• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

E. Analisis Tingkat Kesehatan Keuangan Perusahaan

Analisis tingkat kesehatan keuangan perusahaan berguna untuk melihat kinerja laporan keuangan perusahaan serta untuk mengetahui kondisi keuangan yang terjadi dalam perusahaan pada saat tertentu. Kinerja laporan keuangan perusahaan dapat dilihat melalui laporan keuangan perusahaan.

Analisis tingkat kesehatan dilakukan dengan cara menilai tingkat kesehatan keuangan perusahaan tersebut. Penilaian tingkat kesehatan ini dilakukan dengan cara membandingkan aspek keuangan dengan Surat

Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002. Dalam menentukan tingkat kesehatan perusahaan ditentukan berdasarkan jumlah total skor (TS) yang diperoleh dari perhitungan delapan rasio yang terdapat dalam Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002. Adapun perusahaan yang akan diteliti adalah perusahaan non infrastruktur yang go public di bidang pertambangan dan energi.

Penilaian tingkat kesehatan perusahaan di golongkan menjadi : 1. sehat, yang terdiri dari:

AAA apabila Total Skor (TS) lebih besar dari 95 AA apabila 80<TS<=95

A apabila 65<TS<=80 2. kurang sehat, yang terdiri dari:

BBB apabila 50<TS<=65 BB apabila 40<TS<=50 B apabila 30<TS<=40 3. tidak sehat, yang terdiri dari:

CCC apabila 20<TS<=30 CC apabila 10<TS<=20 C apabila TS<=10

Komposisi penilaian tingkat kesehatan perusahaan diatas, berlaku jika dalam penilaian tingkat kesehatan menggunakan tiga (3) aspek yaitu aspek

keuangan, aspek operasional dan aspek administrasi. Tetapi dalam penelitian ini, penulis hanya mengukur berdasarkan aspek keuangan saja sehingga dalam penentuan total skor (TS) untuk mencari tingkat kesehatan juga mengalami perubahan.

Menurut Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2000, komponen ketiga aspek tersebut terhadap total skor (100) adalah sebagai berikut:

1. Aspek Keuangan (Total Skor Keuangan/TSK) = 70 ( 0,7 ) 2. Apek Operasional (Total Skor Operasional/TSOP) = 15 (0,15) 3. Aspek Administrasi (Total Skor Administrasi/TSAD) = 15 (0,15)

Total Skor = 100

Dalam penelitian ini yang digunakan hanya aspek keuangan saja, maka besarnya proporsi terhadap komponen aspek keuangan terhadap total skor berubah menjadi:

1. sehat:

AAA apabila Total Skor Keuangan (TSK) lebih besar dari 0,7 x 95 AA apabila 0,7 x 80 < TSK <= 0,7 x 95 A apabila 0,7 x 65 < TSK <= 0,7 x 80 2. kurang sehat: BBB apabila 0,7 x 50 < TSK <= 0,7 x 65 BB apabila 0,7 x 40 < TSK <= 0,7 x 50 B apabila 0,7 x 30 < TSK <= 0,7 x 40

3. tidak sehat:

CCC apabila 0,7 x 20 < TSK <= 0,7 x 30 CC apabila 0,7 x 10 < TSK <= 0,7 x 20 C apabila TSK <= 0,7 x 10

Dengan demikian kontibusi Total Skor Keuangan (TSK) terhadap Total Skor Keseluruhan (TS) menjadi:

1. sehat:

AAA apabila Total Skor Keuangan (TSK) lebih besar dari 66,5 AA apabila 56 < TSK <= 66,5 A apabila 45,5 < TSK <= 56 2. kurang sehat: BBB apabila 35 < TSK <= 45,5 BB apabila 28 < TSK <= 35 B apabila 21 < TSK <= 28 3. tidak sehat: CCC apabila 14 < TSK <= 21 CC apabila 7 < TSK <= 14 C apabila TSK <= 7

29 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini dengan menggunakan studi deskriptif pada perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan dan energi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pojok Bursa Efek Jakarta Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian di laksanakan dari bulan Maret sampai dengan bulan April 2007.

