• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN

B. Analisis Undang-undang No 1 Tahun 74 dan Kompilas

Suatu perkawinan yang dibangun oleh suami istri mempunyai tujuan yang berbeda-beda, dalam Undang-undang No.1 tahun 1974 tentang perkawinan yaitu perkawinan bertujuan untuk membentuk keluarga yang kekal bahagia berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa.12Begitu juga dijelaskan dalam Surat Ar-Ru<m ayat 21 salah satu tujuan perkawinan ialah membentuk keluarga yang saki<nah, mawaddah, wa rahmah.

Adapun analisis Undang-undang terhadap pandangan LDII tetanh konsep keluarga saki<nah meliputi sebagai berikut:

12

75

1. Kesiapan usia dari calon pasangan suami dan istri

Sebgaimana pemaparan tokoh LDII tersebut, bahwasanya setiap satu minggu sekali diselenggarakannya pengajian umum yang bertemakan pengajian usia nikah dimana pesertanya adalah jama’ah yang masih lajang dan dalam usia pernikahan serta jama’ah yang sudah berkeluarga. Sebagaimana nama pengajian tersebut pastinya materi yang disampaiakan adalah tentang kesiapan pernikahan (meliputi usia yang sudah di tentukan dalam syariat yaitu untuk laki- laki 19 tahun dan untuk perempuan 16 tahun) dan hukum-hukum berumah tangga, sebagaimana Nabi Muhammad SWA memberiakan contoh kepada umatnya. Yaitu hukum-hukum suami atau hukum- hukum istri yang wajib dilaksanakan. Bagaimana seorang suami memperlakukan istri begitu juga sebaliknya bagaimana istri menaati suami dengan sepenuh hati.

Dari penjelasan di atas, dalam mempersiapkan jama’ahnya yang meliputi kesiapan usia dari calon pasangan suami dan istri untuk melangsungkan pernikahan dibenarkan atau sesuai dengan pemaparan teori yang ada pada bab 2. Yaitu, dijelaskan dalam Kompilasi Hukum Islam batas usia perkawinan diatur pada pasal 15 ayat 1 yang berbunyi

“untuk kemas}lah}atan keluarga dan rumah tangga, perkawinan hanya

boleh dilakukan calon mempelai yang telah mencapai umur yang ditetapkan dalam Pasal 7 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 yakni

76

calon suami sekurang-kurangnya berumur 19 tahun dan calon isteri sekurang-kurangnya berumur 16 tahun”.13

Berdasarkan penjelasan atas UU No. 1 Tahun 1974 bahwa undang- undang tersebut menganut prinsip, bahwa calon suami istri itu harus telah masak jiwa raganya untuk dapat melangsungkan perkawinan, agar dapat mewujudkan tujuan perkawinan secara baik tanpa berakhir pada perceraian dan mendapat keturunan yang baik dan sehat. Karena dalam rumah tangga tak satupun keluarga yang dapat lolos dari dari dinamika gelombang kehidupan. Maka dari itu, dibutuhkan kesiapan atau kemampuan dari para calon suami-istri dalam menaungi sebuah rumah tangga. Kesiapan atau kemampuan inilah yang nantinya dapat mengatasi berbagai persoalan yang akan mengahadang kelestarian kehidupan rumah tangga.

2. Hak dan kewajiban suami dan istri.

Sebagaimana hak dan kewajian suami istri yang sudah dipaparkan dalam bab 3. Jika dikaitkan dengan Undang-undang No.1 tahun 74 ataupun Kompilasi Hukum Islam sesuan dengan pasal berikut:

Dalam Undang-undang No.1 tahun 74 dijelaskan pada bab IV yaitu tentang hak dan kewajiban suami-istri meliputi pasal 30 – 34. Kemudian dalam Kompilasi Hukum Islam hak dan kewajiban suami- istri di jelaskan dalam bab ke- XII dalam pasal 77 – 84.

77

Jadi dapat di ambil kesimpulan bahwa, pemaran data yang ada pada bab 3 sesuai dengan teori yang sudah dijelaskan pada Undang- undang No.1 tahun 74 maupun dalam Kompilasi Hukum Islam.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasar pembahasan di diatas, dapat diambil kesimpulan adalah sebagai berikut:

1. Pengertian keluarga saki<nah menurut padangan LDII Seruni Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo bahwa keluarga saki<nah adalah keluarga yang bahagia dunia akhirat. Adapun konsep keluarga saki<nah dalam pandang LDII meliputi empat unsur yaitu: kesamaan agama, hak dan kewajiban suami-istri, dapat mengungkapkan kasih sayang, saling membantu antara suami dan istri.

2. Analisis Hukum Islam tentang konsep keluarga saki<nah dalam pandangan LDII Seruni Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo sudah sesuai dengan teori pada hukum Islam, Undang-undang No.1 tahun 1974 maupun dalam Kompilasi Hukum Islam, kecuali dalam hal kesetaraan dari calon suami-istri.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diajukan saran yang mungkin dapat dijadikan masukan dalam rangka menciptakan keluarga saki<nah dalam pandangan tokoh LDII Seruni Kecamatan Gedangan kabupaten Seruni adalah dengan mempertimbangkan kesetaraan yang berlandaskan pada syariat, serta senantiasa untuk bermusyawarah dalam keluarga. Karena dengan

79

bermusyawarah diharapkan dapat timbul rasa saling menghormati serta mencari titik temu apabila ada permaslahan dalam keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Slamet dan Aminudin. FiqhMunakahat 2. Bandung: CV PustakaSetia. 1999.

Adhim, Fauzi. Memasuki Pernikahan Agung. Yogyakarta: MitraPustaka. 1998. Ahmad Jaiz, Hartono. Aliran dan Faham Sesat di Indonesia. Jakarta: Pustaka Al-

Kautsar. 2007.

