• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis tatanan peletakan pola massa bangunan

Analisis peletakan pola massa merupakan satu cara yang bertujuan untuk mengetahui dari zoning ruang dari kawasan yang sesuai dengan objek dan tema perancangan serta bertujuan untuk mengetahui jalur sirkulasi dalam kawasan perancangan.

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

112 1. Tatanan pola massa linear

Pola tatanan massa linear merupakan cara bentuk massa yang terus menerus menyambung dari satu titik awal sampai satu titik akhir.

Gambar 4.31: pola linear pada tatanan massa Sumber: analisis 2013

 Kelebihan: Tatanan massa yang menggunakan system linear memberikan kemudahan pada alursirkulasi pengunjung wisata bahari. Dengan pola linear wisatawan akan dapat merasakan hiburan dari titik awal sampai titik hiburan yang terakhir.

 Kekurangan: Fokus bangunan utama kurang terlihat. 2. Tatanan pola massa terpusat

Pola tatanan massa terpusat yaitu pola massa yang memiliki fokus utama bangunan yang ada di kawasan perancangan.

Gambar 4.32: pola terpusat pada tatanan massa Sumber: analisis 2013

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

113  Kelebihan: menampilkan organisasi ekologi bawah laut yang indah

dengan eksplorasi aquarium seolah-olah wisatawan yang ada di dalamnya merasakan nyata dengan kondisi laut.

 Kekurangan: struktur harus benar-benar kuat. 3. Tatanan pola massa grid

Pola tatanan massa grid merupakan pola massa yang bentuknya tersusun rapi dan mengikuti garis sesuai dengan tatanan grid pada tapak.

Gambar 4.33: pola grid pada tatanan massa Sumber: analisis 2013

 Kelebihan: penataan dapat tersusun rapid an memberikan area terbuka hijau lebih luas.

 Kekurangan: betuk kaku, alur sirkulasi kendaraan dan orang terlalu rumit dan sulit untuk dilalui.

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

114 4. Kesimpulan tatanan pola massa

Pada perancangan ini, pola massa mennggunakan pola linear. Menggunakan pola linear sesuai dengan analisis sebelumnya yang mempertimbangkan berbagai macam aspek, antara lain: sirkulasi pengguna, analisis tapak, bentuk tapak.

Gambar 3.33: kesimpulan pola massa Sumber: analisis 2013

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

115 4.2.2.3 Analisis Sinar Matahari

Analisis orientasi cahaya matahari merupakan cara analisis yang mempengaruhi perancangan berkaitan dengan pencahayaan alami dan tigkat ukuran kenyamanan pada perancangan Wisata Bahari Berbasis Budidaya ikan Kerapu di kabupaten Tuban. Terdapat beberapa ruangan yang membutuhkan pencahayaan alami untuk mendukung ruangan tersebut. Perancangan Wisata Bahari Berbasis Budidaya ikan Kerapu di kabupaten Tuban menggunakan tema arsitektur ekologi, dengan demikian pemanfaatan energi alami sangat sesuai dengan prinsip dari tema arsitektur ekologi.

Gambar 4.34: orientasi matahari pada tapak Sumber: analisis 2013

Sinar matahari yang menyinari lokasi perancangan terlihat mulai munculnya matahari, sinar matahari yang menguntungkan terhadap perancangan terjadi mulai munculnya matahari sampai dengan pukul 10.00 wib. Dengan demikian sinar matahari yang menguntungkan dapat dimasukkan terhadap perancangan wisata bahari.

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

116 Alternatif 1

Memanfaatkan potensi cahaya matahari sebagai pencahayaan utama pada aquarium yang dapat memberikan kesan natural dan seolah-olah wisatawan yang ada di dalam aquarium seperti berada di bawah laut alam bebas dan menikmati ekologi bawah laut secara nyata.

