• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS. semua aktifitas dari pengguna Wisata Bahari ini. Dengan demikian sangat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS. semua aktifitas dari pengguna Wisata Bahari ini. Dengan demikian sangat"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

79 BAB IV

ANALISIS 4.1 Analisis Ruang

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu merupakan kawasan perancangan yang memiliki kebutuhan yang sangat lengkap untuk mewadahi semua aktifitas dari pengguna Wisata Bahari ini. Dengan demikian sangat dibutuhkan adanya analisis yang menyangkut tentang pengguna maupun aktifitas yang dilakukannya dan beserta kebutuhan bagi penggunanya. Untuk itu disini menjelaskan tentang analisis ruang, kebutuhan ruang, persyarataan ruang dan hubungan antar ruang.

4.1.1 Analisis Fungsi

Perancangan Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu ini akan terdapat berbagai macam aktifitas di dalamnya yang berhubungan dengan wisata dan budidaya. Yaitu:

1. Sebagai tempat wisata bahari dan budidaya ikan kerapu di Kabupaten Tuban.

2. memeberikan tempat untuk berwisata dan mencari pengetahuan.

3. Sebagai tempat yang menjaga kondisi laut dan biota yang terdapat di dalamnya.

(2)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

80 Gambar 4.1: skema analisis fungsi

Sumber: analisis 2013 4.1.2 Analisis Aktivitas

Analisis aktivitas pada objek perancangan Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu di Kabupaten Tuban ini dibedakan dalam tiga fungsi, yaitu: fungsi primer, fungsi sekunder dan fungsi penunjang. Berikut ini adalah penjelasan lebih detail mengenai analisis aktifitas pada perancangan Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu di Kabupaten Tuban:

Fungsi Sekunder Fungsi Penunjang

Fungsi Primer  Berwisata  Pembudidayaan ikan kerapu  Tempat ibadah  Restoran  Parkir kendaraan  Tempat penjualan tiket dan informasi  Kantor pengelola  Ruang servis  Kamar mandi  Pos keamanan  Bussines centre ANALISIS FUNGSI

(3)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

81 Tabel 4.1: Analisis aktifitas

No. Klasifikasi Fungsi Jenis Aktifitas Sifat Aktifitas Perilaku Beraktifitas

1 Fungsi Primer Berwisata Publik  Membeli tiket

 Jalan-jalan  Bermain  Membeli makan  Melihat

pertunjukan 2 Fungsi Sekunder Pembudidayaan

ikan kerapu

Publik  Memelihara ikan  Berkomunikasi  Jalan-jalan  Makan  Memancing Penginapan Wisatawan

Semi Publik  Check in  Istirahat  Makan  Berkomunikasi  Berwisata  beribadah  Check out Aula Pertemuan Privat  Check in

 Rapat  Makan  Istirahat  Beribadah  Check out 3 Fungsi Penunjang Tempat ibadah

(musholla)

Publik  Wudhu  Sholat  Dzikir  Do’a

Restoran Publik  Makan

 Berkomunikasi  istirahat Tempat mancing Publik  Memancing

 Istirahat  Berkomunikasi  Makan Parkir kendaraan Publik  Memarkir

 Berkomunikasi  Jalan-jalan Tempat penjualan

tiket dan informasi

Privat  Menjaga tiket  Berkomunikasi  Istirahat  Makan Kantor pengelola Privat  Rapat

 Istirahat  Makan  berkomunikasi

Ruang servis Privat  Menjaga

 Berkomunikasi  Makan  istirahat

(4)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

82 Toilet umum Publik  Buang air besar/

kecil  Cuci muka  berkomunikasi

Pos keamanan Privat  Menjaga

keamanan  Makan  Berkomunikasi  istirahat Bussines centre Publik  Belanja

 Berkomunikasi  Jalan-jalan  Makan Sumber: analisis 2013

4.1.3 Analisis Pengguna

Analisis pengguna merupakan analisis untuk mengetahui kebutuhan ruang dari setiap-setiap pengguna, berikut ini penjelasan analisis pengguna lebih detail melalui tabel pengguna dalam Perancangan Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu di Kabupaten Tuban:

a. Tabel analisis pengguna

Tabel 4.2: analisis pengguna) No. Jenis Aktifitas Jenis

Pengguna

Sifat Pengguna Jumlah Pengguna

Rentang Waktu Pengguna 1 Berwisata Wisatawan Rutin, setiap hari 400 Orang 7-8 Jam 2 Pembudidayaan

ikan kerapu

Pengelola dan Wisatawan

Rutin, setiap hari 420 Orang 7-8 Jam 3 Penginapan

Wisatawan

Pengelola dan Wisatawan

Rutin, setiap hari 200 Orang 24 Jam 4 Rapat/

Pertemuan

Pengelola dan Penyewa

Kadang-Kadang 100 Orang 24 Jam 5 Beribadah

(musholla)

Pengelola dan Wisatawan

Rutin, setiapa hari 50 Orang 7-8 Jam 6 Restoran Wisatawan Rutin, setiap hari 100 Orang 16 Jam 7 Memancing Wisatawan Rutin, setiap hari 50 Orang 7-8 Jam 8 Parkir kendaraan Pengelola dan

Wisatawan

Rutin, setiap hari 500 Orang 24 Jam 9 Penjualan tiket

dan informasi

Karyawan Rutin, setiap hari 5 Orang 7-8 Jam 10 Kantor pengelola Direktur Rutin, setiap hari 5 Orang 7-8 Jam 11 Ruang servis Karyawan Rutin, setiap hari 10 Orang 24 Jam 12 Toilet umum Wisatawan Rutin, setiap hari 200 Orang 7-8 Jam 13 Pos keamanan Satpam Rutin, setiap hari 10 Orang 24 Jam

