• Tidak ada hasil yang ditemukan

INPUT PROSES OUTPUT

5.2 Analisis Transportasi

Wilayah studi merupakan kawasan yang memiliki kondisi transportasi yang bervariasi yaitu dilihat dari tingkat kepadatan, aktivitas serta jenis sarana yang ada. Pola aktivitas transportasi tersebut sangat erat kaitannya dengan jenis dan aktivitas penggunaan lahan di wilayah studi.

Sehingga transportasi merupakan salah satu sektor kegiatan yang sangat penting di kawasan penelitian, karena berkaitan dengan kebutuhan setiap orang yang ada disetiap lapisan masyarakat. Di kota transportasi (tingkat pelayanan jalan) berkaitan dengan kebutuhan pekerja untuk mencapai lokasi pekerjaan dan sebaliknya, kebutuhan para pelajar untuk mencapai sekolah, untuk mengunjungi tempat perdagangan, dan pelayanan lainnya.

Meningkatnya pergerakan transportasi yang menimbulkan kemacetan lalu lintas akan berpengaruh pada penggunaan lahan yang menimbulkan suatu pola pergerakan lalu lintas yang berbeda-beda. Pola pergerakan ini dipengaruhi oleh adanya penduduk, jumlah pemilik kenderaan, aktivitas yang terjadi di masing-masing penggunaan lahan yaitu aktivitas pergerakan manusia dan barang.

5.2.1 Analisis kondisi fisik dan sistem jaringan jalan di kawasan studi

Jalan Marelan Raya merupakan Jalan Arteri sekunder yang menghubungkan Kota Medan bagian selatan dengan bagian utara (Pelabuhan Belawan), hal tersebut menunjukkan bahwa Jalan Marelan Raya sangat strategis.

Aktivitas yang terjadi di sepanjang koridor Jalan Marelan Raya sangat tinggi dengan tingkat aksesibilitas internal dan eksternal yang sangat tinggi. Kondisi wilayah studi yang ideal tersebut harusnya dilengkapi dengan sarana dan prasarana transportasi yang memadai, terutama kondisi jaringan jalan, rambu-rambu lalu lintas, marka jalan, serta sarana lain seperti angkutan umum dengan pola pemanfaatan dan pengaturan sarana maupun prasarana yang cukup baik.

Dilihat dari keberadaan sarana dan prasarana jalan yang tersedia pada umumnya sudah cukup baik, berdasarkan hasil kuesioner yang telah dilakukan dengan mengambil 100 responden, untuk Kondisi Jalan; 87% menyatakan sangat baik, 11% menyatakan baik, 2% menyatakan cukup (Tabel 5.2 dan Gambar 5.3). Untuk Faktor Kenyamanan; 9% menyatakan sangat nyaman, 56% menyatakan nyaman, 30% menyatakan cukup nyaman, 5% menyatakan tidak nyaman (Tabel 5.2 dan Gambar 5.4).

Untuk Lebar Jalan; 10% menyatakan sangat lebar, 65% menyatakan lebar, 22% menyatakan cukup dan 3% menyatakan kurang lebar/sempit (Tabel 5.2 dan Gambar 5.5).

Tabel 5.2 Persentasi Hasil Kuesioner Mengenai Kondisi Jalan, Faktor Kenyamanan dan Lebar Jalan di Kawasan Studi

Kondisi Jalan Kenyamanan Lebar Jalan Parameter Presentase (%) Parameter Presentase (%) Parameter Presentase (%) Sangat Baik 87% Sangat Nyaman 9% Sangat Lebar 10% Baik 11% Nyaman 56% Lebar 65% Cukup 2% Cukup 30% Cukup 22% Rusak 0% Tidak Nyaman 5% Sempit 3% Sangat Rusak 0% Sangat Tidak

Nyaman

0% Sempit Sekali

0% Jumlah 100% Jumlah 100% Jumlah 100%

Sumber: Survei Lapangan dan Hasil Analisis, 2013

Gambar 5.3 Grafik Kondisi Jalan Marelan Raya Medan Sumber: Survei Lapangan dan Hasil Analisis, 2013

