• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.4 Analisis Univariat

Analisis univariat ini adalah analisis terhadap variabel penelitian dalam bentuk distribusi frekuensi dan disajikan dalam tabel persentase terhadap variabel karakteristik guru berdasarkan perlakuan (intervensi) simulasi, pengetahuan dan sikap guru sebelum dan sesudah intervensi simulasi.

4.4.1. Karakteristik Guru Berdasarkan Intervensi Simulasi

Berdasarkan umur guru, diketahui bahwa guru yang berusia ≥35 tahun

mayoritas (60,0%) merupakan kelompok kontrol, dan kelompok perlakuan sebesar 34,8%. Sedangkan guru berusia <35 tahun mayoritas (65,2%) termasuk kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sebesar 40,0%.

Berdasarkan jenis kelamin diketahui guru dengan jenis kelamin laki-laki mayoritas (52,2%) termasuk kelompok kontrol dan kelompok perlakuan (47,8%). Sedangkan guru perempuan mayoritas termasuk kelompok perlakuan yaitu sebesar 51,4% dan kelompok kontrol sebesar 48,6%. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Guru Berdasarkan Intervensi Simulasi pada Guru di SMU dan SMK Pencawan Medan

Intervensi Simulasi

Perlakuan Kontrol Total

Karakteristik Guru n % n % N % Umur 1 <35 Tahun 15 65.2 8 34.8 23 100.0 2 35 Tahun 14 40.0 21 60.0 35 100.0 Jenis Kelamin 1 Laki-laki 11 47.8 12 52.2 23 100.0 2 Perempuan 18 51.4 17 48.6 35 100.0 Pendidikan 1 S-1 27 49.1 28 50.9 55 100.0 2 S-2 2 66.7 1 33.3 3 100.0 Status Perkawinan 1 Menikah 21 46.7 24 53.3 45 100.0 2 Belum Menikah 8 61.5 5 38.5 13 100.0 Sumber Informasi 1 Media Elektronik 25 52.1 23 47.9 48 100.0 2 Media Cetak 4 40.0 6 60.0 10 100.0

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat juga diketahui bahwa berdasarkan pendidikan guru dengan pendidikan S-1 relatif sama antara kelompok kontrol (50,9%) dan kelompok perlakuan (49,1%). Sedangkan guru dengan pendidikan magister (S-2) dari 3 orang guru mayoritas termasuk kelompok perlakuan yaitu sebesar 61,5% dibandingkan kelompok kontrol yaitu hanya 33,3% (1 orang).

Berdasarkan status perkawinan, diketahui guru yang berstatus menikah mayoritas (53,3%) termasuk dalam kelompok kontrol dibandingkan dengan guru yang termasuk kelompok perlakuan (46,7%), sedangkan guru yang tidak menikah mayoritas termasuk dalam kelompok perlakuan (61,5%) dibandingkan kelompok kontrol (38,5%).

Berdasarkan sumber informasi, diketahui guru yang memperoleh informasi dari media elektronik mayoritas (52,2%) dibandingkan dengan guru yang termasuk dalam kelompok kontrol (47,9%), sedangkan guru yang memperoleh informasi dari media cetak mayoritas (60,0%) termasuk dalam kelompok kontrol dibandingkan guru yang termasuk dalam kelompok perlakuan (40,0%).

4.4.2. Gambaran Pengetahuan Sebelum Intervensi Simulasi

A. Gambaran Indikator Pengetahuan Guru Sebelum Intervensi Simulasi

Indikator pengetahuan sebelum intervensi simulasi adalah hasil perolehan informasi dari keseluruhan pertanyaan dalam kuesioner yang berjumlah 25 pertanyaan dengan alternatif jawaban benar dan salah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan indikator pertama tentang pengertian remaja, mayoritas (62,1%) menjawab benar dibandingkan guru yang

menjawab salah (37,9%), selain itu berdasarkan item tanda kematangan organ laki-laki mayoritas guru menjawab benar (51,7%), namun guru yang menjawab tentang tanda kematangan organ perempuan mayoritas (65,5%) menjawab salah. Berdasarkan pengertian menstruasi, lama dan frekuensi menstruasi mayoritas masih menjawab salah masing-masing 53,4% dan 65,5%. Selain itu berdasarkan penyebab kehamilan, usia kehamilan yang baik mayoritas guru masih menjawab salah, masing-masing 58,6% dan 62,1%, kemudian dari indikator penyakit menular seksual, diketahui mayoritas guru masih menjawab salah tentang gejala gonore pada laki-laki (56,9%), dan gejala gonore pada perempuan (63,8%). Secara keseluruhan hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Indikator Pengetahuan Guru Sebelum Intervensi Simulasi pada Guru di SMU dan SMK Pencawan Medan

