• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Temuan Hasil Survei

Dalam dokumen BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN (Halaman 25-37)

5. Surat Jalan untuk Sampel

3.3 Analisis Temuan Hasil Survei

Berdasarkan survei yang telah penulis lakukan pada PT. NUTECH PUNDI ARTA, maka ditemukan beberapa masalah yang terjadi di dalam perusahaan tersebut. Permasalahan-permasalahan tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Analisis Temuan Hasil Survei 1

Temuan 1 : Tidak adanya dokumen-dokumen sumber yang berkaitan dengan proses produksi. Dokumen-dokumen sumber tersebut meliputi Formulir Ringkasan Perencanaan Biaya Sampel, Formulir Rincian Perencanaan Biaya Sampel (Per Produk), Materials Requisition, Formulir Permintaan Bahan Tak Langsung, Formulir Pengeluaran Bahan Baku, Formulir Pengeluaran Bahan Tak Langsung, Formulir Produk Jadi, Formulir Biaya Bahan Tak Langsung, Formulir Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung, Formulir Biaya Overhead Pabrik Lain-Lain, Formulir Biaya Overhead Pabrik Aktual, Ringkasan Cost sheet, Rincian Cost sheet (Per Produk), Formulir Varians.

Kriteria : Menurut Mulyadi (2001, p78), Hampir semua peristiwa dalam perusahaan terjadi karena formulir dan memerlukan formulir untuk merekam terjadinya transaksi.

Menurut Mulyadi (2001, p426), Kartu Harga Pokok Produk merupakan buku pembantu yang merinci biaya produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik) yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu, dan merupakan rincian rekening kontrol barang dalam proses buku besar.

Sebab : Dikarenakan pihak manajemen belum menyadari betapa pentingnya dokumen-dokumen sumber tersebut.

Akibat : Tidak diketahui secara jelas, jumlah bahan baku yang terpakai dari proses produksi yang dilakukan untuk setiap pesanan. Tidak diketahui secara jelas berapa biaya produksi aktual yang dikeluarkan untuk penyelesaian setiap pesanan.

Tidak diketahui secara jelas, berapa jumlah dari produk jadi yang diproduksi pada periode tertentu.

Rekomendasi : Membuat dokumen sumber Materials Requisition agar informasi yang ada menjadi lebih jelas dan terotorisasi.

Membuat dokumen sumber Ringkasan Cost sheet dan Rincian Cost sheet (Per Produk) agar dapat mengetahui biaya-biaya apa saja yang dibutuhkan untuk memenuhi produksi dari setiap pesanan.

Membuat dokumen sumber Formulir Produk Jadi untuk mengetahui berapa banyak produk yang diproduksi dari setiap pesanan yang dilakukan.

Tabel 3.4 Analisis Temuan Hasil Survei 2

Temuan 2 : Daftar bahan baku hanya dicatat di dalam Ms. Excel

Kriteria : Menurut Jones dan Rama (2006, p13), Accounting information system (AIS). A subsystem of a management information system (MIS) that provides accounting and financial information as well as other information obtained in the routine processing of accounting transactions.

Yang dapat diartikan sebagai berikut: Sistem informasi akuntansi (SIA) adalah suatu subsistem dari sistem informasi manajemen (SIM) yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, juga informasi lain yang diperoleh dari pengolahan rutin atas transaksi akuntansi.

Sebab : Perusahaan masih menggunakan Ms. Excel dalam mencatat bahan baku.

Akibat : Tidak dapat meng-update data pada Master Bahan Baku dengan mudah, cepat, dan terintegrasi.

Rekomendasi : Dibuat database bahan baku yang terkomputerisasi dan terintegrasi.

Tabel 3.5 Analisis Temuan Hasil Survei 3

Temuan 3 : Formulir Order sample, Sales order, Surat Jalan untuk Sampel, dan Surat Perintah Kerja masih dibuat secara manual

Kriteria : Menurut Mulyadi (2001, p76), pemakaian formulir elektronik merupakan ruang yang ditayangkan dalam layar komputer yang digunakan untuk menangkap daya yang akan diolah dalam pengolahan data elektronik. Manfaatnya: tidak pernah kehabisan formulir, tidak pernah ketinggalan jaman, ketidakefisienan formulir dapat dihindari, tidak dimungkinkan penggunaan formulir yang salah, kecepatan pengisian formulir, penangkapan data dilakukan sekali, tidak ada data yang mengambang.

