66
ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN
3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan
PT. NUTECH PUNDI ARTA merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufacturing mandrel.
Melihat adanya kebutuhan akan berbagai produk mandrel dari para rekan kerja, maka dengan dibekali kemampuan yang dimiliki, membuat pemilik tergerak untuk merintis sebuah badan usaha dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk mendukung perintisan badan usaha ini, pemilik merekrut berbagai tenaga profesional dari lingkungan sekitar dimana perusahaan didirikan.
PT. NUTECH PUNDI ARTA didirikan di Jalan H. Junaidi No. 97 RT. 001 RW. 017, Kemanggisan Pulo, Jakarta, Indonesia pada tanggal 14 Januari 2004 oleh Bapak Abdul Munir, dengan akte pendirian 4448/BH.09-02/VIII/2008, Notaris Nina Karina, S.H dan pengesahan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor AHU-20035 AH.01.01 TAHUN 2008 Tanggal 21 Juli 2008 dan memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 02.663.464.2-031.000.
Pada awalnya, PT. NUTECH PUNDI ARTA hanya memiliki beberapa Customer. Namun berkat usaha dan kerja keras dari pemilik dan para pegawai yang selalu berkomitmen untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan mampu memuaskan customer, akhirnya PT. NUTECH PUNDI ARTA mampu berkembang dan memiliki Customer yang banyak.
Dalam menjalankan bisnisnya, PT. NUTECH PUNDI ARTA melakukan produksi berdasarkan pada pola yang sesuai dengan pesanan Customer. Customer PT. NUTECH PUNDI ARTA diantaranya adalah PT. IRC INOAC INDONESIA, PT. INDOKARLO PERKASA, PT. CARVIL ABADI, PT. HONDA PROSPECT MOTOR, PT. APM ARMADA AUTOPART, dan PT. MEGA KARYA MANDIRI.
Dengan tekad yang kuat, PT. NUTECH PUNDI ARTA selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada Customer. “KEPUASAN CUSTOMER ADALAH TUJUAN KAMI” adalah moto perusahaan untuk tetap dapat bertahan bersaing dengan para kompetitor.
Saat ini, PT. NUTECH PUNDI ARTA telah memiliki 2 cabang, yaitu cabang Junaedi, yang disebut dengan plan A dan cabang Kemiri, yang disebut dengan plan B. Cabang Junaedi memproduksi produk mandrel dan cutting dies, sedangkan cabang Kemiri memproduksi berbagai jenis busa yang dapat digunakan sebagai bahan baku helm. Pada penelitian ini, kelompok kami hanya akan membahas cabang Junaedi, yang memproduksi mandrel.
3.1.2 Struktur Organisasi
Gambar 3.1 Struktur Organisasi
(Sumber: PT. NUTECH PUNDI ARTA Tahun 2012)
3.1.2.1 Visi Perusahaan
“Kami karyawan dan karyawati PT. NUTECH PUNDI ARTA berkomitmen untuk mengutamakan kepuasan Customer, dengan membuat produk yang berkualitas tinggi, harga terjangkau, dan pengiriman yang tepat waktu.”
3.1.2.2 Misi Perusahaan
a. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada customer dengan menjaga kualitas dan harga yang bersaing.
b. Menghasilkan produk yang sesuai dengan pola yang diinginkan oleh customer dengan cepat, tepat, dan cermat.
c. Meningkatkan kinerja karyawan agar lebih kompeten dengan menciptakan lingkungan kerja yang baik guna mendukung tercapainya kepuasan customer.
3.1.3 Bidang Usaha
Bidang usaha PT. NUTECH PUNDI ARTA meliputi bidang manufacturing. Bidang usahanya dimulai dari penerimaan pesanan sampai pembuatan mandrel sesuai dengan pola yang diinginkan.
3.1.4 Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab
Secara umum pembagian tugas, tanggung jawab dan wewenang masing-masing fungsi bisnis adalah sebagai berikut:
1. Direktur
a. Mengambil keputusan yang diperlukan saat itu juga (real time)
b. Mewakili perusahaan dalam hubungannya dengan badan-badan lainnya di luar perusahaan
c. Menetapkan kebijakan dan tujuan perusahaan serta melakukan pengawasan dan pengendalian secara umum terhadap seluruh kegiatan operasional perusahan
d. Mengangkat, meminta pertanggung-jawaban, dan memberhentikan para manajer
e. Mengontrol dan mendukung kegiatan semua manajer dan mengevaluasi hasil kerja
2. Manajer Akuntansi dan HRD
a. Mengoordinasikan pengendalian kegiatan akuntansi dan keuangan serta kepegawaian.
b. Mengevaluasi dan menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada Direktur.
c. Tugas Procuring, antara lain: memperoleh tenaga kerja, membuat job description, dan mengadakan seleksi terhadap tenaga kerja.
d. Tugas Developing, antara lain: melatih tenaga kerja dan melakukan penilaian kecakapan kerja.
e. Tugas Mantaining, antara lain: memberi kompensasi dan memberhentikan tenaga kerja.
3. Manajer Marketing
a. Membina hubungan baik dengan Customer. b. Menangani keluhan Customer.
4. Manajer Purchasing a. Mengevaluasi harga b. Mengevaluasi supplier. 5. Manajer PPIC dan Gudang
a. Menganalisis Laporan Rekap PO yang diberikan oleh Bagian PPIC. b. Menganalisis Laporan Pengiriman yang diberikan oleh Bagian PPIC. 6. Manajer Produksi, Engineering, dan Maintenance
a. Menganalisis desain produk. b. Menghitung biaya produksi.
c. Membuat Surat Perintah Kerja Sampel dan Surat Perintah Kerja. d. Melakukan permintaan bahan baku untuk sampel dan untuk produksi. 7. Bagian Accounting
a. Menginput penerimaan dan pengeluaran kas. b. Menginput laporan kas dan data accounting.
c. Mangecek laporan buku kas yang dibuat oleh Bagian Finance. d. Membuat laporan keuangan dan melakukan perhitungan gaji. 8. HRD Infrastruktur
a. Merawat dan memperbaiki sarana dan prasarana.
b. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam acara yang diadakan.
9. Bagian Finance
a. Mengecek transaksi yang berlangsung.
b. Membuat laporan Purchase Order yang masuk. c. Menghitung uang makan.
d. Managih ke Customer yang bermasalah. 10. Umum
a. Membersihkan ruangan dan lingkungan kantor.
b. Membersihkan sarana dan prasarana yang ada di kantor. 11. Bagian Marketing
a. Mencari order.
b. Membuat Order sample dan Sales Order. c. Membuat Surat Penawaran Harga. 12. Administrasi Marketing
a. Mengendalikan dan merapikan dokumen-dokumen. b. Membantu Marketing dari sisi administrasi.
13. Bagian Purchasing
a. Membeli bahan baku dan bahan tak langsung.
b. Mengambil dan mengirim bahan baku dan bahan tak langsung. c. Memeriksa bahan baku dan bahan tak langsung yang sudah dibeli.
14. Security a. Mengawasi absensi karyawan.
b. Mengecek kendaraan sebelum mengirim barang. c. Mengecek surat jalan, barang masuk dan barang keluar. d. Mengamankan aset-aset perusahaan.
15. Bagian Delivery
a. Mengirim sampel dan pesanan produk. b. Mengontrol jadwal pengiriman setiap hari. c. Mengontrol kondisi kendaraan.
d. Mengajukan perbaikan kendaraan. 16.Bagian PPIC
a. Membuat Surat Jalan Sampel dan Surat Jalan. b. Menerima pesanan.
c. Membuat Laporan Rekap PO dan Laporan Pengiriman. 17.Bagian Gudang
a. Mengeluarkan bahan baku untuk sampel dan untuk produksi. b. Mengontrol barang keluar dan barang masuk.
18. Bagian Maintenance
a. Melakukan perbaikan terhadap mesin dan alat-alat. b. Memperbaiki sarana dan prasarana.
19. Bagian Produksi
a. Mengerjakan / memproduksi sampel dan pesanan produk. b. Menghasilkan produk yang sesuai dengan pesanan Customer. c. Menjaga mutu dan kualitas produksi.
3.2 Sistem yang Berjalan
3.2.1 Narasi dari Sistem yang Berjalan
Proses produksi di PT. NUTECH PUNDI ARTA dimulai saat Customer mengirimkan memo beserta desain produk ke Bagian Marketing melalui email atau facsimile, untuk dibuatkan permintaan penawaran harga. Kemudian, Bagian Marketing akan membuat Order Sample (OS), yang berisi nama produk, jenis produk, jumlah sampel produk yang dipesan, serta jadwal pengiriman, sebanyak 2 rangkap.
1. Order Sample rangkap ke-1 diarsip
2. Order Sample rangkap ke-2 diberikan kepada Manajer Produksi, Engineering, dan Maintenance beserta dengan desain produk.
Setelah menerima Order sample rangkap ke-2 beserta desain produk dari Bagian Marketing, maka Manajer Produksi, Engineering, dan Maintenance akan menganalisis desain produk tersebut dan menghitung estimasi biaya produksi. Setelah itu, Manajer Produksi, Engineering, dan Maintenance akan memberikan hasil estimasi biaya produksi tersebut ke Bagian Marketing.
