• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untuk menggambarkan penyajian data dengan satu variabel maka dilakukan analisis univariat 12. Setelah dilakukan analisa univariat dari hasil penelitian pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu pengunjung POSYANDU Desa Sukasari terhadap penanganan diare akut pada balita tahun 2012, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

4.2.1 Karakteristik Demografis Populasi Tabel 4. 1 Karakteristik Demografis dari Populasi

Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berada pada golongan usia antara 25-34 tahun, dengan jumlah 48 responden (45,3%). Pada penelitian lain yang dilakukan di Nigeria juga ditemukan mayoritas golongan usia responden antara 25-34 tahun sebanyak 144 responden (55.9%) dari jumlah total 204 responden.13

Tingat pendidikan sebagian besar responden adalah SD dengan jumlah 59 responden (55,7%). Responden dengan tingkat pendidikan Perguruan Tinggi menempati persentasi paling kecil (9,4%), sisanya memiliki tingkat pendidikan SMP (24,5%) dan SMA (10,4%). Dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kuningan Tahun 2010, dikatakan bahwa persentasi tamat SD pada penduduk Kuningan sebesar 52,70%, penduduk yang tamat SMP sebesar 14,20%, penduduk tamat SMA 10,79%, dan penduduk tamat Perguruan Tinggi sebanyak 2,83%.14 Hal ini cukup sesuai dengan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa masih banyak responden dengan tingkat pendidikan yang rendah dan responden dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi masih dalam golongan minoritas.

Faktor Sosio-demografis Jumlah Persentase (%)

Usia 15-24 25 23.6 25-34 48 45.3 35-49 33 31.1 Tingkat Pendidikan SD 59 55.7 SMP 26 24.5 SMA 11 10.4 PT 10 9.4 Jumlah Anak 1 41 38.7 2 41 38.7 >2 24 22.6

Untuk karakteristik jumlah anak, diketahui bahwa responden dengan jumlah anak 1 dan 2 memiliki persentase yang sama (38,7%) dengan jumlah responden sebanyak 41 orang, sedangkan responden dengan jumlah anak lebih dari 2 berjumlah 24 orang (22,6%).

4.2.2 Sebaran Responden Berdasarkan Pengetahuan

Pengetahuan responden mengenai penanganan diare akut pada balita dilihat berdasarkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner. Pertanyaan tentang pengetahuan ini berjumlah 8 pertanyaan dengan skor nilai tertinggi 8 dan skor terendah 0.

Untuk pengolahan lebih lanjut, maka skor pengetahuan responden dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu baik, sedang, dan kurang dengan dasar pengkategorian nilai median. Berdasarkan pengkategorian tersebut, maka dapat dilihat hasilnya pada tabel dibawah ini.

Tabel 4. 2 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Pengetahuan Jumlah Persentase (%)

Kurang 12 11.3

Sedang 61 57.5

Baik 33 31.1

Dari tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden, yaitu 61 orang (57,5%) memiliki pengetahuan yang sedang mengenai penanganan diare akut pada balita. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Purbasari E (2009) terhadap 68 responden di Puskesmas Ciputat dengan hasil mayoritas pengetahuan responden berada pada level sedang yaitu sebanyak 33 responden (48%). 15 Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Hasbi M pada tahun 2009 juga didapatkan hasil pengetahuan ibu yang mayoritas berada pada level sedang, yaitu sebanyak 178 orang dari jumlah total responden 267 orang (66,7%).2 Sebaran tingkat pengetahuan ibu pengunjung POSYANDU Desa Sukasari yang mayoritas berada pada tingkat sedang ini sudah cukup sesuai dengan tujuan program penyuluhan pemberantasan diare yang merupakan salah satu program prioritas

POSYANDU. Tujuan program penyuluhan pemberantasan diare ini adalah sebagai sumber informasi masalah kesehatan anak. 16

4.2.3 Sebaran Responden Berdasarkan Pengetahuan Spesifik

Pengetahuan responden diukur menggunakan kuesioner dengan pertanyaan-pertanyaan spesifik mengenai diare akut pada balita dan penanganannya. Sebaran responden berdasarkan jawaban pertanyaan tentang pengetahuan responden mengenai diare akut pada balita dan penanganannya tampak pada tabel 4.3.

