• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu Pengunjung POSYANDU Desa Sukasari Mengenai Penanganan Diare Akut Pada Balita Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu Pengunjung POSYANDU Desa Sukasari Mengenai Penanganan Diare Akut Pada Balita Tahun 2012"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

i

MENGENAI PENANGANAN DIARE AKUT PADA

BALITA TAHUN 2012

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

Ayu Indriyani Munggaran

NIM: 109103000048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 21 September 2012

Ayu Indryani M.

(3)

ii

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU PENGUNJUNG POSYANDU DESA SUKASARI MENGENAI PENANGANAN DIARE

AKUT PADA BALITA TAHUN 2012

Laporan Penelitian

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Kedokteran (S.Ked)

Oleh

Ayu Indriyani Munggaran NIM: 109103000048

Pembimbing 1 Pembimbing 2

dr. Yanti Susianti, Sp.A dr. Racmania Diandini, M.KK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(4)

iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Laporan Penelitian berjudul PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU PENGUNJUNG POSYANDU DESA SUKASARI MENGENAI PENANGANAN DIARE AKUT PADA BALITA TAHUN 2012 yang diajukan oleh Ayu Indriyani Munggaran (NIM: 109103000048), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada 21 September 2012. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S. Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.

Jakarta, 21 September 2012

DEWAN PENGUJI

Ketua Sidang

dr. Yanti Susianti, Sp.A

Pembimbing 1

dr. Yanti Susianti, Sp.A

Pembimbing 2

dr. Rachmania Diandini, M.KK

Penguji 1

dr. Riva Auda, Sp.A M.Kes

Penguji 2

dr. Marita Fadhilah, PhD

PIMPINAN FAKULTAS

Dekan FKIK UIN SH Jakarta

Prof. Dr (hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp. And

Kaprodi PSPD FKIK UIN SH Jakarta

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Shalawat serta

salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Alhamdulillah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan

penelitian yang berjudul, “Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu Pengunjung POSYANDU Desa Sukasari Mengenai Penanganan Diare Akut Pada Balita Tahun 2012” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam menyelesaikan laporan penelitian ini, penulis tentunya

mendapatkan banyak kendala dan hambatan. Untuk mengatasi kendala dan

hambatan tersebut penulis mendapat bantuan, dukungan, dan pengarahan

dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan terima kasih

kepada:

1. Para pembimbing riset penulis, dr. Yanti Susianti, Sp.A dan dr.

Rahmania Diandini, MKK yang telah mengarahkan dan memberi

perhatian kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

2. drg. Laifa Annisa Hendarmin, PhD selaku penanggung jawab riset Program Studi Pendidikan Dokter 2009

3. Pihak POSYANDU Desa Sukasari, Kecamatan Karangkancana,

Kuningan yang telah memberi izin dan melayani penulis dalam

mengambil data untuk sampel penelitian.

4. Orang tua penulis, Ayahanda Kasjan Nurdianto dan Ibunda Kuswi

Suhartini yang selalu memberi semangat dan mendukung penulis

(6)

v

5. Sahabat dan teman-teman beserta seluruh staf pengajar dari Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hiayatullah Jakarta yang ikut membantu dan memberi dukungan dalam penelitian ini.

6. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

penelitian ini yang tidak mungkin disebutkan satu per satu.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga laporan penelitian

ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis yang sedang menempuh

pendidikan, dapat dijadikan pelajaran bagi adik-adik penulis selanjutnya

serta dapat menambah pengetahuan kita semua.

Jakarta, 21 September 2012

(7)

vi ABSTRAK

Ayu Indriyani Munggaran. Pendidikan Dokter. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu Pengunjung POSYANDU Desa Sukasari Mengenai Penanganan Diare Akut Pada Balita Tahun 2012.

Diare adalah salah satu penyebab kematian tersering pada balita di dunia dengan 1,8 juta kematian per tahunnya. Ada 60 juta kejadian diare pada balita setiap tahunnya di Indonesia, 50-60% diantaranya meninggal. Edukasi kesehatan mengenai diare akut dan penanganannya penting untuk keefektifan penanganan kasus diare. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku ibu mengenai penanganan diare akut. Desain penelitian menggunakan studi potong lintang dengan subjek 106 orang ibu usia subur pengunjung POSYANDU Desa Sukasari yang memiliki balita yang pernah menderita diare akut. Mayoritas pengetahuan, sikap, dan perilaku responden adalah sedang, dengan sebaran 61 responden (57,5%), 90 responden (84,9%), dan 59 responden (55,7%). Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan (p 0,007), pengetahuan dengan sikap (p 0,000), dan sikap dengan perilaku ibu mengenai penanganan diare akut (p 0,001). Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu pengunjung POSYANDU Desa Sukasari mengenai penanganan diare akut pada balita tahun 2012 adalah sedang.

Kata Kunci: Diare Akut; Penanganan Diare Akut; Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu

Ayu Indriyani Munggaran. Medical Study. Knowledge, Attitudes, and Practices of Mothers Who Visits POSYANDU Sukasari Regarding Management of Acute Diarrhoea in Under Five Years Old Children In 2012.

(8)

vii DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... i

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB 1 ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan ... 2

1.3.1 Tujuan Umum ... 2

1.3.2 Tujuan Khusus ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1 Bagi Masyarakat ... 3

1.4.2 Bagi POSYANDU Desa Sukasari ... 3

1.4.3 Bagi Peneliti... 3

BAB 2 ... 4

2.1 Diare Akut ... 4

2.1.1 Patofisiologi / Patomekanisme ... 5

2.1.2 Patogenesis ... 6

2.2 Dehidrasi ... 7

2.3 Tataklaksana Diare Akut ... 9

2.3.1 Rehidrasi ... 9

2.3.2 Obat Antimikroba ... 11

2.4 Pengetahuan ... 12

2.5 Sikap ... 15

2.6 Perilaku/Tindakan ... 15

2.7 Kerangka Teori ... 16

2.8 Kerangka Konsep ... 16

BAB 3 ... 17

3.1 Desain Penelitian ... 17

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 17

(9)

viii

3.4 Metode Pengambilan Sampel ... 17

3.5 Estimasi Besar Sampel ... 17

3.6 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 18

3.6.1 Kriteria Inklusi ... 18

3.6.2 Kriteria Eksklusi ... 18

3.7 Identifikasi Variabel ... 18

3.8 Cara Kerja Penelitian ... 19

3.9 Manajemen Data ... 19

3.10 Definisi Operasional ... 21

BAB 4 ... 23

4.1 Keterbatasan Penelitian ... 23

4.1.1 Rancangan Penelitian... 23

4.1.2 Instrumen Penelitian ... 24

4.1.3 Cara Pengambilan Sampel ... 24

4.2 Analisis Univariat ... 24

4.3 Analisis Bivariat ... 33

BAB 5 ... 37

5.1 Simpulan ... 37

5.2 Saran ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 40

(10)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Manifestasi klinis diare berdasarkan derajatnya….…….. 9 Tabel 2.2 Ketentuan Pemberian ORS……….….. 11 Tabel 2.3 Obat-Obat Antimikroba yang Bisa Digunakan Untuk

Tatalaksana Diare pada Anak………..……. 13 Tabel 4.1 Karakteristik Demografis dari Populasi……….…... 31 Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan………. 32 Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Spesifik………. 33

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap………. 35 Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Spesifik……... 35 Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku………. 37 Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Spesifik….. 37 Tabel 4.8 Hubungan Karakteristik Responden dengan

Pengetahuan Responden Mengenai Penanganan Diare

Akut Pada Balita Tahun 2012………...………

39 Tabel 4.9 Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Responden

Mengenai Penanganan Diare Akut Pada Balita Tahun

2012……….. 41

Tabel 4.10 Hubungan Sikap dengan Perilaku Responden Mengenai Penanganan Diare Akut Pada Balita Tahun

2012………….………. 42

DAFTAR GAMBAR

(11)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Diare adalah salah satu penyebab kematian paling sering pada anak-anak di dunia dengan estimasi 1,8 juta kematian per tahunnya. World Heatlh Organization (WHO) menyatakan ada >700 juta kejadian diare setiap tahunnya pada anak-anak di bawah 5 tahun di negara berkembang, dan kasusnya juga menjadi penyebab kematian tersering di negara-negara berkembang tersebut.1