(5)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

83 14 Bussines centre Pengelola dan

Wisatawan

Rutin, setiap hari 200 Orang 7-8 Jam

Sumber: analisis 2013 b. Alur sirkulasi pengguna

PRIMER

SEKUNDER

(6)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

84 Gambar 4.2: alur sirkulasi pengguna

(7)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

85 4.1.4 Analisis Dimensi Ruang

Berikut ini penjelasan tentang analisis kebutuhan dan dimensi ruang pada perancangan Wisata Berbasisi Budidaya Ikan Kerapu Dikabupaten Tuban.

Tabel 4.3: analisis dimensi ruang

No. Pengguna Jenis Aktifitas Kebutuhan Ruang Jumlah Ruang Dimensi Ruang Luas Ruang 1 Wisatawan  Berwisata bahari

 Bermain menikmati wahana  Jalan-jalan mengelilingi area wisata  Aquarium  Area bermain  Taman  1 Ruang aquarium bawah laut (kapasitas 200 orang). Manusia: (0.6m x 1.5m) x 200 orang. Aquarium: (75m x 2m). Sirkulasi 25% 1320 m²  Area terbuka (kapasitas 300 orang).  Area bermain Manusia: (0.6m x 1.5m). Kursi taman: (0.4m x 1.5m) x 45. Area bermain: (50m x 50m). Sirkulasi 40%. 6324.75 m² Total 7644 m²

(8)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

86 2 Pengelola budidaya ikan  Budidaya ikan kerapu  Menangkap ikan kerapu  Area budidaya  Kolam budidaya  5 Kolam benih ikan  1 Kolam ikan konsumsi  3 Kolam ikan budidaya Manusia: (0.6m x 1.5m) Kolam benih: (3m x 4m) x 5. Kolam konsumsi: (10m x 15 m). Kolam budidaya: (7m x 9 m) x 3. Sirkulasi 25% 1599.6 m²  Tempat istirahat staff pengelola  Ruang pengelola  Kantor  Kamar  Musholla  Toilet  3 Tempat istirahat  1 Kantor pengelola  1 Tempat ibadah  1 toilet Manusia: (0.6m x 1.5m) Kamar tidur: (3m x 3m) x 3. Kantor: (4m x 3m). Musholla: (2.5m x 1.5). Toilet: (1.5m x 1.5m). Sirkulasi 25% 186.6 m²  Pengobatan ikan ketika terserang hama  Laboratorium pengobatan ikan  Toilet  1 Ruang penelitian  1 Toilet Manusia: (0.6m x 1.5m) x 15 orang. Laboratorium: (5m x 8 m). Toilet: (1.5m x 1.5m). Sirkulasi 25% 226 m²  Menyimpan pakan ikan  Gudang makanan ikan  1 gudang menyimpan pakan ikan Manusia: (0.6m x 1.5m). Karung pakan: (0.5m x 1m) x 300 karung. Sirkulasi 25% 675 m² Total 2687 m²

(9)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

87 3 Penginapan

wisatawan

 Istirahat (tidur)  Kamar tidur  Toilet  2 Bedroom  1 Meja rias  1 Kursi rias  1 Sofa santai  Meja sofa  1 Almari  1 Meja TV Manusia: (0.6m x 1.5m) x 4 orang. Bedroom: (2m x 2m) x 2. Meja rias: (1.5m x 2 m). Kursi rias: (0.5m x 0.6m). Sofa: (2m x 0.7m). Meja: (1.5m x 0.4m). Almari: (1.5m x 2m). Meja TV: (1m x 0.6m). Sirkulasi 25% 82 x 34 = 2788 m²  Melayani pengunjung  Menjaga penginapan  Recepcionist  Pantry  Toilet  1 Meja recepsionist  3 Kursi recepsionist  1 almari recepsionist  2 Meja dapur  1 Almari dapur  2 Rak piring  3 Kompor gas Manusia: (0.6m x 1.5m). Meja: (3m x 1m). Kursi: (0.7m x 0.6m) x 3 Almari: 2m x 2m). Meja dapur: (2.5m x 1m) x 2. Almari dapur: ( 3m x 2m). Rak piring: (2m x 1.5m) x 2. Kompor: (1m x 0.5m) x 3. Sirkulasi 25% 116.64 m²  Transportasi vertikal

 Ruang lift  1 Ruang lift Manusia: (0.6m x 1.5m). Lift: (2m x 2m).