Gambar 5.4 Grafik Faktor Kenyamanan Jalan Marelan Raya Medan Sumber: Survei Lapangan dan Hasil Analisis, 2013

Gambar 5.5 Grafik Lebar Jalan Marelan Raya Medan Sumber: Survei Lapangan dan Hasil Analisis, 2013

Permasalahan transportasi lain yang terjadi di kawasan studi antara lain kesemrawutan akibat adanya parkir kendaraan (mobil, sepeda motor dan becak) di tepi jalan, tingginya volume lalu lintas yang disebabkan antara lain pemberhentian kendaraan umum (angkutan umum dan taksi), gangguan akibat penyeberang jalan yang terjadi di sembarang tempat, gangguan oleh angkutan informal, aktivitas kendaraan umum yang tidak teratur (menaik-turunkan penumpang disembarang tempat), aktivitas pedagang kaki lima pada beberapa titik yang dominan sebagai kawasan perdagangan dan jasa serta pendidikan.

Penggunaan ruang jalan yang tidak efisien menyebabkan kualitas pelayanan bagi pejalan kaki menjadi sangat rendah. Kondisi geometri Jalan Marelan Raya dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3 Kondisi Geometri Jalan Marelan Raya

No Kondisi Geometri Keterangan 1 Tipe Jalan Jalan Arteri Sekunder 2 Lebar jalur lalu lintas 26 meter

Tabel 5.3 (Lanjutan)

No Kondisi Geometri Keterangan 3 Lebar Median Tidak Ada

4 Lebar Bahu Jalan 1 meter 5 Pemisah arah lalu lintas 50-50

Sumber: Analisa, 2013

Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara yang dilakukan, diperoleh bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa keberadaan jalan dan sistem transportasi di kawasan studi memiliki permasalahan yang cukup signifikan. Beberapa masalah tersebut secara umum berkaitan dengan permasalahan tingginya aktivitas transportasi yang tentunya akan berpengaruh terhadap tingginya pergerakan (tingkat pelayanan jalan) yang terjadi di kawasan studi.

Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya pergerakan lalu lintas secara keseluruhan antara lain:

1. Tingginya aktivitas transportasi.

2. Aktivitas pedagang kaki lima yang kurang teratur.

3. Aktivitas perdagangan dan jasa, yaitu adanya aktivitas keluar masuknya barang dari dan ke toko-toko.

4. Aktivitas kenderaan umum yang tidak teratur dalam menaikkan dan menurunkan penumpang, serta tempat pemberhentian penumpang (halte) yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

5. Kondisi parkir di tepi jalan yang tidak ideal dan sering menimbulkan permasalahan transportasi terutama kemacetan lalu lintas.

6. Masih kurang tertatanya rambu-rambu lalu lintas di sepanjang Jalan Marelan Raya

7. Aktivitas pejalan kaki yang kurang nyaman dikarenakan tidak adanya trotoar dan jembatan penyeberangan.

8. Aktivitas kenderaan yang terjadi pada umumnya cukup padat dan kawasan studi yang dilalui oleh kendaraan ringan sampai kendaraan berat (Gambar 5.6).

Gambar 5.6 Aktifitas Transportasi di Jalan Marelan Raya Sumber: Survey Lapangan, 2013

Kondisi jalan di sepanjang Jalan Marelan Raya cukup padat terutama pada jam-jam puncak, yaitu pada pagi hari antara pukul 06.00-08.00 WIB dan sore hari antara pukul 17.00-19.00 WIB. Keberadaan aktivitas di sekitar kawasan studi juga cukup berpengaruh, seperti terlihat adanya aktivitas perdagangan/jasa, ke tempat kerja dan ke sekolah (pendidikan). Hal inilah yang perlu sekali adanya perhatian lebih lanjut mengingat pengaruh aktivitas transportasi akan mengganggu kelancaran pengguna jalan.