Jawaban

Benar Salah Total Indikator Pengetahuan

n % n % n % 1 Remaja adalah peralihan dari masa kanak-kanak 36 62.1 22 37.9 58 100.0 2 Remaja ditandai dengan pubertas 30 51.7 28 48.3 58 100.0 3 Tanda kematangan organ reproduksi pada perempuan 30 51.7 28 48.3 58 100.0 4 Tanda kematangan organ reproduksi pada laki-laki 20 34.5 38 65.5 58 100.0 5 Jenis organ reproduksi pada perempuan 30 51.7 28 48.3 58 100.0 6 Jenis organ reproduksi pada laki-laki 32 55.2 26 44.8 58 100.0

7 Pengertian menstruasi 27 46.6 31 53.4 58 100.0

8 Frekuensi menstruasi 27 46.6 31 53.4 58 100.0

9 Lama hari menstruasi 20 34.5 38 65.5 58 100.0

10 Informasi Mentsruasi diberikan secara dini 26 44.8 32 55.2 58 100.0 11 Penyebab terjadinya kehamilan 24 41.4 34 58.6 58 100.0

Lanjutan Tabel 4.3.

Jawaban

Benar Salah Total Indikator Pengetahuan

n % n % n % 12 Usia perempuan dapat mulai hamil 22 37.9 36 62.1 58 100.0

13 Tanda-tanda kehamilan 27 46.6 31 53.4 58 100.0

14 Pencegahan kehamilan 24 41.4 34 58.6 58 100.0

15 Pengertian narkoba 24 41.4 34 58.6 58 100.0

16 Tanda-tanda kecanduan narkoba 28 48.3 30 51.7 58 100.0 17 Pencegahan kehamilan dengan kontrasepsi 29 50.0 29 50.0 58 100.0

18 Akibat KTD 25 43.1 33 56.9 58 100.0

19 Pencegahan KTD 21 36.2 37 63.8 58 100.0

20 Jenis penyakit menular seksual 29 50.0 29 50.0 58 100.0 21 Gejala gonore pada laki-laki 25 43.1 33 56.9 58 100.0 22 Gejala gonore pada perempuan 21 36.2 37 63.8 58 100.0

23 Pencegahan PMS 18 31.0 40 69.0 58 100.0

24 Pencegahan HIV/AIDS 24 41.4 34 58.6 58 100.0

25 Pelecahan seksual adalah salah satu bentuk kekerasan seksual 22 37.9 36 0.6 58 38.6

B. Pengetahuan Guru Sebelum Intervensi Simulasi

Berdasarkan perolehan skoring pada item indikator pengetahuan di atas, maka berdasarkan perhitungan kurva normal dengan rerata dan standar deviasi, maka variabel pengetahuan dapat dikategorikan seperti pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Guru Sebelum Intervensi Simulasi pada Guru di SMU dan SMK Pencawan Medan

No Pengetahuan Guru Sebelum

Intervensi Jumlah (n) Persentase (%)

1 Baik 19 32.8

2 Sedang 21 36.2

3 Kurang 18 31.0

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, diketahui mayoritas (36,2%) guru mempunyai

pengetahuan tentang pendidikan kesehatan reproduksi sebelum dilakukan intervensi termasuk kategori sedang, sedangkan pengetahuan guru kategori kurang dan baik relatif sama yaitu masing-masing 32,8% dan 31,0%.

4.4.3. Gambaran Pengetahuan Sesudah Intervensi Simulasi

A. Gambaran Indikator Pengetahuan Guru Sesudah Intervensi Simulasi

Gambaran indikator pengetahuan setelah dilakukan intervensi simulasi menunjukkan bahwa guru yang mengetahui tentang pengertian remaja mayoritas sudah benar (62,1%) dan (55,2%), demikian juga dengan tanda kematangan organ laki-laki yaitu sebesar 53,4% dan organ reproduksi perempuan (58,6%), kemudian pengertian menstruasi (53,4%), fekuensi dan lama hari menstruasi (58,6%) mayoritas sudah menjawab benar, namun guru yang mengetahui tentang penyebab kehamilan masih menjawab salah yaitu 51,7%, sedangkan tanda-tanda kehamilan mayoritas menjawab benar (60,3%). Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Indikator Pengetahuan Guru Sesudah Intervensi Simulasi pada Guru di SMU dan SMK Pencawan Medan