Sebab : Dikarenakan pihak manajemen belum menyadari betapa pentingnya sistem informasi proses produksi yang terkomputerisasi.

Akibat : Adanya risiko kesalahan baik dalam hal pencatatan informasi, maupun kehilangan dan kerusakan dokumen.

Rekomendasi : Membuat sistem informasi yang terkomputerisasi.

Tabel 3.6 Analisis Temuan Hasil Survei 4

Temuan 4 : Formulir tidak bernomor urut cetak. Nomor urut masih ditulis manual sehingga kurang konsisten dalam penulisannya. Contoh nomor urut pada formulir Sales Order, dituliskan dengan format SO/ASP/0912/002/TL dan dengan format SO/ASP/0312/09.

Kriteria : Menurut Mulyadi (2001, p317), Untuk menciptakan praktik yang sehat, formulir dalam perusahaan harus bernomor urut cetak. Sebab : Pihak manajemen belum menyadari pentingnya nomor urut dalam

dokumen.

Akibat : Perusahaan sulit menelusuri kecurangan yang dapat terjadi, akibat kemungkinan terjadinya penyalahgunaan dokumen dalam sebuah transaksi.

Rekomendasi : Penggunaan auto generate untuk penomoran dalam setiap formulir dan memiliki format yang konsisten.

Contoh nomor urut untuk:

NIK: Digit pertama, ke-2, dan ke-3 adalah nomor urut karyawan. Digit ke-4 dan ke-5 adalah tanggal lahir. Digit ke-6 dan ke-7 adalah bulan lahir. Digit ke-8 dan ke-9 adalah tahun lahir. Digit ke-10 dan ke-11 adalah tanggal masuk. Digit ke-12 dan ke-13 adalah bulan masuk. Digit ke-14 dan ke-15 adalah tahun masuk. Contoh: 012091169270807

Kode Produk: Digit pertama dan 2 adalah “PR”. Digit 3, 4, dan 5 adalah 3 huruf terdepan dari nama Customer. Digit ke-6, ke-7, ke-8, dan ke-9 adalah nomor urut produk. Contoh: PRCAR0001

Kode Customer: Digit pertama adalah “C”. Digit ke-2, ke-3, dan ke-4 adalah 3 huruf terdepan dari nama Customer. Digit ke-5, ke-6, ke-7, dan ke-8 adalah nomor urut Customer. Contoh: CMEG0001 Kode BB: Digit pertama dan 2 adalah “BB”. Digit 3 dan ke-4 adalah jenis bahan baku, seperti SS=Stainless Siku, AS=AS Stainless, CS=Cap Stopper. Digit ke-5, ke-6, dan ke-7 adalah nomor urut bahan baku. Contoh: BBAS001

Kode TKL: Digit pertama, 2, dan 3 adalah “TKL”. Digit 4, 5, dan 6 adalah jenis tenaga kerja langsung. Digit 7, ke-8, dan ke-9 adalah nomor urut tenaga kerja langsung. Contoh: TKLBEN001

Kode BTL: Digit pertama, 2, dan 3 adalah “BTL”. Digit ke-4, ke-5, ke-6, dan ke-7 adalah nomor urut bahan tak langsung. Contoh BTL0001

Kode TTL: Digit pertama, 2, dan 3 adalah “TTL”. Digit ke-4, ke-5, ke-6, dan ke-7 adalah nomor urut tenaga kerja tak langsung. Contoh TTL0001

Kode OHL: Digit pertama, 2, dan 3 adalah “OHL”. Digit ke-4, ke-5, ke-6, dan ke-7 adalah nomor urut Overhead pabrik lain-lain. Contoh OHL0001

Nomor OS: Digit pertama dan ke-2 adalah kode dokumen yaitu “OS”. Digit ke-3, ke-4 dan ke-5 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-6 dan ke-7 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-8 dan ke-9 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-10, ke-11, dan ke-12 adalah nomor urut Order Sample. Contoh: OSARM0912001

Nomor PBS: Digit pertama dan ke-2 adalah kode dokumen yaitu “BS”. Digit ke-3, ke-4 dan ke-5 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-6 dan ke-7 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-8 dan ke-9 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-10, ke-11, dan ke-12 adalah nomor urut Perencanaan Biaya Sampel. Misal: BSARM0912001