Gambar 4.35: alternatif 1 analisis matahari Sumber: analisis 2013

 Kelebihan: sinar matahari yang masuk ke ruangan aquarium sangat menarik, defleksi cahaya yang ditimbulkan berbentuk air yang seolah-olah wisatawan ada di dasar lautan dan merasa menikmati ekologi bawah laut.

 Kekurangan: terlalu sering terkena sinar matahari dikhawatirkan kondisi struktur aquarium rentan rusak, sehingga dibutuhkan desain yang inovatif

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

117 dengan desain yang dapat membuka dan menutup lapisan aquarium dengan tujuan menjaga kondisi struktur aquarium agar tahan lama.

Alternatif 2

Memanfaatkan potensi sinar matahari sebagai sistem penerangan pada malam hari dengan menggunakan solar cell sebagai wadah penampung energy panas. Selain itu terdapat juga bukaan pada area yang nyaman dengan kondisi panas matahari dan memberikan view yang juga menarik dengan arah hadap yang menuju ke area laut.

Gambar 4.42: alternatif 2 analisis matahari Sumber: analisis 2013

 Kelebihan: sistem hemat energi sangat bagus dengan memanfaatkan potensi sinar matahari dan sistem ekologi laut sebagai penunjang dengn view yang bagus.

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

118  Kekurangan: cuaca yang buruk akan mempengaruhi kondisi bangunan, sebab

tidak ada penyaring sirkulasi udara pada bagian depan yang berhadapan dengan laut.

Keputusan desain analisis matahari pada perancangan

Gambar 4.37: kesimpulan perancangan analisis matahari Sumber: analisis 2013

Memanfatkan potensi alam melalui teknologi solar cell sebagai sumber daya listrik pada bangunan. Pada perancangan aquarium menggunakan fasad dari material yang transparan agar cahaya matahari dapat masuk ke dalam ruangan. Pada perancangan kawasan memanfaatkan vegetasi sebagai fungsi peneduh sinar matahari terhadap pengguna yang ada di luar ruangan.

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

119 4.2.2.4 Analsis Sirkulasi Udara

Analisis sirkulasi udara merupakan analisis yang bertujuan untuk mengetahui kondisi angin pada tapak yang dapat memberikan hasil positif dan negative terhadap perancangan wisata bahari dan budidaya ikan kerapu.

Alternatif 1

Memanfaatkan potensi angin sebagai aliran penghawaan pada bangunan yang dapat memberikan nilai hemat energi serta nilai-nilai keselarasan dengan alam. Selain itu terdapat juga system penggunaan vegetasi yang bertujuan untuk menetralisir udara yang masuk pada kawasan perancangan wisata bahari.

Gambar 4.38: alternatif 1 analisis sirkulasi udara Sumber: analisis 2013

 Kelebihan: konsep hemat energi dan keselarasan dengan alam sangat sesuai dengan analisis sirkulasi udara yang ada di atas yang memanfaatkan potensi alam secara maksimal.

 Kekurangan: kondisi alam yang tidak stabil dapat memberikan dampak negatif terhadap bangunan dengan terjadinya badai laut sewaktu-waktu.

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

120 Alternatif 2

Memanfaatkan potensi angin sebagai mesin penggerak kincir air pada area budidaya ikan kerapu. Dengan demikian dapat mengurangi energi buatan untuk pengembangan budidaya ikan kerapu. Terdapat juga gazebo pada kawasan budidaya yang dimanfaatkan sebagai tempat pemancingan ikan dan tempat beristirahat sekaligus makan-makan.

Gambar 4.39: alternatif 2 analisis sirkulasi udara Sumber: analisis 2013

 Kelebihan: pengembagan bangunan yang hemat energi dan dapat menciptakan kenyamanan pengguna melalui ekologi lingkungan dan laut di kawasan wisata.  Kekurangan: kincir angin membutuhkan angin yang kencang untuk

memutarnya, sedangkan gazebo hanya membutuhkan angin yang sepoi-sepoi, sehingga kurang menyatu jika digabungkan menjadi satu kawasan.