Jawaban

Benar Salah Total Indikator Pengetahuan

n % n % n %

1 Remaja adalah peralihan dari masa kanak-kanak 36 62.1 22 37.9 58 100.0 2 Remaja ditandai dengan pubertas 32 55.2 26 44.8 58 100.0 3 Tanda kematangan organ reproduksi pada perempuan 34 58.6 24 41.4 58 100.0 4 Tanda kematangan organ reproduksi pada laki-laki 31 53.4 27 46.6 58 100.0 5 Jenis organ reproduksi pada perempuan 32 55.2 26 44.8 58 100.0 6 Jenis organ reproduksi pada laki-laki 38 65.5 20 34.5 58 100.0

7 Pengertian menstruasi 31 53.4 27 46.6 58 100.0

8 Frekuensi menstruasi 31 53.4 27 46.6 58 100.0

9 Lama hari menstruasi 34 58.6 24 41.4 58 100.0

10 Informasi Mentsruasi diberikan secara dini 34 58.6 24 41.4 58 100.0 11 Penyebab terjadinya kehamilan 28 48.3 30 51.7 58 100.0 12 Usia perempuan dapat mulai hamil 30 51.7 28 48.3 58 100.0

13 Tanda-tanda kehamilan 35 60.3 23 39.7 58 100.0

14 Pencegahan kehamilan 30 51.7 28 48.3 58 100.0

15 Pengertian narkoba 38 65.5 20 34.5 58 100.0

16 Tanda-tanda kecanduan narkoba 31 53.4 27 46.6 58 100.0 17 Pencegahan kehamilan dengan kontrasepsi 34 58.6 24 41.4 58 100.0

18 Akibat KTD 39 67.2 19 32.8 58 100.0

19 Pencegahan KTD 28 48.3 30 51.7 58 100.0

20 Jenis penyakit menular seksual 36 62.1 22 37.9 58 100.0 21 Gejala gonore pada laki-laki 39 67.2 19 32.8 58 100.0 22 Gejala gonore pada perempuan 31 53.4 27 46.6 58 100.0

23 Pencegahan PMS 26 44.8 32 55.2 58 100.0

24 Pencegahan HIV/AIDS 35 60.3 23 39.7 58 100.0

25 Pelecahan seksual adalah salah satu bentuk kekerasan

seksual 36 62.1 22 0.4 58 62.4

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, dapat juga dilihat menurut indikator pertanyaan penyakit infeksi menular seksual, menunjukkan mayoritas guru (62,1%) sudah menjawab benar, gejala gonore pada laki-laki (67,2%) dan perempuan (53,4%), demikian juga dengan pencegahan HIV/AIDS juga sudah menjawab benar (60,3%).

B. Pengetahuan Guru Sesudah Intervensi Simulasi

Berdasarkan perolehan skoring pada item indikator pengetahuan di atas, maka berdasarkan perhitungan kurva normal dengan rerata dan standar deviasi, maka variabel pengetahuan sesudah dilakukan intervensi simulasi dapat dikategorikan seperti pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Guru Sesudah Intervensi Simulasi pada Guru di SMU dan SMK Pencawan Medan

No Pengetahuan Guru Sesudah

Intervensi Jumlah (n) Persentase (%)

1 Baik 33 56.9

2 Sedang 12 20.7

3 Kurang 13 22.4

Total 58 100.0

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, diketahui bahwa setelah dilakukan intervensi simulasi pengetahuan guru menjadi lebih baik, yaitu sebanyak 33 guru (56,9%), sedangkan pengetahuan guru kategori sedang dan kurang relatif sama yaitu masing-masing 20,7% dan 22,4%.

4.4.4. Gambaran Sikap Sebelum Intervensi Simulasi

A. Gambaran Indikator Sikap Guru Sebelum Intervensi Simulasi

Indikator variabel sikap didasarkan pada 15 (lima belas) pertanyaan dengan alternatif jawaban setuju, kurang setuju dan tidak setuju. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Indikator Sikap Guru Sebelum Intervensi Simulasi pada Guru di SMU dan SMK Pencawan Medan

Jawaban Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Total Indikator Sikap n % n % n % n %