Departemen Kesehatan Indonesia menyatakan bahwa angka kematian bayi di Indonesia masing cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, dan mayoritas disebabkan oleh diare. Ada 60 juta kejadian diare pada balita setiap tahunnya di Indonesia. Sebagian dari penderita bisa mengalami dehidrasi dan 50-60% kasus dapat meninggal.2

Kejadian diare di Kabupaten Kuningan tahun 2011 mengalami kenaikan yang cukup signifikan mulai dari bulan Januari-Juli dengan jumlah kejadian awal di bulan Januari sebanyak 652 kasus, hingga mencapai 1224 kasus di bulan Juli. Pada bulan- bulan berikutnya, terjadi fluktuasi jumlah kasus yang tidak menentu, tetapi jumlah kasus yang terjadi tidak lebih sedikit dari jumlah kasus di bulan Januari, sehingga dapat disimpulkan bahwa angka kejadian diare di Kabupaten Kuningan tahun 2011 mengalami peningkatan.3

(12)

masyarakat/ komunitas sehingga terjadi peningkatan kapabilitas masyarakat serta keluarga pasien dalam menyadari ‘danger sign’ dari diare pada anak dan memicu penanganan yang cepat dan tepat. Edukasi kesehatan yang efektif hanya bisa ditetapkan berdasarkan pemahaman yang kuat dari pengetahuan yang berlaku, sikap, dan penerapannya dalam sebuah komunitas (Knowledge, Attitude, Practice). Oleh karena itu penting untuk mengetahui informasi yang relevan tentang pengetahuan, sikap, dan penerapan dari para ibu terhadap penanganan diare akut pada balita.4

Bedasarkan keadaan yang sudah dijelaskan di atas, maka studi ini akan membahas pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu pengunjung POSYANDU Desa Sukasari, Kuningan mengenai penanganan diare akut yang terjadi pada balita tahun 2012.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu pengunjung POSYANDU Desa Sukasari mengenai penanganan diare akut pada balita di tahun 2012?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu pengunjung POSYANDU Desa Sukasari mengenai penanganan diare akut pada balita di tahun 2012.

1.3.2 Tujuan Khusus

 Mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku spesifik ibu pengunjung POSYANDU Desa Sukasari mengenai penanganan diare akut pada balita di tahun 2012 .

(13)

 Mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap ibu pengunjung POSYANDU Desa Sukasari mengenai penanganan diare akut pada balita di tahun 2012.

 Mengetahui hubungan sikap dengan perilaku ibu pengunjung POSYANDU Desa Sukasari mengenai penanganan diare akut pada balita di tahun 2012.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Masyarakat

Memberi sumber informasi untuk mendapatkan pengetahuan mengenai diare akut pada balita dan penanganannya.

1.4.2 Bagi POSYANDU Desa Sukasari

Memberikan gambaran tentang seberapa jauh pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu pengunjung POSYANDU Desa Sukasari mengenai diare akut pada balita dan penanganannya yang nantinya akan berhubungan dengan kebijakan-kebijakan yang akan diambil oleh pihak terkait.

1.4.3 Bagi Peneliti

 Menambah wawasan masalah kesehatan di masyarakat mengenai diare akut dan penanganannya.

(14)

4 2.1 Diare Akut

Diare adalah buang air besar yang lunak atau cair dengan frekuensi 3 kali atau lebih per hari. Diare biasanya merupakan gejala dari infeksi gastrointestinal yang dapat disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, atau parasit.5

Diare adalah salah satu penyebab utama morbiditas dan mortilitas pada anak di seluruh dunia, dengan 3-5 juta kematian setiap tahunnya. Di Amerika Serikat terdapat 20-35 juta kejadian diare setiap tahunnya pada balita. Mekanisme utama penularan patogen diare adalah melalui fecal-oral dan melalui makanan/air. Faktor yang dapat menambah kerentanan resiko terpajan patogen diare adalah usia muda, defisiensi imun, malnutrisi, perjalanan ke daerah yang endemik, kekurangan ASI, sanitasi lingkungan yang buruk, atau berkunjung ke bangsal Rumah Sakit (infeksi nosokomial).8

Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan5:

 Lama waktu diare : akut dan kronik.

 Mekanisme patofisiologi.

 Berat ringan diare.

 Penyebab infeksi : infeksi dan non-infeksi.

 Penyebab organik : organik dan fungsional. Klasifikasi klinis berdasakan WHO 6:

acute watery diarrhea.

acute bloody diarrhoea (disentri).

persistent diarrhoea, yang bertahan selama 14 hari atau lebih.

(15)

2.1.1 Patofisiologi / Patomekanisme Ada 4 mekanisme utama diare, yaitu 5: 1. Diare Sekretorik

Diare tipe ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi air dan elektrolit dari usus, dan menurunnya absorpsi. Yang khas pada diare ini yaitu ditemukannya diare dengan volume tinja yang banyak sekali. Diare tipe ini akan tetap berlangsung walaupun dilakukan puasa makan/minum. Penyebab dari diare tipe ini antara lain karena efek enterotoksin pada infeksi Vibrio cholerae,atau Escherichia coli.

2. Diare Osmotik

Diare tipe ini disebabkan karena meningkatnya tekanan osmotik intralumen dari usus halus. Penyebab dari peningkatan tekanan intralumen dalam usus antara lain adalah obat-obat/ zat kimia hiperosmotik, malabsorpsi umum, dan defek dalam malabsorpsi mukosa usus.

3. Diare Motilitas

Diare ini disebabkan oleh hipermotilitas dan iregularitas motilitas usus sehingga menyebabkan absorpsi yang abnormal di usus halus. Gangguan motilitas usus bisa meningkatkan masa transit makanan di usus sehingga melampaui kapasitas normal untuk mencerna dan mengabsorpsi atau menyebabkan transit makanan di usus menjadi lambat sehingga menyebabkan statis dan meningkatnya pertumbuhan bakteri.8

4. Diare Inflamatorik

(16)

2.1.2 Patogenesis

Yang berperan pada terjadinya diare akut terutama karena infeksi yaitu faktor kausa (agent) dan faktor pejamu (host). Faktor pejamu adalah kemampuan tubuh untuk mempertahankan diri terhadap organisme yang dapat menimbulkan diare akut, terdiri dari faktor daya tangkis atau lingkungan internal saluran cerna seperti keasaman lambung, motilitas usus, imunitas, dan juga lingkungan mikroflora usus. Faktor kausal yaitu daya penetrasi yang dapat merusak sel mukosa, kemapuan memproduksi toksin yang mempengaruhi sekresi cairan usus halus serta daya lekat kuman.5 Enteropatogen Bakteri. Enteropatogen bakteri dapat menyebabkan diare inflamasi atau non-inflamasi. Umumnya diare inflamatorik disebabkan oleh Aeromonas sp., Campylobacter jejuni, Clostridium difficile, E. Coli

enteroinvasif, Salmonella sp., dan Shigella sp. Diare noniflamasi dapat disebabkan oleh E. Coli enteropatogen, E. Coli enterotoksik, dan Vibrio cholerae.8 Bakteri-bakteri tersebut menyebabkan diare dengan 2 mekanisme, yaitu mekanisme enterotoksigenik dan enterovasif. Bakteri dengan mekanisme entetosigenik menghasilkan toksin yang menyebabkan kegiatan berlebihan nikotinamid adenin dinukleid pada dinding sel usus sehingga kadar adenosin 3’,5’ siklik monofosfat (AMP) dalam sel menyebabkan sekresi aktif anion klorida dalam lumen usus yang diikuti oleh air, ion bikarbonat, kation natrium, dan kalium. Pada akhirnya terjadilah efek diare berupa air seperti cucian beras yang deras dan banyak (voluminous) atau watery diarrhoea pada pasien. Sedangkan bakteri dengan mekanisme enterovasif menginvasi dinding usus dan menyebabkan kerusakan berupa nekrosis dan ulserasi.7