Asnawi, Muhammad. Nikah Dalam Perbincangan dan Perbedaan, Yogyakarta: Darussalam, 2004.

Basri, Hasan Merawat Cinta Kasih. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1996.

Basri, Hasan. Keluarga Saki<nah TinjauanPsikologis dan Agama. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. 1996.

Bidang Urusan Agama Islam. Tuntunan Praktis Pelaksanaan Akad Nikah dan Rumah Tangga Bahagia. 2012-2013.

Dahlan, Abdul Aziz. Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta: IchtiarBaru Van Hoeven. 1996.

Departemen Agama RI. alquran dan Terjemahannya. Semarang: PT. Karya Putra Toha. 1995.

Firdaus, Ridwan. “Konsep Keluarga Saki<nah Menurut Pasangan Pekerja Seks Dalam Prespektif Hukum Islam (Study Kasus Pada Komuntitas “SURTI

BUDAYA” di Giwangan Yogyakarta Tahun 2013)”. Skripsi--UIN

Kalijaga. Yogyakarta. 2014.

Ghozali, Abdul Rahman. Fiqh Munakahat. Jakarta: Kencana.2012.

Hajj, Abi Husain Muslim. Shohih Muslim. Bairut Libanon: Darul Fikri. ttp. Hamdani. Risalah Nikah. Jakarta: Pustaka Amani. 2012.

Hazairin. Tinjauan Mengenai UU PerkawinanNomor 1 Tahun 1974. Jakarta: Tintamas. 1975.

Jamaludin, Arif. Hadis Hukum Keluarga. Sidoarjo: CV. CahayaIntan. 2014. Kisyik, Abdul Hamid.Bimbingan Islam Untuk Mencapai Keluarga Sakinah.

Bandung:Mizan. 1997.

M. Amin, Tatang. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: Rajawali. 1990.

M. FauzilAdhim, Mencapai Pernikahan Barakah, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1998), 92-97.

Madani, Hukum Perkawinan Islam di Dunia Islam Modern. Yogyakarta: GrahaIlmu. 2011.

Maragi, A. Mustofa Tafsir al-Maragi. Penerjema Bahrun Abu Bakar. tt. tp. ttp. Masruhan.Metodologi Penelitan Hukum. Surabaya: Hilal Pustaka. 2013.

Muhammadiyah, Hilmi. LDII Pasang Surut Relasi Agama dan Negara. Depok: Elsas. 2013.

Nasution, Andi Hakim. Membina Keluarga Bahagia. Jakarta: Pustaka Antara. 1996.

Nurudin, Amiur dan Azhar Akmal Tarigan. Hukum Perdata Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. 2014.

Rahardi, Rofiq. “Konsep Keluarga Saki<nah Dalam Tafsir Al-Misbah (Study Tematik atas Penafsiran M.QuraishShihab Terhadap Ayat-ayat Keluarga Dalam Surat An-Nisa’)”. Skripsi--UIN Kalijaga. Yogyakarta. 2008. Rasyadi, Khoirul. Cinta dan Keterasingan. Yogyakarta. LKiS. 2008.

Rofiq, Ahmad. Hukum Perdata Islam Di Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2013.

Rohmawati, Silvi. “Pandangan Istri Nelayan Kelurahan Blimbing Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan Tentang Keluarga Saki<nah Ditinjau Dari Hukum Islam danPasal 45 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 TentangPerkawinan”. Skripsi--IAIN SunanAmpel, Surabaya. 2009. Sabiq, Sayyid. Fiqh Sunnah. Terjemahan Abu Syauqinadan Abu Aulia Rahma.

PT. Tinta Abadi Gemilang, 2013.

Saebani, Beni Ahmad. Fiqh Munakahat 2. Bandung: CV Pustaka Setia. 2010. Shihab, M. Quraish. Perempuan. Tangerang: Lenteran Hati. 2014.

Shomad, Abd. Hukum Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2012. Soemiyati. Hukum Perkawinan Islam dan Undang-undang Perkawinan.

Yogyakarta. Liberty. 2007.

Sungkono, Bambang. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: Raja Grafindo. 1997.

Surakhmad, Winarno. Pengantar penelitian Ilmiah, Dasar Metode dan Teknik. Bandung: Mizan. 1990.

Syarifudin, Amir. Hukum Perkawinan Islam di Indonesia. Jakarta: Prenada Media. 2009.

Tihami, M. A dan SohariSahrani. Fikih Munakahat . Jakarta: PT RakjaGrafindio Persada. 2010.

Tim Penyusun. Pedoman Pembantu Pegawai Pencatatan Nikah. Jakarta: Dirjen Bimas dan Penyelenggaraan Haji. 2004.

UmamAl-Azka, Ihdal. “Keharmonisan Rumah Tngga Dalam Perkawinan Beda Organisasi Masyarakat (Studi Kasus di Desa Sumbersuko Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang)”. Skripsi UIN Sunan Ampel Surabaya. 2015.

Wasmandan, Wardah Nuroniah. Hukum Perkawinan Islam di Indonesia. Yogyakarta: CV Mitra Utama. 2011.

http://www.Sarjanaku.com/2013/01/Pengertian-Keluarga-Harmonis. Html diaksespada 07 maret 2016.

http://www.ldii-sidoarjo.org/2010/03/pondhok-pesantren-ldii-al-barokah- seruni.html?m=1.

Wawancara. Ustadz Ahmad Mansur, Sidoarjo 18 Juni 2016. Wawancara. KH. Abdullah Wasian,Sidoarjo, 16 Agustus 2016. Wawancara. Ustadz Abdul Hasan, Sidoarjo, 16 Agustus 2016.

Dokumen terkait