HASIL PENELITIAN
4.1 Analisis Univariat .1 Karakteristik Umum
Responden dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap kelas III di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang ketika dilaksanakan penelitian jumlah responden sebanyak 45 orang. Adapun karakteristik responden dalam penelitian ini antara lain:
4.1.1.1 Karakteristik Responden menurut Kelompok Umur
Dalam penelitian ini untuk menentukan rentang nilai dalam kelompok umur menurut Sugiyono (2005:29) dengan menggunakan rumus sebagai berikut: i = R/m m = 1+3,3 log n Keterangan : i : Panjang kelas m : Kelas interval n : Jumlah pengamatan R : Rentang data
Berdasarkan rumus di atas diperoleh rentang nilai pada kelompok umur adalah 7. Hasil data penelitian di RSUD Kota Semarang, dapat diketahui bahwa persentase terbesar kelompok umur responden adalah pada umur 26-33 tahun yaitu sebanyak 17 orang atau 37,8%, sedangkan untuk persentase terkecil
kelompok umur responden pada umur 18-25 tahun yaitu sebanyak 3 orang atau 6,7% (Tabel 3).
Tabel 3
Distribusi Responden berdasarkan Umur
No Interval Umur (tahun) Frekuensi (%)
1. 18-25 3 6,7 2. 26-33 17 37,8 3. 34-41 12 26,7 4. 42-49 9 20,0 5. >=50 4 8,9 Jumlah 45 100,0
4.1.1.2 Distribusi Responden berdasarkan Tata Cara Penyajian Makanan di RS
Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Kota Semarang, dapat diketahui bahwa persentase persepsi responden terhadap tata cara penyajian makanan di RS yang menyatakan persepsi baik sebanyak 37 orang atau 82,2%, sedangkan responden yang menyatakan kurang baik terhadap tata cara penyajian makanan di RS sebanyak 8 orang atau 17,8% (Tabel 4).
Tabel 4
Distribusi Responden berdasarkan Tata Cara Penyajian Makanan
No Tata Cara Penyajian Frekuensi (%)
1. Baik 37 82,2
2. Kurang Baik 8 17,8
Total 45 100,0
4.1.1.5 Distribusi Responden berdasarkan Jadual Penyajian Makanan di RS
Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Kota Semarang, dapat diketahui bahwa persentase persepsi responden terhadap jadual penyajian makanan di RS yang menyatakan persepsi tepat waktu sebanyak 14 orang atau 31,1%, sedangkan responden yang menyatakan tidak tepat waktu atau terlambat terhadap jadual penyajian makanan di RS sebanyak 31 orang atau 68,9% (Tabel 5).
Distribusi Responden berdasarkan Jadual Penyajian Makanan
No Jadual Penyajian Frekuensi (%)
1. Tepat Waktu 14 31,1
2. Tidak Tepat atau Terlambat 31 68,9
Total 45 100,0
4.1.1.6 Distribusi Responden berdasarkan Suasana Lingkungan Tempat Perawatan di RS
Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Kota Semarang, dapat diketahui bahwa persentase persepsi responden terhadap suasana lingkungan tempat perawatan di RS yang menyatakan persepsi baik sebanyak 23 orang atau 51,1%, sedangkan responden yang menyatakan persepsi kurang baik terhadap keadaan lingkungan tempat perawatan di RS sebanyak 22 orang atau 48,9% (Tabel 6).
Tabel 6
Distribusi Responden berdasarkan Suasana Lingkungan Tempat Perawatan
No Suasana Lingkungan Tempat
Perawatan Frekuensi (%)
1. Baik 23 51,1
2. Kurang Baik 22 48,9
Total 45 100,0
4.1.1.7 Distribusi Responden berdasarkan Makanan Luar RS
Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Kota Semarang, dapat diketahui bahwa persentase persepsi responden terhadap makanan luar RS yang menyatakan persepsi ada atau mengkonsumsi makanan luar RS sebanyak 24 orang atau 53,3%, sedangkan responden yang menyatakan persepsi tidak ada atau tidak mengkonsumsi makanan luar RS sebanyak 21 orang atau 46,7% (Tabel 7).
Tabel 7
Distribusi Responden berdasarkan Makanan Luar RS
No Makanan Luar RS Frekuensi (%)
1. Ada 24 53,3
2. Tidak ada 21 46,7
4.1.1.8 Distribusi Responden berdasarkan Mutu Makanan RS
Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Kota Semarang, dapat diketahui bahwa persentase persepsi responden terhadap mutu makanan RS yang menyatakan persepsi baik sebanyak 19 orang atau 42,2%, sedangkan responden yang menyatakan persepsi kurang baik terhadap mutu makanan RS sebanyak 26 orang atau 57,8% (Tabel 8).