Setelah menerima hasil estimasi biaya produksi dari Manajer Produksi, Engineering, dan Maintenance, maka Bagian Marketing akan membuat Surat Penawaran Harga (SPH) untuk sampel berdasarkan pada hasil estimasi biaya produksi. Surat Penawaran Harga (SPH) untuk sampel tersebut akan dikirimkan ke Customer melalui email dan dicetak sebanyak 2 rangkap.
1. Surat Penawaran Harga (SPH) untuk sampel rangkap ke-1 diarsip 2. Surat Penawaran Harga (SPH) untuk sampel rangkap ke-2 diberikan
Setelah menerima Surat Penawaran Harga (SPH) untuk sampel rangkap ke-2 dari Bagian Marketing, kemudian Manajer Produksi, Engineering, dan Maintenance akan menghubungi Bagian Gudang melalui telepon untuk mengeluarkan bahan baku untuk sampel sesuai dengan rincian yang disebutkan. Kemudian, Bagian Gudang akan segera menyiapkan dan menyerahkan bahan baku untuk sampel tersebut kepada Bagian Produksi serta mencatat pengeluaran bahan baku untuk sampel. Setelah itu, Bagian Gudang akan memberikan konfirmasi pengeluaran bahan baku untuk sampel kepada Manajer Produksi, Engineering, dan Maintenance.
Setelah menerima konfirmasi pengeluaran bahan baku untuk sampel dari Bagian Gudang, maka Manajer Produksi, Engineering, dan Maintenance akan membuat Surat Perintah Kerja (SPK) untuk sampel sebanyak 2 rangkap.
1. Surat Perintah Kerja (SPK) untuk sampel rangkap ke-1 diarsip.
2. Surat Perintah Kerja (SPK) untuk sampel rangkap ke-2 diberikan kepada Bagian Produksi.
Setelah menerima bahan baku untuk sampel dari Bagian Gudang dan Surat Perintah Kerja (SPK) untuk sampel rangkap ke-2 dari Manajer Produksi, Engineering, dan Maintenance, maka Bagian Produksi akan melakukan produksi sampel berdasarkan pada Surat Perintah Kerja (SPK) untuk sampel yang diterima.
Setelah selesai melakukan produksi sampel, maka Bagian Produksi akan memberikan konfirmasi kepada Bagian PPIC bahwa produksi sampel telah selesai dilakukan. Kemudian, Bagian PPIC akan membuat Surat Jalan (SJ) untuk sampel sebanyak 6 rangkap. Surat Jalan (SJ) untuk sampel sebanyak 6 rangkap tersebut akan diberikan kepada Bagian Delivery.
Setelah menerima Surat Jalan (SJ) untuk sampel sebanyak 6 rangkap dari Bagian PPIC, maka Bagian Delivery akan meminta sampel produk sesuai dengan yang tertera pada Surat Jalan (SJ) untuk sampel kepada Bagian Produksi. Kemudian, Bagian Delivery akan mengirimkan produk sampel beserta dengan Surat Jalan (SJ) untuk sampel sebanyak 6 rangkap tersebut ke Customer.
Setelah menerima produk sampel beserta Surat Jalan (SJ) untuk sampel sebanyak 6 rangkap dari Bagian Delivery, maka Customer akan menandatangani Surat Jalan (SJ) untuk sampel tersebut. Kemudian, Surat Jalan untuk sampel yang telah ditanda-tangani tersebut akan didistribusikan kepada:
1. Surat Jalan (SJ) untuk sampel TTD rangkap ke-1 diberikan ke Bagian Accounting
2. Surat Jalan (SJ) untuk sampel TTD rangkap ke-2 dan ke-3 diberikan ke Bagian PPIC
3. Surat Jalan (SJ) untuk sampel TTD rangkap ke-4 dan ke-5 diberikan ke Customer
4. Surat Jalan (SJ) untuk sampel TTD rangkap ke-6 diberikan ke security. Apabila Customer setuju dengan sampel berikut penawaran harga yang diberikan, maka Customer akan mengirimkan Purchase Order (PO).
Setelah menerima Purchase Order (PO) melalui email dari Customer, maka Bagian PPIC akan memperbanyak Purchase Order (PO) tersebut sebanyak 2 lembar. Purchase Order (PO) tersebut akan didistribusikan kepada:
1. Purchase Order (PO) – asli diberikan ke Bagian Accounting
2. Purchase Order (PO) – salinan ke-1 diberikan ke Bagian Marketing 3. Purchase Order (PO) – salinan ke-2 diarsip oleh Bagian PPIC.
Setelah menerima Purchase Order (PO) – salinan ke-1 dari Bagian PPIC maka Bagian Marketing akan membuat Sales order (SO) sebanyak 3 rangkap. Sales order (SO) tersebut akan didistribusikan kepada:
1. Sales order (SO) rangkap ke-1 diberikan kepada Manajer Produksi, Engineering, dan Maintenance
2. Sales order (SO) rangkap ke-2 diarsip oleh Bagian Marketing 3. Sales order (SO) rangkap ke-3 diberikan kepada Bagian PPIC.
Setelah menerima Sales order (SO) rangkap ke-1 dari Bagian Marketing, maka Manajer Produksi, Engineering, dan Maintenance akan menghubungi Bagian Gudang melalui telepon untuk mengeluarkan bahan baku sesuai dengan rincian yang disebutkan. Kemudian, Bagian Gudang akan menyiapkan dan menyerahkan bahan baku tersebut ke Bagian Produksi serta mencatat pengeluaran bahan baku dan memberikan konfirmasi pengeluaran bahan baku kepada Manajer Produksi, Engineering, dan Maintenance.
Setelah menerima konfirmasi pengeluaran bahan baku, maka Manajer Produksi, Engineering, dan Maintenance akan membuat Surat Perintah Kerja (SPK) sebanyak 2 rangkap.
1. Surat Perintah Kerja (SPK) rangkap ke-1 diarsip.
2. Surat Perintah Kerja (SPK) rangkap ke-2 diberikan kepada Bagian Produksi.
Setelah menerima bahan baku dari Bagian Gudang serta Surat Perintah Kerja (SPK) rangkap ke-2 dari Manajer Produksi, Engineering, dan Maintenance, maka Bagian Produksi akan melakukan produksi berdasarkan pada Surat Perintah Kerja (SPK) yang diterima.
Setelah selesai melakukan produksi, maka Bagian Produksi akan memberikan konfirmasi kepada Bagian PPIC bahwa produksi telah selesai dilakukan. Kemudian, Bagian PPIC akan membuat Surat Jalan (SJ) sebanyak 6 rangkap. Surat Jalan (SJ) sebanyak 6 rangkap tersebut akan diberikan kepada Bagian Delivery.
Setelah menerima Surat Jalan (SJ) sebanyak 6 rangkap dari Bagian PPIC, maka Bagian Delivery akan meminta produk yang akan dikirim kepada Bagian Produksi, sesuai dengan yang tertera pada Surat Jalan (SJ). Kemudian, Bagian Delivery akan mengirimkan produk beserta dengan Surat Jalan (SJ) sebanyak 6 rangkap tersebut ke Customer.
Setelah menerima produk pesanan beserta Surat Jalan (SJ) untuk sebanyak 6 rangkap dari Bagian Delivery, maka Customer akan menandatangani Surat Jalan (SJ) tersebut. Kemudian, Surat Jalan yang telah ditanda-tangani tersebut akan didistribusikan kepada:
1. Surat Jalan (SJ) TTD rangkap ke-1 diberikan ke Bagian Accounting 2. Surat Jalan (SJ) TTD rangkap ke-2 dan ke-3 diberikan ke Bagian PPIC 3. Surat Jalan (SJ) TTD rangkap ke-4 dan ke-5 diberikan ke Customer 4. Surat Jalan (SJ) TTD rangkap ke-6 diberikan kepada security.
Setiap akhir bulan, Bagian PPIC akan membuat Laporan Rekap PO dan Laporan Pengiriman yang akan diberikan kepada Manajer PPIC dan Gudang.