Nomor SPH: Digit pertama, ke-2, dan ke-3 adalah kode dokumen yaitu “SPH”. Digit ke-4, ke-5, dan ke-6 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-7 dan ke-8 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-9 dan ke-10 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-11, ke-12, dan ke-13 adalah nomor urut Surat Penawaran Harga. Contoh: SPHARM1112001

Nomor MRS: Digit pertama, ke-2, dan ke-3 adalah kode dokumen yaitu “MRS”. Digit ke-4, ke-5, dan ke-6 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-7 dan ke-8 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-9 dan ke-10 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-11, ke-12, dan ke-13 adalah nomor urut Materials Requisition for Sample. Contoh: MRSARM1112001

Nomor PBBS: Digit pertama, ke-2, dan ke-3, dan ke-4 adalah kode dokumen yaitu “PBBS”. Digit ke-5, ke-6, dan ke-7 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-8 dan ke-9 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-10 dan ke-11 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-12, ke-13, dan ke-14 adalah nomor urut Pengeluaran Bahan Baku Sampel. Contoh: PBBSARM1112001 Nomor SPKS: Digit pertama, ke-2, dan ke-3, dan ke-4 adalah kode dokumen yaitu “SPKS”. Digit ke-5, ke-6, dan ke-7 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-8 dan ke-9 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-10 dan ke-11 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-12, ke-13, dan ke-14 adalah nomor urut Surat Perintah Kerja Sampel. Contoh: SPKSARM1112001

Nomor FPJS: Digit pertama, ke-2, dan ke-3 adalah kode dokumen yaitu “PJS”. Digit ke-4, ke-5, dan ke-6 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-7 dan ke-8 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-9 dan ke-10 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-11, ke-12, dan ke-13 adalah nomor urut Formulir Produk Jadi Sampel. Contoh: PJSARM1112001

Nomor SJS: Digit pertama, ke-2, dan ke-3 adalah kode dokumen yaitu “SJS”. Digit ke-4, ke-5, dan ke-6 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-7 dan ke-8 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-9 dan ke-10 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-11, ke-12, dan ke-13 adalah nomor urut Formulir Surat Jalan Sampel. Contoh: SJSARM1112001

Nomor SO: Digit pertama dan ke-2 adalah kode dokumen yaitu “SO”. Digit ke-3, ke-4 dan ke-5 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-6 dan ke-7 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-8 dan ke-9 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-10, ke-11, dan ke-12 adalah nomor urut Sales Order. Contoh: SOARM0912001

Nomor EBP: Digit pertama, ke-2, dan ke-3 adalah kode dokumen yaitu “EBP”. Digit ke-4, ke-5, dan ke-6 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-7 dan ke-8 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-9 dan ke-10 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-11, ke-12, dan ke-13 adalah nomor urut Formulir Estimasi Biaya Produksi. Contoh: EBPARM1112001

Nomor MR: Digit pertama dan ke-2 adalah kode dokumen yaitu “MR”. Digit ke-3, ke-4 dan ke-5 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-6 dan ke-7 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-8 dan ke-9 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-10, ke-11, dan ke-12 adalah nomor urut Materials Requisition. Contoh: MRARM0912001

Nomor PBB: Digit pertama, ke-2, dan ke-3 adalah kode dokumen yaitu “PBB”. Digit ke-4, ke-5, dan ke-6 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-7 dan ke-8 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-9 dan ke-10 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-11, ke-12, dan ke-13 adalah nomor urut Formulir Pengeluaran Bahan Baku. Contoh: PBBARM1112001

Nomor SPK: Digit pertama, ke-2, dan ke-3 adalah kode dokumen yaitu “SPK”. Digit ke-4, ke-5, dan ke-6 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-7 dan ke-8 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-9 dan ke-10 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-11, ke-12, dan ke-13 adalah nomor urut Surat Perintah Kerja. Contohnya: SPKARM1112001

Nomor FPJ: Digit pertama, ke-2, dan ke-3 adalah kode dokumen yaitu “FPJ”. Digit ke-4, ke-5, dan ke-6 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-7 dan ke-8 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-9 dan ke-10 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-11, ke-12, dan ke-13 adalah nomor urut FPJ. Contoh: FPJARM1112001

Nomor SJ: Digit pertama dan ke-2 adalah kode dokumen yaitu “SJ”. Digit ke-3, ke-4 dan ke-5 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-6 dan ke-7 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-8 dan ke-9 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-10, ke-11, dan ke-12 adalah nomor urut Surat Jalan. Contoh: SJARM0912001