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

121 Keputusan desain analisis angin pada perancangan

Gambar 4.46: kesimpulan analisis sirkulasi udara Sumber: analisis 2013

Kesimpulan analisis angin terhadap perancangan Wisata Bahari Berbasis Budidaya ikan Kerapu di kabupaten Tuban yaitu dengan menggunakan pengolahan fasad, bentuk bangunan, peletakan bangunan dan pemanfaatan vegetasi untuk memaksimalkan potensi sirkulasi udara terhadap lokasi perancangan.

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

122 4.2.2.5 Analisis Aksesbilitas

Analisis sirkulasi pengguna merupakan analisis yang bertujuan untuk mengetahui kondisi sirkulasi pencapaian bagi pengguna baik yang menggunakan kendaraan bermotor maupun untuk yang berjalan kaki.

Alternatif 1

Menggunakan jalur sirkulasi yang saling mengikuti dan sejajar antara jalur kendaraan bermotor dan jalur bagi pejalan kaki.

Gambar 4.41: alternatif 1 analisis sirkulasi pencapaian pengguna Sumber: analisis 2013

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

123  Kelebihan: jalur sirkulasi lebih tertata dengan rapi dan mudah dicapai bagi

pengguna.

 Kekurangan: jalur pedestrian yang berdekatan dengan jalur kendaraan akan memberikan dampak yang membahayakan bagi pengguna pejalan kaki.

Alternatif 2

Memanfaatkan elevasi pada pedestrian dengan sirkulasi kendaraan bermotor, sehingga dapat memberikan kesan nyaman dan dapat memberikan view yang menarik pada pengguna.

Gambar 4.42: alternatif 2 analisis sirkulasi pencapaian pengguna Sumber: analisis 2013

 Kelebihan: pengguna dapat melihat kondisi kawasan dengan view yang menarik ketika berada di pedestrian, sehingga pejalan kaki tidak merasa bosan.

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

124 Keputusan desain analisis aksesbilitas pada perancangan

Gambar 4.43: kesimpulan analisis aksesbilitas Sumber: analisis 2013

Membedakan antara jalur sirkulasi pejalan kaki dan sirkulasi kendaraan bermotor akan memberikan keamanan terhadap pengguna. Jalur sirkulasi dikombinasikan dengan berbagai macam jenis vegetasi untuk menetralisir dampak negative kendaraan bermotor terhadap lingkungan.

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

125 4.2.2.6 Analisis View

Analisis view merupakan analisis yang membahas tentang titik pandangan pengguna terhadap kawasan, baik pandangan keluar kawasan wisata maupun pandangan terhadap kawasan wisata bahari.

Gambar 4.44: analisis view ke dalam dan ke luar Sumber: analisis 2013

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

126  Kelebihan: view ke dalam bangunan dengan mengolah entrance dan fasad

pada bangunan akan memberikan daya tarik kawasan, sehingga akan banyak wisatawan yang menuju kawasan wisata bahari ini.

View keluar terarah pada laut, sehingga wisatawan dapat menikmati sunrise dan sunset pada pagi dan sore hari.

 Kekurangan: view menghadap ke utara laut akan menimbulkan kebisingan ketika kondisi ombak sedang besar.

Keputusan desain analisis view pada perancangan

Gambar 4.45: kesimpulan analisis view Sumber: analisis 2013

Menggunakan bukaan pada bangunan untuk dapat memvisualisasikan laut terhadap bangunan melalui view dari dalam ke luar. Terdapat pengolahan entrance untuk menarik wisatawan terhadap kawasan wisata bahari disertai dengan pengolahan dari berbaai jenis vegetasi yang apat memperindah view dari kawasan wisata.