Sepanjang Jalan Marelan Raya merupakan jalan arteri sekunder yang menghubungkan Pelabuhan Internasional Belawan yang mempunyai nilai tarikan dan

bangkitan pergerakan terbesar dibandingkan zona eksternal lainnya, serta mempunyai fungsi lokal.

Adapun kondisi transportasi dari ruas jalan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Manajemen Lalu Lintas

Kurang optimalnya manajemen lalu lintas pada beberapa ruas kritis sehingga angka kecelakaan cukup tinggi.

2. Persimpangan Jalan

Persimpangan jalan utama sebagian besar mempunyai bentuk tipikal yang kurang simetris, dan geometrik jalan yang tidak mendukung.

3. Fasilitas

Kurangnya fasilitas perpindahan moda seperti shelter, bus stop, kurangnya fasilitas penyeberangan bagi pejalan kaki pada ruas jalan arteri padat sekitar kawasan perdagangan dan jasa.

4. Keamanan dan Keselamatan

Kesadaran akan tertib berlalu lintas dari masyarakat masih rendah dimana masih terlihat angkutan umum yang berhenti di sembarang tempat, terutama di sekitar persimpangan, sehingga mengganggu dan membahayakan pengguna lain. Lemahnya penegakan hukum yang ada, hal ini tercermin dari frekuensi razia dan penekanannya yang kurang optimal. Disamping sosialisasi terhadap masyarakat terutama mengenai tertib lalu lintas juga kurang optimal, kurang terjaminnya keamanan dan keselamatan penumpang angkutan umum taksi tidak resmi dan ojek.

5. Parkir

Pola parkir yang ada menggunakan masih menggunakan pola parkir on-street yang mempunyai kapasitas terbatas, sehingga saat kepemilikan kendaraan meningkat akan menimbulkan kemacetan karena pergerakan parkir yang sangat intensif.

6. Guna Lahan

Guna lahan yang didominasi oleh rumah toko (ruko) yang sebagian besar pemiliknya mempunyai kendaraan pribadi mempunyai konsekuensi terjadinya protes jika dilakukan pembatasan kendaraan masuk, Pola pertokoan yang berbentuk blok mengakibatkan konflik antara pejalan kaki yang menyeberang antar blok dengan sirkulasi kendaraan.

7. Polusi

Banyaknya sirkulasi kendaraan, baik parkir maupun taksi yang mencari penumpang, menyebabkan kondisi sirkulasi yang sangat lambat, bahkan sering kali berhenti. Hal ini sangat berpotensi meningkatkan level polusi udara.

5.2.2 Hambatan samping

Terjadinya aktivitas di sisi kanan dan kiri pada koridor Jalan Marelan Raya Medan berdampak terhadap kinerja lalu lintas, arus lalu lintas sepanjang jalan terhambat, yang akhirnya menimbulkan kemacetan dan kelambatan pada seluruh kendaraan.

Aktifitas di sisi kanan dan kiri pada koridor ruas jalan ini dipengaruhi oleh kurang disiplinnya para pengguna jalan, baik angkutan umum, kendaraan pribadi, kendaraan roda dua (sepeda motor), dan juga pejalan kaki. Pengguna jalan seperti kendaraan roda empat dan roda dua bebas berhenti untuk menaikan dan menurunkan penumpang di sepanjang koridor jalan ini, serta tidak menggunakan tempat pemberhentian yang telah disediakan (halte, terminal), demikian halnya dengan pejalan kaki dan pedagang kaki lima yang memakai bahu jalan sebagai tempat mereka beraktivitas.

Hambatan samping di sepanjang koridor jalan antara lain peningkatan kelambatan akibat kecepatan yang rendah, gerakan parkir, gerakan membuka pintu mobil, tingkah pengendara kendaraan yang tidak menentu, pejalan kaki yang muncul diantara kendaraan parkir dan aktivitas lainnya.