Sirkulasi 25%

19.6 m²

(10)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

88 4 Wisatawan/ pemerintahan  Melakukan rapat  Mengadakan pertemuan yang sifatnya privat  Aula room  Pantry  Toilet  Musholla  100 Kursi  3 Meja besar  1 Pantry  2 Toilet  1 Musholla Manusia: (0.6m x 1.5m) x 100 orang. Kursi: (0.6m x 0.6m) x 100. Meja besar: (0.7m x 3m) x 3. Meja dapur: (2.5m x 1m). Almari dapur: ( 2m x 2m). Rak piring: (2m x 1.5m). Kompor: (1m x 0.5m). Toilet: (1.5m x 1.5m) x 2. Wastafel: (0.9m x 0.5m) x 2. Musholla: (2.5m x 1.5m). Sirkulasi 25% 583 m² Total 583 m² 5 Wisatawan/ pengelola  Melaksanakan Sholat  Aula sholat  Tempat wudhu  Toilet  1 Aula shalat  2 Tempat wudhu  6 Toilet Manusia: (0.6m x 1.5m) x 50 orang. Aula shalat: (10m x 10m) T. wudhu: (1.5m x 3m) x 2 Toilet: (1.5m x 1.5m) x 6 Sirkulasi 25% 167.5 m² Total 167 m²

(11)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

89 6 Wisatawan/ pengelola  Makan-makan dan minum  Istirahat dan bersantai  Menikmati pemandangan laut  Tempat makan  Dapur  Toilet  100 Kursi makan  25 Meja makan  1 Dapur besar  2 Toilet Manusia: (0.6m x 1.5m) Kursi makan: (0.6m x 0.6m) x 100. Meja makan: (1m x 0.6m) x 25. Meja dapur: (3m x 1m) x 2. Almari dapur: ( 3m x 2m) x 2. Rak piring: (2m x 1.5m) x 2. Kompor: (1m x 0.5m) x 3. Toilet: (1.5m x 1.5m) x 2. Wastafel: (0.9m x 0.5m) x 2. Sirkulasi 25% 327.6 m² Total 327 m²

7 Pengunjung  Berwisata sambil memancing  Menikmati indahnya ikan kerapu  Kolam pemancingan  Gazebo  Toilet  Food court  1 kolam pemancingan ikan kerapu  10 Gazebo pemancingan ikan  2 Toilet umum  3 food court Manusia: (0.6m x 1.5m) Kolam konsumsi: (10m x 15 m). Gazebo: (2m x 2m) x 10. Toilet: (1.5m x 1.5m) x 2. Food court: (2m x 2m) x 3 Sirkulasi 25% 207.4 m² Total 207 m²

(12)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

90 8 Wisatawan dan pengelola  Memarkir kendaraan  Area parkir kendaraan

 1 Area parkir Manusia: (0.6m x 1.5m) Mobil: (2.5m x 5m) x 100 Motor: (1m x 2.5m) x 300 Sirkulasi 30% 6.669.6 m² Total 6669 m² 9 Karyawan dan pengelola  Menjaga tiket masuk untuk pengunjung  Memberikan informasi terhadap pengunjung  Ruang membeli tiket  5 tempat penjualan tiket Manusia: (0.6m x 1.5m) Meja: (1.5m x 0.7m). Kursi: (0.6m x 0.6m). Almari: (1.5m x 0.6m) Sirkulasi 25% 12.84 x 5= 64.2 m²  Ruang informasi  1 ruang informasi  Toilet Manusia: (0.6m x 1.5m). Meja: (1.5m x 0.7m). Kursi: (0.6m x 0.6m). Almari: (1.5m x 0.6m). Toilet: (1.5m x1.5m). Sirkulasi 25% 60.36 m² Total 124 m²

(13)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

91 10 Direktur dan karyawan  Mengawasi kerja para karyawan  Mengontrol perkembangan administrasi  Memeriksa laporan dari setiap karyawan  Kantor kerja direktur  3 Ruang kantor pengelola  3 Meja  3 Kursi  3 Almari  2 Toilet  Musholla  Pantry Manusia: (0.6m x 1.5m). Meja: (1.5m x 0.7m) x 3. Kursi: (0.8m x 0.8m) x 3. Almari: (1.5m x 0.6m) x 3. Toilet: (1.5m x1.5m) x 2. Musholla: (2.5m x 1.5m). Meja dapur: (3m x 1m). Almari dapur: ( 3m x 2m). Rak piring: (2m x 1.5m) . Kompor: (1m x 0.5m) . Wastafel: (0.9m x 0.5m) Sirkulasi 25% 97.88 m²  Mengadakan rapat/ pertemuan rutin dengan para pengeloa dan karyawan secara rutin  Ruang rapat direktur dan karyawan  1 Ruang rapat  2 Toilet Manusia: (0.6m x 1.5m). Meja: (1m x 3m) x 5. Kursi: (0.6m x 0.6m) x 50. Toilet: (1.5m x1.5m) x 2. Sirkulasi 25% 153.6 m² Total 251 m² 11 Karyawan dan pengelola  Menjaga sarana yang ada pada lingkungan wisata dan penginapan  Menata system utilitas untuk lingkungan wisata dan penginapan  Bersih-bersih

 Ruang servis  Ruang servis  Toilet  Pantry  Gudang Manusia: (0.6m x 1.5m). Meja: (0.7m x 1.5m). Kursi: (0.6m x 0.6m) x 5. Toilet: (1.5m x1.5m). Gudang: (4m x 4m). Sirkulasi 25% 82 m²

(14)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

92

Total 82 m²

12 Wisatawan  Buang air besar/ kecil

 Toilet umum  Bak air  kloset Manusia: (0.6m x 1.5m). Bak air: (0.8m x 0.7m). Kloset: (0.6m x 0.5m) Wastafel: (0.9m x 0.5m) Sirkulasi 25% 2.21 x 10 = 22.1 m² Total 22 m² 13 Satpam  menjaga keamanan kawasan dan kendaraan pengunjung/ pengelola

 Pos keamanan  Meja  Kursi  Toilet Manusia: (0.6m x 1.5m). Meja: (0.7m x 1.5m). Kursi: (0.6m x 0.6m). Toilet: (1.5m x1.5m). Sirkulasi 25% 18.24 m² Total 18 m² 14 Pengunjung dan karyawan  Melakukan transaksi jual beli souvenir dan lain-lain.  Bussines centre  Meja  Kursi  Stand barang dagangan  Toilet  Gudang Manusia: (0.6m x 1.5m). Meja: (0.5m x 1.5m) x 20. Kursi: (0.6m x 0.6m) x 20. Rak barang: (1.2m x 0.4) x 20. Toilet: (1.5m x1.5m) x 2. Gudang: (4m x 4m). Sirkulasi 25% 209.2 m² Total 209 m² Total keseluruhan 21.914 m²

(15)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

93 4.1.5 Analisis Persyaratan Ruang

Berikut ini penjelasan tentang analisis persyaratan ruang pada perancangan Wisata Berbasisi Budidaya Ikan Kerapu Dikabupaten Tuban.

