• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

3.4. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan untuk mengukur keunggulan kompetitif sistem usahatani kedelai adalah Private Cost Ratio (PCR) dan Cobb – Douglas.

PCR dan Cobb - Douglas dapat memberikan kerangka analisis yang cukup komprehensif mengenai keunggulan kompetitif, terhadap setiap komoditas pertanian yang menjadi semakin penting untuk melihat kemungkinan apakah produksi komoditas di dalam negeri dapat bersaing di dalam pasar global.

Menghitung keuntungan privat juga digunakan untuk mengetahui keunggulan kompetitif usahatani kedelai. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Membuat tabel hubungan input-output fisik. Nilai-nilai yang menerangkan

fungsi produksi ini juga mencerminkan tingkat teknologi yang digunakan. b. Membuat tabel harga privat (harga aktual) untuk setiap input yang digunakan

serta output yang dihasilkan. Harga-harga yang digunakan harus sesuai dengan

waktu penelitian dilakukan.

c. Membuat tabel privat budget, dengan mengalikan jumlah fisik yang disajikan

pada tabel input-output dengan nilai-nilai pada tabel harga privat.

Untuk menjawab tujuan penelitian, maka analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Untuk menjawab tujuan pertama yaitu menganalisis fungsi produksi kedelai, maka analisis yang digunakan adalah sebagai berikut:

fungsi produksi Cobb-Douglas dengan mudah dapat digunakan sebagai metode penggunaan berdasarkan prinsip – prinsip ekonomi, sebab fungsi produksi ini memiliki kemampuan dalam menjelaskan secara spesifik dan praktis faktor – input yang digunakan petani. Selain itu fungsi produksi Cobb – Douglas dapat diterapkan untuk menguji efisiensi alokasi dan efisiensi ekonomi input faktor yang digunakan dalam suatu sistem usahatani.

Fungsi produksi Cobb-Douglas dengan dengan analisa regresi non linear berganda dengan model sebagai berikut :

Y = a X1b1 X2b2 . X3 b3. X4 b4. X5b5 en

Untuk memudahkan perhitungan dari masing-masing variabel ke dalam analisa non linear berganda, maka persamaan ini diubah menjadi satu bentuk persamaan dengan cara ditrans-logaritmakan persamaan tersebut :

Ln Y = ln b0 + ln b1 X1 + b2 ln X2 + b3 ln X3 + b4 ln X4 + b5 ln X5 + e Dimana : Y = Produksi Kedelai (kg)

X1 = Luas lahan (ha) X2 = Benih (kg) X3 = Pupuk (kg) X4= Pupuk Organik (Kg) X5 = Pestisida (ml) X6 = Tenaga Kerja (HKP) b0 = Konstanta.

b1...6 = Koefisien untuk masing-masing variabel independen X1...X6. e = Eror.

Uji efisiensi alokatif dimaksudkan untuk mengetahui rasionalitas petani dalam melakukan kegiatan usahatani dengan tujuan mencapai keuntungan maksimal. Keuntungan maksimal akan tercapai jika semua faktor produksi telah dialokasikan secara optimal. Situasi yang diharapkan terjadi kalau petani mampu membuat suatu upaya kalau nilai produk marginalnya (NPM) untuk suatu input sama dengan harga input tersebut.

Penggunaan input optimum dicari dengan melihat nilai tambahan dari satu satuan biaya dari input yang digunakan dengan satu satuan output yang dihasilkan. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

NPM = PX atau NPM = 1

PX

Dimana : NPM = Nilai produk marginal PX = Harga faktor produksi

Suatu usahatani akan menguntungkan apabila setiap penambahan nilai output selalu lebih besar daripada setiap penambahan nilai input atau ▲Y.Py >

▲X.Px . Dan keuntungan akan berhenti pada saat garis harga menyinggung garis TPP atau ▲Y.Py = ▲X.Px (Soekartawi,1993).

Atau dapat pula menggunakan kriteria pengujiannya untuk melihat efisiensi harganya, sebagai berikut :

Artinya pada harga yang berlaku saat penelitian, 1

Px NPMxi

secara ekonomis penggunaan faktor produksi optimum atau efisien.