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek penelitian

Subjek penelitian yaitu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan dan energi.

2. Objek penelitian

Objek penelitian yaitu laporan keuangan dari tahun 2003 sampai dengan 2006, yang berupa neraca dan laporan laba rugi.

D. Data yang Dibutuhkan

Data yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: 1. Gambaran umum perusahaan

2. Neraca perusahaan per 31 Desember 2003 sampai dengan 2006

3. Laporan laba rugi untuk periode yang berakhir 31 Desember 2003 sampai dengan 2006

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini untuk pengumpulan data yaitu dengan metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data yang diperlukan berupa data sekunder yaitu berupa laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi) dan gambaran umum perusahaan.

F. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan dan energi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

2. Sampel

Sampel yang di ambil dalam penelitian yaitu akan dipilih beberapa perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang pertambangan dan energi yang go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

G. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab permasalahan di atas maka dilakukan analisis terhadap rasio keuangan yaitu sebagai berikut:

1. Menghitung besarnya nilai dari tiap rasio

Rasio keuangan yang digunakan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002 dan terdiri dari delapan rasio yang terdapat dalam aspek keuangan yaitu: a. Besarnya tingkat imbalan kepada pemegang saham

ROE= X100% Sendiri Modal Pajak Setelah Laba

Laba Setelah Pajak adalah laba setelah pajak dikurangi dengan laba hasil penjualan dari aktiva tetap, aktiva non produktif, aktiva lain-lain dan saham penyertaan langsung. Modal Sendiri adalah seluruh komponen modal sendiri dalam neraca perusahaan pada posisi akhir tahun buku dikurangi dengan komponen modal sendiri yang digunakan untuk membiayai aktiva tetap dalam pelaksanaan dan laba tahun berjalan (Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002).

b. Besarnya tingkat imbalan Investasi /Return On Invsment ROI = EBIT Penyusutan X100%

Employed Capital

EBIT adalah laba sebelum bunga dan pajak dikurangi laba dari hasil penjualan dari aktiva tetap, aktiva lain-lain, aktiva non produktif, dan saham penyertaan langsung. Penyusutan adalah depresiasi, amortisasi, dan deplesi. Capital Employed adalah posisi pada akhir tahun buku total aktiva dikurangi aktiva tetap dalam pelaksanaan (Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002) c. Besarnya rasio kas /Cash Ratio

Cash Ratio= X100% Lancar Hutang pendek jangka berharga surat bank Kas 

Kas, Bank, dan Surat Berharga Jangka Pendek adalah posisi masing- masing pada akhir tahun buku. Hutang Lancar adalah posisi seluruh kewajiban lancar pada akhir tahun buku (Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002).

d. Besarnya rasio lancar /Current Ratio Current Ratio= X100%

Lancar Hutang

Lancar Aktiva

Aktiva Lancar adalah posisi total aktiva lancer pada akhir tahun buku. Hutang Lancar adalah posisi total kewajiban lancar pada akhir tahun buku (Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002).

e. Besarnya tingkatCollection Periods

Collection Periods= X365hari

Usaha Pendapatan Total Usaha Piutang Total

Total Piutang Usaha adalah posisi piutang usaha setelah dikurangi cadangan penyisihan piutang pada akhir tahun buku. Total Pendapatan Usaha adalah jumlah pendapatan usaha selama tahun buku (Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP- 100/MBU/2002).

f. Besarnya tingkat perputaran persediaan

Perputaran Persediaan = X365hari

Usaha Pendapatan Total

Persediaan Total

Total Persediaan adalah seluruh persediaan yang digunakan untuk proses produksi pada akhir tahun buku yang terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi, dan persediaan barang jadi ditambah persediaan peralatan dan suku cadang. Total Pendapatan Usaha adalah total pendapatan usaha dalam tahun buku yang bersangkutan (Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002).

