• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tentang Peranan RISMA JT (Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah) sebagai Lembaga Dakwah Masjid Agung Jawa Tengah

(REMAJA ISLAM MASJID AGUNG JAWA TENGAH) SEBAGAI LEMBAGA DAKWAH MASJID AGUNG JAWA TENGAH

4.1. Analisis Tentang Peranan RISMA JT (Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah) sebagai Lembaga Dakwah Masjid Agung Jawa Tengah

Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah (RISMA JT) merupakan bagian dari generasi muda Indonesia dan generasi Islam, yang sadar akan hak dan kewajiban kepada masyarakat, bangsa dan agama sehingga bertekad untuk mendharma bhaktikan segenap potensi yang dimilikinya. Niat suci tersebut kemudian terikat dalam sebuah wadah perjuangan yang terorganisir dengan

95

senantiasa mengedepankan semangat kekeluargaan dalam pembangunan pribadi-pribadi yang tangguh, mandiri, bertanggung jawab dengan tetap menjadikan Al-Qur’an dan As sunnah sebagai pedoman hidup.

Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah (RISMA JT) apabila di tinjau dari berdirinya, usianya dapat dikatakan masih tergolong muda. Namun, dengan segala potensi yang dimiliki, Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah (RISMA JT) mampu menunjukkan sebagai sebuah wadah atau lembaga yang mandiri, baik dari cara berfikir maupun melalui tindakan nyata dilapangan. Meski demikian, usia yang masih muda tidak lantas membuat RISMA JT merasa kecil, karena dengan anggota yang beragam membuat dinamika dalam organisasi begitu tinggi sehingga eksistensi dan determinasi terus meningkat dan terlihat aktivitas organisasi, selain itu respon masyarakat dalam setiap program kegiatan yang diselenggarakan cukup tinggi dan sangat apresiatif.

Banyak hal yang telah dilakukan oleh RISMA JT sebagai lembaga kemasjidan. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah (RISMA JT) memiliki kedudukan dan peranan yang sangat penting di dalam komunitas tersendiri. Dalam menjalankan peranannya, aktivitas kegiatan yang dilakukan oleh RISMA JT tidak hanya fokus pada bidang keremajaan, melainkan bidang kemasjidan juga perlu

96

difungsikan untuk memperluas jangkauan aktivitas dan pelayanannya dalam mencapai kemakmuran masjid yang dicita-citakan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dilapangan bahwa peranan Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah (RISMA JT) dapat terlihat dari beberapa aktivitas kegiatannya di lingkungan Masjid Agung Jawa Tengah, antara lain;

a. Pembinaan Generasi Muda Islam yang bertaqwa kepada Allah SWT

Pembinaan pada generasi muda sangat diperlukan agar remaja tersebut menjadi generasi muslim yang berakhlaq, beriman, bertaqwa, berilmu dan beramal shalih dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT mencapai keridhaan-Nya. Pembinaan remaja yang dilakukan oleh Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah ini, dengan menyusun aneka program kegiatan, kemudian di follow up (tindak lanjut) dengan berbagai aktivitas yang berorientasi pada keislaman, kemasjidan, keremajaan, ketrampilan dan keilmuan. Arah kegiatan remaja islam masjid agung jawa tengah dalam hal pembinaan generasi muda islam ini, secara umum di orientasikan untuk; Pertama, meningkatkan kualitas pengetahuan Islam, ilmu pengetahuan dan teknologi serta sosial budaya kemasyarakatan. Kedua, membentuk kepribadian yang berakhlaq mulia.

97

Ketiga, meningkatkan kemampuan berorganisasi dan kepemimpinan

(leadership), kewirausahaan (enterpreneurship).

