• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Swot

Dalam dokumen PKL Ari revisi 8 terbaru (Halaman 70-78)

Analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada suatu lembaga maupun organisasi penting untuk mengadakan evaluasi dan menyusun strategi agar tetap dapat bersaing dengan lembaga atau organisasi lain. Berikut merupakan analisis SWOT yang dilakukan.

1. Kekuatan (Strength)

Kekuatan merupakan faktor dominan dalam sebuah organisasi, kekuatan inilah yang menyebabkan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta dapat bertahan bahkan berkembang. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta memiliki legalitas hukum yang kuat. Kedudukan secara hukum membantu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta dalam pengembangan dan persaingan. Fasilitas kebun, lahan dan green house untuk percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta cukup baik. Penelitian dan pengembangan produk dapat

berjalan dengan baik apabila didukung fasilitas yang baik. Perusahaan didukung dengan sumberdaya manusia berkualitas, baik staf balai maupun pekerja lapangan. Kelancaran produksi ditentukan oleh kualitas sumberdaya manusia. Suasana kekeluargaan juga menjadi kekuatan bagi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta. Kerjasama balai meningkat, sehingga target balai akan lebih mudah dicapai.

2. Kelemahan (Weakness)

Kelemahan adalah hal yang selalu ada dalam sebuah lembaga atau organisasi, namun dengan kesadaran adanya kelemahan itu mendorong sebuah lembaga atau organisasi untuk selalu berusaha memperbaikinya atau berinovasi untuk menutup kelemahan dengan selalu meningkatkan kelebihan yang dimiliki lembaga atau organisasi tersebut.

Kelemahan yang dimiliki oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta di antaranya adalah sebagai berikut :

a. Komposisi umur SDM peneliti tidak ideal karena regenerasi peneliti agak terlambat

b. Kurangnya SDM peneliti pada bidang atau kajian tertentu

c. Program kerja yang berorientasi jangka panjang dan terintegrasi belum terimplementasi dengan baik.

3. Peluang (Opportunity)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta memiliki peluang yang cukup besar untuk terus berkembang, beberapa peluang yang dimiliki oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta adalah sebagai berikut :

a. Komoditas obyek penelitian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta merupakan komoditas yang dibutuhkan oleh masyarakat luas dalam skala besar.

b. Pengkajian teknologi di bidang pertanian masih menjadi program utama pemerintah.

c. Pertumbuhan industri pangan cenderung meningkat dari waktu ke waktu. d. Teknologi dibidang pertanian merupakan kunci problem solving saat ini

dan mendatang. 4. Ancaman (Threat)

Ancaman bisa datang dari berbagai pihak, baik pemerintahan, balai pusat, atau masyarakat. Ancaman terhadap keberadaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta di antaranya adalah sebagai berikut :

a. Produk yang dihasilkan memiliki banyak pesaing

b. Kondisi infrastruktur (jalan, irigasi, jembatan) kurang mendukung

c. Balai Pengkajian Teknologi pertanian mempunyai kondisi agroklimat yang cenderung kurang mendukung dan perubahan iklim yang tidak menentu akan menghambat atau mengganggu konservasi ex situ sehingga koloksi padi di BPTP terancam mengalami kekeringan.

d. Belum ada sinergi kerja sama antara dinas terkait, perguruan tinggi dan LSM

Adapun skema dari analisis SWOT tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 17. Skema analisis SWOT

Faktor eksternal

Peluang (O) Ancaman (T)

Komoditas obyek penelitian merupakan komoditas yang dibutuhkan oleh masyarakat luas

dalam skala besar.

1 Produk yang dihasilkan memiliki banyak pesaing

Analisis SWOT

Pengkajian teknologi di bidang pertanian masih menjadi program

utama pemerintah

2 Kondisi infrastruktur (jalan, irigasi, jembatan) kurang

mendukung Teknologi dibidang pertanian

merupakan kunci problem solving saat ini dan mendatang.

3 Balai Pengkajian Teknologi pertanian mempunyai kondisi agroklimat yang

cenderung kurang mendukung dan perubahan

iklim yang tidak menentu akan menghambat atau mengganggu konservasi ex situ sehingga koloksi padi di

BPTP terancam mengalami kekeringan.

Pertumbuhan industri pangan cenderung meningkat dari waktu

ke waktu.

4 Belum ada sinergi kerja sama antara dinas terkait, perguruan tinggi dan LSM Pasar lokal dan diluar daerah

masih terbuka luas 5 Besarnya dukungan pemerintah

(benih dan saprodi)

6 Meningkatnya kebutuhan produk

pangan baik dalam maupun luar negeri

7

Komitmen pemerintah dan masyarakat dalam mewujudkan

ekonomi kerakyataan

8

Kerja sama dengan perguruan tinggi untuk melakukan penelitian

dan pengembangan usaha

9 F ak to r In te rn al

Kekuatan (S) Strategi S-O Strategi S-T memiliki legalitas

hukum yang kuat

1 1 Penajaman orientasi

penelitian untuk meningkatkan daya saing

produk Sarana penunjang kegiatan penelitian dan pengembangan cukup memadai 2 Penciptaan inovasi yang lebih bernilai komersial 2 Proaktif dalam memberikan pelayanan untuk mengatasi masalah