3.2.2 Rich Picture
3.2.3 Identifikasi Event Table yang Berjalan
Tabel 3.1 Identifikasi Event Table yang Berjalan
No. Event Internal Agent Assuming Responsibility Start When Activity 1. Membuat Order Sample Bagian Marketing Menerima memo beserta desain produk dari Customer
Menerima memo beserta desain produk; membuat
Order Sample (OS);
memberikan desain produk dan Order Sample rangkap ke-2; mengarsip Order Sample rangkap ke-1
2. Membuat estimasi biaya produksi Manajer Produksi, Engineering, dan Maintenance Setelah menerima Order Sample rangkap ke-2 beserta desain produk dari Bagian Marketing
Menerima desain produk dan Order Sample rangkap ke-2, menganalisis desain produk, menghitung estimasi biaya produksi, memberikan hasil estimasi biaya produksi 3. Membuat Surat Penawaran Harga Bagian Marketing Setelah menerima hasil estimasi biaya produksi dari Manajer Produksi, Engineering, dan Maintenance
Menerima hasil estimasi biaya produksi, membuat Surat Penawaran Harga (SPH), mengirimkan Surat Penawaran Harga (SPH) melalui email, mencetak dan memberikan Surat Penawaran Harga (SPH) rangkap ke-2, mengarsip Surat Penawaran Harga (SPH) rangkap ke-1 4. Melakukan permintaan bahan baku untuk sampel Manajer Produksi, Engineering, dan Maintenance Setelah menerima Surat Penawaran Harga (SPH) untuk sampel rangkap ke-2 dari Bagian Marketing
Menerima Surat Penawaran Harga (SPH) rangkap ke-2, menghubungi Bagian
Gudang untuk
mengeluarkan bahan baku untuk sampel 5. Mengeluark an bahan baku untuk sampel Bagian Gudang Setelah menerima permintaan bahan baku untuk sampel dari Manajer Produksi,
Engineering, dan Maintenance
Menerima permintaan bahan baku untuk sampel,
Menyiapkan dan
menyerahkan bahan baku untuk sampel ke Bagian Produksi, mencatat pengeluaran bahan baku untuk sampel, memberikan konfirmasi pengeluaran bahan baku untuk sampel.
6. Membuat Surat Perintah Kerja Sampel Manajer Produksi, Engineering, dan Maintenance Setelah menerima konfirmasi pengeluaran bahan baku untuk sampel dari Bagian Gudang
Menerima konfirmasi pengeluaran bahan baku untuk sampel, membuat Surat Perintah Kerja (SPK) untuk sampel sebanyak 2 rangkap, memberikan Surat Perintah Kerja (SPK) untuk sampel rangkap ke-2, mengarsip Surat Perintah Kerja (SPK) untuk sampel rangkap ke-1 7. Melakukan Produksi Sampel Bagian Produksi Setelah menerima bahan baku untuk sampel dari Bagian Gudang dan Surat Perintah Kerja (SPK) untuk sampel rangkap ke-2 dari Manajer Produksi,
Engineering, dan Maintenance
Menerima bahan baku untuk sampel, menerima Surat Perintah Kerja (SPK) untuk sampel rangkap ke-2, melakukan produksi untuk sampel
8. Membuat Surat Jalan Sampel
Bagian PPIC Setelah menerima konfirmasi bahwa produksi sampel telah selesai dilakukan
Menerima konfirmasi bahwa produksi sampel telah selesai dilakukan, membuat Surat Jalan (SJ) sebanyak 6 rangkap, memberikan Surat Jalan (SJ) sebanyak 6 rangkap. 9. Mengirim sampel produk Bagian Delivery Setelah menerima Surat Jalan (SJ) untuk sampel sebanyak 6 rangkap dari Bagian PPIC
Menerima Surat Jalan (SJ) untuk sampel sebanyak 6 rangkap dari Bagian PPIC, Meminta sampel produk, mengirimkan produk sampel beserta Surat Jalan (SJ) untuk sampel sebanyak 6 rangkap, meminta Customer menanda-tangani Surat Jalan (SJ) untuk sampel sebanyak 6 rangkap, memberikan Surat Jalan (SJ) untuk sampel TTD 10. Menerima
pesanan produk
Bagian PPIC Setelah menerima
Purchase Order (PO) dari Customer Menerima PO dari Customer, memperbanyak PO sebanyak 2 lembar, memberikan PO – asli dan PO – salinan ke-1, mengarsip PO – salinan ke-2
11. Membuat Sales Order Bagian Marketing Setelah menerima Purchase Order
(PO) – salinan ke-1 dari Bagian PPIC
Menerima Purchase Order (PO) – salinan ke-1 dari Bagian PPIC, membuat Sales Order (SO) sebanyak 3 rangkap, memberikan Sales Order (SO) rangkap ke-1 dan ke-3, mengarsip Sales Order (SO) rangkap ke-2 12. Melakukan permintaan bahan baku Manajer Produksi, Engineering, dan Maintenance Setelah menerima Sales Order (SO) rangkap ke-1 dari Bagian Marketing
Menerima Sales Order (SO) rangkap ke-1, menghubungi Bagian Gudang untuk mengeluarkan bahan baku 13. Mengeluark an Bahan Baku Bagian Gudang Setelah menerima permintaan bahan baku dari Manajer Produksi,
Engineering, dan Maintenance
Menerima permintaan bahan baku, menyiapkan dan menyerahkan bahan baku ke Bagian Produksi, mencatat pengeluaran bahan baku, mengonfirmasi pengeluaran bahan baku. 14. Membuat Surat Perintah Kerja Manajer Produksi, Engineering, dan Maintenance Setelah menerima konfirmasi pengeluaran bahan baku dari Bagian Gudang
Menerima konfirmasi pengeluaran bahan baku, membuat Surat Perintah Kerja (SPK) sebanyak 2 rangkap, memberikan Surat Perintah Kerja (SPK) rangkap ke-2, mengarsip Surat Perintah Kerja (SPK) rangkap ke-1 15. Melakukan produksi Bagian Produksi Setelah menerima bahan baku dari Bagian Gudang dan Surat Perintah Kerja (SPK) rangkap ke-2 dari Manajer Produksi, Engineering, dan Maintenance
Menerima bahan baku, menerima Surat Perintah Kerja (SPK) rangkap ke-2, melakukan produksi berdasarkan Surat Perintah Kerja (SPK) rangkap ke-2, memberikan konfirmsi bahwa produksi telah selesai dilakukan.
16. Membuat Surat Jalan
Bagian PPIC Setelah menerima konfirmasi bahwa produksi telah selesai dilakukan
Menerima konfirmasi bahwa produksi telah selesai dilakukan, membuat Surat Jalan (SJ) sebanyak 6 rangkap, memberikan Surat Jalan (SJ) sebanyak 6 rangkap.
17. Mengirim pesanan produk Bagian Delivery Setelah menerima Surat Jalan (SJ) sebanyak 6 rangkap dari Bagian PPIC
Menerima Surat Jalan (SJ) sebanyak 6 rangkap dari Bagian PPIC, meminta produk yang akan dikirim sesuai dengan Surat Jalan (SJ), mengirimkan produk beserta Surat Jalan (SJ) sebanyak 6 rangkap ke
Customer, meminta
Customer menandatangani Surat Jalan (SJ), menerima Surat Jalan (SJ) TTD dari
Customer, memberikan
Surat Jalan (SJ) TTD 18. Membuat
Laporan Rekap PO
Bagian PPIC Akhir bulan Membuat Laporan Rekap PO, mencetak Laporan Rekap PO, memberikan Laporan Rekap PO ke Manajer PPIC dan Gudang 19. Membuat
Laporan Pengiriman
Bagian PPIC Akhir bulan Membuat Laporan Pengiriman, mencetak Laporan Pengiriman, memberikan Laporan Pengiriman ke Manajer PPIC dan Gudang
3.2.4 Overview Activity Diagram
3.2.5 Workflow Table
Tabel 3.2 Workflow Table
Actor Activity
Membuat Order sample
Customer 1. Mengirimkan memo dan desain produk ke
Bagian Marketing
Bagian Marketing 2. Menerima memo dan desain produk dari Customer
Bagian Marketing 3. Membuat Order Sample (OS) sebanyak 2 rangkap
Bagian Marketing 4. Memberikan Order Sample (OS) rangkap ke-2 beserta desain produk ke Manajer Produksi, Engineering, dan Maintenance
Bagian Marketing 5. Mengarsip Order Sample (OS) rangkap ke-1 Membuat estimasi biaya produksi
Manajer Produksi,
Engineering, dan Maintenance
6. Menerima Order Sample (OS) rangkap ke-2 beserta desain produk dari Bagian Marketing Manajer Produksi,
Engineering, dan Maintenance
7. Menganalisis desain produk Manajer Produksi,
Engineering, dan Maintenance
8. Menghitung estimasi biaya produksi Manajer Produksi,
Engineering, dan Maintenance
9. Memberikan hasil estimasi biaya produksi ke Bagian Marketing
Membuat Surat Penawaran Harga
Bagian Marketing 10. Menerima hasil estimasi biaya produksi dari Manajer Produksi, Engineering, dan Maintenance
Bagian Marketing 11. Membuat Surat Penawaran Harga
Bagian Marketing 12. Mengirimkan Surat Penawaran Harga (SPH) untuk sampel ke Customer melalui email
Bagian Marketing 13. Mencetak Surat Penawaran Harga (SPH) sebanyak 2 rangkap
Bagian Marketing 14. Mengarsip Surat Penawaran Harga (SPH) untuk sampel rangkap ke-1
Bagian Marketing 15. Memberikan Surat Penawaran Harga (SPH) untuk sampel rangkap ke-2 ke Manajer Produksi, Engineering, dan Maintenance