Untuk mewujudkan generasi muda Islam yang bertaqwa kepada Allah SWT. Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah (RISMA JT) sebagai organisasi pembinaan remaja melaksanakan berbagai kegiatan, sebagai berikut;

1) Kajian Ahad Pagi (KAP)

Kajian ahad pagi merupakan kegiatan rutin mingguan yang diselenggarakan RISMA JT setiap hari minggu pagi pada pukul 09.00 - 11.00 Wib bertempat di Sayap Kanan Masjid Agung Jawa Tengah, kegiatan ini dikemas dalam bentuk pengajian dengan mendatangkan ustadz atau pembicara dari berbagai tokoh, baik tokoh agama, pemuda maupun akademisi. Sedangkan materi yang disampaikan bersifat tematik, dalam arti menyesuaikan wacana isu kotemporer yang berkembang. Metode yang digunakan dalam pengajian tersebut adalah dialog interaktif, dimana peserta dapat melakukan tanya jawab kepada ustadz setelah selesai penyampaian materi. Peserta kajian ini dari anggota RISMA JT dan remaja Islam se kota semarang dan sekitarnya, yang di ikuti kurang lebih sekitar 50 jamaah. Kegiatan ini bertujuan untuk

98

memberikan pengetahuan dan wawasan kepada remaja muslim agar memahami ajaran Islam yang benar, supaya remaja tidak salah langkah terutama dalam bidang amaliyah (wawancara dengan sahabat Ahsan Fauzi selaku Penanggung Jawab acara KAP pada tanggal 26 Mei 2011).

2) Kajian Annisa

Kajian annisa merupakan kegiatan bulanan yang dilaksanakan pada hari minggu pukul 09.00 – 11.00 Wib, bertempat di Perpustakaan Taman Baca Masyarakat Masjid Agung Jawa Tengah. Kegiatan ini dikemas dalam bentuk Diskusi dan Dialog Interaktif dengan mendatangkan narasumber dari tokoh perempuan, akademisi, pemuda dan tokoh masyarakat yang konsen terhadap wacana isu feminisme. Adapun materi yang disampaikan dalam kajian ini meliputi materi gender dan fiqh wanita. Namun peserta kajian ini hanya di ikuti oleh remaja putri, baik dari anggota RISMA JT putri maupun remaja putri lainnya se-kota semarang dan sekitarnya. Tujuan kegiatan ini untuk memberikan wawasan dan pengetahuan kepada remaja putri tentang fiqh wanita dan isu feminism (wawancara dengan sahabati Fathikah selaku penangggung Jawab Kajian Annisa pada tanggal 28 Mei 2011).

99

3) Pengajian dan dialog bersama Habib Umar Muthohar

Pengajian dan dialog Habib Umar Muthohar dilaksanakan setiap malam ahad wage pada pukul 20.00 – 22.00 Wib bertempat di Ruang Sholat Utama Masjid Agung Jawa Tengah. Kegiatan ini diselenggarakan oleh RISMA JT setiap sebulan sekali yang dilaksanakan secara rutin. Materi yang disampaikan secara terjadwal dan terencana, dengan mengundang Habib Umar Muthohar sebagai ustadznya. Sasaran kegiatan ini untuk masyarakat umum, yang di ikuti kurang lebih sekitar 100 jamaah. Metode kegiatan ini menggunakan dialog interaktif, sehingga jamaah dapat melakukan tanya jawab kepada ustadz secara langsung setelah selesai penyampaian materi. Ini dilakukan agar kegiatan tidak monoton dan peserta tertarik untuk mengikuti kegiatan pengajian berikutnya. Tujuan kegiatan ini adalah, pertama untuk meningkatkan

pemahaman masyarakat tentang ajaran Islam, kedua untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, ketiga untuk meningkatkan kualitas spiritual kaum muslim, yang keempat sekaligus untuk memakmurkan kegiatan Masjid Agung Jawa Tengah melalui mimbar syiar pengajian.

