• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini menggunakan kuesioner yang berisi tentang keterangan jenis kelamin dan lamanya responden menjadi cover dancer. Sebagai data pelengkap, peneliti juga melakukan analisis tambahan dengan melakukan kategorisasi berdasarkan jenis kelamin dan lamanya menjadi cover dancer. Subyek penelitian berdasarkan jenis kelamin terdiri dari 34 cover dancer laki-laki dan 51 cover dancer perempuan. Sedangkan menurut lamanya menjadi cover dancer, terdapat rentang satu hingga enam tahun. Setelah dilakukan kategorisasi, dilakukan penghitungan t-test untuk mengetahui adanya perbedaan jenis kelamin dan lamanya menjadi cover dancer pada tiap variabel. Selain itu, peneliti juga memasukkan uji korelasi parsial sebagai analisis tambahan.

a. Uji korelasi parsial

Uji korelasi parsial dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel dengan mengendalikan atau membuat tetap variabel lainnya yang dianggap berpengaruh. Nilai korelasi (r) berkisar antara 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0 berarti hubungan antara dua variabel semakin lemah (lihat tabel 18 dan 19). Nilai positif menunjukkan hubungan searah (X naik maka Y naik) dan nilai negatif menunjukkan hubungan terbalik (X naik maka Y turun) (Priyatno, 2008).

Hasil uji korelasi parsial pada penelitian ini disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 21

Hasil Uji Korelasi Eksistensi Diri dengan Harga Diri

Berdasarkan tabel di atas, nilai korelasi antara variabel eksistensi diri dengan variabel harga diri yang diperoleh dengan mengendalikan variabel penerimaan sosial adalah sebesar 0,553 (p-value 0,000< 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sedang antara eksistensi diri dengan harga diri jika tingkat penerimaan sosial tetap. Sedangkan arah hubungan adalah positif karena nilai r positif, artinya semakin tinggi tingkat harga diri, maka semakin meningkatkan eksistensi diri. Nilai signifikansi kurang dari 0,05 menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara variabel eksistensi diri dengan variabel harga diri.

Correlations

Control Variables Harga

Diri

Eksistensi Diri Penerimaan Sosial Harga Diri Correlation 1.000 .553

Significance (2-tailed) . .000 Df 0 82 Eksistensi Diri Correlation .553 1.000 Significance (2-tailed) .000 . Df 82 0

Tabel 22

Hasil Uji Korelasi Eksistensi Diri dengan Penerimaan Sosial

Berdasarkan tabel di atas, nilai korelasi antara variabel eksistensi diri dengan variabel penerimaan sosial yang diperoleh dengan mengendalikan variabel harga diri adalah sebesar 0,071 (p-value 0,522> 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi hubungan antara eksistensi diri dengan penerimaan sosial jika tingkat harga diri tetap. Nilai signifikansi lebih dari 0,05 menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel eksistensi diri dengan variabel penerimaan sosial.

b. Eksistensi diri

1). Kategorisasi skala eksistensi diri berdasarkan jenis kelamin

Kategorisasi pada skala eksistensi diri dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pada perempuan dan laki-laki dengan lima kategorisasi tingkat eksistensi diri. Kategorisasi skala eksistensi diri berdasarkan jenis kelamin disajikan pada tabel berikut:

Correlations

Control Variables Eksistensi Diri

Penerimaan Sosial Harga

Diri

Eksistensi Diri Correlation 1.000 .071 Significance (2-tailed) . .522 Df 0 82 Penerimaan Sosial Correlation .071 1.000 Significance (2-tailed) .522 . Df 82 0

Tabel 23

Kategorisasi Responden Penelitian pada Skala Eksistensi Diri Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Kategorisasi Frekuensi Persentase (%) Perempuan (N=51) Sangat Rendah 0 0 Rendah 4 7,84 Sedang 22 43,14 Tinggi 25 49,02 Sangat Tinggi 0 0 Laki-laki (N=34) Sangat Rendah 0 0 Rendah 1 2,94 Sedang 16 47,06 Tinggi 16 47,06 Sangat Tinggi 1 2,94