Melakukan permintaan bahan baku untuk sampel Manajer Produksi,
Engineering, dan Maintenance
16. Menerima Surat Penawaran Harga (SPH) untuk sampel rangkap ke-2 dari Bagian Marketing Manajer Produksi,
Engineering, dan Maintenance
17. Meminta bahan baku untuk sampel ke Bagian Gudang melalui telepon
Mengeluarkan bahan baku untuk sampel
Bagian Gudang 18. Menerima permintaan bahan baku untuk sampel dari Manajer Produksi, Engineering, dan Maintenance
Bagian Gudang 19. Menyiapkan dan menyerahkan bahan baku untuk sampel ke Bagian Produksi
Bagian Gudang 20. Mencatat pengeluaran bahan baku untuk sampel Bagian Gudang 21. Memberikan konfirmasi pengeluaran bahan
baku untuk sampel ke Manajer Produksi, Engineering, dan Maintenance
Membuat Surat Perintah Kerja Sampel Manajer Produksi,
Engineering, dan Maintenance
22. Menerima konfirmasi pengeluaran bahan baku untuk sampel dari Bagian Gudang
Manajer Produksi,
Engineering, dan Maintenance
23. Membuat Surat Perintah Kerja (SPK) untuk sampel sebanyak 2 rangkap
Manajer Produksi,
Engineering, dan Maintenance
24. Mengarsip Surat Perintah Kerja (SPK) untuk sampel rangkap ke-1
Manajer Produksi,
Engineering, dan Maintenance
25. Memberikan Surat Perintah Kerja (SPK) untuk sampel rangkap ke-2 ke Bagian Produksi
Melakukan Produksi Sampel
Bagian Produksi 26. Menerima bahan baku untuk sampel dari Bagian Gudang
Bagian Produksi 27. Menerima Surat Perintah Kerja (SPK) untuk sampel rangkap ke-2 dari Manajer Produksi, Engineering, dan Maintenance
Bagian Produksi 28. Melakukan produksi sampel
Bagian Produksi 29. Memberikan konfirmasi kepada Bagian PPIC bahwa produksi sampel produk telah selesai dilakukan
Membuat Surat Jalan Sampel
Bagian PPIC 30. Menerima konfirmasi penyelesaian produksi sampel produk dari Bagian Produksi
Bagian PPIC 31. Membuat Surat Jalan (SJ) untuk sampel sebanyak 6 rangkap
Bagian PPIC 32. Memberikan Surat Jalan (SJ) untuk sampel sebanyak 6 rangkap ke Bagian Delivery
Mengirim sampel produk
Bagian Delivery 33. Menerima Surat Jalan (SJ) untuk sampel sebanyak 6 rangkap dari Bagian PPIC
Bagian Delivery 34. Meminta produk sampel sesuai dengan Surat Jalan (SJ) untuk sampel ke Bagian Produksi Bagian Delivery 35. Mengirimkan produk sampel beserta Surat Jalan
Customer 36. Menerima Surat Jalan (SJ) untuk sampel sebanyak 6 rangkap beserta produk sampel dari Bagian Delivery
Customer 37. Menandatangani Surat Jalan (SJ) untuk sampel
Customer 38. Memberikan Surat Jalan (SJ) untuk sampel TTD
ke Bagian Delivery
Bagian Delivery 39. Menerima Surat Jalan (SJ) untuk sampel TTD dari Customer
Bagian Delivery 40. Memberikan Surat Jalan (SJ) untuk sampel TTD rangkap ke-4 dan ke-5 ke Customer
Customer 41. Menerima Surat Jalan (SJ) untuk sampel TTD
rangkap ke-4 dan ke-5 dari Bagian Delivery Bagian Delivery 42. Memberikan Surat Jalan (SJ) untuk sampel TTD
rangkap ke-6 ke Security
Bagian Delivery 43. Memberikan Surat Jalan (SJ) untuk sampel TTD rangkap ke-1 ke Bagian Accounting
Bagian Delivery 44. Memberikan Surat Jalan (SJ) untuk sampel TTD rangkap ke-2 dan ke-3 ke Bagian PPIC
Menerima pesanan produk
Customer 45. Mengirimkan Purchase Order (PO) melalui
email ke Bagian PPIC
Bagian PPIC 46. Menerima Purchase Order (PO) dari Customer Bagian PPIC 47. Memperbanyak Purchase Order (PO) sebanyak
2 lembar
Bagian PPIC 48. Memberikan Purchase Order (PO) – asli ke Bagian Accounting
Bagian PPIC 49. Memberikan Purchase Order (PO) – salinan ke-1 ke Bagian Marketing
Bagian PPIC 50. Mengarsip Purchase Order (PO) – salinan ke-2 Membuat Sales order
Bagian Marketing 51. Menerima Purchase Order (PO) – salinan ke-1 dari Bagian PPIC
Bagian Marketing 52. Membuat Sales order (SO) sebanyak 3 rangkap Bagian Marketing 53. Memberikan Sales order (SO) rangkap ke-1 ke
Manajer Produksi, Engineering, dan Maintenance
Bagian Marketing 54. Memberikan Sales order (SO) rangkap ke-3 ke Bagian PPIC
Bagian Marketing 55. Mengarsip Sales order (SO) rangkap ke-2 Melakukan permintaan bahan baku
Manajer Produksi,
Engineering, dan Maintenance
56. Menerima Sales order (SO) rangkap ke-1 dari Bagian Marketing
Manajer Produksi,
Engineering, dan Maintenance
57. Meminta bahan baku ke Bagian Gudang sesuai dengan Sales order (SO) yang diterima
Mengeluarkan Bahan Baku
Bagian Gudang 58. Menerima permintaan pengeluaran bahan baku dari Manajer Produksi, Engineering, dan Maintenance
Bagian Gudang 59. Menyiapkan bahan baku
Bagian Gudang 60. Menyerahkan bahan baku ke Bagian Produksi Bagian Gudang 61. Mencatat pengeluaran bahan baku
Bagian Gudang 62. Memberikan konfirmasi pengeluaran bahan baku kepada Manajer Produksi, Engineering, dan Maintenance
Membuat Surat Perintah Kerja Manajer Produksi,
Engineering, dan Maintenance
63. Menerima konfirmasi pengeluaran bahan baku dari Bagian Gudang
Manajer Produksi,
Engineering, dan Maintenance
64. Membuat Surat Perintah Kerja (SPK) sebanyak 2 rangkap
Manajer Produksi,
Engineering, dan Maintenance
65. Memberikan Surat Perintah Kerja (SPK) rangkap ke-2 ke Bagian Produksi
Manajer Produksi,
Engineering, dan Maintenance
66. Mengarsip Surat Perintah Kerja (SPK) rangkap ke-1
Melakukan produksi
Bagian Produksi 67. Menerima bahan baku dari Bagian Gudang Bagian Produksi 68. Menerima Surat Perintah Kerja (SPK) rangkap
ke-2 dari Manajer Produksi, Engineering, dan Maintenance
Bagian Produksi 69. Melakukan produksi
Bagian Produksi 70. Mengonfirmasi kepada Bagian PPIC bahwa produksi telah selesai dilakukan
Membuat Surat Jalan
Bagian PPIC 71. Menerima konfirmasi dari Bagian Produksi bahwa produksi telah selesai dilakukan
Bagian PPIC 72. Membuat Surat Jalan (SJ) sebanyak 6 rangkap Bagian PPIC 73. Memberikan Surat Jalan (SJ) sebanyak 6
rangkap ke Bagian Delivery Mengirim pesanan produk
Bagian Delivery 74. Menerima Surat Jalan (SJ) sebanyak 6 rangkap dari Bagian PPIC
Bagian Delivery 75. Meminta produk yang akan dikirim sesuai dengan Surat Jalan (SJ) kepada Bagian Produksi
Bagian Delivery 76. Mengirimkan pesanan produk beserta Surat Jalan (SJ) sebanyak 6 rangkap ke Customer
Customer 77. Menerima Surat Jalan (SJ) sebanyak 6 rangkap
beserta pesanan produk dari Bagian Delivery
Customer 79. Memberikan Surat Jalan (SJ) TTD sebanyak 6 rangkap ke Bagian Delivery
Bagian Delivery 80. Menerima Surat Jalan (SJ) TTD sebanyak 6 rangkap dari Customer
Bagian Delivery 81. Memberikan Surat Jalan (SJ) TTD rangkap ke-4 dan ke-5 ke Customer
Customer 82. Menerima Surat Jalan (SJ) TTD rangkap ke-4
dan ke-5 dari Bagian Delivery
Bagian Delivery 83. Memberikan Surat Jalan (SJ) TTD rangkap ke-6 ke Security
Bagian Delivery 84. Memberikan Surat Jalan (SJ) TTD rangkap ke-1 ke Bagian Accounting
Bagian Delivery 85. Memberikan Surat Jalan (SJ) TTD rangkap ke-2 dan ke-3 ke Bagian PPIC
Membuat Laporan Rekap PO
Bagian PPIC 86. Setiap akhir bulan, membuat Laporan Rekap PO Bagian PPIC 87. Mencetak Laporan Rekap PO
Bagian PPIC 88. Memberikan Laporan Rekap PO ke Manajer PPIC dan Gudang
Membuat Laporan Pengiriman
Bagian PPIC 89. Setiap akhir bulan, membuat Laporan Pengiriman
Bagian PPIC 90. Mencetak Laporan Pengiriman
Bagian PPIC 91. Memberikan Laporan Pengiriman ke Manajer PPIC dan Gudang
3.2.6 Formulir dan Laporan pada Sistem yang Berjalan
Dalam melakukan kegiatan-kegiatan pada proses bisnisnya, setiap perusahaan membutuhkan formulir sebagai input untuk menghasilkan laporan sebagai output. Formulir yang digunakan pada sistem yang berjalan di PT. NUTECH PUNDI ARTA adalah:
1. Order sample
Order sample adalah formulir yang dibuat untuk diberikan kepada Manajer Produksi, Engineering, dan Maintenance. Formulir tersebut berisikan perincian produk yang dipesan Customer sebagai sampel seperti nama produk, jumlah produk untuk sampel, dan jadwal pengiriman.