100

Berikut adalah jadwal materi pengajian dan dialog bersama Habib Umar Muthohar;

WAKTU MATERI

Sabtu, 30 Januari 2010 “Membina Generasi Muda Islam

Rohmatalil ‘alamin”

Sabtu, 6 Maret 2010 “Muslim yang Pandai Mensyukuri Nikmat Kesehatan”

Sabtu, 10 April 2010 “Membentegi Generasi muda dari aliran sesat”

Sabtu, 15 Mei 2010 “Membiasakan Sifat Tawadlu’ dan sederhana”

Sabtu, 19 Juni 2010 “Keutamaan Bertkwa Kepada Allah SWT”

Sabtu, 24 Juli 2010 “Membiasakan sifat Rendah Hati”

Sabtu, 28 Agustus 2010 “Menghindari Sifat Sombong dan Tinggi Hati”

Sabtu, 2 Oktober 2010 “Iman Merupakan Pokok Hidup Manusia”

Sabtu, 6 November 2010 “Hidup Bermasyarakat dalam Konsep Islam”

Sabtu, 11 Desember 2010 “Ikhlas dalam Beribadah”

Sabtu, 09 Januari 20011 Happy New Year 2011, “Muhasabah Menuju Perubahan”

Sabtu, 06 Februari 2011 “History perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW”

101 4) Pesantren Ramadhan

Dalam rangka untuk mengisi kegiatan pada bulan ramadhan, RISMA JT menyelenggarakan kegiatan pesantren ramadhan bagi siswa SMP, MTS, SMK, dan SMA se-kota semarang. Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan setiap akhir pekan, pada hari sabtu dan minggu. Acara dimulai pukul 13.00 sampai waktu buka bersama tiba. Materi yang disampaikan meliputi tentang keislaman, ketauhidan, fiqh, akhlak, sejarah nabi lain sebagainya. Nara sumber didatangkan dari tokoh akademisi, para tokoh agama, dan tokoh ulama yang ada di Kota Semarang. Tujuan kegiatan ini untuk memberikan pemahaman dan wawasan keagamaan kepada para siswa tersebut, sehingga terwujud remaja muslim yang tangguh, beriman, berakhlak, bertaqwa dan beramal shalih kepada Allah SWT. Media pembelajaran kegiatan ini menggunakan ceramah dan dialog interaktif.

5) Sarasehan Jurnalistik Ramadhan

Sarasehan Jurnalistik Ramadhan merupakan kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan oleh Suara Merdeka bekerjasama dengan Badan Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah, dalam hal ini RISMAJT sebagai panitia pelaksana kegiatan sarasehan jurnalistik ramadhan.

102

kegiatan ini untuk membekali para remaja, para santri, aktivis remaja masjid dan remaja lainnya yang ada di Kota Semarang. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan wawasan atau pengetahuan tentang kejurnalistikan. Diharapkan pasca kegiatan ini peserta mampu membuat berita, artikel, buletin, dan sebagainya.

Adapun materinya adalah bagaimana teknik membuat berita yang baik dan benar, teknik wawancara, teknik penulisan artikel, sedangkan pembicara dari para wartawan senior Suara Merdeka. Pelaksanaan kegiatan ini di selenggarakan pada pukul 08.00 hingga waktu buka bersama tiba. biasanya dalam pelatihan ini peserta diberi tugas untuk membuat sebuah berita, untuk diambil tiga peserta terbaik, yang akan mendapatkan doorprize dari pihak Suara Merdeka.

6) Dzikir Akbar dan Doa bersama, Sukses Ujian Nasional

Acara Dzikir akbar sukses ujian nasional merupakan sikap kepedulian Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah (RISMA JT) terhadap persoalan dan permasalahan yang timbul dimasyarakat, yakni banyaknya keresahan para siswa sekolah menjelang UN (Ujian Nasional). Tujuan di adakannya kegiatan ini adalah untuk meningkatkan spritualitas para siswa sekolah, dengan harapan agar para siswa mendapat

103

ketenangan batin, kemudahan, dan kelacaran dalam menghadapi ujian nasional. Pelaksaaan dzikir akbar yang diselenggarakan oleh RISMA JT sudah berjalan tiga kali sejak tahun 2009 dan sekarang menjadi agenda rutinan RISMA JT dalam setiap tahun.