5.2.3 Analisis kapasitas ruas jalan

Dalam melakukan analisis kapasitas ruas jalan di kawasan studi dilakukan perhitungan secara riil melalui traffic counting yang dilakukan. Adapun Lalu Lintas Harian Rata-rata yang dilakukan adalah dengan melakukan perhitungan terhadap besarnya arus masuk dan keluar di kawasan studi, sedangkan penggunaan lahan di kawasan studi meliputi pertokoan, swalayan, perkantoran, sekolah dan tempat ibadah. Perhitungan lalu lintas harian rata-rata di kawasan studi dilakukan dengan menggunakan metodetraffic counting dan satuan mobil penumpang.

Untuk perhitungan lalu lintas harian rata-rata menggunakan traffic counting

dilakukan dengan menggunakan perhitungan sederhana yaitu dengan melakukan penjumlahan kendaraan di lapangan secara langsung, sedangkan untuk metode satuan mobil penumpang adalah merupakan kelanjutan perhitungan lalu lintas harian rata-rata dengan mengalikan hasil perhitungan metode traffic counting dengan standar perbandingan jenis kenderaan menurut MKJI (Manual Kapasitas Jalan Indonesia).

Dengan menggunakan standard jenis kendaraan yaitu satuan mobil penumpang (smp) akan memudahkan untuk menganalisa dalam perhitungan lebih lanjutnya. Adapun standar perbandingan jenis kendaraan yang digunakan untuk melakukan perhitungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4 Standar Perbandingan Jenis Kendaraan

No Jenis Kendaraan smp 1 Sepeda motor, skuter, roda tiga 1 2 Sedan, jeep, station wagon 2 3 Oplet, pick up, minibus 2 4 Mikro truk, taksi 2,5

5 Bus 3

6 Truk sumbu 2 3

7 Truk sumbu 3 3

8 Kenderaan tak bermotor 0,5

Sumber: MKJI, 1997

Hasil perhitungan lalu lintas harian rata-rata dengan menggunakan traffic countingdan satuan mobil penumpang yang dilakukan di kawasan studi diambil dari jumlah lalu lintas harian rata-rata pada jam puncak, yaitu dengan tingkat aktivitas

yang terjadi pada titik tertinggi. Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.5.

Tabel 5.5 Hasil Perhitungan Lalu Lintas Harian Rata-rata di Kawasan Studi

Waktu Lalu Lintas Harian Rata-rata (smp) Rata-rata

(smp)

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu

06.00-08.00 1385 1353 1357 1354 1260 791 1250

11.00-13.00 939 891 892 870 741 536 811

17.00-19.00 1224 1133 1234 1200 1052 623 1077

Rata-rata 1183 1126 1161 1141 1017 650 1046

Sumber: Survei Lapangan dan Hasil Survei 2013

Berdasarkan Tabel 5.5 diatas diketahui bahwa di sepanjang koridor Jalan Marelan Raya jumlah lalu lintas harian rata-rata pada jam puncak yaitu pada pagi hari yaitu pada Pukul 06.00-08.00 yaitu 1.250 smp dan sore hari pada Pukul 17.00-19.00 1.046 smp. Sedangkan siang hari pukul 11.00-13.00 811 smp aktivitas masyarakat menuju jalan ini kurang, karena masyarakat beraktivitas pada waktu tertentu (peak hours).

5.2.4 Analisis rasio volume lalu lintas (V/C rasio)

Untuk mengetahui kapasitas jalan yang ada di kawasan studi maka dilakukan perhitungan analisis perhitungan V/C rasio, sebagai dasar dalam identifikasi tingkat pelayanan jalan di kawasan studi.

Menurut Manual Kapasitas Jalan Raya, 1997 besarnya kapasitas jalan dapat dihitung dengan menggunakan rumus seperti berikut:

Dimana:

CO = Kapasitas Dasar (smp/jam).

FCW = Faktor penyesuaian kapasitas untuk lebar jalur lalu lintas. FCSP = Faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisah arah.

FCSF = Faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping. FCCS = Faktor penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota.

Berdasarkan data survei lapangan yang dilakukan pada Tahun 2013, didapatkan data CO, FCW, FCSP, FCSF, FCCSsebagai berikut:

6. Kapasitas dasar (Co).

Berdasarkan MKJI (1997) tipe Jalan Marelan Raya adalah jalan 4 lajur tanpa pembatas median sehingga didapatkan Co= 1.500 smp/jam.