(17)

Enteropatogen Virus. Enteropatogen yang menyebabkan gejala klinis diare adalah rotavirus, adenovirus enterik, astovirus, dan kalsivirus.8 Rotavirus menginfeksi sel-sel dalam vili usus halus (mukosa kolon dan lambung tidak termasuk). Mereka berkembang biak di sitoplasma dari enterosit dan merusak jalur mekanisme transport. Diare yang disebabkan oleh rotavirus bisa merusak absorpsi sodium dan glukosa karena sel-sel yang rusak di vili-vili usus diganti dengan sel kriptus immature yang tidak bisa menyerap zat-zat makanan yang sudah dicerna.7

2.2 Dehidrasi

(18)

Gambar 2. 1 Bagan Patofisiologi Dehidrasi Sumber: Jasmes, Susan R (2007)

Berikut ini adalah manifestasi klinis diare berdasarkan derajatnya: Tabel 2. 1 Manifestasi klinis diare berdasarkan derajatnya

Sumber: Jasmes, Susan R (2007)

Pe gura ga i take aira /kehila ga aira

Kehila ga aira ekstraseluler ya g epat da

ti a

-

ti a

Ke atia

Syok hipovole ik

Kehila ga aira i traseluler

Disfu gsi seluler

(19)

2.3 Tataklaksana Diare Akut

2.3.1 Rehidrasi

Rehidrasi adalah terapi yang paling penting dalam penanganan diare akut, terutama dengan gejala dehidrasi. Bila keadaan umum pasien baik dan tidak dehidrasi, asupan cairan dengan adekuat dapat dicapai dengan minum air yang cukup. Namun bila pasiennya mengalami dehidrasi, maka prosedur rehidrasinya disesuaikan dengan tingkat dehidrasinya.5

 Plan C Untuk dehidrasi berat. Jika setelah 15-30 menit pemberian RL tak ada perbaikan, maka percepat pemberian RL.6

Gambar 2. 2 Prosedur Rehidrasi Plan C Sumber: World Health Organization (2005)

 Plan B  Untuk dehidrasi sedang. Berikan dengan ketentuan sebagai berikut: a) Berikan sedikit2 tetapi sering, apabila anak muntah tunggu 10 menit kemudian berikan kembali dengan lebih perlahan b) Berikan ASI jika pasien mau c) Berikan lebih apabila anak meminta.6

IV RL 0 l/kgBB dala

0 e it

IV RL 70 l/kgBB dala

, ja

Setelah ja klasifikasika ke ali

dehidrasi, erika tatalaksa a sesuai

derajat

Dehidrasi

erat Dehidrasi seda g DehidrasiTidak

(20)

Gambar 2. 3 Prosedur Rehidrasi Plan B Sumber: World Health Organization (2005)

Ketentuan pemberian ORS:

Tabel 2. 2 Ketentuan Pemberian ORS

*gunakan kriteria usia hanya apabila anda tidak mengetahui berat badannya Sumber: World Health Organization (2005)

 Plan A  Untuk dehidrasi ringan. 6

Beri edukasi kepada ibu (yang merawat anak):

o Berikan cairan lebih (sebanyak yang anak dapat terima).  Perbanyak ASI, ORS, food-based fluids (sop, dll).  Jumlah cairan yang diberikan minimal 50-100 ml

setiap habis BAB (pada anak hingga umur 2 tahun). o Suplemen zink

Pe eria ORS dala ja

Setelah ja klasifikasika ke ali dehidrasi, erika

tatalaksa a sesuai derajat

Dehidrasi berat

Dehidrasi sedang

Tidak Dehidrasi

(21)

 1 tablet (20 mg)/hari selama 10-14 hari  pemberian dengan cair melarutkan di air/ORS/susu; atau dikunyah apabila anak sudah besar.

o Teruskan makan, beri makanan lunak sedikit sedikit namun sering.

o Kembali ke dokter jika:  Tidak dapat minum.  Menjadi lebih sakit.  Demam.

 Terdapat darah pada feses.

2.3.2 Obat Antimikroba

Karena kebanyakan pasien memiliki penyakit yang ringan, self limited disease karena virus atau bakteri non-invasif, pengobatan empirik

tidak dianjurkan pada semua pasien. Pengobatan empirik diindikasikan pada pasien-pasien yang diduga mengalami infeksi bakteri invasif, traveller’s diarrhoea, dan pasien imunosupresif.5

Berikut ini adalah obat-obat antimikroba yang bisa digunakan untuk tatalaksana diare pada anak sesuai jenis organisme penyebabnya 8:

Tabel 2. 3 Obat-Obat Antimikroba yang Bisa Digunakan Untuk Tatalaksana Diare pada Anak

Organisme Antimikroba Indikasi

Aeromonas TMP/SMX

(Trimetroprim Sulfometoxazol)

Penyakit seperti disentri/diare lama

(22)

Clostridium difficille Vankomisin/metronidazol Penyakit sedang – Salmonella Ampisilin, kloramfenikol,

sefotaksim, TMP/SMX Vibrio chollerae Tetrasiklin/doksisiklin

TMP/SMX

Semua kasus

Sumber: Richard dan Behrman (1999)

2.4 Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan terhadap suatu objek melalui pancaindera seperti mata, hidung, telinga, dan alat indera lainnya. Keberagaman dalam tingkat pengetahuan terjadi karena besarnya pengaruh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek dari setiap individu pada waktu penginderaan hingga suatu pengetahuan tersebut diperoleh.2

(23)

- Tahu (know)

Tahu didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengingat kembali hal-hal yang pernah diketahui dan dipelajari sebelumnya.

- Memahami (comprehension)

Kemampuan untuk menjelaskan kembali suatu materi yang telah diketahui dan dapat menginterpretasikannya dengan tepat disebut tahap memahami. Jika telah sampai pada tahap memahami, maka seseorang akan dapat menjelaskan kembali, menyebutkan hal-hal yang bisa dijadikan contoh, dan memberikan kesimpulan tentang materi yang telah diketahui.

- Aplikasi (application)

Penerapan materi yang telah diketahui dan dipahami pada situasi dan kondisi yang ada dalam kehidupan nyata disebut aplikasi.

- Analisis (analysis)

Analisis didefinisikan sebagai kemampuan untuk menuangkan materi yang telah dipahami menjadi komponen-komponen yang saling terkait dalam satu kesatuan yang terorganisir.

- Sintesis (synthesis)

Sintesis adalah kemampuan untuk membuat suatu hal yang baru dari komponen-komponen materi yang telah dipahami sebelumnya.

- Evaluasi (evaluation)

Evaluasi artinya meninjau ulang dan menilai suatu materi berdasarkan suatu kriteria tertentu, kriteria yang dibuat sendiri atau kriteria yang sudah ada sebelumnya.

(24)

 Faktor Internal a. Jasmani

Faktor jasmani adalah hal-hal yang terkait kesehatan tubuh atau indera yang digunakan untuk mendapatkan suatu pengetahuan. b. Rohani

Faktor rohani adalah keadaan individu yang sehat secara psikologis dan batin sehingga mempunyai komponen intelektual dan kognitif yang layak untuk menerima sebuah pengetahuan. c. Usia

Faktor usia ini terkait dengan proses berpikir seseorang. Semakin bertambah usia seseorang, maka proses berpikirnya akan semakin berkembang sehingga terjadi peningkatan kemampuan dalam menerima pengetahuan.

 Faktor Eksternal a. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan menjadikan seorang individu bisa berpikir secara rasional, sehingga akan berpengaruh terhadap pengetahuan yang ia peroleh. Semakin bertambah tingkat pendidikannya, maka akan berbanding lurus dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki.

b. Media Massa

Media massa adalah salah satu sumber dari sebuah pengetahuan. Bentuk dari media massa yang beragam mulai dari media cetak dan elektronik, memungkinkan seseorang untuk bisa mengaksesnya dengan mudah. Jika paparan media massa terhadap seseorang semakin besar, maka akan semakin banyak pengetahuan yang diperoleh.

c. Ekonomi

(25)

d. Hubungan Sosial

Hubungan sosial yang baik diperlukan oleh seseorang untuk bisa mengakses sumber pengetahuan. Semakin baik hubungan soSial yang dimiliki oleh seseorang, maka seseorang tersebut akan semakin mudah mendapatkan informasi-informasi yang bisa digunakan sebagai sumber pengetahuan.

e. Pengalaman

Dengan bertambahnya pengalaman yang dialami oleh seseorang, maka informasi-informasi yang bisa digunakan sebagai sumber pengetahuan akan semakin banyak.