Tabel 8
Distribusi Responden berdasarkan Mutu Makanan RS
No Mutu Makanan RS Frekuensi (%)
1. Baik 19 42,2
2. Kurang Baik 26 57,8
Total 45 100,0
4.1.1.9 Distribusi Responden berdasarkan Sisa Makanan
Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Kota Semarang, dapat diketahui bahwa persentase responden yang meninggalkan sisa makanan yang termasuk ke dalam kategori tinggi sebanyak 27 orang atau 60%, sedangkan responden yang meninggalkan sisa makanan dengan kategori rendah yaitu sebanyak 18 orang atau 40% (Tabel 9).
Tabel 9
Distribusi Responden berdasarkan Sisa Makanan
No Sisa Makanan RS Frekuensi (%)
1. Tinggi 27 60,0
2. Rendah 18 40,0
Total 45 100,0
Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan rumus Chi square Jika tidak memenuhi syarat uji tersebut, dimana syarat uji Chi square adalah tidak ada sel yang nilai observed yang bernilai nol dan tidak ada sel yang nilai expeted kurang dari 5, jika syarat uji Chi square tidak terpenuhi maka uji alternatif yang dipakai adalah uji fisher.
4.2.1 Hubungan antara Persepsi Pasien Mengenai Tata Cara Penyajian Makanan Rumah Sakit dengan Terjadinya Sisa Makanan
Pengkategorian tata cara penyajian makanan dalam penelitian ini, meliputi
baik dan kurang baik. Sedangkan sisa makanan dikategorikan menjadi 2, yaitu
tinggi dan rendah. Berdasarkan hasil analisis uji crosstab yang pertama diperoleh
hasil yang tidak memenuhi syarat untuk dilakukan uji chi square, yaitu terdapat 2
sel yang nilai expectednyakurang dari 5, maka dilakukan uji fisher diperoleh nilai
p value sebesar 1,000 sehingga nilai p>0,05 dan Ho diterima, yang artinya tidak
ada hubungan antara persepsi pasien mengenai tata cara penyajian makanan
dengan terjadinya sisa makanan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang.
Tabel 10
Hubungan antara Persepsi Pasien Mengenai Tata Cara Penyajian Makanan dengan Terjadinya Sisa Makanan
Tata cara penyajian
Sisa makanan Jumlah Nilai
p Tinggi Rendah n % n % N % Kurang Baik 5 62,5 3 37,5 8 100 1,000 Baik 22 59,5 15 40,5 37 100 Jumlah 27 60,0 18 40,0 45 100
4.2.2 Hubungan Antara Persepsi Pasien Mengenai Jadual Penyajian Makanan Rumah Sakit Dengan Terjadinya Sisa Makanan
Pengkategorian jadual makanan dalam penelitian ini, meliputi tepat dan
tidak tepat. Sedangkan sisa makanan dikategorikan menjadi 2, yaitu tinggi dan
rendah. Berdasarkan hasil analisis uji crosstab diperoleh hasil yang memenuhi
syarat untuk dilakukan uji chi square diperoleh nilai p value sebesar 0,010,
sehingga nilai p<0,05 dan Ho ditolak, yang artinya ada hubungan antara persepsi
pasien mengenai jadual penyajian makanan dengan terjadinya sisa makanan di
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang. Serta diperoleh koefesien
kontingensi (cc=0,396) artinya ada hubungan yang lemah antara jadual penyajian
makanan dengan terjadinya sisa makanan di RSUD Kota Semarang.
Tabel 11
Hubungan antara Persepsi Pasien Mengenai Jadual Penyajian Makanan dengan Terjadinya Sisa Makanan
Jadual penyajian Sisa makanan Jumlah Nilai
p CC Tinggi Rendah n % n % N % Kurang tepat 23 74,2 8 25,8 31 100 0,010 0,396 Tepat 4 28,6 10 71,4 14 100 Jumlah 27 60,0 18 40,0 45 100
4.2.3 Hubungan antara Persepsi Pasien Mengenai Suasana Lingkungan Tempat Perawatan RS dengan Terjadinya Sisa Makanan
Pengkategorian suasana lingkungan tempat perawatan dalam penelitian ini, meliputi baik dan kurang baik. Sedangkan sisa makanan dikategorikan menjadi 2, yaitu tinggi dan rendah. Berdasarkan hasil analisis uji crosstab diperoleh hasil yang memenuhi syarat untuk dilakukan uji chi square diperoleh nilai p value sebesar 0,161, sehingga nilai p>0,05 dan Ho diterima, yang artinya tidak ada
hubungan antara persepsi pasien mengenai keadaan lingkungan tempat perawatan dengan terjadinya sisa makanan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang.