2. Surat Penawaran Harga
Surat Penawaran Harga merupakan surat yang berisikan perincian harga dari pesanan produk Customer, yang meliputi biaya bahan baku, proses, dan overhead. Surat ini dibuat oleh Bagian Marketing berdasarkan pada estimasi biaya yang dilakukan oleh Manajer Produksi, Engineering, dan Maintenance. Surat ini diberikan kepada Customer agar Customer dapat mengetahui dengan jelas biaya-biaya yang dibutuhkan untuk proses produksi terhadap pesanan yang dilakukan, serta kepada Manajer Produksi, Engineering, dan Maintenance sebagai bahan pertimbangan untuk permintaan bahan baku. Pada Surat Penawaran Harga terdapat nilai nominal produk yang dijual, yang masih dapat dinegosiasikan kepada Customer apabila Customer kurang menyetujuinya.
3. Sales order
Sales order adalah formulir yang dibuat oleh Bagian Marketing untuk diberikan kepada Manajer Produksi, Engineering, dan Maintenance. Formulir tersebut berisikan perincian produk yang dipesan Customer seperti nama produk, jumlah, dan jadwal pengiriman.
4. Surat Perintah Kerja
Surat Perintah Kerja merupakan surat yang berisikan nama produk yang akan diproduksi, jumlah produk yang akan diproduksi, tanggal mulai produksi, tanggal pengiriman, serta nama Customer yang memesan produk tersebut. Surat Perintah Kerja dibuat oleh Manajer Produksi, Engineering, dan Maintenance untuk diberikan kepada Bagian Produksi guna memerintahkan pelaksanaan produksi sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
5. Surat Jalan untuk Sampel
Surat Jalan untuk Sampel merupakan surat yang berisikan sampel produk yang akan dikirimkan, jumlah sampel yang akan dikirimkan, beserta lengkap dengan informasi customer. Surat ini dibuat oleh Bagian PPIC untuk diberikan kepada Customer sebagai bukti atas penerimaan sampel. 6. Surat Jalan
Surat Jalan merupakan surat yang berisikan daftar produk yang akan dikirimkan, jumlah produk yang akan dikirimkan, beserta lengkap dengan informasi customer. Surat ini dibuat oleh Bagian PPIC untuk diberikan kepada Customer sebagai bukti atas penerimaan produk.
3.3 Analisis Temuan Hasil Survei
Berdasarkan survei yang telah penulis lakukan pada PT. NUTECH PUNDI ARTA, maka ditemukan beberapa masalah yang terjadi di dalam perusahaan tersebut. Permasalahan-permasalahan tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3 Analisis Temuan Hasil Survei 1
Temuan 1 : Tidak adanya dokumen-dokumen sumber yang berkaitan dengan proses produksi. Dokumen-dokumen sumber tersebut meliputi Formulir Ringkasan Perencanaan Biaya Sampel, Formulir Rincian Perencanaan Biaya Sampel (Per Produk), Materials Requisition, Formulir Permintaan Bahan Tak Langsung, Formulir Pengeluaran Bahan Baku, Formulir Pengeluaran Bahan Tak Langsung, Formulir Produk Jadi, Formulir Biaya Bahan Tak Langsung, Formulir Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung, Formulir Biaya Overhead Pabrik Lain-Lain, Formulir Biaya Overhead Pabrik Aktual, Ringkasan Cost sheet, Rincian Cost sheet (Per Produk), Formulir Varians.
Kriteria : Menurut Mulyadi (2001, p78), Hampir semua peristiwa dalam perusahaan terjadi karena formulir dan memerlukan formulir untuk merekam terjadinya transaksi.
Menurut Mulyadi (2001, p426), Kartu Harga Pokok Produk merupakan buku pembantu yang merinci biaya produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik) yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu, dan merupakan rincian rekening kontrol barang dalam proses buku besar.
Sebab : Dikarenakan pihak manajemen belum menyadari betapa pentingnya dokumen-dokumen sumber tersebut.
Akibat : Tidak diketahui secara jelas, jumlah bahan baku yang terpakai dari proses produksi yang dilakukan untuk setiap pesanan. Tidak diketahui secara jelas berapa biaya produksi aktual yang dikeluarkan untuk penyelesaian setiap pesanan.
Tidak diketahui secara jelas, berapa jumlah dari produk jadi yang diproduksi pada periode tertentu.
Rekomendasi : Membuat dokumen sumber Materials Requisition agar informasi yang ada menjadi lebih jelas dan terotorisasi.
Membuat dokumen sumber Ringkasan Cost sheet dan Rincian Cost sheet (Per Produk) agar dapat mengetahui biaya-biaya apa saja yang dibutuhkan untuk memenuhi produksi dari setiap pesanan.
Membuat dokumen sumber Formulir Produk Jadi untuk mengetahui berapa banyak produk yang diproduksi dari setiap pesanan yang dilakukan.
Tabel 3.4 Analisis Temuan Hasil Survei 2
Temuan 2 : Daftar bahan baku hanya dicatat di dalam Ms. Excel
Kriteria : Menurut Jones dan Rama (2006, p13), Accounting information system (AIS). A subsystem of a management information system (MIS) that provides accounting and financial information as well as other information obtained in the routine processing of accounting transactions.
Yang dapat diartikan sebagai berikut: Sistem informasi akuntansi (SIA) adalah suatu subsistem dari sistem informasi manajemen (SIM) yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, juga informasi lain yang diperoleh dari pengolahan rutin atas transaksi akuntansi.
Sebab : Perusahaan masih menggunakan Ms. Excel dalam mencatat bahan baku.
Akibat : Tidak dapat meng-update data pada Master Bahan Baku dengan mudah, cepat, dan terintegrasi.
Rekomendasi : Dibuat database bahan baku yang terkomputerisasi dan terintegrasi.
Tabel 3.5 Analisis Temuan Hasil Survei 3
Temuan 3 : Formulir Order sample, Sales order, Surat Jalan untuk Sampel, dan Surat Perintah Kerja masih dibuat secara manual
Kriteria : Menurut Mulyadi (2001, p76), pemakaian formulir elektronik merupakan ruang yang ditayangkan dalam layar komputer yang digunakan untuk menangkap daya yang akan diolah dalam pengolahan data elektronik. Manfaatnya: tidak pernah kehabisan formulir, tidak pernah ketinggalan jaman, ketidakefisienan formulir dapat dihindari, tidak dimungkinkan penggunaan formulir yang salah, kecepatan pengisian formulir, penangkapan data dilakukan sekali, tidak ada data yang mengambang.
Sebab : Dikarenakan pihak manajemen belum menyadari betapa pentingnya sistem informasi proses produksi yang terkomputerisasi.
Akibat : Adanya risiko kesalahan baik dalam hal pencatatan informasi, maupun kehilangan dan kerusakan dokumen.
Rekomendasi : Membuat sistem informasi yang terkomputerisasi.
Tabel 3.6 Analisis Temuan Hasil Survei 4
Temuan 4 : Formulir tidak bernomor urut cetak. Nomor urut masih ditulis manual sehingga kurang konsisten dalam penulisannya. Contoh nomor urut pada formulir Sales Order, dituliskan dengan format SO/ASP/0912/002/TL dan dengan format SO/ASP/0312/09.
Kriteria : Menurut Mulyadi (2001, p317), Untuk menciptakan praktik yang sehat, formulir dalam perusahaan harus bernomor urut cetak. Sebab : Pihak manajemen belum menyadari pentingnya nomor urut dalam
dokumen.
Akibat : Perusahaan sulit menelusuri kecurangan yang dapat terjadi, akibat kemungkinan terjadinya penyalahgunaan dokumen dalam sebuah transaksi.
Rekomendasi : Penggunaan auto generate untuk penomoran dalam setiap formulir dan memiliki format yang konsisten.
