• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Teknikal

Dalam dokumen Analisis Pasar Modal Indonesia Terkait S (Halaman 28-36)

BAB II : PEMBAHASAN

2.5 Analisis Teknikal

a. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)

Sumber: Yahoo Finance

(http://finance.yahoo.com/q/ta?s=BMRI.JK+Basic+Tech.+Analysi s)

Analisa klasik saham PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. pada tanggal 19 Mei sampai 20 Mei menunjukkan downtrend dimana investor dapat membeli saham dengan harga murah pada 20 Mei. Selain itu juga terdapat uptrend pada tanggal 20 Mei hingga 22 Mei yang menunjukkan saatnya menjual saham pada tanggal 22 Mei.

Terdapat titik spike down pada 20 Mei yang menunjukkan waktu untuk membeli saham dan titik spike top pada 22 Mei yang menunjukkan waktunya menjual. Selain itu terdapat symetrical rectangle yang menunjukkan downtrend pada tanggal 20 Mei hingga 21 Mei , rectangle yang menunjukkan uptrend, dan flag pattern yang menunjukkan down trend pada tanggal 22 Mei.

Pada analisis teknikal secara modern PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menandakan adanya beberapa sinyal beli dan beberapa sinyal jual yang ditunjukkan oleh perpotongan garis

Simple-Moving Average. Pada 19 Mei 2014 ada sinyal beli dan

peningkatan harga saham sejak adanya sinyal beli tersebut cukup signifikan.

Pada 20 Mei 2014 sesaat setelah pasar dibuka nampak adanya sinyal jual karena harga naik secara signifikan hingga di atas level Rp.10.600,00 diikuti dengan beberapa sinyal jual karena harga sempat turun secara drastis hingga mendekati level Rp.10.100,00. Pada 21 Mei 2014 harga saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mulai bergerak meningkat dari hari sebelumnya. Pada akhir perdagangan nampak telah mencapai level Rp.10.150,00.

Perdagangan pada hari tersebut ditutup dengan sinyal beli karena diperkirakan harga akan meningkat. Pada 22 Mei 2014 terdapat sinyal jual karena harga saham telah meningkat cukup signifikan pada kisaran Rp.10.250,00. Diikuti dengan beberapa sinyal beli karena harga saham sempat turun dan kemudian meningkat kembali. Pada 23 Mei 2014 saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) tergambar adanya sinyal jual dan sinyal beli karena harga saham berpotensi meningkat. Saat itu ditutup dengan harga kisaran Rp.10.300,00.

Berdasarkan metode Moving Average Convergence

Divergence tampak ada sinyal beli yang jelas pada 20 Mei 2014

dan sinyal jual yang jelas pada 22 Mei 2014.

Berdasarkan metode Stochastic yang digunakan adalah

Slow Stochastic. Pada 19 Mei 2014 terdapat masing – masing satu

sinyal jual dan sinyal beli. Pada 20 Mei 2014 diawali dengan sinyal jual kemudian diikuti sinyal beli dan sinyal jual.

Pada 21 Mei 2014 ada sinyal jual yang diikuti dengan sinyal beli hingga ditutup juga dengan sinyal beli.

Pada 22 Mei 2014 tergambar adanya sinyal jual dan sinyal beli. Pada 23 Mei 2014 juga tergambar adanya sinyal beli dan sinyal jual. Sinyal beli dan sinyal jual yang tergambar dapat digunakan untuk menghindari overbought dan oversold.

Kami melakukan transaksi pembelian saham BMRI pada 20 Mei 2014 sekitar pukul 11.54 WIB dan melakukan penjualan pada sekitar pukul 14.48 WIB. Jeda waktu yang pendek menjadi hambatan untuk memperoleh gain yang maksimal dan hal ini dilakukan karena masalah waktu yang berbenturan dengan aktivitas studi yang masih berlangsung. Saat itu membeli sebanyak 5 lot dan akhirnya harga mengalami kenaikan dari Rp.10.050,00 per lembar saham menjadi Rp.10.075,00.