1 Pendapat wacana hubungan seksual adalah wajar 8 13.8 11 19.0 39 67.2 58 100.0 2 Pendapat anjuran bagi remaja menggunakan alat kontrasepsi 12 20.7 20 34.5 26 44.8 58 100.0 3 Usia perempuan melahirkan yang baik 20-35 tahun 8 13.8 23 39.7 27 46.6 58 100.0 4 Pencegahan KTD dapat melalui pendidikan kespro 21 36.2 11 19.0 26 44.8 58 100.0 5 Kehamilan usia remaja berisiko secara fisik, sosial dan psikologis 15 25.9 14 24.1 29 50.0 58 100.0 6 Remaja yang kurang akses informasi akibat tidak dikonfirmasi oleh

guru, dan orang tua 14 24.1 6 10.3 38 65.5 58 100.0 7 Pendidikan kesehatan reproduksi secara dini dapat memberikan

pengetahuan dasar tentang kespro 10 17.2 16 27.6 32 55.2 58 100.0 8 Pendidikan kesehatan reproduksi adalah kebutuhan bagi remaja 13 22.4 12 20.7 33 56.9 58 100.0 9 Pendidikan kesehatan reproduksi dapat diperoleh dari guru 15 25.9 17 29.3 26 44.8 58 100.0 10 Sumber informasi tentang kespro dapat diperoleh dari sekolah 10 17.2 13 22.4 35 60.3 58 100.0 11 Pemberian informasi kespro sedini mungkin mereduksi terjadi

PMS dan KTD 14 24.1 10 17.2 34 58.6 58 100.0 12 Norma dan budaya terkadang menjadi penghambat untuk

pendidikan kespro 12 20.7 28 48.3 18 31.0 58 100.0 13 Guru adalah penanggung jawab terhadap pendidikan kespro 10 17.2 17 29.3 31 53.4 58 100.0 14 Informasi tentang kespro dapat dimasukkan dalam kurikulum 13 22.4 23 39.7 22 37.9 58 100.0 15 Guru sebaiknya melakukan pengawasan terhadap hubungan

pertemanan siswanya 9 15.5 7 12.1 42 72.4 58 100.0

Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, diketahui berdasarkan pendapat tentang wacana hubungan seksual adalah wajar, mayoritas guru (67,2%) menyatakan tidak setuju, demikian dengan anjuran menggunakan alat kontrasepsi juga tidak setuju (44,8%), mayoritas guru tidak setuju (50%) terhadap resiko kehamilan dini bagi remaja, mayoritas (65,5%) tidak setuju bahwa informasi tentang kesehatan reproduksi yang kurang bagi remaja akibat tidak dikonfirmasikan oleh guru atau orang tua.

Selain itu mayoritas guru tidak setuju (56,9%) pendidikan kesehatan reproduksi merupakan kebutuhan bagi remaja (44,8%) bahwa informasi kesehatan reproduksi bagi remaja mutlak merupakan tugas guru, namun mayoritas tidak setuju (48,3%) terhadap pernyataan norma dan budaya menjadi penghambat untuk

pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja, dan pernyataan pendidikan kesehatan reproduksi dapat dimasukkan dalam kurikulum pendidikan relatif sama antara kurang setuju (39,7%) dan tidak setuju (37,9%), dan mayoritas guru tidak setuju (72,4%) bahwa guru yang bertanggung jawab terhadap pengawasan dan pemantauan terhadap pertemanan siswa.

B. Sikap Guru Sebelum Intervensi Simulasi

Berdasarkan perolehan skoring pada item indikator sikap sebelum intervensi simulasi di atas, dan hasil perhitungan kurva normal dengan rerata dan standar deviasi, maka variabel sikap sebelum dilakukan intervensi simulasi dapat dikategorikan seperti pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Sikap Guru Sebelum Intervensi Simulasi pada Guru di SMU dan SMK Pencawan Medan

No Sikap Guru Sebelum Intervensi Jumlah (n) Persentase (%)

1 Baik 16 27.6

2 Sedang 28 48.3

3 Kurang 14 24.1

Total 58 100.0

Berdasarkan Tabel 4.8 di atas, diketahui bahwa mayoritas guru sebelum dilakukan intervensi simulasi mempunyai sikap kategori sedang (48,3%) dibandingkan sikap yang baik (27,6%) dan kurang (24,1%).