2.5 Sikap

Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap suatu objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi orang yang bersangkutan.11 Sikap tidak pasti mencerminkan suatu tindakan, tetapi sikap merupakan dasar dari suatu perilaku. Sikap merupakan tolak ukur kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Sikap relatif konstan dan cukup sulit berubah kecuali dengan adanya tekanan yang kuat. Pembentukan sikap dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya pengalaman pribadi, kebudayaan, orang yang berpengaruh, media massa, institusi pendidikan, maupun lembaga agama. 11

2.6 Perilaku/Tindakan

Suatu sikap belum tentu dapat diwujudkan dalam suatu tindakan 10. Agar suatu sikap bisa terwujud menjadi suatu perilaku dibutuhkan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan. Niat yang sudah terrealisasikan dalam bentuk tingkah laku yang nyata dan untuk merealisasikannya membutuhkan faktor pendukung atau kondisi yang memungkinkan disebut dengan tindakan. Tindakan mempunyai beberapa tingkatan 10:

a. Persepsi (perception).

(26)

d. Adopsi (adoption).

Perilaku lebih kompleks untuk diprediksi, karena pengaruh faktor lingungan terkadang lebih besar daripada fakor individu. 4 Jika seorang individu sudah melakukan tindakan dengan benar dan berkembang dengan baik, barulah ia bisa dikatakan telah mengaplikasikan sebuah pengetahuan dan sikap terhadap perilakunya.

2.7 Kerangka Teori

2.8 Kerangka Konsep

(27)

17 3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan desain cross sectional.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di POSYANDU Desa Sukasari, Kabupaten Kuningan, yang terdiri dari 2 cabang. Waktu yang dibutuhkan dari mulai pengambilan data sampai dengan pembuatan laporan adalah sekitar 7 bulan mulai tanggal 8 Februari – 14 September 2012.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah ibu usia subur yang memiliki balita di Desa Sukasari, Kuningan, Jawa Barat. Sampel pada penelitian ini adalah ibu pada usia subur yang memiliki balita yang berkunjung ke POSYANDU Desa Sukasari, Kuningan, Jawa Barat.

3.4 Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode consecutive sampling. Peneliti menjadikan setiap ibu yang berkunjung ke POSYANDU

sebagai sampel dalam penelitian ini hingga jumlah sampel terpenuhi.

3.5 Estimasi Besar Sampel

Rumus untuk menghitung jumlah sampel adalah: n1= Zα 2 x p x q

L2 Keterangan :

α = 0,05 ; jadi Zα = 1,96

(28)

p = Presentase taksiran hal yang akan diteliti yang diambil dari referensi, bila tidak diketahui, maka yang diambil adalah 50%

q = 1- p

Jadi estimasi besar sample minimal adalah sebanyak 96 subjek.

Untuk menghindari kemungkinan drop out, maka jumlah subjek ditambah sebanyak 10%. Jadi jumlah subjek yang dibutuhkan adalah 96 + 9,6 = 105,6 dibulatkan menjadi 106 subjek.

3.6 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.6.1 Kriteria Inklusi

 Ibu pengunjung POSYANDU Desa Sukasari dengan usia subur yang mempunyai balita

 Ibu pengunjung POSYANDU Desa Sukasari dengan usia subur yang mempunyai balita:

1. Balita yang pernah atau sedang menderita diare 2. Diare yang diderita bersifat akut

3.6.2 Kriteria Eksklusi

 Ibu pengunjung POSYANDU Desa Sukasari diluar usia subur

 Ibu pengunjung POSYANDU Desa Sukasari dengan usia subur yang mempunyai balita:

1. Balita yang tidak pernah mengalami diare

2. Balita yang sedang atau pernah mengalami diare kronik

 Ibu penunjung POSYANDU Desa Sukasari yang tidak bersedia mengikuti penelitian

3.7 Identifikasi Variabel

(29)

3.8 Cara Kerja Penelitian

3.8.1 Pemilihan Subjek Penelitian

Sampel diambil dari ibu pengunjung POSYANDU Desa Sukasari, Kuningan, Jawa Barat yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini.

3.8.2 Teknis Pelaksanaan

1. Pengambilan data dilakukan di POSYANDU Desa Sukasari, Kuningan, Jawa Barat sesuai dengan jumlah sampel.

2. Peneliti mendatangi responden, yang merupakan ibu-ibu di wilayah Desa Sukasari, Kuningan, Jawa Barat.

3. Peneliti memberikan penjelasan tentang penelitian ini, kemudian meminta kesediaan responden untuk ikut dalam penelitian ini.

4. Peneliti memberikan lembar persetujuan ikut dalam penelitian kepada responden untuk diisi.

5. Setelah responden selesai menandatangani persetujuan penelitian, peneliti menjelaskan tentang tata cara pengisian kuesioner dan pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam kuesioner sebelum responden mulai mengisi kuesioner sendiri.

3.9 Manajemen Data 3.9.1 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya dengan uji pearson terhadap 20 orang responden dengan hasil akhir 18 pertanyaan yang valid dan reliabel. 3.9.2 Pengumpulan Data

Pengambilan data dilaksanakan jika responden telah mendapatkan informed consent dan menyetujui untuk menjadi objek penelitian. Data yang

(30)

3.9.3 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut: a) Menyunting data (editing)

Editing adalah kegiatan memeriksa kelengkapan dan kebenaran data seperti kelengkapan pengisian, kesalahan pengisian, dan konsistensi pengisian setiap jawaban kuisioner yang dilakukan ketika responden selesai mengisi kuisioner. Bila ada kesalahan atau data tidak lengkap peneliti melakukan klarifikasi dengan responden.

b) Mengkode data (coding)

Proses pemberian kode berbentuk angka kepada masing-masing variabel yang telah dikumpulkan.

c) Memberikan nilai pada data (scoring)

Penilaian data yang dilakukan dengan pemberian skor sesuai ketentuan pada aspek pengukuran.

d) Memasukkan data (entry)

Memasukkan data hasil kuesioner yang telah diberikan kode ke dalam program software computer SPSS 16 for windows.

e) Membersihkan data (cleaning)

Pengecekan kembali yang dilakukan setelah data dimasukkan untuk memastikan data tersebut tidak ada yang salah, sehingga data tersebut telah siap diolah dan dianalisis.

f) Menganalisis Data (Analilysis)

(31)

3.9.4 Analisis dan Penyajian Data

Untuk mengetahui gambaran distribusi frekuensi dan proporsi dari tiap variabel yang diteliti, akan digunakan analisis univariat, sedangkan untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel dependen dan independen digunakan analisis bivariat. Teknik analisis yang dilakukan yaitu dengan uji Chi-Square (X2), untuk melakukan hubungan antara variabel kategorik dengan kategorik. Analisis ini bertujuan untuk menguji perbedaan proporsi dua atau lebih kelompok sampel, sehingga diketahui ada atau tidaknya suatu hubungan yang bermakna secara statistik. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 95% dengan α 5%, sehingga jika nilai p (p value) < 0,05 berarti terdapat hubungan bermakna (signifikan) antara

(32)
(33)

23

Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dan dilakukan dengan mengunakan metode cross sectional. Pada penelitian ini selanjutnya dianalisis hubungan dari masing-masing variabelnya dengan menggunakan analisis deskriptif pada SPSS 16. Sampel pada penelitian ini adalah ibu pengunjung POSYANDU Desa Sukasari, Kecamatan Karangkancana, Kuningan, Jawa Barat, dengan kriteria ibu usia subur yang mempunyai balita yang sedang atau pernah menderita diare akut dan bersedia mengikuti penelitian. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah consecutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 96 responden, ditambah dengan

kemungkinan drop out sebanyak 10% dari jumlah sampel sehingga total jumlah responden yang ada adalah sebanyak 106 responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya terhadap 20 orang responden. Setelah melewati 3 kali uji validitas dan reliabilitas, didapatkan hasil akhir 18 pertanyaan yang valid dan reliabel dari jumlah total 25 pertanyaan.