Tabel 4. 3 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Spesifik

Pengetahuan Spesifik Keterangan Benar Salah Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%) Pengertian Diare 86 81.1% 20 18.9%

Pemberian ASI pada Anak yang Diare 93 87.7% 12 11.3% Urgensi Pemberian Antibiotik 40 37.7% 66 62.3%

Definisi Oralit 43 40.6% 63 59.4%

Cara Membuat Oralit Sendiri 53 50% 53 50% Cara Pemberian Oralit yang Benar 77 72.6% 29 27.4%

Responden diberikan pertanyaan mengenai definisi diare dan definisi oralit yang sesuai dengan definisi WHO, dan hasilnya menunjukkan sebagian besar responden menjawab benar tentang definisi diare (81,1%), dan sebagian besar menjawab salah tentang definisi oralit (59,4%). Pengetahuan tentang definisi oralit yang masih rendah ini juga ditemukan pada penelitian yang dilakukan di Nepal pada tahun 2011.17 Dari 130 responden, hanya 11 orang (8,5%) yang menjawab benar pertanyaan mengenai definisi oralit.17 Pengetahuan yang rendah ini bisa disebabkan karena ibu kurang memahami konsep dehidrasi dan rehidrasi pada kasus diare akut. 17 Untuk pengetahuan mengenai definisi diare, dalam penelitian di India ditemukan bahwa dari 150 rersponden, 123 responden (82%) mengetahui definisi diare sebagai buang air besar yang lunak/cair, dan

sebanyak 108 responden (72%) mendefinisikan diare sebagai buang air besar yang lunak/cair dengan peningkatan frekuensi.18

Sebanyak 93 responden sudah menjawab dengan benar bahwa pemberian ASI pada anak yang mengalami diare tidak perlu dihentikan (87,7%). Tidak ditemukan penelitian lain yang mengenai pengetahuan tentang pemberian ASI pada anak diare.

Sebanyak 66 orang responden masih berpendapat bahwa pemberian antibiotik harus selalu dilakukan untuk setiap anak yang mengalami diare (62,3%). Sedangkan pada penelitian lain ditemukan bahwa responden yang berpendapat mengenai pemberian antibiotik harus selalu dilakukan untuk setiap anak yang mengalami diare sebanyak 60 responden dari jumlah total 150 responden (40%).18 Hal ini terjadi karena masyarakat kurang mengetahui peran antibiotik dalam penatalaksanaan kasus diare.

Sebanyak 53 responden (50%) masih belum mengetahui cara membuat oralit sendiri di rumah dengan menggunakan larutan garam dan gula, dan 53 responden lainnya (50%) sudah mengetahui cara tersebut dan menjawab pertanyaan dengan benar. Hasil pengetahuan tentang pembuatan oralit sendiri ini sesuai dengan beberapa penelitian lain yang menyatakan bahwa sekitar 20-50% ibu mengetahui dan mampu mempersiapkan oralit sendiri di rumah.19,20,21 Tetapi untuk cara pemberian oralit yang benar, yaitu menghentikan pemberiannya sementara bila anak muntah dan melanjutkan kembali jika anak sudah tidak muntah lagi, sebagian responden sudah menjawabnya dengan benar, dengan jumlah 77 responden (72,6%). Keberagaman dalam pengetahuan ini terjadi karena pengaruh perbedaan intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek dari setiap individu.10 4.2.4 Sebaran Responden Berdasarkan Sikap

Sikap responden mengenai penanganan diare akut pada balita dilihat berdasarkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner. Pertanyaan tentang sikap ini berjumlah 4 pertanyaan dengan skor nilai tertinggi 4 dan skor terendah 0.

Untuk pengolahan lebih lanjut, maka skor sikap responden dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu baik, sedang, dan kurang dengan dasar pengkategorian nilai median. Berdasarkan pengkategorian tersebut, maka dapat dilihat hasilnya pada tabel dibawah ini.

Tabel 4. 4 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap

Sikap Jumlah Persentase (%)

Kurang 12 11.3

Sedang 90 84.9

Baik 4 3.8

Dari tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap yang sedang, yaitu sebanyak 90 responden (84,9%) mengenai penanganan diare akut pada balita. Dari hasil penelitian Purbasari E (2009) didapatkan hasil sikap responden pada level sedang dengan jumlah responden sebanyak 57 orang (84%).15

Jika dibandingkan dengan hasil pengetahuan, hasil sikap ini memiliki persentase dan jumlah responden yang lebih tinggi meskipun sama-sama berada pada level sedang. Menurut teori, selain dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap juga cenderung dipengaruhi oleh emosi dari orang yang bersangkutan.11 Hal ini cukup menjelaskan perbedaan jumlah responden pada variabel pengetahuan dan sikap di level sedang.

4.2.5 Sebaran Responden Berdasarkan Sikap Spesifik

Sikap responden diukur menggunakan kuesioner dengan pertanyaan-pertanyaan spesifik mengenai diare akut pada balita dan penanganannya. Sebaran responden berdasarkan jawaban pertanyaan tentang sikap responden mengenai diare akut pada balita dan penanganannya tampak pada tabel 4.5.

