• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Terhadap Kata yang Overstemming

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2. Analisis Terhadap Pengujian Stemming

4.2.1. Analisis Terhadap Kata yang Overstemming

Kata “cari-cari” dan “cina” didapat kata “ci”.

Pada saat membaca kata ulang “cari-cari”, yang diambil adalah kata paling akhir setelah karakter “-“, didapat kata “cari”. Kata “cari” bukan kata dalam bahasa Sunda, maka pada saat dicari dalam kamus tidak ditemukan. Proses berikutnya adalah penghilangan imbuhan. Kata “cari” menghasilkan kata “ci”, disebabkan karena modul/fungsi Hilangkan_Sisipan(), akan menghilangkan suku kata “ar” dalam kata “cari”, sehingga didapat kata “ci”. Dan jika kata “ci” ini dicari dalam kamus maka akan kata tersebut ada dalam kamus. Untuk kata “cina”, modul/fungsi Hilangkan_Sisipan() juga akan dihilangkan suku kata “in”, sehingga didapat kata “ci”.

Kata “siti”, “nian”, “tini”, didapat kata “ti”.

Kata “siti” karena merupakan nama seseorang maka ketika dicari dalam kamus bahasa Sunda tidak ditemukan, sehingga proses berikutnya yang dijalankan adalah penghilangkan awalan. Kata “siti” dianggap mempunyai awalan “si”, sehingga oleh modul/fungsi Hilangkan_Awalan() suku kata “si” ini akan dihilangkan dan didapat kata “ti”.

Kata “nian” juga bukan merupakan kata dalam bahasa Sunda, sehingga pada saat dicari dalam kamus pertama kali tidak ditemukan. Selanjutnya modul/fungsi Hilangkan_Bareng() akan menghilangkan suku kata “an” dan mengganti huruf “n” menjadi “t” karena dianggap sebagai bentuk kata nasal, sehingga didapat kata “ti”. Kata “tini” yang merupakan nama orang, dianggap

mempunyai suku kata “in”, sehingga suku kata tersebut akan dihilangkan dan didapat kata “ti”.

Kata “diari”, didapat kata “ari”

Kata “ari” dalam bahasa Sunda mempunyai arti sedangkan, kalau atau jika. Kata “diari” yang bukan merupakan kata dalam bahasa Sunda ketika dicari dalam kamus tidak ditemukan. Proses berikutnya pada algoritme stemming adalah penghilangan awalan oleh modul/fungsi Hilangkan_Awalan(). Suku kata “di”

pada kata “diari” dianggap merupakan awalan, sehingga akan dihilangkan oleh modul/fungsi tersebut, dan didapat kata “ari”.

Kata “pamar”, “dibabarkeun”, didapat kata “bar”.

Kata “bar” dalam bahasa Sunda mempunya arti yaitu: kata antar untuk menghamparkan (tikar, karpet, dan lain-lain). Pada saat algoritme stemming

bekerja untuk kata “pamar”, maka fungsi Hilangkan_Bareng() akan menghilangkan suku kata “pa” dan didapat kata “mar”. Kata “mar” ini dianggap bentuk kata nasal sehingga huruf “m” pada kata tersebut diganti dengan huruf

“b”, dan didapat kata “bar”.

Untuk kata “dibabarkeun”, akan dianggap sebagai kata ulang dan modul/fungsi Cek_Kata_Ulang() akan menghilangkan awalan dan akhiran “di- +

-keun” maka didapat kata “babar”. Karena dianggap kata ulang maka suku kata

“ba” akan dihilangkan dari kata tersebut dan didapat kata “bar”.

Kata “tikang”, “bakang”, didapat kata “kang”

Kata “kang” dalam bahasa Sunda mempunyai arti panggilan untuk lelaki yang lebih tua atau kakak. Pada saat mencari kata “tikang” dan “bakang” dalam kamus kata tersebut ditemukan. Kedua kata tersebut dianggap mempunyai awalan

“ti” dan “ba”, sehingga akan dihilangkan oleh modul/fungsi

Kata “simana”, didapat kata “sim”

Kata “sim” dalam bahasa Sunda mempunyai arti saya. Sedangkan kata

“simana” merupakan kata “sima” dan diberi akhiran “na”. Pada saat algoritme

stemming bekerja, kata “simana” ini diangap mempunyai akhiran “ana”,

sehingga akan dipotong menjadi “sim”.

Kata “maran”, “perman”, “minan” didapat kata “man”

Kata “man” mempunyai arti sebagai kata antar untuk menyuruh berjalan terlebih dahulu. Kata “maran” dan “minan” dianggap mempunyai sisipan “ar”

dan “in” sehingga oleh modul/fungsi Hilangkan_Sisipan() kedua suku kata tersebut akan dihilangkan dan didapat kata “man”. Sedangkan untuk kata

“perman” dianggap mempunyai awalan “per” dan akan dihilangkan oleh

modul/fungsi Hilangkan_Awalan().

Kata kuning”, “tiku” didapat kata “ku

Kata “ku” mempunyai arti alangkah atau jangankan. Kata “kuning”

dianggap mempunyai akhiran “ning” sehingga akhiran tersebut dihilangkan oleh modul/fungsi Hilangkan_Akhiran() sehingga didapat kata “ku”. Sedangkan kata

“tiku” dianggap mempunyai awalan “ti” dan oleh modul Hilangkan_Awalan()

sehingga didapat kata “ku”. Kata “pama” di dapat kata “ba

Kata “ba” merupakan salah satu bentuk awalan yang berarti “ber”. Kata

“pama” setelah di-stem berubah menjadi kata “ba” disebabkan oleh

modul/fungsi Hilangkan_Bareng() menganggap kata tersebut memiliki bentuk pa- N-. Modul Hilangkan_Bareng() akan menghilangkan awalan pa- dan huruf “m”

pada suku kata “ma” diganti menjadi “b” oleh modul ModulNasal_N() karena dianggap memiliki bentuk nasal. Kata tersebut setelang di-stem didapat kata “ba”. Kata “perda”, “dana”, “dakeunana” di dapat kata “da

Kata “da” memiliki arti “karena”. Kata “perda” dan “dana” yang merupakan kata dalam bahasa Indonesia dianggap memiliki awalan “per” pada

kata “perda” dan akhiran “na” pada kata “dana”. Pada proses stemming kata

“perda” akan dihilangkan awalan “per”-nya oleh modul Hilangkan_Awalan(),

sedangkan kata “dana” akan dihilangkan akhiran “na”-nya oleh modul Hilangkan_Awalan().

Kata “diracik” didapat kata “cik”, “dipilah, silah” didapat kata “lah” dan

“pekan”,” peking” didapat kata “pek

Kata “diracik” dianggap memiliki bentuk rarangken bareng di- -ar-

sehingga oleh modul Hilangkan_Bareng() dihilangkan awalan “di” dan sisipan

“ar” sehingga didapat kata “cik”. Sedangkan untuk kata “dipilah” dan “silah”

masing-masing dianggap memiliki bentuk rarangken bareng

“di-pi-” dan awalan “si” sehingga bentuk “di-pi-“ dan awalan “si” dihilangkan

pada kedua kata tersebut dan didapat kata “lah”. Untuk kata “pekan” dan

“peking” keduanya dianggap memiliki bentuk akhiran “an” dan “ing” sehingga

oleh modul Hilangkan_Akhiran() kedua akhiran tersebut dihilangkan dan didapat kata “pek”.

Dokumen terkait