Contoh nomor urut untuk:
NIK: Digit pertama, ke-2, dan ke-3 adalah nomor urut karyawan. Digit ke-4 dan ke-5 adalah tanggal lahir. Digit ke-6 dan ke-7 adalah bulan lahir. Digit ke-8 dan ke-9 adalah tahun lahir. Digit ke-10 dan ke-11 adalah tanggal masuk. Digit ke-12 dan ke-13 adalah bulan masuk. Digit ke-14 dan ke-15 adalah tahun masuk. Contoh: 012091169270807
Kode Produk: Digit pertama dan 2 adalah “PR”. Digit 3, 4, dan 5 adalah 3 huruf terdepan dari nama Customer. Digit ke-6, ke-7, ke-8, dan ke-9 adalah nomor urut produk. Contoh: PRCAR0001
Kode Customer: Digit pertama adalah “C”. Digit ke-2, ke-3, dan ke-4 adalah 3 huruf terdepan dari nama Customer. Digit ke-5, ke-6, ke-7, dan ke-8 adalah nomor urut Customer. Contoh: CMEG0001 Kode BB: Digit pertama dan 2 adalah “BB”. Digit 3 dan ke-4 adalah jenis bahan baku, seperti SS=Stainless Siku, AS=AS Stainless, CS=Cap Stopper. Digit ke-5, ke-6, dan ke-7 adalah nomor urut bahan baku. Contoh: BBAS001
Kode TKL: Digit pertama, 2, dan 3 adalah “TKL”. Digit 4, 5, dan 6 adalah jenis tenaga kerja langsung. Digit 7, ke-8, dan ke-9 adalah nomor urut tenaga kerja langsung. Contoh: TKLBEN001
Kode BTL: Digit pertama, 2, dan 3 adalah “BTL”. Digit ke-4, ke-5, ke-6, dan ke-7 adalah nomor urut bahan tak langsung. Contoh BTL0001
Kode TTL: Digit pertama, 2, dan 3 adalah “TTL”. Digit ke-4, ke-5, ke-6, dan ke-7 adalah nomor urut tenaga kerja tak langsung. Contoh TTL0001
Kode OHL: Digit pertama, 2, dan 3 adalah “OHL”. Digit ke-4, ke-5, ke-6, dan ke-7 adalah nomor urut Overhead pabrik lain-lain. Contoh OHL0001
Nomor OS: Digit pertama dan ke-2 adalah kode dokumen yaitu “OS”. Digit ke-3, ke-4 dan ke-5 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-6 dan ke-7 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-8 dan ke-9 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-10, ke-11, dan ke-12 adalah nomor urut Order Sample. Contoh: OSARM0912001
Nomor PBS: Digit pertama dan ke-2 adalah kode dokumen yaitu “BS”. Digit ke-3, ke-4 dan ke-5 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-6 dan ke-7 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-8 dan ke-9 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-10, ke-11, dan ke-12 adalah nomor urut Perencanaan Biaya Sampel. Misal: BSARM0912001
Nomor SPH: Digit pertama, ke-2, dan ke-3 adalah kode dokumen yaitu “SPH”. Digit ke-4, ke-5, dan ke-6 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-7 dan ke-8 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-9 dan ke-10 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-11, ke-12, dan ke-13 adalah nomor urut Surat Penawaran Harga. Contoh: SPHARM1112001
Nomor MRS: Digit pertama, ke-2, dan ke-3 adalah kode dokumen yaitu “MRS”. Digit ke-4, ke-5, dan ke-6 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-7 dan ke-8 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-9 dan ke-10 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-11, ke-12, dan ke-13 adalah nomor urut Materials Requisition for Sample. Contoh: MRSARM1112001
Nomor PBBS: Digit pertama, ke-2, dan ke-3, dan ke-4 adalah kode dokumen yaitu “PBBS”. Digit ke-5, ke-6, dan ke-7 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-8 dan ke-9 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-10 dan ke-11 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-12, ke-13, dan ke-14 adalah nomor urut Pengeluaran Bahan Baku Sampel. Contoh: PBBSARM1112001 Nomor SPKS: Digit pertama, ke-2, dan ke-3, dan ke-4 adalah kode dokumen yaitu “SPKS”. Digit ke-5, ke-6, dan ke-7 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-8 dan ke-9 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-10 dan ke-11 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-12, ke-13, dan ke-14 adalah nomor urut Surat Perintah Kerja Sampel. Contoh: SPKSARM1112001
Nomor FPJS: Digit pertama, ke-2, dan ke-3 adalah kode dokumen yaitu “PJS”. Digit ke-4, ke-5, dan ke-6 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-7 dan ke-8 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-9 dan ke-10 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-11, ke-12, dan ke-13 adalah nomor urut Formulir Produk Jadi Sampel. Contoh: PJSARM1112001
Nomor SJS: Digit pertama, ke-2, dan ke-3 adalah kode dokumen yaitu “SJS”. Digit ke-4, ke-5, dan ke-6 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-7 dan ke-8 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-9 dan ke-10 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-11, ke-12, dan ke-13 adalah nomor urut Formulir Surat Jalan Sampel. Contoh: SJSARM1112001
Nomor SO: Digit pertama dan ke-2 adalah kode dokumen yaitu “SO”. Digit ke-3, ke-4 dan ke-5 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-6 dan ke-7 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-8 dan ke-9 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-10, ke-11, dan ke-12 adalah nomor urut Sales Order. Contoh: SOARM0912001
Nomor EBP: Digit pertama, ke-2, dan ke-3 adalah kode dokumen yaitu “EBP”. Digit ke-4, ke-5, dan ke-6 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-7 dan ke-8 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-9 dan ke-10 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-11, ke-12, dan ke-13 adalah nomor urut Formulir Estimasi Biaya Produksi. Contoh: EBPARM1112001
Nomor MR: Digit pertama dan ke-2 adalah kode dokumen yaitu “MR”. Digit ke-3, ke-4 dan ke-5 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-6 dan ke-7 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-8 dan ke-9 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-10, ke-11, dan ke-12 adalah nomor urut Materials Requisition. Contoh: MRARM0912001
Nomor PBB: Digit pertama, ke-2, dan ke-3 adalah kode dokumen yaitu “PBB”. Digit ke-4, ke-5, dan ke-6 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-7 dan ke-8 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-9 dan ke-10 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-11, ke-12, dan ke-13 adalah nomor urut Formulir Pengeluaran Bahan Baku. Contoh: PBBARM1112001
Nomor SPK: Digit pertama, ke-2, dan ke-3 adalah kode dokumen yaitu “SPK”. Digit ke-4, ke-5, dan ke-6 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-7 dan ke-8 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-9 dan ke-10 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-11, ke-12, dan ke-13 adalah nomor urut Surat Perintah Kerja. Contohnya: SPKARM1112001
Nomor FPJ: Digit pertama, ke-2, dan ke-3 adalah kode dokumen yaitu “FPJ”. Digit ke-4, ke-5, dan ke-6 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-7 dan ke-8 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-9 dan ke-10 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-11, ke-12, dan ke-13 adalah nomor urut FPJ. Contoh: FPJARM1112001
Nomor SJ: Digit pertama dan ke-2 adalah kode dokumen yaitu “SJ”. Digit ke-3, ke-4 dan ke-5 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-6 dan ke-7 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-8 dan ke-9 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-10, ke-11, dan ke-12 adalah nomor urut Surat Jalan. Contoh: SJARM0912001
Nomor MBTS: Digit pertama, ke-2, dan ke-3, dan ke-4 adalah kode dokumen yaitu “MBTS”. Digit ke-5, ke-6, dan ke-7 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-8 dan ke-9 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-10 dan ke-11 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-12, ke-13, dan ke-14 adalah nomor urut Formulir Permintaan Bahan Tak Langsung Sampel. Contoh: MBTSARM1112001
Nomor KBTS: Digit pertama, ke-2, dan ke-3, dan ke-4 adalah kode dokumen yaitu “KBTS”. Digit ke-5, ke-6, dan ke-7 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-8 dan ke-9 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-10 dan ke-11 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-12, ke-13, dan ke-14 adalah nomor urut Formulir Pengeluaran Bahan Tak Langsung Sampel. Contoh: KBTSARM1112001
Nomor MBTL: Digit pertama, ke-2, dan ke-3, dan ke-4 adalah kode dokumen yaitu “MBTL”. Digit ke-5, ke-6, dan ke-7 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-8 dan ke-9 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-10 dan ke-11 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-12, ke-13, dan ke-14 adalah nomor urut Formulir Permintaan Bahan Tak Langsung. Contoh: MBTLARM1112001
Nomor KBTL: Digit pertama, ke-2, dan ke-3, dan ke-4 adalah kode dokumen yaitu “KBTL”. Digit ke-5, ke-6, dan ke-7 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-8 dan ke-9 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-10 dan ke-11 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-12, ke-13, dan ke-14 adalah nomor urut Formulir Pengeluaran Bahan Tak Langsung. Contoh: KBTLARM1112001
Nomor TBTL: Digit pertama, ke-2, dan ke-3, dan ke-4 adalah kode dokumen yaitu “TBTL”. Digit ke-5, ke-6, dan ke-7 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-8 dan ke-9 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-10 dan ke-11 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-12, ke-13, dan ke-14 adalah nomor urut Transaksi Biaya Bahan Tak Langsung. Contohnya: TBTLARM1112001
Nomor TKTL: Digit pertama, ke-2, dan ke-3, dan ke-4 adalah kode dokumen yaitu “TKTL”.Digit ke-5, ke-6, dan ke-7 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-8 dan ke-9 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-10 dan ke-11 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-12, ke-13, dan ke-14 adalah nomor urut Transaksi Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung. Contoh: TKTLARM1112001
Nomor TOHL: Digit pertama, ke-2, dan ke-3, dan ke-4 adalah kode dokumen yaitu “TOHL”. Digit ke-5, ke-6, dan ke-7 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-8 dan ke-9 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-10 dan ke-11 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-12, ke-13, dan ke-14 adalah nomor urut Transaksi Biaya Overhead Pabrik Lain-Lain. Contoh: TOHLARM1112001
Nomor BOPA: Digit pertama, ke-2, dan ke-3, dan ke-4 adalah kode dokumen yaitu “BOPA”. Digit ke-5, ke-6, dan ke-7 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-8 dan ke-9 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-10 dan ke-11 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-12, ke-13, dan ke-14 adalah nomor urut Transaksi BOP Aktual. Contoh: BOPAARM1112001
Nomor CS: Digit pertama dan ke-2 adalah kode dokumen yaitu “CS”. Digit ke-3, ke-4 dan ke-5 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-6 dan ke-7 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-8 dan ke-9 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-10, ke-11, dan ke-12 adalah nomor urut transaksi Cost Sheet. Contoh: CSARM0912001
Nomor Varians: Digit pertama adalah kode dokumen yaitu “V”. Digit ke-2, ke-3 dan ke-4 adalah 3 huruf terdepan dari nama karyawan. Digit ke-5 dan ke-6 adalah bulan pencatatan transaksi. Digit ke-7 dan ke-8 adalah tahun pencatatan transaksi. Digit ke-9, ke-10, dan ke-11 adalah nomor urut Varians. Contoh: VARM0912001
Tabel 3.7 Analisis Temuan Hasil Survei 5
Temuan 5 : Memerlukan waktu yang lama untuk menghitung biaya produksi dikarenakan belum tersedianya database yang dapat menyimpan dan mengintegrasikan data yang berhubungan dengan perhitungan biaya produksi.