< 1 Arti nya pada harga yang berlaku saat penelitian, secara ekonomis penggunaan faktor produksi belum optimum atau

efisien.

> 1 > 1 Artinya pada harga yang berlaku saat penelitian, secara

ekonomis penggunaan faktor produksi melebihi kondisi optimum atau tidak efisien.

Petani yang mempunyai produksi tinggi dan menjual saat itu dengan harga tinggi dari biaya input yang telah ditekan, maka petani tersebut mampu mencapai efisiensi secara teknis dan efisiensi alokatif atau disebut efisiensi ekonomis.

Efisiensi ekonomis menurut Kartasapoetra (1998) merupakan kombinasi antara faktor-faktor produksi. Dalam hal ini terangkum pengertian mengenai : 1. Hubungan faktor produksi dengan produk.

2. Perbandingan harga faktor produksi yang tergabung dengan modal yang tersedia agar produksi dapat berlangsung dalam kecukupan.

2) Untuk menjawab tujuan yang kedua yaitu menganalisis keunggulan kompetitif kedelai, maka analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Rasio Biaya Privat (Private Cost Ratio: PCR)

dimana: A = pendapatan privat

B = biaya privat untuk input tradable

C = biaya privat untuk faktor domestik

Sistem usahatani bersifat kompetitif jika PCR < 1. Semakin kecil nilai PCR berarti semakin kompetitif.

  Px

NPMxi

Px NPMxi

Dalam analisis finansial yang dilakukan analisa berdasarkan harga pasar yang dipakai untuk menilai hasil produksi dan biaya produksi. Berarti keuntungan usahatani didasarkan atas harga pasar, dan subsidi harga faktor produksi dipandang sebagai penerimaan sehingga tidak dimasukkan dalam biaya produksi. Sebaliknya berbagai macam pajak, cukai dan pungutan dimasukkan dalam biaya karena merupakan beban pengeluaran produksi.

Dalam penelitian ini, biaya produksi meliputi seluruh pengeluaran untuk faktor – faktor produksi yang digunakan selama satu musim tanam. Biaya produksi kedelai meliputi pengeluaran untuk tanaman kedelai. Biaya usahatani ini meliputi dari pembajakan lahan atau sebar benih sampai dengan panen, pasca panen termasuk pengangkutan dari lahan sampai kerumah petani.

Tenaga kerja meliputi semua tenaga kerja yang bekerja pada usahatani baik yang berasal dari keluarga maupun yang berasal dari luar keluarga. Ongkos atau upah tenaga kerja seluruhnya dimasukkan dalam komponen biaya dalam negeri. Begitu juga dengan lahan, lahan sebagai faktor produksi primer untuk tanaman kedelai. Biaya faktor produksi primer lahan juga dimasukkan dalam komponen biaya dalam negeri.

Pupuk yang digunakan dalam pengusahaan tanaman kedelai meliputi ZA dan TSP. Dalam penelitian ini tidak didapat informasi tentang banyaknya kedua jenis pupuk itu yang berasal dari impor atau hasil produksi dalam negeri. Karena kedua jenis pupuk ini diasumsikan sebagian besar dari impor yang mempunyai kandungan local sebesar 40% dan kandungan bahan dari luar ( impor ) sebesar 60 %. Pendugaan banyaknya bahan pupuk yang berasal dari impor dan hasil produksi

dalam negeri didasarkan pada data Biro Pusat Statistik. Angka perbandingan total pupuk impor dan total hasil produksi dalam negeri di pakai sebagai cara pendekatannya.

Selanjutnya harga c.i.f. impor pupuk dinyatakan sebagai komponen biaya luar negeri , sedangkan biaya tambahan untuk angkutan dan lainnya dinyatakan sebagai komponen biaya dalam negeri. Pendugaan terhadap material dalam dan luar negeri yang dipakai dalam memproduksi pupuk dalam negeri didasarkan pada hasil analisa. Pestisida yang digunakan dalam pengusahaan tanaman kedelai diasumsikan seluruhnya berasal dari impor, c.i.f. impornya dinyatakan sebagai komponene luar negeri.

Dokumen terkait