4.4.5. Gambaran Sikap Sesudah Intervensi Simulasi

A. Gambaran Indikator Sikap Guru Sesudah Intervensi Simulasi

Berdasarkan indikator sikap guru setelah dilakukan intervensi menunjukkan mayoritas guru (56,9%) tidak setuju bahwa wacana hubungan seksual bagi remaja

adalah wajar, anjuran penggunaan alat kontrasepsi bagi remaja sama antara setuju dengan tidak setuju (39,7%), dan mayoritas kurang setuju (43,1%) terhadap usia perempuan yang baik melahirkan, mayoritas guru masih tidak setuju pencegahan kehamilan tidak diinginkan hanya dapat dilakukan melalui pendidikan kesehatan reproduksi (43,1%). Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Indikator Sikap Guru Sesudah Intervensi Simulasi pada Guru di SMU dan SMK Pencawan Medan

Jawaban Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Total Indikator Sikap n % n % n % n %

1 Pendapat wacana hubungan seksual adalah wajar 14 24.1 11 19.0 33 56.9 58 100.0 2 Pendapat anjuran bagi remaja menggunakan alat kontrasepsi 23 39.7 12 20.7 23 39.7 58 100.0 3 Usia perempuan melahirkan yang baik 20-35 tahun 14 24.1 25 43.1 19 32.8 58 100.0 4 Pencegahan KTD dapat melalui pendidikan kespro 11 19.0 22 37.9 25 43.1 58 100.0 5 Kehamilan usia remaja berisiko secara fisik, sosial dan psikologis 31 53.4 13 22.4 14 24.1 58 100.0 6 Remaja yang kurang akses informasi akibat tidak dikonfirmasi

oleh guru, dan orang tua 31 53.4 15 25.9 12 20.7 58 100.0 7 Pendidikan kespro secara dini dapat memberikan pengetahuan

dasar tentang kespro 30 51.7 7 12.1 21 36.2 58 100.0 8 Pendidikan kesehatan reproduksi adalah kebutuhan bagi remaja 29 50.0 12 20.7 17 29.3 58 100.0 9 Pendidikan kesehatan reproduksi dapat diperoleh dari guru 28 48.3 6 10.3 24 41.4 58 100.0 10 Sumber informasi tentang kespro dapat diperoleh dari sekolah 17 29.3 26 44.8 15 25.9 58 100.0 11 Pemberian informasi kespro sedini mungkin mereduksi terjadi

PMS dan KTD 17 29.3 11 19.0 30 51.7 58 100.0 12 Norma dan budaya terkadang menjadi penghambat untuk

pendidikan kespro 30 51.7 9 15.5 19 32.8 58 100.0 13 Guru adalah penanggung jawab terhadap pendidikan kespro 16 27.6 32 55.2 10 17.2 58 100.0 14 Informasi tentang kespro dapat dimasukkan dalam kurikulum 15 25.9 14 24.1 29 50.0 58 100.0 15 Guru sebaiknya melakukan pengawasan terhadap hubungan

pertemanan siswanya 18 31.0 32 55.2 8 13.8 58 100.0

Selain itu mayoritas guru setuju (53,4%) jika remaja yang kurang akses informasi tentang pendidikan kesehatan reproduksi akibat tidak dikonfirmasikan oleh guru dan orang tua, mayoritas guru setuju (50,0%) bahwa pendidikan kesehatan reproduksi merupakan kebutuhan bagi remaja, mayoritas guru setuju (48,3%) jika pendidikan kesehatan reproduksi dapat diberikan oleh guru. Kemudian diketahui juga

bahwa mayoritas guru setuju (51,7%) bahwa norma dan adat serta budaya dapat menjadi penghambat pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja, namun mayoritas guru masih kurang setuju (55,2%) bahwa guru adalah penanggung jawab mutlak untuk pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja, dan guru masih tidak setuju (50,0%) jika pendidikan kesehatan reproduksi dimasukkan dalam kurikulum pendidikan, serta mayoritas guru kurang setuju (55,2%) bahwa pertemanan siswa sebaiknya dilakukan pemantauan dan pengawasan oleh guru.

B. Sikap Guru Sesudah Intervensi Simulasi

Berdasarkan perolehan skoring pada item indikator sikap sesudah dilakukan intervensi simulasi di atas, dan hasil perhitungan kurva normal dengan rerata dan standar deviasi, maka variabel sikap sesudah dilakukan intervensi simulasi dapat dikategorikan seperti pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Sikap Guru Sesudah Intervensi Simulasi pada Guru di SMU dan SMK Pencawan Medan

No Sikap Guru Sesudah Intervensi Jumlah (n) Persentase (%)

1 Baik 34 58.6

2 Sedang 15 25.9

3 Kurang 9 15.5

Total 58 100.0

Berdasarkan Tabel 4.10 di atas, diketahui sikap guru setelah dilakukan intervensi simulasi menunjukkan mayoritas termasuk kategori baik yaitu sebanyak 34 guru (58,6%) dibandingkan sikap kategori sedang yaitu sebanyak 15 orang (25,9%) dan kategori kurang (15,5%).

Dokumen terkait