7. Lebar jalur jalan (FCw).

Secara keseluruhan lebar jalur jalan di Kawasan studi adalah 26 meter, lajur 4/2 dengan nilai FCw adalah 1,09 (MKJI: 1997).

8. Median atau pemisah jalan (FCsp).

Di Jalan Marelan Raya ini tidak memiliki median jalan, sehingga FCsp adalah 1,00 (MKJI: 1997).

9. Hambatan samping (FCSF)

Berdasarkan hasil pengamatan hambatan samping jalan di kawasan studi, diperoleh bahwa hambatan samping jalan berupa parkir-parkir mobil dan kendaraan bermotor, pedagang kaki lima di pingir jalan dan aktifitas

kendaraan umum yang menaikkan dan menurunkan penumpang sembarangan di sepanjang jalan. Hal ini dapat dilihat dari masing-masing aktifitas dominan penggunaan lahan di kawasan studi yaitu perdagangan dan jasa serta pendidikan. Tentunya aktifitas penggunaan lahan di kawasan studi akan menimbulkan jenis, jumlah dan nilai hambatan samping yang berbeda-beda dengan jalan-jalan lain di sekitar Jalan Marelan Raya. Berdasarkan MKJI (1997) hambatan samping yang terjadi di kawasan studi cukup tinggi sehingga memungkinkan FCSFadalah 0,94.

10. Ukuran kota (FCCS)

Kecamatan Medan Marelan memiliki jumlah penduduk sekitar 145.788 jiwa atau dibawah 500.000 jiwa, sehingga nilai FCCS yang diperoleh adalah 0,86 (MKJI: 1997).

Berdasarkan hasil perhitungan volume lalu lintas di wilayah studi pada tahun 2013 diketahui Vmaks adalah 2.309 smp/jam. Sedangkan nilai C rasio, dapat diketahui dari perhitungan sebagai berikut:

C=CoxFCWxFCSPxFCSFxFCCS ...(5.2) C=1.500x1,09x1,00x0,94x0,86

C=1.321 smp/jam

Untuk mengetahui kapasitas jalan yang ada di kawasan studi maka dilakukan perhitungan analisis V/C rasio, sebagai dasar dalam analisis kebutuhan tingkat pelayanan jalan di kawasan studi. Perhitungan V/C rasio dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

V/C rasio = Volume Maksimum ……….(5.3)

Kapasitas Sesungguhnya

Adapun perhitungan V/C rasio di kawasan studi meliputi V/C di pagi hari, siang hari dan sore hari seperti terlihat pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6 Kapasitas Jalan di Koridor Jalan Marelan Raya

Waktu Volume Maksimum (smp)

C Rasio

(smp/jam) Kapasitas jalan 06.00-08.00 1250 1321 0.95 11.00-13.00 811 1321 0.61 17.00-19.00 1077 1321 0.82

Sumber: Hasil Analisa, 2013

5.2.5 Analisis tingkat pelayanan

Tingkat pelayanan jalan (level of service) adalah suatu ukuran yang digunakan untuk mengetahui kualitas suatu ruas jalan tertentu dalam melayani arus lalu lintas yang melewatinya.

Selain itu tingkat pelayanan jalan dapat diartikan suatu ukuran untuk menyatakan kualitas pelayanan yang disediakan oleh suatu jalan dalam kondisi tertentu (Martin dalam Ratnasari, 2006:81). Tingkat pelayanan jalan dapat dilihat dari perbandingan antara volume lalu lintas dengan kapasitas jalan serta kecepatan lalu lintas pada ruas jalan tersebut.

Menurut klasifikasi tingkat pelayanan jalan (V/C) yang dikemukakan Morlok (1998) dan hasil perhitungan kapasitas jalan pada Tabel 5.6 dapat diketahui tingkat pelayanan jalan di koridor Jalan Marelan Raya pada pagi, siang dan sore hari, seperti pada Tabel 5.7.