Berdasarkan kategorisasi responden perempuan pada skala eksistensi diri, dapat diketahui bahwa sebanyak 7,84% perempuan memiliki tingkat eksistensi diri yang rendah, 43,14% memiliki tingkat eksistensi diri yang sedang, dan 49,02% memiliki tingkat eksistensi diri yang tinggi. Sementara itu, kategorisasi responden laki-laki pada skala eksistensi diri menunjukkan bahwa sebanyak 2,94% memiliki tingkat eksistensi diri yang rendah, 47,06% memiliki tingkat eksistensi diri yang sedang, 47,06% memiliki tingkat eksistensi diri yang tinggi, dan 2,94% memiliki tingkat eksistensi diri sangat tinggi. Secara umum, responden laki-laki dan perempuan memiliki tingkat eksistensi diri yang tinggi.

Selanjutnya dilakukan uji sebagai berikut: Tabel 24

Hasil Uji Perbedaan Eksistensi Diri Berdasarkan Kategorisasi Jenis Kelamin

Berdasarkan data pada tabel 24, nilai signifikansi Levene’s Test sebesar 0,831 (p-value > 0,05), yang berarti kelompok pria dan wanita adalah sama (homogen). Kemudian dilihat hasil uji independent sample t-test untuk mengetahui signifikan atau tidaknya perbedaan tingkat eksistensi diri berdasarkan jenis kelamin. Hasil ouput data didapatkan nilai thitung sebesar 0,143 dan nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,887. Nilai thitung < ttabel (0,143 < 1,989) dan p-value > 0,05 (0,887> 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata tingkat eksistensi diri pada responden laki-laki dan perempuan.

Independent Samples Test Levene's Test for

Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. T Df Sig. (2-tailed) Mean Differenc e Std. Error Difference Ed Equal variances assumed .046 .831 .143 83 .887 .382 2.675 Equal variances not assumed .142 68.87 9 .888 .382 2.697

2). Kategorisasi skala eksistensi diri berdasarkan lamanya menjadi cover dancer

Responden dikelompokkan menjadi dua kelompok berdasarkan lamanya menjadi cover dancer boyband dan girlband Korea. Pengelompokan ini didasarkan pada data responden yang diperoleh, yaitu menjadi cover dancer selama 1-6 tahun, sehingga peneliti membagi lamanya menjadi cover dancer menjadi dua kelompok, yaitu responden dengan menjadi cover dancer selama 1-3 tahun dan 4-6 tahun. Kategorisasi eksistensi diri responden berdasarkan lamanya menjadi cover dancer disajikan pada tabel berikut:

Tabel 25

Kategorisasi Responden Penelitian pada Skala Eksistensi Diri Berdasarkan Lamanya Menjadi Cover Dancer

Lamanya Menjadi

Cover Dancer Kategorisasi Frekuensi

Persentase (%) 1-3 tahun Sangat Rendah 0 0 Rendah 5 9,43 Sedang 23 43,4 Tinggi 25 47,17 Sangat Tinggi 0 0 4-5 tahun Sangat Rendah 0 0 Rendah 0 0 Sedang 15 46,875 Tinggi 16 50 Sangat Tinggi 1 3,125

Berdasarkan kategorisasi responden yang menjadi cover dancer selama 1-3 tahun pada skala eksistensi diri, dapat diketahui bahwa sebanyak 0% (tidak ada) responden memiliki tingkat eksistensi diri yang sangat rendah dan sangat tinggi, 9,43% memiliki tingkat eksistensi diri

yang rendah, 43,4% memiliki tingkat eksistensi diri yang sedang, serta 47,17% memiliki tingkat eksistensi diri yang tinggi. Sementara itu, kategorisasi responden yang menjadi cover dancer selama 4-6 tahun pada skala eksistensi diri menunjukkan bahwa sebanyak 0% (tidak ada) memiliki tingkat eksistensi diri yang sangat rendah dan rendah, 46,875% memiliki tingkat eksistensi diri yang sedang, 50% memiliki tingkat eksistensi diri yang tinggi, dan 3,125% memiliki tingkat eksistensi diri yang sangat tinggi. Secara umum, responden yang menjadi cover dancer selama 1-3 tahun dan 4-6 tahun memiliki tingkat eksistensi diri yang tinggi.