Tabel 4. 5 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Spesifik

Sikap Spesifik

Keterangan

Sesuai Tidak Sesuai

Jumlah Persentase

(%) Jumlah

Persentase (%)

Cara Pemberian Makan pada Anak Diare 72 67.9% 34 32.1% Pemberian ASI pada Anak Diare 89 84.0% 17 16.0% Urgensi Pemberian Oralit 101 95.3% 5 4.7% Urgensi Pemberian Antibiotik 16 15.1% 90 84.9%

Sikap responden mengenai cara pemberian makan pada anak diare yang benar, yaitu dengan tidak menghentikan pemberikan makanan selama anak mengalami diare, sebagian besar sudah sesuai dengan jumlah responden 72 orang (67,9%). Sebanyak 89 responden (84,0%) tidak menyetujui bahwa pemberian ASI harus dihentikan pada anak yang diare, sehingga sikap mengenai pemberian ASI pada anak diare ini sebagian besar sudah sesuai. Sebanyak 101 responden (95,3%) setuju bahwa pemberian oralit penting untuk anak diare. Tetapi sebagian besar responden dengan jumlah 90 orang (84,9%) masih menyatakan bahwa pemberian antibiotik harus selalu diberikan untuk setiap anak diare, sehingga sikap mengenai urgensi pemberian antibiotik ini masih belum sesuai.

Terdapat kesamaan pada hasil pengetahuan dan sikap spesifik mengenai urgensi antibiotik. Hasil pengetahuan responden tentang urgensi antibiotik sebagian besar menyatakan tidak tahu, dan dalam hasil sikap mengenai urgensi antibiotik pun sebagian besar menunjukan tidak sesuai. Hal ini terjadi karena pembentukan sikap salah satunya dipengaruhi oleh faktor pendidikan yang secara langsung juga mempengaruhi tingkat pengetahuan.11 Tidak ditemukan penelitian yang mendukung atau menyanggah sebaran sikap spesifik responden.

4.2.6 Sebaran Responden Berdasarkan Perilaku

Perilaku responden mengenai penanganan diare akut pada balita dilihat berdasarkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner. Pertanyaan tentang sikap ini berjumlah 6 pertanyaan dengan skor nilai tertinggi 6 dan skor terendah 0.

Untuk pengolahan lebih lanjut, maka skor perilaku responden dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu baik, sedang, dan kurang dengan dasar pengkategorian nilai median. Berdasarkan pengkategorian tersebut, maka dapat dilihat hasilnya pada tabel dibawah ini:

Tabel 4. 6 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku

Perilaku Jumlah Persentase (%)

Kurang 19 17.9

Sedang 59 55.7

Baik 28 26.4

Dari tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden yaitu sdebanyak 59 orang (55,7%) memiliki perilaku yang sedang mengenai penanganan diare akut pada balita. Penelitian Endah Purbasari (2009) menunjukkan hasil yang sama, yaitu sebanyak 47 responden (69%) berada pada level perilaku yang sedang.15 Perilaku responden yang berada pada level sedang ini sudah mencerminkan tercapainya tujuan POSYANDU sebagai sarana dan panduan dalam memecahkan masalah diare pada anak dan penanganannya.16

4.2.7 Sebaran Responden Berdasarkan Perilaku Spesifik

Perilaku responden diukur menggunakan kuesioner dengan pertanyaan-pertanyaan spesifik mengenai diare akut pada balita dan penanganannya. Sebaran responden berdasarkan jawaban pertanyaan tentang perilaku responden mengenai diare akut pada balita dan penanganannya tampak pada tabel 4.7.

Tabel 4. 7 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Spesifik

Perilaku Spesifik

Keterangan

Melakukan Tidak Melakukan

Jumlah

Persentase

(%) Jumlah

Persentase (%)

Cara Pemberian Makan pada

Anak Diare 63 59.4% 43 40.6%

Pemberian ASI pada Anak

Diare 101 95.3% 5 4.7%

Urgensi Pemberian Oralit 98 92.5% 8 7.5% Cara Pemberian Oralit yang

Benar 72 67.9% 34 32.1%

Hasil perilaku responden mengenai cara pemberian makan pada anak diare yang benar, yaitu dengan cara memberikan makanan lunak sedikit-sedikit namun sering, menunjukan sebagian besar responden dengan jumlah 63 orang (59,4%). telah melakukannya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Seyal dan Hanif disebutkan bahwa dari 950 responden, yang melakukan cara pemberian makan pada anak diare dengan benar sebanyak 137 responden (14,67%).1

Sebanyak 101 responden (95,3%) tidak menghentikan pemberian ASI pada anak diare. Dari hasil survey yang dilakukan UNICEF di India pada tahun 2009 juga didapatkan sekitar 84% ibu tetap melakukan pemberian ASI ketika anak mereka mengalami diare.22 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sudah banyak ibu yang menyadari akan pentingnya asupan cairan bagi anak yang mengalami diare.

Sebagain besar responden dengan jumlah 98 orang (92,5%) sudah memberikan oralit pada anak yang mengalami diare dan memberikannya dengan cara yang benar sebanyak 72 orang (67,9%), yaitu menghentikan pemberiannya sementara bila anak muntah dan melanjutkan kembali jika anak sudah tidak muntah lagi. Pemberian oralit pada anak diare juga sudah

dilakukan oleh 464 responden (49.67%) dari total responden sejumlah 950 orang dalam penelitian di Rumah Sakit Sir Ganga Ram di India. 1

Dokumen terkait