Tabel 5.7 Analisis Tingkat Pelayanan Jalan di Koridor Jalan Marelan Raya

Waktu Volume Maksimum (smp)

C Rasio

(smp/jam) Kapasitas jalan

Tingkat Pelayanan Jalan 06.00-08.00 1250 1321 0.95 D 11.00-13.00 811 1321 0.61 A 17.00-19.00 1077 1321 0.82 C

Sumber: Hasil Analisa, 2013

5.2.6 Tingkat kemacetan lalu-lintas

Berdasarkan data V/C pada Tabel 5.7 dapat diketahui tingkat pelayanan yang bervariasi di daerah penelitian yaitu Jalan Marelan Raya untuk masing-masing waktu puncak di pagi, siang dan sore hari. Tingkat kemacetan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang sangat mempengaruhi tingkat kemacetan lalu-lintas antara lain penggunaan lahan dan hambatan samping. Kedua faktor tersebut sangat mempengaruhi tingkat pelayanan jalan yang kemudian berdampak pada tingkat kemacetan lalu lintas. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pada daerah penelitian Jalan Medan Marelan tidak terdapat tingkat kemacetan yang fatal. Hanya terdapat dibeberapa ruas jalan saja yang cukup ramai dan laju kendaraan agak tersendat pada jam-jam tertentu (peak hours) yaitu pagi, siang, dan sore.

a. Jam Puncak Pagi

Jalan Marelan Raya-Pelabuhan Belawan–Pulo Brayan-Platina Raya memiliki tingkat kemacetan lalu lintas tinggi dengan nilai V/C rasio sebesar 0,95 dengan tingkat pelayanan jalan D. Kemacetan yang terjadi di pagi hari dapat dipengaruhi oleh akumulasi aktifitas masyarakat sehari–hari yang

berhubungan erat dengan guna lahan di sekitar Jalan Marelan Raya seperti berbelanja, pergi ke kantor atau sekolah, dan tujuan lalu lintas lainnya. Kegiatan atau intensitas masyarakat pengguna jalan yang dilihat berdasarkan intensitas waktu kegiatan. Hal ini disebabkan oleh kondisi jalan pada waktu tertentu mengalami kemacetan diakibatkan oleh badan jalan yang menyempit dengan tingginya intensitas kegiatan perdagangan (pasar) dengan memanfaatkan badan jalan sehingga kecepatan kendaraan rendah dan bersarnya gangguan hambatan samping. Bentuk bangunan campuran antara pemukiman, pertokoaan,pasar, dan sekolah yang mempengaruhi tingkat pelayanan jalan.

b. Jam Puncak Siang

Jalan Marelan Raya–Pelabuhan Belawan–Platina Raya–Pulo Brayan memiliki tingkat kemacetan lalu-lintas rendah dengan nilai V/C rasio sebesar 0,61, dengan tingkat pelayanan jalan A dimana aliran lalu lintas bebas, tanpa ada hambatan di karena pada waktu ini aktivitas masyarakat berkurang terhadap guna lahan sekitarnya.

c. Jam Puncak Sore

Jalan Marelan Raya–Pelabuhan Belawan–Platina Raya–Pulo Brayan memiliki tingkat kemacetan lalu-lintas sedang dengan nilai V/C rasio sebesar 0,82 dengan tingkat pelayanan jalan C, dimana aliran lalu lintas masih baik dan stabil, dengan perlambatan yang masih dapat diterima. Dikarenakan pada

waktu ini aktivitas yang berlangsung seperti pulang kerja dan berbelanja pada waktu sore hari.

Tingkat pelayanan Jalan Marelan Raya (klasifikasi D, A dan C) menandakan arus lalu lintas yang melewati jalan tersebut mulai tidak stabil (tersendat-sendat) dan jumlah volume lalu lintas yang ada mendekati kapasitas jalan hanya pada jam–jam sibuk (Gambar 5.7).

Gambar 5.7 Arus LaluLintas di Koridor Jalan Marelan Raya Sumber: Survey Lapangan dan Hasil Survey 2013

Dokumen terkait