Tabel 4.4: analisis persyaratan ruang

No. Nama ruang Pencahayaan Penghawaan View Akses

Alami Buatan Alami Buatan Luar Dalam

1 Taman wisata ++++ ++ ++++ + ++++ ++++ Mudah

2 Ruang aquarium ++++ ++++ ++++ ++++ ++ ++++ Mudah 3 Budidaya ikan kerapu ++++ ++ ++++ + ++++ ++++ Mudah 4 Penginapan wisatawan ++++ ++++ ++++ ++++ ++++ ++++ Mudah

5 Aula pertemuan ++++ ++++ ++++ ++++ +++ ++++ Mudah

6 Musholla ++++ ++++ ++++ ++++ + ++++ Mudah

7 Restoran ++++ ++++ ++++ ++++ ++++ ++++ Mudah

8 Tempat mincing ++++ + ++++ + ++++ ++++ Mudah

9 Parkir kendaraan ++++ ++ ++++ + ++++ ++++ Mudah 10 Tempat jual tiket & informasi ++++ ++++ ++++ ++ ++++ ++ Mudah 11 Kantor pengelola ++++ ++++ ++++ ++++ ++++ ++++ Mudah

12 Ruang servis ++++ ++++ ++++ ++ ++ ++++ Sulit

13 Toilet umum ++++ ++++ ++++ + + + Mudah

14 Pos keamanan ++++ ++++ ++++ ++ ++++ ++ Mudah

15 Bussines centre ++++ ++++ ++++ ++++ ++ ++++ Mudah

(16)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

94 4.1.6 Analisis Hubungan Antar Ruang (Kawasan)

Berikut ini penjelasan tentang analisis hubungan antar ruang pada perancangan Wisata Berbasisi Budidaya Ikan Kerapu Dikabupaten Tuban.

Alternatif 1

Gambar 4.3: hubungan antar ruang kawasan 1 Sumber: analisis 2013

(17)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

95 Alternatif 2:

Gambar 4.4: hubungan antar ruang kawasan 2 Sumber: analisis 2013

(18)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

96 Alternatif 3

Gambar 4.5: hubungan antar ruang kawasan 3 Sumber: analisis 2013

(19)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

97 4.1.7 Analisis Hubungan Antar Ruang

a. Taman Bermain

Gambar 4.6: diagram hubungan ruang wisata Sumber: analisis 2013

b. Tempat Budidaya Ikan Kerapu

Gambar 4.7: diagram hubungan ruang budidaya ikan Sumber: analisis 2013

(20)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

98 c. Penginapan Wisatawan

Gambar 4.8: diagram hubungan ruang penginapan Sumber: analisis 2013

d. Aula Pertemuan

Gambar 4.9: diagram hubungan ruang aula pertemuan Sumber: analisis 2013

(21)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

99 e. Tempat Ibadah (Musholla)

Gambar 4.10: diagram hubungan ruang musholla Sumber: analisis 2013

f. Restoran

Gambar 4.11: diagram hubungan ruang restoran Sumber: analisis 2013

(22)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

100 g. Tempat Pemancingan Ikan

Gambar 4.12: diagram hubungan ruang kolam pemancingan Sumber: analisis 2013

h. Parkir Kendaraan

Gambar 4.13: diagram hubungan ruang parkir kendaraan Sumber: analisis 2013

(23)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

101 i. Tempat Pembelian Tiket dan Ruang Informasi

Gambar 4.14: diagram hubungan ruang penjualan tiket dan informasi Sumber: analisis 2013

j. Ruang Kantor Pengelola Wisata dan Budidaya Ikan Kerapu

Gambar 4.15: diagram hubungan kantor pengelola Sumber: analisis 2013

(24)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

102 k. Ruang Servis

Gambar 4.16: diagram hubungan ruang servis Sumber: analisis 2013

l. Toilet Umum

Gambar 4.17: diagram hubungan toilet umum Sumber: analisis 2013

(25)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

103 m. Pos Keamanan

Gambar 4.18: diagram hubungan pos satpam Sumber: analisis 2013

n. Bussines Centre

Gambar 4.19: diagram hubungan ruang pusat bisnis Sumber: analisis 2013

(26)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

104 4.2.8 Zoning Kawasan

Berikut ini penjelasan tentang analisis zoning kawasan pada perancangan Wisata Berbasisi Budidaya Ikan Kerapu Dikabupaten Tuban.