4.1 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menemukan berbagai keterbatasan dalam melakukan penelitian. Beberapa keterbatasan penelitian yang ada sebagai berikut:

4.1.1 Rancangan Penelitian

(34)

4.1.2 Instrumen Penelitian

Pengumpulan data penelitian dengan menggunakan instrumen kuesioner yang diisi sendiri oleh responden. Alasan memilih kuesioner ini karena dapat diperoleh data yang banyak dalam waktu yang cepat dan responden bisa lebih menjawab pertanyaan secara terbuka dan tidak terpaksa. Adapun keterbatasan instrumen ini yaitu adanya kemungkinan responden tidak mengerti maksud dari pertanyaan yang tertera di kuesioner. Kekurangan ini dapat diminimalisasi dengan memberikan penjelasan mengenai pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam kuesioner terlebih dahulu sebelum diisi oleh responden.

4.1.3 Cara Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode consecutive sampling sehingga kurang dapat menggambarkan karakteristik

daftar subjek yang terdapat pada populasi terjangkau penelitian.

4.2 Analisis Univariat

(35)

4.2.1 Karakteristik Demografis Populasi

Tabel 4. 1 Karakteristik Demografis dari Populasi

Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berada pada golongan usia antara 25-34 tahun, dengan jumlah 48 responden (45,3%). Pada penelitian lain yang dilakukan di Nigeria juga ditemukan mayoritas golongan usia responden antara 25-34 tahun sebanyak 144 responden (55.9%) dari jumlah total 204 responden.13

Tingat pendidikan sebagian besar responden adalah SD dengan jumlah 59 responden (55,7%). Responden dengan tingkat pendidikan Perguruan Tinggi menempati persentasi paling kecil (9,4%), sisanya memiliki tingkat pendidikan SMP (24,5%) dan SMA (10,4%). Dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kuningan Tahun 2010, dikatakan bahwa persentasi tamat SD pada penduduk Kuningan sebesar 52,70%, penduduk yang tamat SMP sebesar 14,20%, penduduk tamat SMA 10,79%, dan penduduk tamat Perguruan Tinggi sebanyak 2,83%.14 Hal ini cukup sesuai dengan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa masih banyak responden dengan tingkat pendidikan yang rendah dan responden dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi masih dalam golongan minoritas.

Faktor Sosio-demografis Jumlah Persentase (%)

(36)

Untuk karakteristik jumlah anak, diketahui bahwa responden dengan jumlah anak 1 dan 2 memiliki persentase yang sama (38,7%) dengan jumlah responden sebanyak 41 orang, sedangkan responden dengan jumlah anak lebih dari 2 berjumlah 24 orang (22,6%).

4.2.2 Sebaran Responden Berdasarkan Pengetahuan

Pengetahuan responden mengenai penanganan diare akut pada balita dilihat berdasarkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner. Pertanyaan tentang pengetahuan ini berjumlah 8 pertanyaan dengan skor nilai tertinggi 8 dan skor terendah 0.

Untuk pengolahan lebih lanjut, maka skor pengetahuan responden dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu baik, sedang, dan kurang dengan dasar pengkategorian nilai median. Berdasarkan pengkategorian tersebut, maka dapat dilihat hasilnya pada tabel dibawah ini.

Tabel 4. 2 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Pengetahuan Jumlah Persentase (%)

Kurang 12 11.3

Sedang 61 57.5

Baik 33 31.1

(37)

POSYANDU. Tujuan program penyuluhan pemberantasan diare ini adalah sebagai sumber informasi masalah kesehatan anak. 16

4.2.3 Sebaran Responden Berdasarkan Pengetahuan Spesifik

Pengetahuan responden diukur menggunakan kuesioner dengan pertanyaan-pertanyaan spesifik mengenai diare akut pada balita dan penanganannya. Sebaran responden berdasarkan jawaban pertanyaan tentang pengetahuan responden mengenai diare akut pada balita dan penanganannya tampak pada tabel 4.3.

Tabel 4. 3 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Spesifik

Pengetahuan Spesifik

(38)

sebanyak 108 responden (72%) mendefinisikan diare sebagai buang air besar yang lunak/cair dengan peningkatan frekuensi.18

Sebanyak 93 responden sudah menjawab dengan benar bahwa pemberian ASI pada anak yang mengalami diare tidak perlu dihentikan (87,7%). Tidak ditemukan penelitian lain yang mengenai pengetahuan tentang pemberian ASI pada anak diare.

Sebanyak 66 orang responden masih berpendapat bahwa pemberian antibiotik harus selalu dilakukan untuk setiap anak yang mengalami diare (62,3%). Sedangkan pada penelitian lain ditemukan bahwa responden yang berpendapat mengenai pemberian antibiotik harus selalu dilakukan untuk setiap anak yang mengalami diare sebanyak 60 responden dari jumlah total 150 responden (40%).18 Hal ini terjadi karena masyarakat kurang mengetahui peran antibiotik dalam penatalaksanaan kasus diare.

Sebanyak 53 responden (50%) masih belum mengetahui cara membuat oralit sendiri di rumah dengan menggunakan larutan garam dan gula, dan 53 responden lainnya (50%) sudah mengetahui cara tersebut dan menjawab pertanyaan dengan benar. Hasil pengetahuan tentang pembuatan oralit sendiri ini sesuai dengan beberapa penelitian lain yang menyatakan bahwa sekitar 20-50% ibu mengetahui dan mampu mempersiapkan oralit sendiri di rumah.19,20,21 Tetapi untuk cara pemberian oralit yang benar, yaitu menghentikan pemberiannya sementara bila anak muntah dan melanjutkan kembali jika anak sudah tidak muntah lagi, sebagian responden sudah menjawabnya dengan benar, dengan jumlah 77 responden (72,6%). Keberagaman dalam pengetahuan ini terjadi karena pengaruh perbedaan intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek dari setiap individu.10 4.2.4 Sebaran Responden Berdasarkan Sikap

(39)

Untuk pengolahan lebih lanjut, maka skor sikap responden dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu baik, sedang, dan kurang dengan dasar pengkategorian nilai median. Berdasarkan pengkategorian tersebut, maka dapat dilihat hasilnya pada tabel dibawah ini.

Tabel 4. 4 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap

Sikap Jumlah Persentase (%)

Kurang 12 11.3

Sedang 90 84.9

Baik 4 3.8

Dari tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap yang sedang, yaitu sebanyak 90 responden (84,9%) mengenai penanganan diare akut pada balita. Dari hasil penelitian Purbasari E (2009) didapatkan hasil sikap responden pada level sedang dengan jumlah responden sebanyak 57 orang (84%).15

Jika dibandingkan dengan hasil pengetahuan, hasil sikap ini memiliki persentase dan jumlah responden yang lebih tinggi meskipun sama-sama berada pada level sedang. Menurut teori, selain dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap juga cenderung dipengaruhi oleh emosi dari orang yang bersangkutan.11 Hal ini cukup menjelaskan perbedaan jumlah responden pada variabel pengetahuan dan sikap di level sedang.

4.2.5 Sebaran Responden Berdasarkan Sikap Spesifik

(40)

Tabel 4. 5 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Spesifik

Sikap Spesifik

Keterangan

Sesuai Tidak Sesuai

Jumlah Persentase yang benar, yaitu dengan tidak menghentikan pemberikan makanan selama anak mengalami diare, sebagian besar sudah sesuai dengan jumlah responden 72 orang (67,9%). Sebanyak 89 responden (84,0%) tidak menyetujui bahwa pemberian ASI harus dihentikan pada anak yang diare, sehingga sikap mengenai pemberian ASI pada anak diare ini sebagian besar sudah sesuai. Sebanyak 101 responden (95,3%) setuju bahwa pemberian oralit penting untuk anak diare. Tetapi sebagian besar responden dengan jumlah 90 orang (84,9%) masih menyatakan bahwa pemberian antibiotik harus selalu diberikan untuk setiap anak diare, sehingga sikap mengenai urgensi pemberian antibiotik ini masih belum sesuai.