Kompetensi SDM& lembaga sudah dikenal lama

dan luas untuk bidang pengkajian teknologi pertanian 3 Penajaman penelitian berorientasi pada peningkatan produktivitas, mutu, diversifikasi produk dan efisiensi usaha 3 Peningkatan dan penajaman kompetensi SDM Sarana & prasarana penelitian & pelayanan tersedia dan terakreditasi (KNAPPP dan KAN) 4 Memperkuat dan memperluas jaringan kerjasama penelitian, pelayanan, dan usaha 4 Peningkatan kerjasama dengan lembaga R&D di

daerah

Kelemahan (W) Strategi W-O Strategi W-T Kurangnya SDM

peneliti pada bidang atau kajian

tertentu 1 Percepatan proses regenerasi & peningkatan komptensi SDM peneliti 1 Optimalisasi pemanfaatan aset yang

tersedia Terdapat beberapa program kerja yang belum terlaksana sehingga masih banyak PR yang harus diselesaikan. 2 Diadakan rapat evaluasi program kerja 2 Mempercepat implementasi program kerja yang berorientasi

jangka panjang untuk meraih peluang pasar

teknologi dan kepercayaan pemerintah.

Program kerja yang berorientasi jangka panjang dan terintegrasi belum terimplementasi dengan baik 3 Menjalin kerjasama dengan lembaga pemerintah untuk program riset jangka panjang 3 Mengembangkan networking untuk peningkatan kapasitas &

kinerja SDM Peralatan laboratorium masih kurang memadai dan relatif menggunakan peralatan lama 4 Revitalisasi peralatan laboratorium dan akreditasi sarana laboratorium dan pranata riset Kualitas pangan

atau produk masih rendah 5 Penguasaan teknologi pertanian yang masih terbatas, sehingga produktivitasnya menjadi rendah 6 Rendahnya dukungan teknologi 7

Berikut beberapa strategi yang sebaiknya dilakukan untuk meningkatkan kualitas hasil produk dan pencapaian kemajuan di bidang pengkajian teknologi pertanian antara lain :

1) Meningkatkan alat yang berteknologi modern agar lebih efektif dan efisien. Salah satunya yaitu teknologi iragasi pipa untuk peningkatan efisiensi pemanfaatan air permukaan di lahan kering

2) Meningkatkan kompetensi dan kinerja SDM dengan peningkatan penelitian di bidang produktivitas, diversifikasi produk dan efisiensi usaha.

3) Meningkatkan dan menjalin kerjasama kemitraan dengan berbagai pihak untuk menambah aset dan dana penelitian. Salah satunya yaitu bekerjasama dengan UGM dan Pemkab Gunung Kidul terkait pelepasan varietas padi gogo lokal Mandel dan Segreng

4) Mempromosikan berbagai hasil riset dengan pemanfaatan berbagai media guna mendukung kebijakan pengembangan teknologi pertanian. Salah satu risetnya adalah uji tanam padi Super Toy di desa Muruh Kecamatan Gantiwarno, Klaten.

5) Meningkatkan kerjasama kemitraan dengan berbagai pihak untuk mendukung pengembangan dan pemasaran produk. Salah satunya yaitu kemitraan dengan UPBS (Unit Pelaksanaan Benih Sumber) dan UPTD BPPTPH (Balai Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura) dalam penyediaan benih padi dan krisan.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. BPTP Yogyakarta terletak pada ketinggian 115 m dpl dan suhunya mencapai 28ºC. Tekstur tanah di BPTP Yogyakarta adalah jenis tanah pasir berdebu

dengan pH=6,5. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta dibentuk berdasarkan SK Mentan Nomor 350/Kpts/OT.210/6/2001 tanggal 14 Juni 2001. Tugas dan fungsi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta mempunyai tugas melaksanakan pengkajian, perakitan dan pengembangan teknologi tepat guna spesifik lokasi.

2. Kultivar padi lokal yang terdapat di BPTP adalah 50 kultivar padi lokal yang diambil dari 5 lokasi yaitu kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu kultivar Menur dari Sleman, kultivar Padi Hitam dari Kota Yogyakarta, kultivar Ketan Merah dari bantul, kultivar Menor dari Kulon Progo dan kultivar Ketan Ireng dari Gunung Kidul.

3. Karakterisasi kultivar padi lokal, ada dua yaitu karakterisasi bagian vegetatif tanaman meliputi tinggi bibit, tinggi tanaman, warna helaian daun, warna lidah daun, warna leher daun, bentuk lidah daun, panjang lidah daun, warna pelepah daun, warna telinga daun, permukaan daun, jumlah anakan, kemampuan beranak, sudut daun bendera dan karakterisasi bagian generatif tanaman meliputi tinggi tanaman genereatif dan keluarnya malai, panjang malai, tipe malai dan cabang malai sekunder.

4. Pengelolaan padi lokal dilakukan melalui beberapa tahap yaitu konservasi, eksplorasi, koleksi, karakterisasi dan evaluasi. Konservasi yang dilakukan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta yaitu ex situ .

B. Saran

Perlu dilakukan pengelolaan padi secara in situ juga karena in situ merupakan Konservasi lekat lahan (on-farm conservation) dari varietas tradisional (lokal). Konservasi ini bersifat dinamis, karena di samping melestarikan, petani juga dapat mengembangkan varietas tersebut

Dalam dokumen PKL Ari revisi 8 terbaru (Halaman 70-78)

Dokumen terkait