g. Besarnya tingkat perputaran total asset / Total Assets Turn Over (TATO)

TATO= TotalPendapatan X100% Employed

Total Pendapatan adalah total pendapatan usaha dan non usaha tidak termasuk pendapatan hasil penjualan aktiva tetap. Capital Employed adalah posisi pada akhir tahun buku total aktiva dikurangi aktiva tetap dalam pelaksanaan (Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002).

h. Besarnya tingkat rasio total modal sendiri terhadap total asset (TMS terhadap TA) TMS terhadap TA = X100% Aset Total Sendiri Modal Total

Total Modal Sendiri adalah seluruh komponen modal sendiri pada akhir tahun buku diluar dana-dana yang belum ditetapkan statusnya. Total Asset adalah total asset dikurangi dengan dana-dana yang belum ditetapkan statusnya pada posisi akhir tahun buku yang bersangkutan (Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP- 100/MBU/2002).

2. Mencari skor untuk indikator tiap rasio berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : KEP-100/MBU/2002

a. ROE= X100% Sendiri Modal Pajak Setelah Laba

Tabel 3.1 Daftar skor penilaianROE Skor ROE(%) Non Infra 15 <ROE 20 13 <ROE<= 15 18 11 <ROE<=13 16 9 <ROE<= 11 14 7,9<ROE<= 9 12 6,6<ROE<= 7,9 10 5,3 <ROE<= 6,6 8,5 4 <ROE<= 5,3 7 2,5 <ROE<= 4 5,5 1 <ROE<= 2,5 4 0 <ROE<= 1 2 ROE< 0 0

b. ROI= EBIT Penyusutan X100% Employed

Capital

Tabel 3.2 Daftar skor penilaianROI Skor ROI(%) Non Infra 18 <ROI 15 15 <ROI<= 18 13,5 13 <ROI<= 15 12 12 <ROI<= 13 10,5 10,5<ROI<= 12 9 9 <ROI<= 10,5 7,5 7 <ROI<= 9 6 5 <ROI<= 7 5 3 <ROI<= 5 4 1 <ROI<= 3 3 0 <ROI<= 1 2 ROI< 0 1 c. Cash Ratio= X100% Lancar Hutang pendek jangka berharga surat bank Kas 

Tabel 3.3 Daftar skor penilaian rasio kas (Cash Ratio) Skor Cash Ratio= x (%) Non Infra x >= 35 5 25 <= x <= 35 4 15 <= x <= 25 3 10 <= x <= 15 2 5 <= x <= 10 1 0 <= x <= 5 0

d. Current Ratio= X100% Lancar

Hutang

Lancar Aktiva

Tabel 3.4 Daftar skor penilaian rasio lancar (Current Ratio) Skor Current Ratio= x (%) Non Infra 125 <= x 5 110 <= x < 125 4 100 <= x <110 3 95 <= x < 100 2 90 <= x < 95 1 x < 90 0

e. Collection Periods= X365hari Usaha Pendapatan Total Usaha Piutang Total

Tabel 3.5 Daftar skor penilaianCollection Periods (CP) Skor CP= x (hari) Perbaikan = x (hari)

Non infra x <= 60 x > 35 5 60 < x <= 90 30 < x <=35 4,5 90 < x <= 120 25 < x <= 30 4 120< x <= 150 20 < x <= 25 3,5 150< x <= 180 15 < x <= 20 3 180< x <= 210 10 < x <= 15 2,4 210< x <= 240 6 < x <= 10 1,8 240< x <= 270 3 < x <= 6 1,2 270< x <= 300 1 < x <= 3 0,6 300< x 0 < x <= 1 0

Skor yang digunakan dipilih yang terbaik dari kedua skor menurut tabel diatas.

f. Perputaran Persediaan = X365hari Usaha Pendapatan Total Persediaan Total

Tabel 3.6 Daftar skor penilaian Perputaran Persediaan (PP) Skor PP = x (hari) Perbaikan = x (hari)