Kriteria : Menurut McLeod dan Schell (2007, p128), DBMS is a software application that stores the structure of the database, the data itself, relationships among data in the database, and forms and reports pertaining to the database
Sebab : Belum memiliki tempat penyimpanan data dan sistem komputer yang terintegrasi.
Akibat : Membutuhkan waktu yang lama dalam memperoleh data, data yang dibutuhkan menjadi kurang akurat, dan proses perhitungan biaya produksi menjadi lambat.
Rekomendasi : Membuat suatu aplikasi dan database yang terintegrasi sehingga dapat membantu perusahaan dalam melakukan perhitungan biaya produksi secara cepat, tepat, dan akurat.
Tabel 3.8 Analisis Temuan Hasil Survei 6
Temuan 6 : Terdapat perangkapan tugas dan wewenang dalam perusahaan yaitu Manajer Produksi, Engineering, dan Maintenance dalam membuat estimasi biaya produksi, membuat Surat Perintah Kerja, dan melakukan permintaan pembelian bahan baku serta Bagian Marketing dalam membuat Surat Penawaran Harga dan Sales order
Kriteria : Menurut Jones dan Rama (2006, p124), Seggregation of duties among internal agents is a core concept in designing internal control activities. Typically, for fraud to occur, employees need access to assets as well as the ability to conceal the fraud in the organization’s record.
Sebab : Belum adanya rincian job description yang jelas untuk masing-masing karyawan dalam perusahaan.
Akibat : Terdapat risiko kecurangan dalam bagian internal perusahaan seperti manipulasi data perusahaan.
Rekomendasi : Memisahkan tugas dan wewenang pada beberapa fungsi perusahaan sehingga lebih terspesialisasi, dengan menerapkan job description yang jelas.
Tabel 3.9 Analisis Temuan Hasil Survei 7
Temuan 7 : Tidak adanya laporan yang dihasilkan dari proses produksi seperti laporan penawaran harga, laporan estimasi biaya produksi, laporan analisis customer, laporan cost sheet, laporan produk jadi, laporan biaya bahan tak langsung, laporan tenaga kerja tak langsung, laporan biaya overhead pabrik lain-lain, laporan biaya overhead pabrik aktual.
Kriteria : Menurut Jones dan Rama (2006, p201), Reports is a formatted and organized presentation of data. Reports are created and used as an integral part of business processes. Reporting involves aggregating, summarizing, and organizing information about events, agents, and products/services in a variety of ways.
Menurut Mulyadi (2001, p5), Laporan berisi informasi yang merupakan keluaran sistem akuntansi. Laporan dapat berbentuk hasil cetak komputer dan tayangan pada layar monitor komputer.
Sebab : Tidak adanya kebijakan dari manajemen untuk menggunakan laporan sebagai dasar untuk membuat keputusan.
Akibat : Perusahaan tidak dapat mengambil keputusan karena tidak terdapat laporan yang memadai yang berisi informasi yang lengkap dan akurat, guna mendukung dalam proses pengambilan keputusan.
Rekomendasi : Membuat sistem informasi yang terkomputerisasi, yang dapat membuat laporan yang dibutuhkan.
Tabel 3.10 Analisis Temuan Hasil Survei 8
Temuan 8 : Atribut yang terdapat pada formulir berjalan tidak digunakan sebagaimana mestinya. Contohnya dalam Order Sample, terdapat atribut yang tidak diisi seperti No. PO dan Remarks; Part No dan Model (pada Order Sample dan Sales Order), dan No. PO pada Surat Perintah Kerja dan Surat Perintah Kerja Sampel
Kriteria : Menurut Jones dan Rama (2006, p288), Form. A formatted document containing blank fields that users can fill in with data.
Menurut Bodnar dan Hopwood (2010, p405), Area rancangan formulir seharusnya diberikan perhatian yang baik oleh tim perancang sistem karena formulir adalah interface antara pengguna dan sistem itu sendiri
Sebab : Dikarenakan pihak manajemen belum menyadari betapa pentingnya perancangan formulir yang tepat dan pentingnya kelengkapan data atau informasi dari suatu formulir.
Akibat : Penggunaan suatu formulir menjadi tidak efektif, dikarenakan informasi yang ada pada formulir tidak dituliskan dengan lengkap.
Rekomendasi : Menggunakan sistem informasi yang terkomputerisasi dan terintegrasi, yang dapat menghasilkan formulir yang berisi data yang dibutuhkan serta menghilangkan atribut yang tidak diperlukan untuk merekam transaksi bisnis yang terkait.
3.4 Identifikasi Kebutuhan Informasi
1. Formulir Ringkasan Perencanaan Biaya Sampel
Formulir ini dibuat oleh Manajer Produksi untuk membuat ringkasan biaya produksi setiap sampel, sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk penentuan penawaran harga kepada Customer.
2. Formulir Rincian Perencanaan Biaya Sampel (Per Produk)
Formulir ini dibuat oleh Manajer Produksi untuk membuat rincian biaya produksi untuk setiap produk dari pesanan sample, sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk penentuan penawaran harga kepada Customer. Dokumen ini berguna pula sebagai pembanding perencanaan biaya sampel yang dilakukan (anggaran) terhadap biaya aktual yang terjadi setelah proses produksi dilakukan.
3. Materials Requisition for Sample
Materials Requisition for Sample dibuat oleh Manajer Produksi, yang digunakan untuk melakukan permintaan bahan baku untuk proses produksi sampel. Materials Requisition for Sample berisi informasi mengenai nama bahan baku, jenis bahan baku, ukuran bahan baku, dan jumlah bahan baku. 4. Formulir Permintaan Bahan Tak Langsung Sampel
Formulir Permintaan Bahan Tak Langsung Sampel dibutuhkan untuk melakukan permintaan bahan tak langsung yang diperlukan untuk proses produksi sampel. Formulir ini dibuat oleh Manajer Produksi dan berisi informasi mengenai nama dan jumlah bahan tak langsung yang dibutuhkan untuk proses produksi sampel.
5. Formulir Pengeluaran Bahan Baku Sampel
Formulir Pengeluaran Bahan Baku Sampel dibutuhkan untuk mencatat data bahan baku untuk sampel yang dikeluarkan oleh Bagian Gudang terkait dengan permintaan bahan baku untuk melakukan proses produksi sampel, meliputi nama, ukuran, dan jumlah bahan baku yang dikeluarkan untuk sampel.
6. Formulir Pengeluaran Bahan Tak Langsung Sampel
Formulir Pengeluaran Bahan Tak Langsung Sampel dibutuhkan untuk mencatat data bahan tak langsung untuk sampel yang dikeluarkan oleh Bagian Gudang, terkait dengan permintaan bahan tak langsung untuk melakukan proses produksi sampel, meliputi nama bahan tak langsung dan jumlah bahan tak langsung yang dikeluarkan untuk sampel.
7. Formulir Produk Jadi Sampel
Formulir Produk Jadi Sampel dibuat oleh Bagian Produksi, untuk mencatat produk sampel yang telah diselesaikan seperti nama, jenis, ukuran, dan jumlah sampel produk serta tanggal penyelesaian produksi.