Biasanya kegiatan ini dilaksanakan pada awal bulan april sebelum ujian nasional. Pelaksanaan kegiatan dzikir akbar di mulai pada pukul 15.00-17.30 Wib, ternyata menarik perhatian masyarakat dari berbagai kalangan, mulai dari siswa sekolah, kepala sekolah, orang tua, bahkan masyarakat Jawa Tengah. Antusiasme tinggi kegiatan ini terlihat banyaknya jamaah yang hadir menempati seluruh Ruang Utama Shalat MAsjid Agung Jawa Tengah di lantai tiga, hingga lantai satu dan dua bahkan sampai plataran Plaza Masjid Agung Jawa Tengah. Acara tersebut di ikuti kurang lebih sekitar 15.000 jamaah siswa SD, MI, SMP, MTS, SMK, MA dan SMA se-kota semarang dan sekitarnya. Acara dzikir akbar ini dipimpin oleh Ustadz HM. Khamami (Pengasuh Pondok Pesantren Manarul Mabrur Pudak Payung Semarang) berlangsung secara khidmat dan khusyuk, dimana para peserta di ajak untuk bermuhasabah dan berdoa secara berjamaah.

104 7) Mengadakan kegiatan pelatihan

Banyak sekali kegiatan-kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh RISMA JT. Kegiatan pelatihan yang di adakan tidak hanya difokuskan untuk anggota RISMA JT, melainkan juga untuk para remaja lainnya. Dengan memberikan banyak pelatihan kepada remaja, dapat meningkatkan kemampuan dan pengembangan sumber daya manusia, terutama untuk pengembangan aspek kemampuan intelektual, ketrampilan, kreatifitas dan kepribadian manusia, terutama pada remaja. Misalnya pelatihan untuk anggota RISMA JT yaitu; pelatihan ekonomi syariah, pelatihan kewirausahaan, pelatihan menangani kesurupan, pelatihan rebana setiap malam jum’at pukul 20.00-21.30 Wib, pelatihan bekam, pelatihan tadarus Qur’an tombo ati, pelatihan Golden AFA, pelatihan seni baca Qur’an setiap kamis malam pukul 20.00-21.00 Wib, pelatihan sehari baca Al-Qur’an setiap dua minggu sekali pukul 08.00-16.00 Wib diperpus MAJT, dan lain sebagainya. Kemudian pelatihan untuk remaja umum; seperti pelatihan tips menghadapi psikotest kerja, pelatihan konseling, pelatihan jurnalistik, pelatihan internet, pelatihan pembuatan blog, dan lain sebagainya.

Menurut pendapat penulis bahwa kegiatan-kegiatan tersebut di atas pembinaan pada generasi muda Islam pada hakekatnya merupakan suatu hal

105

paling penting dan sangat mendesak untuk dilakukan dalam rangka membentuk akhlak remaja agar menjadi generasi muda Islam yang beriman, bertaqwa dan beramal shalih kepada Allah SWT. Dalam ajaran agama Islam masalah pembinaan mendapat perhatian yang sangat besar sebagaimana sabda Nabi ”Sempurnanya iman seorang mukmin adalah mempunyai akhlak

yang bagus”. Dan dalam riwayat lain dikatakan ”Sesungguhnya yang dicintai olehku (Nabi Muhammad SAW) adalah mereka yang mempunyai akhlak yang bagus”.

Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah (RISMA JT) sebagai sebuah lembaga kemasjidan yang konsen terhadap pemberdayaan remaja dan pemakmuran masjid, memiliki peranan yang cukup strategis dalam melakukan pembinaan kepada remaja. Karena remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Pada masa transisi tersebut kemungkinan dapat menimbulkan masa krisis, yang ditandai dengan kecenderungan munculnya perilaku menyimpang. Pada kondisi tertentu perilaku menyimpang tersebut akan menjadi perilaku yang mengganggu.

Hal ini terjadi karena remaja tidak dapat menyesuaikan diri terhadap emosi yang mereka rasakan. Melihat kondisi tersebut apabila didukung oleh lingkungan yang kurang kondusif dan sifat keperibadian yang kurang baik

106

akan menjadi pemicu timbulnya berbagai penyimpangan perilaku dan perbuatan-perbuatan negatif yang melanggar aturan dan norma yang ada di masyarakat yang biasanya disebut dengan kenakalan remaja.