Gambar 4.20: alternatif zoning kawasan 1 Sumber: analisis 2013

Gambar 4.21: alternatif 2 zoning kawasan Sumber: analisis 2013

(27)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

105 4.2 Analisis Tapak

Perancangan Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu ini terletak di pesisir laut jawa dan dilintasi oleh jalur pantura yang menghubungkan antara Kabupaten Tuban dengan Kabupaten Lamongan sampai ke arah Surabaya. Lokasi ini terletak di desa Kradenan Kecamatan Palang Kabupaten Tuban. Perancangan ini berdiri di atas tanah kosong dengan luas ± 33.976 m². pemilihan lokasi ini didasari oleh peraturan kota pemerintah kota dan tempat yang strategis, mudah diakses dan menguntungkan.

4.2.1 Kondisi Eksisting Tapak

Gambar 4.22: kondisi eksisting Sumber: analisis 2013

(28)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

106 4.2.2 Ukuran, kontur, bentuk dan batas tapak

4.2.2.1 Ukuran, kontur dan bentuk tapak

Tapak berbentuk asimetris dengan ukuran berbeda pada setiap sisi dari tapak. Tapak yang berbatasan langsung dengan laut jawa harus terdapat dinding pemecah gelombang supaya gelombang dari laut tidak mudah masuk ke area perancangan dan dapat membuat muara pada area utara tapak, sehingga dapat menghasilkan kawasan yang lebih menarik.

Gambar 4.23: ukuran dan kontur tapak Sumber: analisis 2013

Total luas tapak berkisar ± 33.976 m² yang akan dibangun area perancangan Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu di Kabupaten Tuban.

(29)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

107 Menurut kebijaksanaan peraturan pemerintah Kabupaten Tuban, kawasan lokasi perancangan ini merupakan kawasan budidaya biota laut, sehingga sangat sesuai dengan tujuan dari perancangan.

4.2.2.2 Batas-batas tapak

Batas tapak perancangan Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu di Kabupaten Tuban adalah sebagai berikut:

1) Utara : Laut jawa 2) Timur : Masjid

3) Selatan : Jalan raya dan warung makan 4) Barat : Sungai dan jembatan

Gambar 4.24: batas-batas tapak Sumber : Dokumen pribadi 2013

Berdasarkan dari kondisi eksisting tapak, ukuran, bentuk dan batas-batas tapak dapat dilakukan analisis untuk memberikan dampak positif terhadap kawasan perancangan, antara lain:

(30)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

108 A. Analisis pembatas area perancangan dan kawasan

Analisis pembatas kawasan perancangan merupakan analisis yang bertujuan untuk menjaga kondisi keamanan dan keindahan perancangan pada kondisi lingkungan sekitar.

1. Menggunakan pagar dinding pasif 2. Mengunakan vegetasi

3. Memanfaatkan kombinasi antara dinding dan vegetasi.

1. Memberikan pagar dinding pasif yang dimanfaatkan sebagai area pembatas antara lingkungan perancangan dan kawasan perancangan.

Gambar 4.25 analisis pembatas tapak Sumber: analisis 2013

Gambar 4.26: penerapan bentuk pagar Sumber: analisis 2013

(31)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

109

 Kelebihan: Memberikan kesan kenyamanan dan keamanan untuk area perancangan wisata bahari.

 Kekurangan: dinding pasif kurang memberikan kesan estetika yang tinggi, bentukan kaku sehingga kurang menarik.

2. Menggunakan pembatas massif dengan vegetasi yang berjajar mengelilingi area perancangan wisata bahari.

Gambar 4.27: analisis pembatas tapak Sumber: analisis 2013

Gambar 4.28: penerapan vegetasi pada pembatas tapak Sumber: analisis 2013

(32)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

110  Kelebihan: pembatas masif yang terdiri dari pepohonan akan memberikan

kesan estetika yang lebih menarik dan dapat dijadikan sebagai penyaring sirkulasi udara ke area perancangan.

 Kekurangan: kesan keamanan dan kenyamanan kurang terjaga untuk area perancangan wisata bahari.

3. Menggunakan kombinasi antara dinding pasif dan pembatas pohon masif.

Gambar 4.29: analisis pembatas tapak Sumber: analisis 2013

Gambar 4.30: kombinasi pagar antara didnding dan vegetasi Sumber: analisis 2013

(33)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

111  Kelebihan: kombinasi keamanan, kenyamanan dan bentuk estetika akan

menghasilkan perancangan yang lebih baik.

 Kekurangan: pemilihan penggunaan bahan material membutuhkan biaya yang cukup besar.

4. Kesimpulan analisis batas tapak

Batas tapak pada perancangan ini menggunakan gabungan antara dinding tembok dan vegetasi yang mengelilingi tapak sesuai dengan alternative dari analisis batas tapak.

Gambar 4.31: kesimpulan analisis batas tapak Sumber: analisis 2013

B. Analisis tatanan peletakan pola massa bangunan

Analisis peletakan pola massa merupakan satu cara yang bertujuan untuk mengetahui dari zoning ruang dari kawasan yang sesuai dengan objek dan tema perancangan serta bertujuan untuk mengetahui jalur sirkulasi dalam kawasan perancangan.

(34)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

112 1. Tatanan pola massa linear

Pola tatanan massa linear merupakan cara bentuk massa yang terus menerus menyambung dari satu titik awal sampai satu titik akhir.

Gambar 4.31: pola linear pada tatanan massa Sumber: analisis 2013

 Kelebihan: Tatanan massa yang menggunakan system linear memberikan kemudahan pada alursirkulasi pengunjung wisata bahari. Dengan pola linear wisatawan akan dapat merasakan hiburan dari titik awal sampai titik hiburan yang terakhir.