8. Formulir Ringkasan Estimasi Biaya Produksi
Formulir ini dibuat oleh Manajer Produksi untuk membuat ringkasan anggaran produksi terhadap pesanan yang diterima, sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk pembanding antara estimasi biaya produksi yang dilakukan terhadap biaya aktual yang terjadi setelah proses produksi dilakukan.
9. Formulir Rincian Estimasi Biaya Produksi (Per Produk)
Formulir ini dibuat oleh Manajer Produksi untuk merincikan biaya produksi setiap produk dari pesanan yang diterima. Formulir ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pembanding estimasi biaya produksi yang dilakukan (anggaran) terhadap biaya aktual yang terjadi setelah proses produksi dilakukan.
10. Materials Requisition
Materials Requisition dibuat oleh Manajer Produksi, untuk melakukan permintaan bahan baku untuk proses produksi pesanan. Materials Requisition berisi informasi mengenai nama bahan baku, jenis bahan baku, ukuran bahan baku, dan jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi.
11. Formulir Permintaan Bahan Tak Langsung
Formulir Permintaan Bahan Tak Langsung dibutuhkan untuk melakukan permintaan bahan tak langsung yang diperlukan untuk proses produksi pesanan. Formulir ini dibuat oleh Manajer Produksi dan berisi informasi mengenai nama dan jumlah bahan tak langsung yang dibutuhkan untuk proses produksi.
12. Formulir Pengeluaran Bahan Baku
Formulir Pengeluaran Bahan Baku dibutuhkan untuk mencatat data bahan baku yang dikeluarkan oleh Bagian Gudang terkait dengan permintaan bahan baku untuk melakukan proses produksi pesanan, meliputi nama bahan baku, ukuran bahan baku, dan jumlah bahan baku yang dikeluarkan.
13. Formulir Pengeluaran Bahan Tak Langsung
Formulir ini dibutuhkan untuk mencatat data bahan tak langsung yang dikeluarkan oleh Bagian Gudang, terkait dengan permintaan bahan tak langsung untuk melakukan proses produksi, meliputi nama bahan tak langsung dan jumlah bahan tak langsung yang dikeluarkan untuk produksi pesanan. 14. Formulir Produk Jadi
Formulir ini dibuat oleh Bagian Produksi, untuk mencatat produk-produk yang telah selesai diproduksi. Formulir ini berisi informasi seperti nama, jenis, ukuran, dan jumlah produk jadi serta tanggal penyelesaian produksi.
15. Formulir Biaya Bahan Tak Langsung
Formulir Biaya Bahan Tak Langsung dibuat oleh Manajer Produksi, yang digunakan untuk mencatat biaya bahan tak langsung yang dikeluarkan untuk melakukan produksi, meliputi nama bahan tak langsung, jumlah bahan tak langsung, dan biaya bahan tak langsung.
16. Formulir Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung
Formulir ini dibuat oleh Manajer Produksi, yang digunakan untuk mencatat biaya tenaga kerja tak langsung yang dikeluarkan untuk melakukan produksi, meliputi nama tenaga kerja tak langsung, lama waktu penyelesaian dalam pengerjaan produksi produk, dan biaya tenaga kerja tak langsung.
17. Formulir Biaya Overhead Pabrik Lain-Lain
Formulir ini dibuat oleh Manajer Produksi yang digunakan untuk mencatat biaya overhead pabrik lain-lain yang dikeluarkan untuk melakukan produksi, meliputi nama overhead pabrik lain-lain, lama waktu penyelesaian dalam pengerjaan produksi produk, dan biaya overhead pabrik lain-lain.
18. Formulir Biaya Overhead Pabrik Aktual
Formulir Biaya Overhead Pabrik Aktual dibuat oleh Bagian Accounting, yang digunakan untuk mencatat biaya overhead pabrik aktual yang dikeluarkan untuk melakukan produksi, meliputi biaya bahan tak langsung, biaya tenaga kerja tak langsung, dan biaya overhead pabrik lain-lain.
19. Ringkasan Cost sheet
Ringkasan Cost sheet dibuat oleh Bagian Accounting, yang digunakan untuk mencatat biaya-biaya yang dibutuhkan dalam melakukan produksi, meliputi total biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik anggaran, serta biaya overhead pabrik aktual.
20. Rincian Cost sheet (Per Produk)
Formulir ini dibuat oleh Bagian Accounting, yang digunakan untuk mencatat rincian biaya-biaya yang dibutuhkan dalam melakukan produksi untuk setiap produk, meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik anggaran, serta biaya overhead pabrik aktual. 21. Formulir Varians
Formulir Varians dibuat oleh Bagian Accounting. Formulir ini digunakan untuk mencatat total biaya overhead pabrik anggaran dan total biaya overhead pabrik aktual, serta selisih antara total biaya overhead pabrik anggaran dan total biaya overhead pabrik aktual (varians) dan keterangan varians tersebut, yang kemudian diberikan kepada Manajer Produksi sehingga dapat digunakan untuk melakukan pengambilan keputusan dalam penentuan persentase overhead pabrik yang dianggarkan terhadap suatu pesanan produk.
22. Laporan Analisis Customer
Laporan analisis Customer digunakan untuk mengetahui jumlah harga pesanan yang dilakukan oleh Customer selama periode tertentu. Laporan ini berguna bagi pihak manajemen dalam melakukan pengambilan keputusan maupun kebijakan perusahaan, seperti pemberian diskon bagi Customer yang melakukan pemesanan di atas nilai nominal tertentu.
23. Laporan Penjualan Produk
Laporan ini berisi informasi mengenai data transaksi pemesanan Customer yang terjadi di dalam proses bisnis perusahaan selama satu bulan. Laporan ini dibutuhkan oleh manajemen sebagai informasi mengenai transaksi-transaksi penjualan produk-produk selama satu bulan.
24. Laporan Estimasi Biaya Produksi
Laporan ini berisi informasi mengenai data transaksi estimasi biaya produksi yang terjadi di dalam proses bisnis perusahaan. Laporan ini dibutuhkan oleh pihak manajemen perusahaan sebagai informasi atas estimasi biaya produksi untuk setiap pesanan Customer dalam satu bulan.
25. Laporan Penawaran Harga
Laporan ini berisi informasi yang dibutuhkan oleh pihak manajemen perusahaan sebagai informasi atas penawaran harga untuk setiap produk yang diberikan kepada Customer berdasarkan pesanan, yang terjadi di dalam proses bisnis perusahaan selama satu bulan.
26. Laporan Permintaan Bahan Baku Sampel
Laporan ini berisi informasi yang dibutuhkan oleh pihak manajemen perusahaan sebagai informasi atas permintaan bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi sampel produk, yang terjadi di dalam proses bisnis perusahaan selama satu bulan.
27. Laporan Permintaan Bahan Baku
Laporan ini dibutuhkan oleh pihak manajemen perusahaan sebagai informasi atas permintaan bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi produk guna memenuhi pesanan Customer, yang terjadi di dalam proses bisnis perusahaan selama satu bulan.
28. Laporan Permintaan Bahan Tak Langsung Sampel
Laporan ini dibutuhkan oleh pihak manajemen perusahaan sebagai informasi atas permintaan bahan tak langsung yang dibutuhkan untuk memproduksi sampel produk, yang terjadi di dalam proses bisnis perusahaan selama satu bulan.
29. Laporan Permintaan Bahan Tak Langsung
Laporan ini dibutuhkan oleh pihak manajemen perusahaan sebagai informasi atas permintaan bahan tak langsung yang dibutuhkan untuk memproduksi produk, guna memenuhi pesanan Customer selama satu bulan. 30. Laporan Pengeluaran Bahan Baku Sampel
Laporan ini berisi informasi yang dibutuhkan oleh pihak manajemen perusahaan sebagai informasi atas pengeluaran bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi sampel produk selama satu bulan.
31. Laporan Pengeluaran Bahan Baku
Laporan ini berisi informasi yang dibutuhkan oleh pihak manajemen perusahaan sebagai informasi atas pengeluaran bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi pesanan produk selama satu bulan.
32. Laporan Pengeluaran Bahan Tak Langsung Sampel
Laporan ini berisi informasi yang dibutuhkan oleh pihak manajemen perusahaan sebagai informasi atas pengeluaran bahan tak langsung yang dibutuhkan untuk memproduksi sampel produk selama satu bulan.
33. Laporan Pengeluaran Bahan Tak Langsung
Laporan ini berisi informasi yang dibutuhkan oleh pihak manajemen perusahaan sebagai informasi atas pengeluaran bahan tak langsung yang dibutuhkan untuk memproduksi produk pesanan, yang terjadi di dalam proses bisnis perusahaan selama satu bulan.
34. Laporan Perintah Kerja Sampel
Laporan ini dibutuhkan oleh pihak manajemen perusahaan sebagai informasi mengenai perintah kerja untuk memproduksi sampel produk guna memenuhi permintaan pesanan sampel Customer selama satu bulan.