Selanjutnya dilakukan uji sebagai berikut: Tabel 26

Hasil Uji Perbedaan Eksistensi Diri Berdasarkan Kategorisasi Lamanya Menjadi Cover Dancer

Independent Samples Test Levene's Test

for Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. T Df Sig. (2-tailed) Mean Differenc e Std. Error Difference eksistensi diri Equal variances assumed 2.554 .114 -1.781 83 .079 -4.728 2.655 Equal variances not assumed -1.893 77.557 .062 -4.728 2.498

Berdasarkan data pada tabel 26, nilai signifikansi Levene’s Test sebesar 0,114 (p-value > 0,05), yang berarti kelompok responden yang menjadi cover dancer selama 1-3 tahun dan responden yang menjadi cover dancer selama 4-6 tahun adalah sama (homogen). Kemudian dilihat hasil uji independent sample t-test untuk mengetahui signifikan atau tidaknya perbedaan tingkat eksistensi diri berdasarkan lamanya menjadi cover dancer. Hasil ouput data didapatkan nilai thitung sebesar -1,781 dan nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,079. Nilai thitung < ttabel (-1,781<1,970) dan p-value > 0,05 (0,079>0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata tingkat eksistensi diri pada responden yang menjadi cover dancer selama 1-3 tahun dan responden yang menjadi cover dancer selama 4-6tahun.

c. Harga Diri

1). Kategorisasi skala harga diri berdasarkan jenis kelamin

Kategorisasi pada skala harga diri dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pada perempuan dan laki-laki dengan lima kategorisasi tingkat harga diri. Kategorisasi skala harga diri berdasarkan jenis kelamin disajikan pada tabel berikut:

Tabel 27

Kategorisasi Responden Penelitian pada Skala Harga Diri Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Kategorisasi Frekuensi Persentase (%) Perempuan (N=51) Sangat Rendah 0 0 Rendah 2 3,92 Sedang 21 41,18 Tinggi 27 52,94 Sangat Tinggi 1 1,96 Laki-laki (N=34) Sangat Rendah 0 0 Rendah 1 2,94 Sedang 18 52,94 Tinggi 13 38,23 Sangat Tinggi 2 5,88

Berdasarkan kategorisasi responden perempuan pada skala harga diri, dapat diketahui bahwa sebanyak 3,92% perempuan memiliki tingkat harga diri yang rendah, 41,18% memiliki tingkat harga diri yang sedang, 52,94% memiliki tingkat harga diri yang tinggi dan 1,96% memiliki tingkat harga diri yang sangat tinggi. Sementara itu, kategorisasi responden laki-laki pada skala harga diri menunjukkan bahwa sebanyak 5,88% laki-laki memiliki tingkat harga diri yang sangat tinggi, 38,23% memiliki tingkat harga diri yang tinggi, 52,94% memiliki tingkat harga diri yang sedang, dan 2,94% memiliki tingkat harga diri yang rendah. Secara umum, responden laki-laki memiliki tingkat harga diri yang sedang dan perempuan memiliki tingkat harga diri yang tinggi.

Selanjutnya dilakukan uji sebagai berikut: Tabel 28

Hasil Uji Perbedaan Harga Diri Berdasarkan Kategorisasi Jenis Kelamin

Berdasarkan data pada tabel 28, nilai signifikansi Levene’s Test sebesar 0,966 (p-value > 0,05), yang berarti kelompok pria dan wanita adalah sama (homogen). Kemudian dilihat hasil uji independent sample t-test untuk mengetahui signifikan atau tidaknya perbedaan tingkat harga diri berdasarkan jenis kelamin. Hasil ouput data didapatkan nilai thitung sebesar -0,98 dan nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,922. Nilai thitung < ttabel (-0,98<1,989) dan p-value > 0,05 (0,922> 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata tingkat harga diri pada responden laki-laki dan perempuan.