(41)

4.2.6 Sebaran Responden Berdasarkan Perilaku

Perilaku responden mengenai penanganan diare akut pada balita dilihat berdasarkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner. Pertanyaan tentang sikap ini berjumlah 6 pertanyaan dengan skor nilai tertinggi 6 dan skor terendah 0.

Untuk pengolahan lebih lanjut, maka skor perilaku responden dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu baik, sedang, dan kurang dengan dasar pengkategorian nilai median. Berdasarkan pengkategorian tersebut, maka dapat dilihat hasilnya pada tabel dibawah ini:

Tabel 4. 6 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku

Perilaku Jumlah Persentase (%)

Kurang 19 17.9

Sedang 59 55.7

Baik 28 26.4

Dari tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden yaitu sdebanyak 59 orang (55,7%) memiliki perilaku yang sedang mengenai penanganan diare akut pada balita. Penelitian Endah Purbasari (2009) menunjukkan hasil yang sama, yaitu sebanyak 47 responden (69%) berada pada level perilaku yang sedang.15 Perilaku responden yang berada pada level sedang ini sudah mencerminkan tercapainya tujuan POSYANDU sebagai sarana dan panduan dalam memecahkan masalah diare pada anak dan penanganannya.16

4.2.7 Sebaran Responden Berdasarkan Perilaku Spesifik

(42)

Tabel 4. 7 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Spesifik

Perilaku Spesifik

Keterangan

Melakukan Tidak Melakukan

Jumlah

Persentase

(%) Jumlah

Persentase (%)

Cara Pemberian Makan pada

Anak Diare 63 59.4% 43 40.6%

Pemberian ASI pada Anak

Diare 101 95.3% 5 4.7%

Urgensi Pemberian Oralit 98 92.5% 8 7.5%

Cara Pemberian Oralit yang

Benar 72 67.9% 34 32.1%

Hasil perilaku responden mengenai cara pemberian makan pada anak diare yang benar, yaitu dengan cara memberikan makanan lunak sedikit-sedikit namun sering, menunjukan sebagian besar responden dengan jumlah 63 orang (59,4%). telah melakukannya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Seyal dan Hanif disebutkan bahwa dari 950 responden, yang melakukan cara pemberian makan pada anak diare dengan benar sebanyak 137 responden (14,67%).1

Sebanyak 101 responden (95,3%) tidak menghentikan pemberian ASI pada anak diare. Dari hasil survey yang dilakukan UNICEF di India pada tahun 2009 juga didapatkan sekitar 84% ibu tetap melakukan pemberian ASI ketika anak mereka mengalami diare.22 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sudah banyak ibu yang menyadari akan pentingnya asupan cairan bagi anak yang mengalami diare.

(43)

dilakukan oleh 464 responden (49.67%) dari total responden sejumlah 950 orang dalam penelitian di Rumah Sakit Sir Ganga Ram di India. 1

4.3 Analisis Bivariat

Untuk menyajikan data dari dua variabel secara cross table dibutuhkan analisis bivariat.12 Setelah dilakukan analisis bivariat antara karakteristik responden berupa variabel usia, pendidikan, dan jumlah anak dengan variabel pengetahuan, sikap, dan perilaku, maka didapatkan hasil sebagai berikut:

4.3.1 Hubungan Antara Karakteristik Responden dengan Pengetahuan

Tabel 4. 8 Hubungan Karakteristik Responden dengan Pengetahuan

Responden Mengenai Penanganan Diare Akut Pada Balita Tahun 2012

Untuk menganalisis hubungan antara usia dan jumlah anak dengan pengetahuan responden mengenai penanganan diare akut pada balita, peneliti menggunakan metode chi square dengan jenis tabel 3x3 (BxK). Tetapi, setelah diuji, tabel 3x3 tersebut tidak layak uji, karena adanya sel yang memiliki nilai expected kurang dari lima, sehingga peneliti melakukan

(44)

transformasi data untuk menggabungkan kelompok pengetahuan sedang dan kurang. Setelah dilakukan transformasi data, peneliti menguji kembali data tersebut dengan metode chi square dengan jenis tabel 3x2 (BxK). Dari uji yang kedua tidak didapatkan sel dengan nilai expected yang kurang dari lima sehingga tabel tersebut dinyatakan sudah layak uji, dengan nilai p >0,05 (p 0,147 ; p 0,220). Maka dapat disimpulkan bahwa tidak adanya hubungan yang bermakna antara usia dan jumlah anak dengan pengetahuan ibu mengenai penanganan diare akut.

Pertambahan usia menyebabkan seseorang menjadi dewasa baik dari segi sikap maupun perbuatan sehingga lebih mudah memahami suatu pengetahuan.10 Pengalaman seseorang yang di dalam penelitian ini dilihat dari jumlah anak yang dimiliki oleh ibu juga mempengaruhi tingkat pengetahuan. Tetapi ada beberapa faktor lain yang cukup banyak berpengaruh seperti tingkat pendidikan, hubungan sosial, ekonomi, media massa dan lain lain, sehingga tidak selalu didapatkan hubungan yang bermakna antara usia dan jumlah anak dengan pengetahuan.10 Tidak ditemukan hasil penelitian lain yang mendukung atau menyanggah hasil analisis hubungan usia dan jumlah anak dengan pengetahuan responden mengenai penanganan diare akut pada balita tahun 2012.

(45)

Secara kultural, manusia membentuk pengetahuannya melalui tiga cara, yaitu melalui cara-cara ilmiah (scientific ways), cara-cara kecendekiawanan (scholarly ways), dan cara-cara merancang (designerly ways).23 Ketiga cara ini bisa di kembangkan melalui proses pendidikan berjenjang, sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan akan berbanding lurus dengan tingkat pengetahuan. Tidak ditemukan hasil penelitian lain yang mendukung atau menyanggah hasil analisis hubungan tingkat pendidikan dengan pengetahuan responden mengenai penanganan diare akut pada balita tahun 2012.

4.3.2 Hubungan Antara Pengetahuan dengan Sikap Responden

Tabel 4. 9 Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Responden Mengenai Penanganan Diare Akut Pada Balita Tahun 2012

Pengetahuan

Sikap

p

Kurang Baik + Sedang

Jumlah % Jumlah %

Kurang 6 1.4% 6 10.6%

0.000

Baik + Sedang 6 10.6% 88 83.4%

(46)

mendukung atau menyanggah hasil analisis hubungan pengetahuan responden dengan sikap responden mengenai penanganan diare akut pada balita tahun 2012.

4.3.3 Hubungan Antara Sikap dengan Perilaku Responden

Tabel 4. 10 Hubungan Sikap dengan Perilaku Responden Mengenai Penanganan Diare Akut Pada Balita Tahun 2012

Sikap

Perilaku

p

Kurang Baik + Sedang

Jumlah % Jumlah %

Kurang 7 2.2% 5 9.8%

0.001

Baik + Sedang 12 16.8% 82 77.2%

(47)

37 5.1 Simpulan

 Jumlah responden kebanyakan berada pada golongan usia antara 25-34 tahun dengan jumlah responden 48 orang (45,3%), tingkat pendidikan SD dengan jumlah responden 59 orang (55,7%), jumlah anak 1 dan 2 dengan jumlah yang sama masing-masing 41 orang (38,7%).

 Gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku responden mayoritas adalah sedang, dengan sebaran 61 responden (57,5%), 90 responden (84,9%), dan 59 responden (55,7%).

 Gambaran pengetahuan spesifik responden:

 mengenai definisi diare 86 orang responden (81,1%) menjawab benar.

 mengenai definisi oralit 63 orang responden (59,4%) menjawab salah.

 mengenai pemberian ASI pada anak diare 93 responden (87,7%) sudah menjawab dengan benar.

 mengenai urgensi pemberian antibiotik 66 orang responden (62,3%) menjawab salah.

 mengenai cara membuat oralit sendiri di rumah 53 responden (50%) menjawab benar.

 mengenai cara pemberian oralit yang benar 77 responden (72,6%) menjawab dengan benar.