Sumber: Yahoo Finance

(http://finance.yahoo.com/q/ta?s=BMRI.JK&t=5d&l=on&z=l&q=l &p=m10%2Cm20&a=m26-12-9%2Css&c=)

Sumber: Yahoo Finance

(http://finance.yahoo.com/q/ta?s=BMRI.JK&t=5d&l=on&z=l&q= l&p=m10%2Cm20&a=m26-12-9%2Css&c=)

b. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN)

Analisa klasik saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk pada tanggal 19 Mei sampai 20 Mei menunjukkan downtrend dimana investor dapat membeli saham dengan harga murah pada 20 Mei. Terdapat pula titik spike top pada 20 Mei yang menunjukkan waktu tepat saham dijual saat harga tertinggi selama 1 minggu saat medekati harga Rp, 4000,00. Selain itu terdapat rectangle yang menunjukkan uptrend, dan flag pattern yang menunjukkan down trend dan uptrend, dimana uptrend adalah waktu yang tepat untuk menjual sedangkan down trend saat yang tepat untuk membeli saham tersebut dengan harga yang rendah.

Pada analisis teknikal secara modern PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) menandakan adanya beberapa sinyal beli dan beberapa sinyal jual yang ditunjukkan oleh perpotongan garis

Simple-Moving Average.

Pada 19 Mei 2014 diawali dengan adanya sinyal beli, peningkatan harga saham sejak adanya sinyal beli tersebut tidak terlalu signifikan. Pada 20 Mei 2014 sesaat setelah pasar dibuka nampak adanya sinyal jual karena harga naik secara signifikan diikuti dengan beberapa sinyal beli dan sinyal jual dan harga sempat turun secara drastis hingga di bawah level Rp.3.850,00. Pada 21 Mei 2014 harga saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) hampir menyentuh harga terendah yang diawali dengan sinyal jual karena harga sempat meningkat, serta beberapa sinyal beli dan sinyal jual.

Level terendah yang hampir dicapai adalah mendekati Rp.3.800,00. Perdagangan pada hari tersebut ditutup dengan sinyal beli karena diperkirakan harga akan meningkat. Pada 22 Mei 2014 terdapat sinyal beli karena harga saham akan meningkat cukup signifikan. Pada hari itu harga saham naik kembali hingga mencapai level Rp.3.900,00.

Pada 23 Mei 2014 saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) tergambar adanya sinyal beli karena harga saham masih akan meningkat hingga di atas level Rp.3.900,00.

Berdasarkan metode Moving Average Convergence Divergence tampak ada sinyal beli pada 19 Mei 2014. Pada 20 Mei 2014 juga tergambar sinyal beli. Pada 22 Mei 2014 terdapat sinyal jual.

Berdasarkan metode Stochastic yang digunakan adalah Slow

Stochastic. Pada 19 Mei 2014 terdapat dua sinyal beli dan satu sinyal

jual. Pada 20 Mei 2014 diawali dengan sinyal jual kemudian diikuti sinyal beli dan sinyal jual. Pada 21 Mei 2014 nampak adanya beberapa sinyal jual yang ditutup dengan sinyal beli. Pada 22 Mei 2014 tergambar adanya sinyal beli dan sinyal jual. Pada 23 Mei 2014 juga tergambar adanya sinyal jual dan sinyal beli. Sinyal beli dan sinyal jual yang tergambar dapat digunakan untuk menghindari overbought dan

oversold. Melihat momentum dan divergence nampak adanya bullish divergence pada 20 Mei 2014 dan bearish divergence pada 21 dan 22

Mei 2014.

Kami melakukan transaksi pembelian saham CPIN pada 20 Mei 2014 sekitar pukul 15.18 WIB dan melakukan penjualan pada 23 Mei 2014 sekitar pukul 09.26 WIB.

Jeda waktu yang cukup panjang terjadi karena menunggu agar harga naik cukup signifikan dan terkait studi tetap menjadi hambatan untuk memperoleh gain yang maksimal terkait masalah waktu yang berbenturan dengan aktivitas studi yang masih berlangsung. Saat itu membeli sebanyak 2 lot dan akhirnya harga mengalami kenaikan dari Rp.3.860,00 per lembar saham menjadi Rp.3.870,00.

Sumber: Yahoo Finance

(http://finance.yahoo.com/q/ta?s=CPIN.JK&t=5d&l=on&z=l&q=l&p=m1 0%2Cm20&a=ss%2Cm26-12-9&c=)

Sumber: Yahoo Finance

(http://finance.yahoo.com/q/ta?s=CPIN.JK&t=5d&l=on&z=l&q=l&p=m1 0%2Cm20&a=ss%2Cm26-12-9&c=)

Dalam dokumen Analisis Pasar Modal Indonesia Terkait S (Halaman 28-36)

Dokumen terkait