Nomor MBTS: Digit pertama, ke-2, dan ke-3, dan ke-4 adalah kode dokumen yaitu “MBTS”. Digit ke-5, ke-6, dan ke-7 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-8 dan ke-9 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-10 dan ke-11 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-12, ke-13, dan ke-14 adalah nomor urut Formulir Permintaan Bahan Tak Langsung Sampel. Contoh: MBTSARM1112001

Nomor KBTS: Digit pertama, ke-2, dan ke-3, dan ke-4 adalah kode dokumen yaitu “KBTS”. Digit ke-5, ke-6, dan ke-7 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-8 dan ke-9 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-10 dan ke-11 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-12, ke-13, dan ke-14 adalah nomor urut Formulir Pengeluaran Bahan Tak Langsung Sampel. Contoh: KBTSARM1112001

Nomor MBTL: Digit pertama, ke-2, dan ke-3, dan ke-4 adalah kode dokumen yaitu “MBTL”. Digit ke-5, ke-6, dan ke-7 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-8 dan ke-9 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-10 dan ke-11 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-12, ke-13, dan ke-14 adalah nomor urut Formulir Permintaan Bahan Tak Langsung. Contoh: MBTLARM1112001

Nomor KBTL: Digit pertama, ke-2, dan ke-3, dan ke-4 adalah kode dokumen yaitu “KBTL”. Digit ke-5, ke-6, dan ke-7 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-8 dan ke-9 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-10 dan ke-11 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-12, ke-13, dan ke-14 adalah nomor urut Formulir Pengeluaran Bahan Tak Langsung. Contoh: KBTLARM1112001

Nomor TBTL: Digit pertama, ke-2, dan ke-3, dan ke-4 adalah kode dokumen yaitu “TBTL”. Digit ke-5, ke-6, dan ke-7 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-8 dan ke-9 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-10 dan ke-11 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-12, ke-13, dan ke-14 adalah nomor urut Transaksi Biaya Bahan Tak Langsung. Contohnya: TBTLARM1112001

Nomor TKTL: Digit pertama, ke-2, dan ke-3, dan ke-4 adalah kode dokumen yaitu “TKTL”.Digit ke-5, ke-6, dan ke-7 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-8 dan ke-9 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-10 dan ke-11 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-12, ke-13, dan ke-14 adalah nomor urut Transaksi Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung. Contoh: TKTLARM1112001

Nomor TOHL: Digit pertama, ke-2, dan ke-3, dan ke-4 adalah kode dokumen yaitu “TOHL”. Digit ke-5, ke-6, dan ke-7 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-8 dan ke-9 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-10 dan ke-11 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-12, ke-13, dan ke-14 adalah nomor urut Transaksi Biaya Overhead Pabrik Lain-Lain. Contoh: TOHLARM1112001

Nomor BOPA: Digit pertama, ke-2, dan ke-3, dan ke-4 adalah kode dokumen yaitu “BOPA”. Digit ke-5, ke-6, dan ke-7 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-8 dan ke-9 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-10 dan ke-11 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-12, ke-13, dan ke-14 adalah nomor urut Transaksi BOP Aktual. Contoh: BOPAARM1112001

Nomor CS: Digit pertama dan ke-2 adalah kode dokumen yaitu “CS”. Digit ke-3, ke-4 dan ke-5 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-6 dan ke-7 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-8 dan ke-9 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-10, ke-11, dan ke-12 adalah nomor urut transaksi Cost Sheet. Contoh: CSARM0912001

Nomor Varians: Digit pertama adalah kode dokumen yaitu “V”. Digit ke-2, ke-3 dan ke-4 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-5 dan ke-6 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-7 dan ke-8 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-9, ke-10, dan ke-11 adalah nomor urut Varians. Contoh: VARM0912001

Tabel 3.7 Analisis Temuan Hasil Survei 5

Temuan 5 : Memerlukan waktu yang lama untuk menghitung biaya produksi dikarenakan belum tersedianya database yang dapat menyimpan dan mengintegrasikan data yang berhubungan dengan perhitungan biaya produksi.

Kriteria : Menurut McLeod dan Schell (2007, p128), DBMS is a software application that stores the structure of the database, the data itself, relationships among data in the database, and forms and reports pertaining to the database

Sebab : Belum memiliki tempat penyimpanan data dan sistem komputer yang terintegrasi.