 Gambaran sikap spesifik responden:

 mengenai cara pemberian makan pada anak diare yang benar menunjukkan 72 responden (67,9%) sudah sesuai.

(48)

 mengenai urgensi pemberian oralit 101 responden (95,3%) sudah sesuai.

 mengenai urgensi pemberian antibiotik 90 responden (84,9%) masih belum sesuai.

 Gambaran perilaku spesifik responden:

 mengenai cara pemberian makan pada anak diare yang benar menunjukan sebanyak 63 responden (59,4%) telah melakukannya.

 mengenai pemberian ASI pada anak diare 101 responden (95,3%) telah melakukannya.

 mengenai urgensi pemberian oralit pada anak yang mengalami diare 98 responden (92,5%) sudah melakukan dan 72 responden sudah memberikannya dengan cara yang benar (67,9%).

Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia dan jumlah

anak dengan pengetahuan ibu mengenai penanganan diare akut (p 0,147; p 0,220) dan terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan (p 0,007).

Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan sikap, dan sikap dengan perilaku ibu mengenai penanganan diare akut (p 0,000; p 0,001).

5.2 Saran

Dari seluluruh proses penelitian yang telah dijalani, berikut ini adalah beberapa saran bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini.

5.2.1 Saran Bagi POSYANDU Desa Sukasari

(49)

oralit dan manfaatnya bagi anak diare, cara pembuatan oralit sendiri di rumah, dan peran antibotik dalam penanganan diare.

5.2.2 Saran Bagi Peneliti Selanjutnya

 Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa mayoritas pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu pengunjung POSYANDU Desa Sukasari mengenai diare akut dan penanganannya adalah cukup baik, tetapi angka kejadian diare di Kabupaten Kuningan cenderung meningkat, sehingga untuk peneliti selanjutnya disarankan agar melakukan studi mengenai faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi angka kejadian diare, seperti sanitasi dan kondisi sumber air di daerah setempat.

 Metode pengambilan sampel yang lebih disarankan untuk peneliti selanjutnya adalah metode cluster random sampling sehingga dapat menggambarkan karakteristik daftar subjek yang terdapat pada populasi terjangkau penelitian.

5.2.3 Saran Bagi Masyarakat

(50)

DAFTAR PUSTAKA

1. T Seyal, A Hanif. Knowledge, Attitude and Practices of the Mothers and Doctors Regarding Feeding, Oral Rehydration Solution (ORS) and Use of Drugs in Children During Acute Diarrhea. ANNALS. 2009; 15.38. 2. Hasbi A.M. Tingkat Pengetahuan Ibu Terhadap Penanganan Diare Pada

Balita di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru. Repository Universitas Sumatera Utara. 2009.

3. Sidik I; Supriyatna U. Laporan Penyakit Diare Kabupaten Kuningan 2011. DINKES Kuningan, Jawa Barat. Februari 2012.

4. Rehan HS, Gautam K, Gurung K. Mothers Needs To Know More Regarding Management Of Childhood Acute Diarrhea. Indian J. Prev. Soc. Med. 2003 January-June; 34(1).41.

5. W, Sudoyo Aru. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jakarta: Interna Publishing; 2009.p.534-56.

6. Organization WHO. Pocket Book of Hospital Care for Children: Guidlines For The Management of Common Illnesses With Limited Resources. Geneva: World Health Organization; 2005.

7. Brook, GF. Butel, JS. Morse, SA. Mikrobiologi Kedokteran Jawetz. 23rd ed. Jakarta: EGC; 2007.

8. Richard, E. Behrman. Kliegman, Robert M. Nelson Textbook of Pediatrics. 15th ed. Jakarta: EGC; 1999.p.889-90.

9. Jasmes. R , Susan. Nursing Care of Children Canada: Sauders Elsevier; 2007.

(51)

11. Azwar, Saifudin. Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset; 2007.

12. Sulistyaningsih. Metodelogi Penelitian Kuantitatif- Kualitatif Yogyakarta: Graha Ilmu; 2011.

13. Ekate A.T, U. Okoji, I.C. Essy. Assessment Of Knowledge Of ORS, Child Feeding And Drug Use Practices In South Nigeria. Nigerian Journal of Medicine. 2011.

14. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kuningan Tahun 2010. BAPPEDA Kuningan; 2010. http://bappeda.kuningankab.go.id/ (Diunduh pada Kamis, 6 September 2012).

15. Endah Purbasari. Tingkat Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Ibu Dalam Penanganan Awal Diare Pada Balita Di Puskesmas Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan, Banten Pada Bulan September Tahun 2009. Skripsi. Tangerang Selatan: FKIK UIN Syarif Hidayatullah, Pendidikan Dokter; 2009.

16. POSYANDU P. Pedoman Umum Pengelolaan POSYANDU. Jakarta:, Departemen Kesehatan Indonesia; 2011. Report No.362.

17. Mukhtar Ansari, Mohamed Izham MI, Pathiyil RS. A Survey Of Mothers' Knowledge About Childhood Diarrhoea And Its Management Among A Marginalised Community Of Morang, Nepal. Australasian Medical Journal. 2011.474-9.

18. Pattnaik S, Mishra K. Knowledge Attitude, and Practice of Mothers of Children, Aged Less Than 5 Years, about Diarrhoea Disease and Its Management: A Study in Urban Slum Area of Cuttack City, India. International Centre for Diarrhoea Disease Research. 2011; 231.59. 19. Jha N, Singh R, Baral D. Knowledge, Attitude and Practices of Mothers

(52)

Nepal Med Coll. 2006; 8(1).27-30.

20. Rasania SK, Singh D, Pathi S, Matta S, Singh S. Knowledge and Attitude of Mothers About Oral Rehydration Solution in Few Urban Slums of Delhi. Health Popul Perspect Issues. 2005; 28(2).100.

21. MacDonald SE, Moralejo DG, Matthews MK. Correct Preparation and Administration of Oral Rehydration Solution: Essential for Safe and Effective Home Treatment of Diarrhea in Indonesia. Int Q Community Health Educ. 2005; 24(3).205.

22. UNICEF. Management Practices for Childhood Diarrhoea in India. India: United Nation, UNICEF; 2009.

(53)

LAMPIRAN

Lampiran 1

KUESIONER PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU PENGUNJUNG POSYANDU DESA SUKASARI MENGENAI PENANGANAN DIARE AKUT PADA BALITA TAHUN 2012

I. Informed Consent Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang telah memberikan kesehatan, sehingga kita mampu beraktifitas sebagaimana mestinya.

Dalam rangka menyelesaikan penelitian tentang kami, kami mohon partisipasi anda dalam kegiatan ini. Kami akan merahasiakan semua data yang kami dapat, dan tidak akan menggunakan hasil penelitian ini untuk hal-hal yang melanggar hukum. Sebagai tanda persetujuan, mohon isi format dibawah ini serta tanda persetujuannya

Nama :

Alamat :

Usia :

Pendidikan Terakhir :

Jumlah Anak :

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Form Persetujuan

Saya yang bertanda tangan dibawah ini bersedia untuk menjadi sampel pada penelitian ini dengan mengisi pertanyaan-pertanyaan yang ada tanpa ada paksaan

Jakarta, Februari 2012

(54)

II. Kuesioner

PENGETAHUAN

1. Diare adalah?

a) buang air yang lunak atau cair dengan frekuensi 3 kali atau lebih per hari

b) buang air besar yang lunak atau cair saja c) tidak tahu

2. Bagaimana pengobatan diare yang tepat menurut ibu? a) Dibiarkan saja sampai diarenya berhenti

b) Segera bawa ke Puskesmas atau dokter

c) Diobati sendiri dengan memberikan oralit dan banyak minum d) Dengan air rebusan daun jambu biji

e) Lainnya……

3. Menurut ibu, bagaimana seharusnya pemberian ASI pada anak yang diare?

a) Dikurangi

b) Tetap diberikan seperti biasa

c) Pemberiannya dihentikan sementara waktu sampai diare sembuh 4. Apakah menurut ibu pemberian antibiotik selalu diperlukan jika

anak anda mengalami diare? a) Ya

b) Tidak, jika diresepkan oleh dokter saja c) Tidak tahu

5. Oralit adalah?

a) Zat yang digunakan sebagai terapi pengganti cairan yang hilang akibat diare yang diminum