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

127 4.2.2.7 Analisis Kebisingan

Analisis kebisingan merupakan analisis yang betujuan untuk mengurangi kebisingan dan juga mengurangi rasa ketidaknyamanan pengguna maupun masyarakat sekitar kawasan wisata.

Alternatif 1

Menggunakan vegetasi sebagai sarana netralisis dan mengurangi kebisingan kawasan terhadap area wisata bahari.

Gambar 4.46: alternatif 1 analisis kebisingan Sumber: analisis 2013

 Kelebihan: selain mengurangi kebisingan, menggunakan alternatif dengan vegetasi akan memberikan kesan ekologi yang sangat bagus pada kawasan.  Kekurangan: pengolahan bentuk kurang maksimal serta harus memperhatikan

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

128 Alternatif 2

Terdapat sumber kebisingan di setiap sisi luar tapak, sehingga membutuhkan pagar pasif yang mengelilingi seluruh tapak dengan tujuan mengurangi kebisingan dan juga dapat meningkatkan nilai keamanan pada tapak.

Gambar 4.47: alternatif 2 analisis kebisingan Sumber: analisis 2013

 Kelebihan: mengurangi kebisingan lebih optimal dan keamanan juga lebih baik.

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

129 Keputusan desain analisis kebisingan pada perancangan

Gambar 4.48: kesimpulan analisis kebisingan Sumber: analisis 2013

Kesimpulan anlisis kebisingan ini menjelaskan bahwa penerapan analisis untuk mengurangi kebisingan yaitu dengan memanfaatkan vegetasi sebagai area penetralisir kebisingan serta menggunakan dinding pasif yang ada di sekililing tapak unutuk mengurangi kebisingan. Selain itu terdapat pengolahan fasad pada bangunan untuk mengurangi kebisingan yang terjadi di area wisata Wisata Bahari Berbasis Budidaya ikan Kerapu di kabupaten Tuban.

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

130 4.2.2.8 Analisis Vegetasi

Analisis vegetasi merupakan analisis yang membahas tentang penggunaan vegetasi terhadap perancangan serta mengambil nilai positif dan negatif dari penggunaan vegetasi.

Alternatif 1

Gambar 4.49: alternatif 1 analisis vegetasi Sumber: analisis 2013

 Kelebihan: menggunakan pohon mahoni dapat merindangkan kawasan dan memberi kesan tertutup dan aman serta dapat mengurangi kebisingan dan dapat menetralisir sirkulasi udara.

Pohon cemara dan tanaman perdu sebagai penambahan sisi keindahan pada kawasan wisata dan menambah nilai-nilai ekologi lingkungan.

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

131  Kekurangan: sirkulasi udara dekat dengan laut akan membuat vegetasi

mudah gugur, sehingga mudah megotori kawasan. Alternatif 2

Menggunakan vegetasi yang dapat memberikan keindahan pada kawasan perancangan beserta potensi dan manfaat tanaman tersebut terhadap kawasan baik dari segi estetika dan fungsi tanaman tersebut.

Gambar 4.50: alternatif 2 analisis vegetasi Sumber: analisis 2013

 Kelebihan: menggunakan pohon kelapa dapat memberikan kesan suasana pantai dan dapat meningkatkan kesan ekologi perancangan terhadap kawasan perancangan. Sedangkan tanaman mangrove dapat mengurangi erosi air laut terhadap daratan.

Kekurangan: pada tanaman mangrove kondisi kebersihannya sangat

perlu diperhatikan, sebab kotoran sulit keluar jika sudah ada pada kawasan tersebut.

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

132 Keputusan desain analisis vegetasi pada perancangan

Gambar 4.51: kesimpulan analisis vegetasi Sumber: analisis 2013

Terdapat dua jenis vegetasi yang ada pada kawasan perancangan, yaitu vegetasi yang bersifat estetika dan vegetasi yang bersifat peneduh. Dari dua jenis vegetasi tersebut menggunakan pohon cemara, bunga mawar dan pohon beringin.

Dokumen terkait