Oleh karena itu, pembinaan remaja merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dan perlu mendapat perhatian. Peranan remaja dalam meneruskan perjuangan bangsa sangat diharapkan, ditangan pemudalah terletak kemajuan dan kemunduran suatu bangsa. Remaja sering disebut juga generasi penerus yang mempunyai peranan penting dalam estafeta perjuangan bangsa, dengan demikian pembinaan pada generasi muda tidak boleh ditangguh-tangguhkan.

Banyak pendapat yang mendefinisikan bahwa pembinaan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar, berencana, teratur dan terarah serta bertanggung jawab untuk mengembangkan kepribadian dengan segala aspeknya

(

Depag RI, 1983 : 6). Sementara Muhaimin dalam buku “Paradigma Pendidikan Islam” juga menyatakan bahwa Pembinaan merupakan salah satu bagian dari proses pendidikan. Dikalangan penulis Indonesia biasanya lebih diarahkan pada pembinaan watak, moral, sikap atau kepribadian atau lebih mengarah pada afektif, sementara pengajaran lebih diarahkan pada penguasaan ilmu pengetahuan atau menonjolkan dimensi kognitif dan psikomotorik (Muhaimin, 2000: 37). Dengan demikian

107

menurut pendapat penulis bahwa pembinaan adalah segala usaha yang dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran memelihara secara terus-menerus terhadap tatanan nilai agama agar segala perilaku kehidupannya senantiasa diatas norma-norma yang ada dalam tatanan agama Islam.

Dilihat dari prakteknya, pembinaan dapat berupa bimbingan, pemberian informasi, stimulasi, persuasi, pengawasan dan juga pengendalian nilai-nilai yang rendah. Sedangkan menurut Anwar Masyary mengatakan bahwa materi yang paling menonjol dalam pembinaan agama adalah keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, meningkatkan martabat manusia, serta meningkatkan kehidupan mental beragama, berkeluarga, bermasyarakat dan beragama

(

Anwar Masyari, 1981: 20). Secara garis besarnya materi pembinaan itu dikategorikan dalam tiga aspek yaitu ibadah syariah, akidah, akhlak dan muamalah.

Tujuan pembinaan secara spesifik menurut beberapa ahli disajikan sebagai berikut; Pertama, menggali potensi diri remaja sebagai asset bangsa.

Kedua, membentuk remaja yang bermoral dan berakhlak mulia. Ketiga,

menjadikan manusia cerdas dan terampil. Keempat, meminimalisir terjadinya kenakalan remaja. Meskipun diakui bahwa adanya pembinaan remaja tidak menjamin, akan tetapi dapat dipastikan dengan beragamnya bentuk

108

pembinaan remaja oleh individu, kelompok, dan organisasi, dapat meminimalisir terjadinya kenakalan remaja (http://www.masbied.com: 2009).

b. Kaderisasi Anggota

Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah (RISMA JT) sebagai organisasi pengkaderan perlu mempersiapkan generasi remaja untuk menjadi seorang muslim yang sejati dalam rangka mempersiapkan kader-kader demi keberlangsungan perjuangan organisasi RISMA JT kedepan. Kaderisasi anggota merupakan hal yang mutlak dilakukan dalam setiap organisasi, agar melahirkan kader-kader RISMA JT yang tangguh, berkualitas, sehingga kader tersebut dapat memperdayakan potensi remaja Islam disekitar serta mampu berjuang memakmurkan Masjid Agung Jawa Tengah pada khususnya dan rela berjuang demi kepentingan umat pada umumnya.