Independent Samples Test Levene's Test for

Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. T Df Sig. (2-tailed) Mean Differen ce Std. Error Differen ce harga diri Equal variances assumed .002 .966 -.098 83 .922 -.216 2.210 Equal variances not assumed -.097 69.832 .923 -.216 2.219

2). Kategorisasi skala harga diri berdasarkan lamanya menjadi cover dancer

Responden dikelompokkan menjadi dua kelompok berdasarkan lamanya menjadi cover dancer boyband dan girlband Korea. Pengelompokan ini didasarkan pada data responden yang diperoleh, yaitu menjadi cover dancer selama 1-6 tahun, sehingga peneliti membagi lamanya menjadi cover dancer menjadi dua kelompok, yaitu responden dengan menjadi cover dancer selama 1-3 tahun dan 4-6 tahun. Kategorisasi harga diri responden berdasarkan lamanya menjadi cover dancer disajikan pada tabel berikut:

Tabel 29

Kategorisasi Responden Penelitian pada Skala Harga Diri Berdasarkan Lamanya Menjadi Cover Dancer Lamanya Menjadi

Cover Dancer Kategorisasi Frekuensi

Persentase (%) 1-3 tahun Sangat Rendah 0 0 Rendah 3 5,66 Sedang 24 45,28 Tinggi 26 49,06 Sangat Tinggi 0 0 4-5 tahun Sangat Rendah 0 0 Rendah 0 0 Sedang 15 46,875 Tinggi 14 43,75 Sangat Tinggi 3 9,375

Berdasarkan kategorisasi responden yang menjadi cover dancer selama 1-3 tahun pada skala harga diri, dapat diketahui bahwa sebanyak 0% (tidak ada) responden memiliki tingkat harga diri yang sangat rendah dan sangat tinggi, 5,66% memiliki tingkat harga diri yang rendah, 45,28%

memiliki tingkat harga diri yang sedang, serta 49,06% memiliki tingkat harga diri yang tinggi. Sementara itu, kategorisasi responden yang menjadi cover dancer selama 4-6 tahun pada skala harga diri menunjukkan bahwa sebanyak 0% (tidak ada) memiliki tingkat harga diri yang sangat rendah dan rendah, 46,875% memiliki tingkat harga diri yang sedang, 43,75% memiliki tingkat harga diri yang tinggi, dan 9,375% memiliki tingkat harga diri yang sangat tinggi. Secara umum, responden yang menjadi cover dancer selama 1-3 tahun memiliki tingkat harga diri yang tinggi dan 4-6 tahun memiliki tingkat harga diri yang sedang.

Selanjutnya dilakukan uji sebagai berikut: Tabel 30

Hasil Uji Perbedaan Harga Diri Berdasarkan Kategorisasi Lamanya Menjadi Cover Dancer

Berdasarkan data pada tabel 30, nilai signifikansi Levene’s Test sebesar 0,320 (p-value > 0,05), yang berarti kelompok responden yang menjadi cover dancer selama 1-3 tahun dan responden yang menjadi

Independent Samples Test Levene's Test for

Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. T Df Sig. (2-tailed) Mean Differenc e Std. Error Differen ce harga diri Equal variances assumed 1.000 .320 -1.582 83 .117 -3.483 2.201 Equal variances not assumed -1.622 70.625 .109 -3.483 2.148

cover dancer selama 4-6tahun adalah sama (homogen). Kemudian dilihat hasil uji independent sample t-test untuk mengetahui signifikan atau tidaknya perbedaan tingkat harga diri berdasarkan lamanya menjadi cover dancer. Hasil ouput data didapatkan nilai thitung sebesar -1,582 dan nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,117. Nilai thitung < ttabel (-1,582<1,970) dan p-value > 0,05 (0,117>0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata tingkat harga diri pada responden yang menjadi cover dancer selama 1-3 tahun dan responden yang menjadi cover dancer selama 4-6tahun.

d. Penerimaan Sosial

1). Kategorisasi skala penerimaan sosial berdasarkan jenis kelamin

Kategorisasi pada skala penerimaan sosial dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pada perempuan dan laki-laki dengan lima kategorisasi tingkat penerimaan sosial. Kategorisasi skala penerimaan sosial berdasarkan jenis kelamin disajikan pada tabel berikut:

Tabel 31

Kategorisasi Responden Penelitian pada Skala Penerimaan Sosial Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Kategorisasi Frekuensi Persentase (%) Perempuan (N = 51) Sangat Rendah 1 1,96 Rendah 1 1,96 Sedang 22 43,14 Tinggi 18 35,29 Sangat Tinggi 9 17,65 Laki-laki (N = 34) Sangat Rendah 1 2,94 Rendah 2 5,88 Sedang 12 35,29 Tinggi 11 32,35 Sangat Tinggi 8 23,53

Berdasarkan kategorisasi responden perempuan pada skala penerimaan sosial, dapat diketahui bahwa sebanyak 1,96% perempuan memiliki tingkat penerimaan sosial yang sangat rendah, 1,96% memiliki tingkat penerimaan sosial yang rendah, 43,14% memiliki tingkat penerimaan sosial yang sedang, 35,29% memiliki tingkat penerimaan sosial yang tinggi, dan 17,65% memiliki tingkat penerimaan sosial yang sangat tinggi. Sementara itu, kategorisasi responden laki-laki pada skala penerimaan sosial menunjukkan bahwa sebanyak 2,94% laki-laki memiliki tingkat penerimaan sosial yang sangat rendah, 5,88% memiliki tingkat penerimaan sosial yang rendah, 35,29% memiliki tingkat penerimaan sosial yang sedang, 32,35% memiliki tingkat penerimaan sosial yang tinggi dan 23,53% memiliki tingkat penerimaan sosial yang sangat tinggi. Secara umum, responden laki-laki dan perempuan memiliki tingkat penerimaan sosial yang sedang.

Selanjutnya dilakukan uji sebagai berikut: Tabel 32

Hasil Uji Perbedaan Penerimaan Sosial Berdasarkan Kategorisasi Jenis Kelamin

Berdasarkan data pada tabel 32, nilai signifikansi Levene’s Test sebesar 0,720 (p-value > 0,05), yang berarti kelompok pria dan wanita adalah sama (homogen). Kemudian dilihat hasil uji independent sample t-test untuk mengetahui signifikan atau tidaknya perbedaan tingkat penerimaan sosial berdasarkan jenis kelamin. Hasil ouput data didapatkan nilai thitung sebesar 0,243 dan nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,809. Nilai thitung < ttabel (0,243 < 1,989) dan p-value > 0,05 (0,809> 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata tingkat penerimaan sosial pada responden laki-laki dan perempuan.

Independent Samples Test Levene's Test for

Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. T Df Sig. (2-tailed) Mean Differen ce Std. Error Differenc e penerimaan social Equal variances assumed .130 .720 .243 83 .809 1.108 4.560 Equal variances not assumed .240 67.599 .811 1.108 4.621

2). Kategorisasi skala penerimaan sosial berdasarkan lamanya menjadi cover dancer

Responden dikelompokkan menjadi dua kelompok berdasarkan lamanya menjadi cover dancer boyband dan girlband Korea. Pengelompokan ini didasarkan pada data responden yang diperoleh, yaitu menjadi cover dancer selama 1-6 tahun, sehingga peneliti membagi lamanya menjadi cover dancer menjadi dua kelompok, yaitu responden dengan menjadi cover dancer selama 1-3 tahun dan 4-6 tahun. Kategorisasi penerimaan sosial responden berdasarkan lamanya menjadi cover dancer disajikan pada tabel berikut:

Tabel 33

Kategorisasi Responden Penelitian pada Skala Penerimaan Sosial Berdasarkan Lamanya Menjadi Cover Dancer

Lamanya Menjadi

Cover Dancer Kategorisasi Frekuensi

Persentase (%) 1-3 tahun Sangat Rendah 2 3,77 Rendah 2 3,77 Sedang 21 39,62 Tinggi 17 32,07 Sangat Tinggi 11 20,75 4-5 tahun Sangat Rendah 0 0 Rendah 1 3,125 Sedang 13 40,625 Tinggi 12 37,5 Sangat Tinggi 6 18,75

Berdasarkan kategorisasi responden yang menjadi cover dancer selama 1-3 tahun pada skala penerimaan sosial, dapat diketahui bahwa sebanyak 3,77% responden memiliki tingkat penerimaan sosial yang sangat rendah, 3,77% memiliki tingkat penerimaan sosial yang rendah,