Non infra x <= 60 35 < x 5 60 < x <= 90 30 < x <=35 4,5 90 < x <= 120 25 < x <= 30 4 120< x <= 150 20 < x <= 25 3,5 150< x <= 180 15 < x <= 20 3 180< x <= 210 10 < x <= 15 2,4 210< x <= 240 6 < x <= 10 1,8 240< x <= 270 3 < x <= 6 1,2 270< x <= 300 1 < x <= 3 0,6 300< x 0 < x <= 1 0

Skor yang digunakan dipilih yang terbaik dari kedua skor menurut tabel diatas.

g. TATO= TotalPendapatan X100% Employed

Capital

Tabel 3.7 Daftar skor penilaian Perputaran Total Asset (TATO) Skor TATO = x (%) Perbaikan = x (%) Non Infra 120 < x 20 < x 5 105 < x <= 120 15 < x <= 20 4,5 90 < x <= 105 10 < x <= 15 4 75 < x <= 90 5 < x <= 10 3,5 60 < x <= 75 0 < x <= 5 3 40 < x <= 60 x <= 0 2,5 20 < x <= 40 x < 0 2 x <= 20 x < 0 1,5

Skor yang digunakan dipilih yang terbaik dari kedua skor menurut tabel di atas. h. TMS terhadap TA = X100% Aset Total Sendiri Modal Total

Tabel 3.8 Daftar skor penilaian TMS terhadap TA Skor TMS thd TA (%) = x Non Infra x <= 0 0 0 <= x <= 10 4 10 <= x <= 20 6 20 <= x <= 30 7,25 30 <= x <= 40 10 40 <= x <= 50 9 50 <= x <= 60 8,5 60 <= x <= 70 8 70 <= x <= 80 7,5 80 <= x <= 90 7 90 <= x <= 100 6,5

3. Menginterprestasikan hasil perhitungan yang telah didapat

Penilaian tingkat kesehatan Badan Usaha Milik Negara digolongkan menjadi:

a. sehat, yang terdiri dari:

AAA apabila Total Skor Keuangan (TSK) lebih besar dari 66,5 AA apabila 56 < TSK <= 66,5

b. kurang sehat, yang terdiri dari: BBB apabila 35 < TSK <= 45,5 BB apabila 28 < TSK <= 35 B apabila 21 < TSK <= 28 c. tidak sehat, yang terdiri dari:

CCC apabila 14 < TSK <= 21 CC apabila 7 < TSK <= 14 C apabila TSK <= 7

41 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 1. Sejarah Perusahaan

PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk merupakan perusahaan penambangan batubara yang didirikan di Tanjung Enim, Sumatera Selatan pada tanggal 2 Maret 1981, berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 42 tahun 1980. Namun kegiatan penambangan telah dimulai sejak tahun 1919 oleh Pemerintah Belanda. Tahun 1942 diambil oleh pemerintah Jepang dan setelah kemerdekaan tahun 1945 kepemilikannya diambil alih oleh pemerintah Indonesia.

Perseroan ini merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang saat ini merupakan produsen batubara terbesar ke 5 di Indonesia. Perseroan menjadi perusahaan publik pada tanggal 23 Desember 2002 dengan kode saham “PTBA” yang dicatatkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES).

Perseroan mempunyai 2 unit pertambangan yaitu Unit Pertambangan Tanjung Enim berlokasi di Tanjung Enim, Sumatera Selatan yang dioperasikan dengan sistem penambangan terbuka (open pit mining) dan Unit Pertambangan Ombilin berlokasi di Sawahlunto, Sumatera Barat yang dioperasikan dengan sistem tambang bawah tanah (underground mining).

Perseroan mengusahakan penyempurnaan kinerja melalui peningkatan efektifitas, efesiensi serta produktifitas dari setiap segmen usaha. Khusus pada segmen industri batubara, Perseroan mulai menyiapkan segala kebutuhan infrastruktur untuk mencapai divisi trading yang diharapkan dapat meningkat pendapatan perseroan melalui aktifitas perdagangan batubara baik dengan pasar domestik maupun internasional.

