturnya. Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara

beriringan telah ditempuh upaya untuk memperkuat aspek

ketatalaksanaan di lingkungan instansi pemerintah, seperti perbaikan

standar operasi dan prosedur (SOP) dan penerapan e-government di

berbagai instansi. Sejalan dengan pengembangan manajemen kinerja di

(37)

diharapkan secara bertahap dalam memperbaiki sistem ketatalaksanaan

dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien

dan efektif, dan mendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.

5. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design

Reformasi Birokrasi 2010-2025 Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini,

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara telah mengeluarkan Peraturan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang

Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi

pada Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi

birokrasi pada pemerintah daerah dilaksanakan mulai tahun 2012,

dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan

kemampuan pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan

kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan,

penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah

daerah.

Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta

Karya telah dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah

menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan,

dan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk mendukung tercapainya good

governance, maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan dengan program

reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu

:

a. Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi

manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda,

sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka

reformasi birokrasi;

b. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi:

penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang

(38)

c. Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi

tugas dan fungsi unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani

organisasi, tata laksana, pelayanan publik, kepagawaian dan diklat;

d. Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan

tugas dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan

e-government;

e. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan

sistem rekrutmen pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan

standar kompetensi jabatan, asesmen individiu berdasarkan

kompetensi;

f. Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan

Intern Pemerintah (APIP);

g. Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja

instansi pemerintah, pengembangan sistem manajemen kinerja

organisasi dan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU);

h. Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan

pada unit kerja masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kota.

i. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan.

Pola pikir Reformasi Birokrasi di Kementerian Pekerjaan Umum dapat

(39)

Gambar 6.5 Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokrasi PU 2010-2014 Cipta Karya

6. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender

dalam Pembangunan Nasional

Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam

seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di

tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksikan untuk

melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya

perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi atas

kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif

gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan

masing-masing.

Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya

telah mulai menerapkan PUG dalam tiap program/kegiatan Cipta Karya.

Untuk itu perlu diperhatikan dalam pengembangan kelembagaan bidang

Cipta Karya untuk memasukkan prinsip-prinsip PUG, demikian pula di

(40)

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang

Standar Pelayanan Minimum

Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar

bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota.

Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada

Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan

tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke-PU-an,

khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan di dalam

dokumen RPI2-JM.Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur

bertanggung jawab dalam koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar

bidang PU, sedangkan Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam

penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU. Koordinasi dan

penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung jawab di Bidang PU

dan Penataan Ruang baik provinsi maupun kabupaten/kota.

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang

Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah

Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan

perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hukum penetapan

perangkat daerah adalah Peraturan Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi

masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD

Kab/Kota dengan Perbup/Perwali.

9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar

Pelayanan Perkotaan

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai

dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP

adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan, yang sesuai

dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat permukiman

(41)

seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan,

persampahan, dan air limbah.

10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan

Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka

Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah

dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam

rangka penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai,

aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban kerja, standar

kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur

melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan,

sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan

pelayanan perkotaan.

Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk

mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan

perangkat daerah, khususnya untuk urusan pemerintahan bidang pekerjaan

umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang Cipta

Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani

urusan pemerintah pada bidang Cipta Karya maka diharapkan dapat

(42)

Tabel 6.8 Matriks Kebutuhan Regulasi

NO

Arah Regulasi Dan/Atau Kebutuhan

Regulasi

Urgensi Pembentukan Berdasarkan Evaluasi Regulasi Eksisting, Kajian Dan Penelitian

SubstansiArahanRegulasi Unit

Penanggungjawab

Unit Terkait/Institusi

Target Penyelesaian

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Keterangan pengisian :

(1) Nomor

(2) NamaPerda/Perbub/Perwali yang sudahadaatau yang dibutuhkanolehKabupaten/Kota

(3) Alasanpembentukanregulasi

(4) Isi danarahanregulasieksistingatau yang dibutuhkan

(5) SKPD yang bertanggungjawab

(6) Institusi/SKPD lain yang terkait

(43)

Gambar

Gambar 6.1
Gambar 6.2
Gambar 6.3
Tabel 6.1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Syarat BAL termasuk ke dalam probiotik ialah mampu bertahan hidup di dalam saluran pencernaan, meskipun terdapat berbagai suasana yang menghambat pertumbuhan BAL tersebut seperti

Peran yang aktif dirasakan nasabah dari pelaksanaan pembiayaan qardh Bank Wakaf Mikro. Artinya, setiap nasabah mempunyai kedudukan yang sama dirasakan dari memperoleh

Q.S An- Nisa’86). Sikap inilah yang harus dilakukan oleh karyawan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Dari beberapa ayat Al- Qur’an dan Hadits diatas,

Hasil analisis keragaman dengan uji F menyatakan bahwa setiap pembuatan papan partikel dengan kombinasi komposisi bahan baku yang ada terlihat berpengaruh sangat nyata

Setiap orang yang telah memiliki tanggung jawab hukum memiliki kedudukan dan perlakuan yang sama dalam hukum. Perbedaan jenis kelamin, suku bangsa, agama, maupun

Tersedianya kebutuhan Sandang, Pangan, Papan, Pelayanan Pendidikan, dan Pelayanan Kesehatan yang didukung oleh peningkatan infrastruktur yang berkualitas, merata dan

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya saya bersedia mengundurkan diri dari anggota / kepengurusan dalam organisasi Partai Politik, apabila saya telah

Selain telekomunikasi, jalan juga menjadi penilaian wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata yang ada di Bawean, untuk mendukung pariwisata pulau Bawean maka