39,62% memiliki tingkat penerimaan sosial yang sedang, 32,07% memiliki tingkat penerimaan sosial yang tinggi, dan 20,75% memiliki tingkat penerimaan sosial yang sangat tinggi. Sementara itu, kategorisasi responden yang menjadi cover dancer selama 4-6 tahun pada skala penerimaan sosial menunjukkan bahwa sebanyak 0% (tidak ada) memiliki tingkat penerimaan sosial yang sangat rendah, 3,125% memiliki tingkat penerimaan sosial yang rendah, 40,625% memiliki tingkat penerimaan sosial yang sedang, 37,5% memiliki tingkat penerimaan sosial yang tinggi, dan 18,75% memiliki tingkat penerimaan sosial yang sangat tinggi. Secara umum, responden yang menjadi cover dancer selama 1-3 tahun dan 4-6 tahun memiliki tingkat penerimaan sosial yang sedang.

Selanjutnya dilakukan uji sebagai berikut: Tabel 34

Hasil Uji Perbedaan Penerimaan Sosial Berdasarkan Kategorisasi Lamanya Menjadi Cover Dancer

Independent Samples Test Levene's Test for

Equality of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t Df Sig. (2-tailed) Mean Differen ce Std. Error Differenc e penerimaan social Equal variances assumed 1.147 .287 .089 83 .929 .411 4.612 Equal variances not assumed .093 73.64 5 .926 .411 4.432

Berdasarkan data pada tabel 34, nilai signifikansi Levene’s Test sebesar 0,287 (p-value > 0,05), yang berarti kelompok responden yang menjadi cover dancer selama 1-3 tahun dan responden yang menjadi cover dancer selama 4-6 tahun adalah sama (homogen). Kemudian dilihat hasil uji independent sample t-test untuk mengetahui signifikan atau tidaknya perbedaan tingkat penerimaan sosial berdasarkan lamanya menjadi cover dancer. Hasil ouput data didapatkan nilai thitung sebesar 0,089 dan nilai signifikansi (p-value) sebesar 0,929. Nilai thitung < ttabel (0,089< 1,970) dan p-value > 0,05 (0,929> 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa secara statistik tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata tingkat penerimaan sosial pada responden yang menjadi cover dancer selama 1-3 tahun dan responden yang menjadi cover dancer selama 4-6 tahun.

3). Kategori skala penerimaan sosial ditinjau dari aspeknya

Eksistensi diri ditinjau dari empat aspek penerimaan sosial, yaitu untuk mengetahui aspek penerimaan sosial mana yang memiliki pengaruh paling besar terhadap eksistensi diri dengan melihat nilai beta pada setiap aspek. Keempat aspek tersebut adalah perceived acceptance of father, perceived acceptance of mother, perceived acceptance of family, dan perceived acceptance of friends. Hasil analisis beta aspek kepuasan pernikahan disajikan pada tabel berikut:

Tabel 35.

Hasil Analisis Beta Aspek Penerimaan Sosial

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Correlations B Std. Error Beta

Zero-order Partial Part

1 (Constant) 62.504 8.698 7.186 .000 PAdad .115 .233 .063 .493 .624 .320 .055 .048 PAmom .019 .388 .010 .049 .961 .203 .005 .005 PAfam .111 .323 .076 .342 .733 .277 .038 .033 PAfriends 1.295 .358 .417 3.613 .001 .479 .375 .351 a. Dependent Variable: ED

Berdasarkan tabel 35, diketahui nilai koefisien beta paling besar adalah nilai beta aspek perceived acceptance of friends, yaitu sebesar 0,417 dengan nilai signifikansi 0,001 (p-value < 0,05). Dengan demikian, dapat diketahui bahwa aspek penerimaan sosial yang memiliki pengaruh paling besar pada eksistensi diri pada cover dancer boyband dan girlband Korea adalah aspek perceived acceptance of friends atau penerimaan teman.