Berikut ini adalah bentuk kegiatan pengkaderan Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah (RISMA JT), sebagai berikut;

1) Rekruitmen

Rekruitmen anggota merupakan kegiatan proses estafet regenerasi di tubuh organisasi RISMA JT. Kegiatan ini dilakukan setiap tahun sekali menjelang akhir tahun, dan biasanya dilaksanakan dibulan september/oktober, menyesuaikan situasi dan kondisi kegiatan di RISMA

109

JT. Rekruitmen anggota RISMA JT dilakukan dengan pendaftaran secara administratif di kesekretariatan Office Space Lt.2 RISMA JT, dimana calon anggota harus memenuhi persyaratan yakni, beragama Islam, usia minimal 16 – 27 tahun, belum menikah, tidak bertato dan bertindik dan membayar biaya administratif Rp 20.000,-. Kemudian selanjutnya dilakukan tahapan seleksi; pertama, test tertulis, dimana calon anggota akan mendapat satu lembaran pertanyaan tertulis dari panitia rekruitmen, dan materinya meliputi pengetahuan agama Islam, pengetahuan umum dan psikologi, kemudian lembar jawaban dilakukan secara tertulis.

Kedua, test fisik, dilakukan apakah calon anggota tersebut tidak bertato,

bertindik dan tidak pernah narkoba. Ketiga; baca tulis al-qur’an, calon anggota dibekali alqur’an oleh panita untuk membaca alqur’an dan menulis bahasa arab. Keempat, Test Interview, dilakukan calon anggota akan diwawancarai oleh panitia, biasanya seputar pengalaman organisasi dan motivasinya. Tujuannya adalah untuk menggali potensi diri pada calon anggota tersebut.

2) Pelatihan Kader Dasar (PKD)

Pelatihan kader dasar, disingkat PKD merupakan tahap pertama dalam jenjang pengkaderan formal di organisasi Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah (RISMA JT). PKD ini diselenggarakan tujuh hari

110

setelah selesai seleksi rekruitmen anggota RISMA JT. Kegiatan PKD ini merupakan pintu gerbang mengenalkan profil RISMA JT kepada anggota baru, sekaligus penanaman nilai-nilai dan pembentukan militasi kader untuk menjadi anggota RISMA JT. Dengan mengikuti pengkaderan RISMA JT secara formal seorang kader sudah sah menjadi anggota RISMA JT.

Kegiatan PKD diselenggarakan dua hari, adapun materi PKD RISMA JT meliputi keislaman, kepemimpinan, kewirausahaan, manajemen masjid, ke-RISMAJT-an, refleksi diri, dan outbond. Kemudian anggota baru RISMA JT akan dilantik oleh pengurus RISMA JT setelah kegiatan outbond selesai. Setelah pelantikan, pada masa inilah anggota baru RISMA JT akan melakukan magang di Masjid Agung Jawa Tengah selama seminggu, hal itu dilakukan sebagai bentuk pengabdian dan pengenalan lingkungan Masjid Agung Jawa Tengah.

3) Pelatihan Kader Lanjutan (PKL)

Pelatihan Kader Lanjutan, disingkat PKL merupakan tahap tertinggi pengkaderan formal RISMA JT. Pada tahapan ini spesifikasi anggota RISMA JT lebih di orientasikan pada kemampuan penguatan dan pengelolaan organisasi secara professional. Dengan pemahaman dan

111

keyakinan terhadap nilai-nilai dan misi organisasi yang telah ditanamkan pada PKD. Maka dalam PKL ini anggota RISMA JT ditempa dan dikembangkan seluruh potensi dirinya untuk menjadi seorang pemimpin yang menyadari sepenuhnya amanah kekhalifahannya dengan didukung oleh kematangan leadership dan kemampuan managerial.

Kegiatan pelatihan kader lanjutan (PKL) ini di selenggarakan enam bulan setelah PKD. Acara PKL ini diberlangsung selama dua hari, sedangkan materi PKL meliputi keislaman, leadership, manajemen konflik, ketauhidan, dan outbond manajemen training. Tujuan PKL ini untuk membentuk karakter, mental, dan peningkatan kualitas kemampuan leadership anggota RISMA JT dalam rangka pengembangan organisasi maupun dalam memecahkan persoalan-persoalan strategis yang berkaitan dengan dinamika internal dan dinamika eksternal organisasi RISMA JT. Sekaligus kegiatan PKL ini juga menjadi bekal persyaratan pemimpin RISMA JT dalam acara musyawarah konsolidasi.