 Kekurangan: Fokus bangunan utama kurang terlihat. 2. Tatanan pola massa terpusat

Pola tatanan massa terpusat yaitu pola massa yang memiliki fokus utama bangunan yang ada di kawasan perancangan.

Gambar 4.32: pola terpusat pada tatanan massa Sumber: analisis 2013

(35)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

113  Kelebihan: menampilkan organisasi ekologi bawah laut yang indah

dengan eksplorasi aquarium seolah-olah wisatawan yang ada di dalamnya merasakan nyata dengan kondisi laut.

 Kekurangan: struktur harus benar-benar kuat. 3. Tatanan pola massa grid

Pola tatanan massa grid merupakan pola massa yang bentuknya tersusun rapi dan mengikuti garis sesuai dengan tatanan grid pada tapak.

Gambar 4.33: pola grid pada tatanan massa Sumber: analisis 2013

 Kelebihan: penataan dapat tersusun rapid an memberikan area terbuka hijau lebih luas.

 Kekurangan: betuk kaku, alur sirkulasi kendaraan dan orang terlalu rumit dan sulit untuk dilalui.

(36)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

114 4. Kesimpulan tatanan pola massa

Pada perancangan ini, pola massa mennggunakan pola linear. Menggunakan pola linear sesuai dengan analisis sebelumnya yang mempertimbangkan berbagai macam aspek, antara lain: sirkulasi pengguna, analisis tapak, bentuk tapak.

Gambar 3.33: kesimpulan pola massa Sumber: analisis 2013

(37)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

115 4.2.2.3 Analisis Sinar Matahari

Analisis orientasi cahaya matahari merupakan cara analisis yang mempengaruhi perancangan berkaitan dengan pencahayaan alami dan tigkat ukuran kenyamanan pada perancangan Wisata Bahari Berbasis Budidaya ikan Kerapu di kabupaten Tuban. Terdapat beberapa ruangan yang membutuhkan pencahayaan alami untuk mendukung ruangan tersebut. Perancangan Wisata Bahari Berbasis Budidaya ikan Kerapu di kabupaten Tuban menggunakan tema arsitektur ekologi, dengan demikian pemanfaatan energi alami sangat sesuai dengan prinsip dari tema arsitektur ekologi.

Gambar 4.34: orientasi matahari pada tapak Sumber: analisis 2013

Sinar matahari yang menyinari lokasi perancangan terlihat mulai munculnya matahari, sinar matahari yang menguntungkan terhadap perancangan terjadi mulai munculnya matahari sampai dengan pukul 10.00 wib. Dengan demikian sinar matahari yang menguntungkan dapat dimasukkan terhadap perancangan wisata bahari.

(38)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

116 Alternatif 1

Memanfaatkan potensi cahaya matahari sebagai pencahayaan utama pada aquarium yang dapat memberikan kesan natural dan seolah-olah wisatawan yang ada di dalam aquarium seperti berada di bawah laut alam bebas dan menikmati ekologi bawah laut secara nyata.

Gambar 4.35: alternatif 1 analisis matahari Sumber: analisis 2013

 Kelebihan: sinar matahari yang masuk ke ruangan aquarium sangat menarik, defleksi cahaya yang ditimbulkan berbentuk air yang seolah-olah wisatawan ada di dasar lautan dan merasa menikmati ekologi bawah laut.

 Kekurangan: terlalu sering terkena sinar matahari dikhawatirkan kondisi struktur aquarium rentan rusak, sehingga dibutuhkan desain yang inovatif

(39)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

117 dengan desain yang dapat membuka dan menutup lapisan aquarium dengan tujuan menjaga kondisi struktur aquarium agar tahan lama.

Alternatif 2

Memanfaatkan potensi sinar matahari sebagai sistem penerangan pada malam hari dengan menggunakan solar cell sebagai wadah penampung energy panas. Selain itu terdapat juga bukaan pada area yang nyaman dengan kondisi panas matahari dan memberikan view yang juga menarik dengan arah hadap yang menuju ke area laut.

Gambar 4.42: alternatif 2 analisis matahari Sumber: analisis 2013

 Kelebihan: sistem hemat energi sangat bagus dengan memanfaatkan potensi sinar matahari dan sistem ekologi laut sebagai penunjang dengn view yang bagus.

(40)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

118  Kekurangan: cuaca yang buruk akan mempengaruhi kondisi bangunan, sebab

tidak ada penyaring sirkulasi udara pada bagian depan yang berhadapan dengan laut.

Keputusan desain analisis matahari pada perancangan

Gambar 4.37: kesimpulan perancangan analisis matahari Sumber: analisis 2013

Memanfatkan potensi alam melalui teknologi solar cell sebagai sumber daya listrik pada bangunan. Pada perancangan aquarium menggunakan fasad dari material yang transparan agar cahaya matahari dapat masuk ke dalam ruangan. Pada perancangan kawasan memanfaatkan vegetasi sebagai fungsi peneduh sinar matahari terhadap pengguna yang ada di luar ruangan.

(41)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

119 4.2.2.4 Analsis Sirkulasi Udara

Analisis sirkulasi udara merupakan analisis yang bertujuan untuk mengetahui kondisi angin pada tapak yang dapat memberikan hasil positif dan negative terhadap perancangan wisata bahari dan budidaya ikan kerapu.

Alternatif 1

Memanfaatkan potensi angin sebagai aliran penghawaan pada bangunan yang dapat memberikan nilai hemat energi serta nilai-nilai keselarasan dengan alam. Selain itu terdapat juga system penggunaan vegetasi yang bertujuan untuk menetralisir udara yang masuk pada kawasan perancangan wisata bahari.