Tabel 12
Hubungan antara Persepsi Pasien Mengenai Suasana Lingkungan Tempat Perawatandengan Terjadinya Sisa Makanan
Suasana Lingkungan
Tempat Perawatan
Sisa makanan Jumlah Nilai
p Tinggi Rendah n % n % N % Kurang Baik 16 72,7 6 27,3 22 100 0,161 Baik 11 47,8 12 52,2 23 100 Jumlah 27 60,0 18 40,0 45 100
4.2.4 Hubungan antara Persepsi Pasien Mengenai Makanan dari Luar Rumah Sakit dengan Terjadinya Sisa Makanan
Pengkategorian makanan dari luar RS dalam penelitian ini, meliputi ada
dan tidak ada. Sedangkan sisa makanan dikategorikan menjadi 2, yaitu tinggi dan
rendah. Berdasarkan hasil analisis uji crosstab diperoleh hasil yang memenuhi
syarat untuk dilakukan uji chi square diperoleh nilai p value sebesar 0,002,
sehingga nilai p<0,05 dan Ho ditolak, yang artinya ada hubungan antara persepsi
pasien mengenai makanan dari luar RS dengan terjadinya sisa makanan di Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Semarang. Serta diperoleh koefesien kontingensi
(cc=0,454) artinya ada hubungan yang cukup kuat antara makanan luar RS dengan
terjadinya sisa makanan di RSUD Kota Semarang.
Tabel 13
Hubungan antara Persepsi Pasien Mengenai Makanan Luar RS dengan Terjadinya Sisa Makanan
Makanan Luar RS
Sisa makanan Jumlah Nilai
p
CC Tinggi Rendah
n % n % N %
Tidak ada 7 33,3 14 66,7 21 100 0,002 0,454
Jumlah 27 60,0 18 40,0 45 100
4.2.5 Hubungan antara Persepsi Pasien Mengenai Mutu Makanan Rumah Sakit dengan Terjadinya Sisa Makanan
Pengkategorian mutu makanan RS dalam penelitian ini, meliputi baik dan kurang baik. Sedangkan sisa makanan dikategorikan menjadi 2, yaitu tinggi dan rendah. Berdasarkan hasil analisis uji crosstab diperoleh hasil yang memenuhi syarat untuk dilakukan uji chi square diperoleh nilai p value sebesar 0,000 sehingga nilai p<0,05 dan Ho ditolak, yang artinya ada hubungan antara persepsi pasien mengenai mutu makanan RS dengan terjadinya sisa makanan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang. Serta diperoleh koefesien kontingensi (cc=0,562) artinya ada hubungan yang cukup kuat antara mutu makanan RS dengan terjadinya sisa makanan di RSUD Kota Semarang.
Tabel 14
Hubungan antara Persepsi Pasien Mengenai Mutu Makanan RS dengan Terjadinya Sisa Makanan
Mutu Makanan RS
Sisa makanan Jumlah Nilai
p CC Tinggi Rendah n % n % N % Kurang baik 23 88,5 3 11,5 26 100 0,000 0,562 Baik 4 21,1 15 78,9 19 100 Jumlah 27 60,0 18 40,0 45 100
Berdasarkan hasil penelitian di RSUD Kota Semarang, diperoleh hasil analisis bivariat dengan analisis statistik dengan menggunakan uji chi square (X2) dan koefesien kontingensi sebagai berikut:
Tabel 15
Rangkuman Hasil Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Sisa Makanan pada Pasien Rawat Inap Kelas III di RSUD Kota Semarang
No. Faktor Nilai p value CC
1. Tata cara penyajian makanan 1,000 - 2. Jadual penyajian makanan 0,010 0,396
3. Suasana lingkungan tempat perawatan 0,161 - 4. Makanan luar RS 0,002 0,454 5. Mutu makanan RS 0,000 0,562
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Hubungan antara Persepsi Pasien Mengenai Tata Cara Penyajian Makanan Rumah Sakit dengan Terjadinya Sisa Makanan
Berdasarkan hasil analisis univariat dapat diketahui bahwa persentase persepsi responden terhadap tata cara penyajian makanan di RS yang menyatakan persepsi baik sebanyak 37 orang atau 82,2%, sedangkan responden yang menyatakan kurang baik terhadap tata cara penyajian makanan di RS sebanyak 8 orang atau 17,8%.
Sedangkan berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara persepsi pasien mengenai tata cara penyajian makanan dengan terjadinya sisa makanan di RSUD Kota Semarang. Hal tersebut dibuktikan dalam hasil analisis bivariat diperoleh nilai p value sebesar 1,000 (p>0,05).
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Budhi Sulistyani (2003:62) bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara tata cara penyajian makanan dengan terjadinya sisa makanan di rumah sakit. Hal ini disebabkan karena pelayanan yang dilakukan oleh RSUD Kota Semarang termasuk baik. Petugas penyelengara makanan yang mendistribusikan makanan kepada pasien sudah baik hal ini dapat dilihat dari keramahan petugas yang selalu tersenyum dan menyapa pasien pada saat memberikan makanan, petugas juga berlaku sopan kepada pasien hal ini dapat dilihat pada waktu memberikan makanan, petugas memberikan makanan ke tangan pasien secara hati-hati, selain itu juga petugas selalu menjaga kebersihan baik itu kebersihan pakaian maupun peralatan makanan.
5.2 Hubungan antara Persepsi Pasien Mengenai Jadual Penyajian Makanan