D. Pembahasan

Hipotesis dalam penelitian dengan judul hubungan antara harga diri dan penerimaan sosial dengan eksistensi diri pada cover dancer boyband dan girlband Korea di Kota Malang ini dapat diterima. Terdapat hubungan yang signifikan antara harga diri dan penerimaan sosial dengan eksistensi diri pada cover dancer boyband dan girlband Korea di Kota Malang. Hasil tersebut ditunjukkan melalui

hasil uji hipotesis yang ditunjukkan oleh nilai pada uji F sebesar 27,281 yang lebih besar dari yaitu 3,11 ( = 27,281 > ), dengan signifikansi 0,000 (p < 0,05). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa, variabel harga diri dan variabel penerimaan sosial secara bersama-sama memiliki hubungan yang signifikan dengan variabel eksistensi diri.

Selain itu, kategori yang dibentuk antara variabel harga diri dan penerimaan sosial termasuk dalam kategori kuat. Penggolongan ke dalam kategori kuat diperoleh dari hasil perhitungan korelasi ganda yang menunjukkan angka koefisien R sebesar 0,632. Hal ini berarti bahwa terjadi korelasi signifikan yang kuat dan positif antara variabel harga diri dan penerimaan sosial dengan eksistensi diri. Sehingga semakin tinggi harga diri dan penerimaan sosial pada cover dancer boyband dan girlband Korea, semakin tinggi pula eksistensi diri yang dimiliki, begitu pula sebaliknya.

Harga diri mempunyai andil dalam pemenuhan eksistensi diri seseorang, Hal ini sesuai dengan pendapat Santrock (2007) yang menyebutkan bahwa harga diri disebut juga kelangsungan hidup dari jiwa yang merupakan sarana bagi pertumbuhan eksistensi seseorang. Harga diri dalam hal ini merujuk pada evaluasi keseluruhan atas diri seorang individu (Santrock, 2007). Individu yang memiliki harga diri tinggi berarti individu yang memandang dirinya positif. Semakin tinggi harga diri seseorang maka ia akan semakin sadar terhadap kelebihan-kelebihan yang dimilikinya dan memandang kelebihan-kelebihan tersebut lebih penting dari kelemahannya. Sebaliknya, individu dengan harga diri rendah cenderung memfokuskan diri terhadap kelemahan dirinya dan memandang dirinya secara

negatif (Baron & Byrne dalam Aditomo, 2004). Dari pernyataan di atas, individu yang mempunyai harga diri yang tinggi akan lebih menyadari akan potensi-potensi yang dimilikinya, sehingga ia akan berusaha untuk mengembangkannya. Menurut Binswanger dan Boss (dalam Brouwer, 1987), eksistensi diri dapat diartikan sebagai pengungkapan potensi-potensi bawaan yang dengan kebebasannya, manusia dapat memilih mana yang ingin direalisasikannya. Jadi, dapat dikatakan bahwa bila seseorang mampu mengevalusai secara positif kedeluruhan dirinya serta menyadari dan mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya, maka semakin tinggi harga diri yang dimilikinya dan semakin tinggi pemenuhan eksistensi dirinya.

Salah satu masalah utama pada eksistensi diri seseorang terletak pada orang lain. Manusia secara konstan berada dalam relasi dengan manusia lain yang menjadikan keberadaan dirinya (Misiak & Sexton, 2005). Senada dengan Misiak dan Sexton, Heidegger (dalam Bastaman, 1996) menyatakan bahwa, alles dasein ist mitsein yang berarti bahwa mengada sebagai pribadi (being person) selalu berarti mengada bersama pribadi lain (being with other person). Pernyataan diatas mengungkapkan bahwa dalam pemenuhan eksistensi, manusia tidak akan lepas dari peran orang lain. Penerimaan dan penolakan dalam lingkungan sosial mempunyai pengaruh kuat terhadap sikap, perasaan, pikiran, perbuatan dan penyesuaian diri seseorang. Penerimaan sosial bagi seseorang adalah adanya rasa berharga dan berarti serta dibutuhkan oleh kelompoknya (Sinthia, 2011). Oleh karena itu bersama dengan adanya harga diri, penerimaan dalam lingkungan sosial mempunyai pengaruh kuat terhadap pemenuhan eksistensi diri seseorang.

Cover dancer boyband dan girlband Korea yang memiliki harga diri yang tinggi disertai juga dengan tingginya penerimaan sosial yang diterima dari orang-orang disekitarnya akan memiliki eksistensi diri yang tinggi. Hal ini ditandai

Dokumen terkait