Gambar 4.38: alternatif 1 analisis sirkulasi udara Sumber: analisis 2013

 Kelebihan: konsep hemat energi dan keselarasan dengan alam sangat sesuai dengan analisis sirkulasi udara yang ada di atas yang memanfaatkan potensi alam secara maksimal.

 Kekurangan: kondisi alam yang tidak stabil dapat memberikan dampak negatif terhadap bangunan dengan terjadinya badai laut sewaktu-waktu.

(42)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

120 Alternatif 2

Memanfaatkan potensi angin sebagai mesin penggerak kincir air pada area budidaya ikan kerapu. Dengan demikian dapat mengurangi energi buatan untuk pengembangan budidaya ikan kerapu. Terdapat juga gazebo pada kawasan budidaya yang dimanfaatkan sebagai tempat pemancingan ikan dan tempat beristirahat sekaligus makan-makan.

Gambar 4.39: alternatif 2 analisis sirkulasi udara Sumber: analisis 2013

 Kelebihan: pengembagan bangunan yang hemat energi dan dapat menciptakan kenyamanan pengguna melalui ekologi lingkungan dan laut di kawasan wisata.  Kekurangan: kincir angin membutuhkan angin yang kencang untuk

memutarnya, sedangkan gazebo hanya membutuhkan angin yang sepoi-sepoi, sehingga kurang menyatu jika digabungkan menjadi satu kawasan.

(43)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

121 Keputusan desain analisis angin pada perancangan

Gambar 4.46: kesimpulan analisis sirkulasi udara Sumber: analisis 2013

Kesimpulan analisis angin terhadap perancangan Wisata Bahari Berbasis Budidaya ikan Kerapu di kabupaten Tuban yaitu dengan menggunakan pengolahan fasad, bentuk bangunan, peletakan bangunan dan pemanfaatan vegetasi untuk memaksimalkan potensi sirkulasi udara terhadap lokasi perancangan.

(44)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

122 4.2.2.5 Analisis Aksesbilitas

Analisis sirkulasi pengguna merupakan analisis yang bertujuan untuk mengetahui kondisi sirkulasi pencapaian bagi pengguna baik yang menggunakan kendaraan bermotor maupun untuk yang berjalan kaki.

Alternatif 1

Menggunakan jalur sirkulasi yang saling mengikuti dan sejajar antara jalur kendaraan bermotor dan jalur bagi pejalan kaki.

Gambar 4.41: alternatif 1 analisis sirkulasi pencapaian pengguna Sumber: analisis 2013

(45)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

123  Kelebihan: jalur sirkulasi lebih tertata dengan rapi dan mudah dicapai bagi

pengguna.

 Kekurangan: jalur pedestrian yang berdekatan dengan jalur kendaraan akan memberikan dampak yang membahayakan bagi pengguna pejalan kaki.

Alternatif 2

Memanfaatkan elevasi pada pedestrian dengan sirkulasi kendaraan bermotor, sehingga dapat memberikan kesan nyaman dan dapat memberikan view yang menarik pada pengguna.

Gambar 4.42: alternatif 2 analisis sirkulasi pencapaian pengguna Sumber: analisis 2013

 Kelebihan: pengguna dapat melihat kondisi kawasan dengan view yang menarik ketika berada di pedestrian, sehingga pejalan kaki tidak merasa bosan.

(46)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

124 Keputusan desain analisis aksesbilitas pada perancangan

Gambar 4.43: kesimpulan analisis aksesbilitas Sumber: analisis 2013

Membedakan antara jalur sirkulasi pejalan kaki dan sirkulasi kendaraan bermotor akan memberikan keamanan terhadap pengguna. Jalur sirkulasi dikombinasikan dengan berbagai macam jenis vegetasi untuk menetralisir dampak negative kendaraan bermotor terhadap lingkungan.

(47)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

125 4.2.2.6 Analisis View

Analisis view merupakan analisis yang membahas tentang titik pandangan pengguna terhadap kawasan, baik pandangan keluar kawasan wisata maupun pandangan terhadap kawasan wisata bahari.

Gambar 4.44: analisis view ke dalam dan ke luar Sumber: analisis 2013

(48)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

126  Kelebihan: view ke dalam bangunan dengan mengolah entrance dan fasad

pada bangunan akan memberikan daya tarik kawasan, sehingga akan banyak wisatawan yang menuju kawasan wisata bahari ini.

View keluar terarah pada laut, sehingga wisatawan dapat menikmati sunrise dan sunset pada pagi dan sore hari.

 Kekurangan: view menghadap ke utara laut akan menimbulkan kebisingan ketika kondisi ombak sedang besar.

Keputusan desain analisis view pada perancangan

Gambar 4.45: kesimpulan analisis view Sumber: analisis 2013

Menggunakan bukaan pada bangunan untuk dapat memvisualisasikan laut terhadap bangunan melalui view dari dalam ke luar. Terdapat pengolahan entrance untuk menarik wisatawan terhadap kawasan wisata bahari disertai dengan pengolahan dari berbaai jenis vegetasi yang apat memperindah view dari kawasan wisata.

(49)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

127 4.2.2.7 Analisis Kebisingan

Analisis kebisingan merupakan analisis yang betujuan untuk mengurangi kebisingan dan juga mengurangi rasa ketidaknyamanan pengguna maupun masyarakat sekitar kawasan wisata.