Akibat : Membutuhkan waktu yang lama dalam memperoleh data, data yang dibutuhkan menjadi kurang akurat, dan proses perhitungan biaya produksi menjadi lambat.

Rekomendasi : Membuat suatu aplikasi dan database yang terintegrasi sehingga dapat membantu perusahaan dalam melakukan perhitungan biaya produksi secara cepat, tepat, dan akurat.

Tabel 3.8 Analisis Temuan Hasil Survei 6

Temuan 6 : Terdapat perangkapan tugas dan wewenang dalam perusahaan yaitu Manajer Produksi, Engineering, dan Maintenance dalam membuat estimasi biaya produksi, membuat Surat Perintah Kerja, dan melakukan permintaan pembelian bahan baku serta Bagian Marketing dalam membuat Surat Penawaran Harga dan Sales order

Kriteria : Menurut Jones dan Rama (2006, p124), Seggregation of duties among internal agents is a core concept in designing internal control activities. Typically, for fraud to occur, employees need access to assets as well as the ability to conceal the fraud in the organization’s record.

Sebab : Belum adanya rincian job description yang jelas untuk masing-masing karyawan dalam perusahaan.

Akibat : Terdapat risiko kecurangan dalam bagian internal perusahaan seperti manipulasi data perusahaan.

Rekomendasi : Memisahkan tugas dan wewenang pada beberapa fungsi perusahaan sehingga lebih terspesialisasi, dengan menerapkan job description yang jelas.

Tabel 3.9 Analisis Temuan Hasil Survei 7

Temuan 7 : Tidak adanya laporan yang dihasilkan dari proses produksi seperti laporan penawaran harga, laporan estimasi biaya produksi, laporan analisis customer, laporan cost sheet, laporan produk jadi, laporan biaya bahan tak langsung, laporan tenaga kerja tak langsung, laporan biaya overhead pabrik lain-lain, laporan biaya overhead pabrik aktual.

Kriteria : Menurut Jones dan Rama (2006, p201), Reports is a formatted and organized presentation of data. Reports are created and used as an integral part of business processes. Reporting involves aggregating, summarizing, and organizing information about events, agents, and products/services in a variety of ways.

Menurut Mulyadi (2001, p5), Laporan berisi informasi yang merupakan keluaran sistem akuntansi. Laporan dapat berbentuk hasil cetak komputer dan tayangan pada layar monitor komputer.

Sebab : Tidak adanya kebijakan dari manajemen untuk menggunakan laporan sebagai dasar untuk membuat keputusan.

Akibat : Perusahaan tidak dapat mengambil keputusan karena tidak terdapat laporan yang memadai yang berisi informasi yang lengkap dan akurat, guna mendukung dalam proses pengambilan keputusan.

Rekomendasi : Membuat sistem informasi yang terkomputerisasi, yang dapat membuat laporan yang dibutuhkan.

Tabel 3.10 Analisis Temuan Hasil Survei 8

Temuan 8 : Atribut yang terdapat pada formulir berjalan tidak digunakan sebagaimana mestinya. Contohnya dalam Order Sample, terdapat atribut yang tidak diisi seperti No. PO dan Remarks; Part No dan Model (pada Order Sample dan Sales Order), dan No. PO pada Surat Perintah Kerja dan Surat Perintah Kerja Sampel

Kriteria : Menurut Jones dan Rama (2006, p288), Form. A formatted document containing blank fields that users can fill in with data.

Menurut Bodnar dan Hopwood (2010, p405), Area rancangan formulir seharusnya diberikan perhatian yang baik oleh tim perancang sistem karena formulir adalah interface antara pengguna dan sistem itu sendiri

Sebab : Dikarenakan pihak manajemen belum menyadari betapa pentingnya perancangan formulir yang tepat dan pentingnya kelengkapan data atau informasi dari suatu formulir.

Akibat : Penggunaan suatu formulir menjadi tidak efektif, dikarenakan informasi yang ada pada formulir tidak dituliskan dengan lengkap.

Rekomendasi : Menggunakan sistem informasi yang terkomputerisasi dan terintegrasi, yang dapat menghasilkan formulir yang berisi data yang dibutuhkan serta menghilangkan atribut yang tidak diperlukan untuk merekam transaksi bisnis yang terkait.

Dalam dokumen BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN (Halaman 25-37)

Dokumen terkait