2. Visi dan Misi Perusahaan Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan energi berbasis batubara yang berdaya saing dan memberikan nilai optimal bagistakeholders.

Misi Perusahaan

Memproduksi dan memasarkan batubara dan produk derivatifnya dengan cara terbaik, biaya dan harga yang kompetitif serta berkembang harmonis bersama lingkungan.

3. Tujuan Perusahaan

Perseroan yang didirikan pada tanggal 2 Maret 1981 mempunyai maksud dan tujuan yaitu untuk mendukung dan melaksanakan kebijakan serta program pemerintah dalam mengembangkan sektor pertambangan nasional terutama batubara. Maksud dan tujuan tersebut kemudian diterjemahkan dalam aktivitas perseroan yang menurut pasal 3 Anggaran

Dasar Perusahaan meliputi kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan perdagangan.

4. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Jarman

Komisaris : Mahyudin Lubis

Komisaris : Sopriyadi

Komisaris : Mirza Mochtar

Komisaris Independen : Mirwan

Komisaris Independen : Singgih Riphat Dewan Direksi

Direktur Utama : Ismet Harmaini Direktur : Abdul Azis Nazori

Direktur : Sukrisno

Direktur : A.C. Purba

Direktur : Mahbub Iskandar

5. Strategi Perusahaan

Adapun strategi perusahaan adalah sebagai berikut :

a. Memaksimalkan profitabilitas melalui peningkatan produksi, peningkatan produk bernilai tambah dan penekanan biaya.

b. Memperluas usaha secara vertikal, antara lain: PLTU Mulut Tambang.

c. Melakukan merger dan akuisisi.

6. Kegiatan Usaha Perusahaan

Dalam Anggaran Dasar PTBA dinyatakan bahwa maksud dan tujuan pendirian perseroan adalah turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan serta program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya serta pembangunan di bidang pertambangan bahan-bahan galian, terutama pertambangan batubara sesuai dengan ketentuan dalam perundang- undangan yang berlaku dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, PTBA melakukan kegiatan usaha sebagai berikut: a. Mengusahakan pertambangan yang meliputi penyelidikan umum,

ekplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan perdagangan bahan-bahan galian terutama batubara

b. Mengusahakan pengolahan lebih lanjut atas hasil produksi bahan- bahan galian terutama batubara

c. Memperdagangkan hasil produksi sehubungan dengan usaha baik hasil sendiri maupun hasil produksi pihak lain baik di dalam maupun di luar negeri

d. Mengusahakan dan/atau mengoperasikan pelabuhan dan/atau dermaga khusus batubara untuk keperluan sendiri maupun keperluan

pihak lain

e. Mengusahakan dan/atau mengoperasikan pembangkit listrik tenaga uap baik untuk keperluan sendiri dan pihak lain

f. Memberikan jasa konsultasi dan rekayasa dalam bidang yang berhubungan dengan pertambangan batubara dan hasil olahannya

7. Lokasi Perusahaan a. Tanjung Enim

Head Office

Alamat : Jl. Parigi No.1 Tanjung Enim 31716 Sumatera Selatan Telp : +62-711 31-1104 / 31-0005 / +62-734 45-1202 / 45-

1206

Fax : +62-734 45-1095 / 45-1099 b. Lampung

Port

Alamat : Jl. Raya Bakauheni KM. 15 Tarahan, Bandar Lampung Telp : +62-721 31-545 - 31-686

Fax : +62-721 31-577 c. Ombilin

Site Office

Alamat : Sawahlunto Sumatera Barat Telp : +62-754 61-021

d. Jakarta

Representative & Marketing Office

Alamat : Menara Kadin, 15th Floor Jl. H.R. Rasuna Said, Blok X – 5 Kav. 2&3

Telp : +62-21 525-4014 Fax : +62-21 525-4002 e. Kertapati

Jetty

Alamat : Jl. Statiun Kereta Api Palembang, Sumatera Selatan Telp : +62-711 512-617