Alternatif 1

Menggunakan vegetasi sebagai sarana netralisis dan mengurangi kebisingan kawasan terhadap area wisata bahari.

Gambar 4.46: alternatif 1 analisis kebisingan Sumber: analisis 2013

 Kelebihan: selain mengurangi kebisingan, menggunakan alternatif dengan vegetasi akan memberikan kesan ekologi yang sangat bagus pada kawasan.  Kekurangan: pengolahan bentuk kurang maksimal serta harus memperhatikan

(50)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

128 Alternatif 2

Terdapat sumber kebisingan di setiap sisi luar tapak, sehingga membutuhkan pagar pasif yang mengelilingi seluruh tapak dengan tujuan mengurangi kebisingan dan juga dapat meningkatkan nilai keamanan pada tapak.

Gambar 4.47: alternatif 2 analisis kebisingan Sumber: analisis 2013

 Kelebihan: mengurangi kebisingan lebih optimal dan keamanan juga lebih baik.

(51)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

129 Keputusan desain analisis kebisingan pada perancangan

Gambar 4.48: kesimpulan analisis kebisingan Sumber: analisis 2013

Kesimpulan anlisis kebisingan ini menjelaskan bahwa penerapan analisis untuk mengurangi kebisingan yaitu dengan memanfaatkan vegetasi sebagai area penetralisir kebisingan serta menggunakan dinding pasif yang ada di sekililing tapak unutuk mengurangi kebisingan. Selain itu terdapat pengolahan fasad pada bangunan untuk mengurangi kebisingan yang terjadi di area wisata Wisata Bahari Berbasis Budidaya ikan Kerapu di kabupaten Tuban.

(52)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

130 4.2.2.8 Analisis Vegetasi

Analisis vegetasi merupakan analisis yang membahas tentang penggunaan vegetasi terhadap perancangan serta mengambil nilai positif dan negatif dari penggunaan vegetasi.

Alternatif 1

Gambar 4.49: alternatif 1 analisis vegetasi Sumber: analisis 2013

 Kelebihan: menggunakan pohon mahoni dapat merindangkan kawasan dan memberi kesan tertutup dan aman serta dapat mengurangi kebisingan dan dapat menetralisir sirkulasi udara.

Pohon cemara dan tanaman perdu sebagai penambahan sisi keindahan pada kawasan wisata dan menambah nilai-nilai ekologi lingkungan.

(53)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

131  Kekurangan: sirkulasi udara dekat dengan laut akan membuat vegetasi

mudah gugur, sehingga mudah megotori kawasan. Alternatif 2

Menggunakan vegetasi yang dapat memberikan keindahan pada kawasan perancangan beserta potensi dan manfaat tanaman tersebut terhadap kawasan baik dari segi estetika dan fungsi tanaman tersebut.

Gambar 4.50: alternatif 2 analisis vegetasi Sumber: analisis 2013

 Kelebihan: menggunakan pohon kelapa dapat memberikan kesan suasana pantai dan dapat meningkatkan kesan ekologi perancangan terhadap kawasan perancangan. Sedangkan tanaman mangrove dapat mengurangi erosi air laut terhadap daratan.

Kekurangan: pada tanaman mangrove kondisi kebersihannya sangat

perlu diperhatikan, sebab kotoran sulit keluar jika sudah ada pada kawasan tersebut.

(54)

Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu Di Kabupaten Tuban|Ekologi Arsitektur| Ahmad Agung Firwanto (10660069)

132 Keputusan desain analisis vegetasi pada perancangan

Gambar 4.51: kesimpulan analisis vegetasi Sumber: analisis 2013

Terdapat dua jenis vegetasi yang ada pada kawasan perancangan, yaitu vegetasi yang bersifat estetika dan vegetasi yang bersifat peneduh. Dari dua jenis vegetasi tersebut menggunakan pohon cemara, bunga mawar dan pohon beringin.

Gambar

Tabel 4.4: analisis persyaratan ruang
Gambar 4.3: hubungan antar ruang kawasan 1  Sumber: analisis 2013
Gambar 4.4: hubungan antar ruang kawasan 2  Sumber: analisis 2013
Gambar 4.5: hubungan antar ruang kawasan 3  Sumber: analisis 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan nilai akar ciri yang tertera pada Tabel 91 dan indeks pilihan lokasi perumahan oleh penghuni, ada tiga variabel dari komponen fisik yang memiliki nilai akar ciri

The content of this presentation may not be used, duplicated or transmitted in any form without the written consent from Prodia.. All

 pengecatan warna, dan pengecatan clear yang menggunakan teknik pengecatan yang baik dengan memperhatikan jarak semprotan dari spraygun dengan benda

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa untuk memberikan layanan informasi pelanggan telepon PT Telkom dapat dibuat layanan berbasis WAP sehingga informasi mengenai

Assertive self- presentation ini terdiri dari ingratiation (tindakan yang dilakukan untuk menarik simpati, memuji diri sendiri, melakukan bantuan, memberikan hadiah,

Lembar observasi dan lembar test hasil belajar disusun berdasarkan indikator keaktifan belajar, sintaks metode dan prosedur penyusunnan butir soal.Indikator keberhasilan

Dengan menggunakan teori Strukturasi Giddens, kemiskinan nelayan dijelaskan sebagai produk dari dinamika relasi agen dan struktur yang melembagakan praktik sosial dalam

(3) Dalam hal status tindak lanjut hasil Pengawasan Intern telah sesuai dengan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, Inspektorat Jenderal harus