4) Musyawarah Konsolidasi (MUSDASI)

Musyawarah konsolidasi (MUSDASI) merupakan forum permusyawaratan tertinggi di tingkatan organisasi Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah (RISMA JT), yang pesertanya hanya di ikuti oleh

112

keluarga RISMA JT baik yang sudah alumni, pengurus, maupun Anggota RISMA JT. Musyawarah konsolidasi RISMA JT diselenggarakan setiap dua tahun sekali menjelang akhir periodesasi kepengurusan RISMA JT.

Selama periodesasi kepemimpinan, pelaksanaan MUSDASI RISMA JT diselenggarakan sudah berjalan empat kali. Pada MUSDASI IV RISMA JT dilaksanakan pada tanggal 28 – 29 Mei 2011 bertempat AULA Masjid Agung Jawa Tengah, yang mana forum tersebut diselenggarakan untuk membahas beberapa aturan-aturan organisasi dalam acara MUSDASI, antara lain; membahas tata tertib sidang MUSDASI, meninjau dan mengubah Anggaran Dasar/Anggran Rumah Tangga (AD/ART), membahas Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO), Garis Besar Haluan Kerja (GBHK), dan Rekomendasi. Pada dasarnya tujuan kegiatan ini adalah untuk melaporkan pertanggung jawaban pengurus, mengevaluasi kinerja, dan memilih ketua umum RISMA JT yang baru, agar eksistensi organisasi RISMA JT kedepan menjadi lebih dinamis dan progress (wawancara Ahmad Syaifuddin Zuhri selaku Ketua Umum RISMA JT 2009-2011 ).

Setelah melihat beberapa kegiatan kaderisasi RISMA JT di atas. Menurut penulis bahwa kaderisasi yang dilakukan oleh Remaja Islam Masjid

113

Agung Jawa Tengah (RISMA JT) pelaksanaannya sampai saat ini masih berjalan dengan baik. Karena tujuan kaderisasi ini dilakukan untuk mempersiapkan calon-calon (embrio) yang siap untuk melanjutkan tongkat estafet perjuangan sebuah organisasi RISMA JT. Melalui kaderisasi ini akan melahirkan seorang kader. Kader suatu organisasi adalah orang yang telah dilatih dan dipersiapkan dengan berbagai ketrampilan dan disiplin ilmu, sehingga mereka memiliki kemampuan yang diatas rata-rata orang umum.

Oleh karena itu, kaderisasi merupakan sebuah keniscayaan mutlak untuk membangun struktur kerja yang mandiri dan berkelanjutan. Sebuah organisasi dapat di analogikan sebagai sebuah bangunan, yang memiliki pondasi yang kuat agar bangunan tersebut dapat tetap kokoh. Salah satu pondasi organisasi tersebut yang diperlukan adalah kaderisasi. Kaderisasi dalam organisasi dapat kita artikan sebagai proses penurunan nilai kepada individu, dimana nilai-nilai itu adalah sesuatu yang memang dibutuhkan untuk menyiapkan individu tersebut melaksanakan tujuan organisasi yang mengkadernya. Karena kaderisasi merupakan inti dari kelanjutan perjuangan organisasi kedepan. Tanpa kaderisasi, rasanya sangat sulit dibayangkan sebuah organisasi dapat bergerak dan melakukan tugas-tugas keorganisasiannya dengan baik dan dinamis.

114

Sebagaimana pola kaderisasi atau pengkaderan yang dilakukan oleh RISMA JT bentuknya ada dua macam; yakni pengkaderan formal dan pengkaderan informal. Pertama, pengkaderan formal adalah pengkaderan yang dilakukan melalui pelatihan berjenjang yang bersifat formal dan baku, serta pelatihan-pelatihan pengembangan kader lainnya. Pengkaderan jenis ini dibedakan dalam dua macam, yakni a) yang wajib diikuti oleh segenap anggota RISMA JT secara mutlak, dan b) yang wajib di ikuti sebagai pilihan. Kedua,

Dokumen terkait