Fax : +62-711 511-388 f. Padang

Port

Alamat : Jl. Hos Cokroaminoto 95-97 Sumatera Barat Telp : +62-751 31-996

Fax : -

B. PT Perusahaan Gas Negara Tbk 1. Sejarah Perusahaan

Semula perusahaan gas di Indonesia adalah perusahaan gas swasta Belanda yang bernama I.J.N. Eindhoven & Co berdiri pada tahun 1859 yang memperkenalkan penggunaan gas kota di Indonesia yang terbuat dari batubara. Pada tahun 1958 perusahaan tersebut dinasionalisasi dan diubah

menjadi PN Gas yang selanjutnya pada tanggal 13 Mei 1965 berubah menjadi Perusahaan Gas Negara. Pada tahun 1974 dipercaya pemerintah untuk menyalurkan gas bumi melalui jaringan pipa untuk keperluan bahan bakar di sektor rumah tangga, komersial dan industri yang menggantikan gas buatan dari batubara dan minyak yang tidak ekonomis. Penyaluran gas bumi untuk pertama kali dilakukan di Cirebon tahun 1974 , kemudian disusul berturut-turut di wilayah Jakarta tahun 1979, Bogor tahun 1980, Medan tahun 1985, Surabaya tahun 1994, dan Palembang tahun 1996.

Pada tahun 1984 statusnya berubah menjadi Perum. Tahun 1994 statusnya ditingkatkan lagi menjadi Persero dengan penambahan ruang lingkup usaha yang lebih luas yaitu selain di bidang distribusi gas bumi juga di bidang yang lebih ke sektor hulu yaitu di bidang transmisi, dimana PGN berfungsi sebagai transporter. Sejak adanya pengembangan usaha di bidang transmisi tersebut, PGN telah membangun jaringan pipa transmisi jalur Grissik (Palembang) – Duri (Riau) dan mulai beroperasi tahun 1998. Selain itu jaringan pipa transmisi gas bumi jalur Grissik (Sumatera Selatan) – Batam – Sakra (Singapura) sepanjang 470 km telah diresmikan oleh Presiden RI dan Perdana Menteri Singapura pada tanggal 4 Agustus 2003 dan penyaluran gas ke Singapura telah dilaksanakan pada tanggal 3 September 2003. PGN telah menjadi perusahaan terbuka yaitu ditandai dengan tercatatnya saham PGN pada tanggal 15 Desember 2003 di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. PGN memperoleh dana untuk

membangun jaringan pipa Transmisi dan Distribusi dalam rangka mendukung kebijakan pemerintah mengurangi ketergantungan pada BBM yang semakin mahal.

2. Visi dan Misi Perusahaan Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan publik terkemuka di bidang penyedia gas bumi.

Misi Perusahan

Meningkatkan pemanfaatan gas bumi bagi kepentingan industri, komersial dan rumah tangga melalui jaringan pipa transmisi, moda transportasi lain, jaringan pipa distribusi dan kegiatan niaga serta usaha lain yang mendukung pemanfaatan gas bumi.

3. Tujuan Perusahaan

Tujuan Perusahaan Perseroan (Persero) sebagaimana yang ditetapkan dalam No. 37 tahun 1994 sebagai berikut :

a. Mengembangkan dan memanfaatkan gas bagi kepentingan umum dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan Perusahaan;

b. Menyediakan gas dalam jumlah dan mutu yang memadai untuk melayani kebutuhan masyarakat.

4. Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Dr. Sumarno Surono Komisaris : Ir. Bemby Uripto Komisaris : Ir. Pudjosunasa

Komisaris : Dr. Ir. Sahala Lumban Gaol Komisaris Independen : Dr. Ir. Nenny Miryani Saptadji Dewan Direksi

Direktur Utama : Drs. W.M.P. Simandjuntak Direktur Keuangan : Drs. Djoko Piamono, M.B.A Direktur Pengembangan : Ir. Adil Abas Reksoatmodjo Direktur Pengusahaan : Ir. Nursubagjo Prijono, M.Sc. Direktur Umum : Drs. Sutikno, M.Si

5. Strategi Perusahaan

Menyelesaikan pembangunan infrastruktur jaringan pipa transmisi gas yang terpadu dengan jaringan distribusi yang diharapkan akan tumbuh peran serta pelaku bisnis disepanjang rantai bisnis gas bumi dari sektor hulu ke sektor hilir, dalam rangka mempersiapkan Unbundling dan Open Access.

6. Kegiatan Usaha

Perusahaan Gas Negara merupakan Penyedia Utama Gas Bumi dan memiliki dua bidang usaha yaitu distribusi (penjualan) dan transmisi (transportasi) gas bumi melalui jaringan pipa yang tersebar di seluruh wilayah usaha. Usaha distribusi meliputi kegiatan pembelian gas bumi dari pemasok dan penjualan gas bumi melalui jaringan pipa distribusi ke pelanggan rumah tangga, komersial dan industri. Sedangkan usaha transmisi merupakan kegiatan pengangkutan (transportasi) gas bumi melalui jaringan pipa transmisi dari sumber-sumber gas ke pengguna industri. Kegiatan usaha distribusi Perusahaan Gas Negara mendistribusikan produk gas bumi melalui jaringan pipa distribusi ke para pelanggan.

7. Bagian Unit Kerja Perusahaan

Bagian unit kerja perusahaan terdiri atas: a. Bagian Produksi

Fungsi bagian produksi adalah sebagai berikut:

1) Menyediakan pasokan gas bumi untuk memenuhi permintaan pasar, baik untuk pasokan penjualan maupun transportasi.

2) Meningkatkan kehandalan jaringan dengan menambah dan menggantikan jaringan lama serta meningkatkan kapasitas peralatan pendukung.

4) Melaksanakan sistem keselamatan dan kesehatan kerja yang memadai.

5) Mempercepat alih teknologi khususnya bidang operasi dan pemeliharaan untuk jaringan pipa transmisi.

b. Bagian Marketing

Fungsi bagian marketing adalah sebagai berikut:

1) Mengembangkan pasar dengan sistem membuka pasar baru baik untuk penjualan gas maupun transportasi gas.

2) Meningkatkan pelayanan yang responsif terhadap pelanggan, baik calon pelanggan maupun pelanggan yang sudah ada.

3) Menyesuaikan harga jual gas secara periodik melakukan evaluasi terhadap harga jual gas sehingga dapat bersaing dengan harga bahan bakar lain.

4) Melakukan penetrasi pasar secara terus menerus, sehingga sasaran pengembagan pangsa pasar tercapai

c. Bagian Teknologi

Fungsi bagian teknologi adalah sebagai berikut:

1) Melakukan nota kesepakatan dengan Instansi Pemerintah Daerah Bidang Kebersihan Kota dalam hal program "Langit Biru" dan pengembangan Biogas.

2) Melakukan kajian kelayakan ekonomi dan teknis tentang pengembangan pemanfaatan gas bumi serta energi baru lainnya. 3) Mengupayakan hasil kajian untuk dapat di implementasikan.

4) Melaksanakan pendirian usaha Biogas dan Kogenerasi.

5) Mengembangkan pengetahuan tekno-ekonomi penggunaan tekno-logi gas bumi.

6) Mencapai komitmen manajemen untuk pemanfaatan teknologi informasi secara optimal.

7) Mengembangkan dan memelihara perencanaan data dan aplikasi untuk mendapatkan manajemen data dan modul aplikasi yang optimal.

d. BagianHuman Resource

Fungsi bagianhuman resourceadalah sebagai berikut:

Dokumen terkait