(55)

c) Tidak tahu

6. Menurut ibu, cairan apakah yang bisa digunakan jika tidak ada oralit di rumah?

a) Air Tajin

b) Air rebusan daun jambu biji c) Air larutan gula dan garam

7. Bagaimana cara pembuatan larutan gula dan garam yang benar? a) Campurkan 1 sendok teh gula dan 1 sendok teh garam ke dalam

segelas air

b) Campurkan 1 sendok teh gula dan ¼ sendok teh garam ke dalam segelas air

c) Campurkan 1 sendok teh garam dan ¼ sendok teh gula ke dalam segelas air

8. Jika anak ibu muntah saat diberi oralit, apa yang ibu lakukan? a) Hentikan pemberian oralit dan tidak perlu dilanjutkan b) Tetap diberikan dengan jumlah yang lebih banyak

c) Hentikan sejenak, baru dilanjutkan kembali pemberiannya secara perlahan

SIKAP

9. Pemberian cairan tambahan atau oralit pada anak yang mengalami diare sangat penting

a) Setuju b) Tidak setuju

10. Antibiotik harus selalu diberikan untuk anak yang mengalami diare a) Setuju

b) Tidak setuju

11. Pemberian ASI harus dikurangi/dihentikan ketika anak mengalami diare

(56)

b) Tidak setuju

12. Pemberian makanan harus dikurangi/dihentikan pada anak yang mengalami diare dan lebih banyak diberikan minum saja

a) Setuju b) Tidak setuju PERILAKU

13. Jika anak ibu mengalami diare, apa yang ibu lakukan? a) Dibiarkan saja sampai diarenya berhenti

b) Segera bawa ke Puskesmas atau dokter

c) Diobati sendiri dengan memberikan oralit dan banyak minum d) Dengan air rebusan daun jambu biji

e) Lainnya……

14. Jika anak ibu mengalami diare, bagaimana cara ibu memberikan makan pada anak?

a) Makanan dikurangi/ anak dipuasakan, dan lebih banyak diberi minum

b) Beri makan seperti biasa

c) Beri makanan lunak, sedikit-sedikit namun sering

15. Apakah ibu mengurangi/menghentikan pemberian ASI ketika anak ibu mengalami diare?

a) Ya b) Tidak

16. Apakah ibu memberikan oralit pada anak ibu jika ia mengalami diare?

a) Ya b) Tidak

(57)

b) Tetap diberikan dengan jumlah yang lebih banyak

c) Hentikan sejenak, baru dilanjutkan kembali pemberiannya secara perlahan

18. Bagaimana cara ibu membuat larutan gula dan garam sebagai pengganti oralit di rumah?

a) Campurkan 1 sendok teh gula dan 1 sendok teh garam ke dalam segelas air

b) Campurkan 1 sendok teh gula dan ¼ sendok teh garam ke dalam segelas air

c) Campurkan 1 sendok teh garam dan ¼ sendok teh gula ke dalam segelas air

Terima kasih atas partisipasi Anda untuk mengisi kuisioner yang kami berikan. Karena dengan mengisi kuisioner ini berarti Anda telah membantu kami untuk menyelesaikan tugas prasyarat penelitian ini. Kami menghargai Anda dengan menjamin kerahasiaan dari data dan informasi yang anda telah

(58)

Lampiran 2

HASIL ANALISIS UNIVARIAT

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 15-24 25 23.6 23.6 23.6

25-34 48 45.3 45.3 68.9

35-49 33 31.1 31.1 100.0

Total 106 100.0 100.0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid SD 59 55.7 55.7 55.7

SMP 26 24.5 24.5 80.2

SMA 11 10.4 10.4 90.6

PT 10 9.4 9.4 100.0

(59)

Jumlah Anak

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 41 38.7 38.7 38.7

2 41 38.7 38.7 77.4

>2 24 22.6 22.6 100.0

(60)

Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 12 11.3 11.3 11.3

sedang 61 57.5 57.5 68.9

baik 33 31.1 31.1 100.0

Total 106 100.0 100.0

Sikap

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 12 11.3 11.3 11.3

sedang 90 84.9 84.9 96.2

baik 4 3.8 3.8 100.0

(61)

Perilaku

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 19 17.9 17.9 17.9

sedang 59 55.7 55.7 73.6

baik 28 26.4 26.4 100.0

(62)

Lampiran 3

HASIL ANALISIS BIVARIAT

Hubungan Usia dengan Pengetahuan

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 3.829a 2 .147

Likelihood Ratio 4.132 2 .127

Linear-by-Linear Association 3.411 1 .065

N of Valid Cases 106

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 7.78.

Hubungan Pendidikan dengan Pengetahuan

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 9.980a 2 .007

Likelihood Ratio 9.651 2 .008

Linear-by-Linear Association 9.741 1 .002

N of Valid Cases 106

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum

(63)

Hubungan Jumlah Anak dengan Pengetahuan

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 3.028a 2 .220

Likelihood Ratio 3.071 2 .215

Linear-by-Linear Association .124 1 .725

N of Valid Cases 106

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 7.47.

Hubungan Usia dengan Sikap

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square .073a 1 .787

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .076 1 .783

Fisher's Exact Test 1.000 .632

Linear-by-Linear Association .072 1 .788

N of Valid Casesb 106

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.25.

(64)

Hubungan Pendidikan dengan Sikap

Continuity Correctionb .819 1 .366

Likelihood Ratio 1.905 1 .168

Fisher's Exact Test .175 .175

Linear-by-Linear Association 2.362 1 .124

N of Valid Casesb 106

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .79.

b. Computed only for a 2x2 table

Hubungan Jumlah Anak dengan Sikap

Chi-Square Tests

Continuity Correctionb .994 1 .319

Likelihood Ratio 2.266 1 .132

Fisher's Exact Test .296 .160

Linear-by-Linear Association 2.290 1 .130

N of Valid Casesb 106

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.55.

(65)

Hubungan Usia dengan Perilaku

Linear-by-Linear Association .740 1 .390

N of Valid Cases 106

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 6.60.

Hubungan Pendidikan dengan Perilaku

Chi-Square Tests

Linear-by-Linear Association .708 1 .400

N of Valid Cases 106

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 5.55.

Hubungan Pendidikan dengan Perilaku

Chi-Square Tests

Linear-by-Linear Association .508 1 .476

N of Valid Cases 106

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum

(66)

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap

Continuity Correctionb 16.055 1 .000

Likelihood Ratio 13.609 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 19.976 1 .000

N of Valid Casesb 106

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.36.

b. Computed only for a 2x2 table

Hubungan Sikap dengan Perilaku

Chi-Square Tests

Continuity Correctionb 12.082 1 .001

Likelihood Ratio 11.592 1 .001

Fisher's Exact Test .001 .001

Linear-by-Linear Association 14.878 1 .000

N of Valid Casesb 106

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.15.

(67)

Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 21.853a 1 .000

Continuity Correctionb 18.276 1 .000

Likelihood Ratio 16.558 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 21.647 1 .000

N of Valid Casesb 106

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.15.

(68)

Lampiran 4

DAFTAR IDENTITAS RESPONDEN

NAMA USIA PENDIDIKAN JUMLAH ANAK

(69)
(70)

Ny. Suk 27 SD 1

Ny. Ar 32 PT 2

Ny. El 20 SMP 1

Ny. Fi 19 SMP 1

Ny. Des 19 SMP 1

Ny. Um 41 SMP 3

Ny. Li 32 SMP 1

Ny. Id 41 SMA 2

Ny. Re 20 SMA 1

Ny. Ri 35 SMA 1

Ny. So 27 PT 1

Ny. Yu 37 SMA 3

Ny. Te 35 PT 2

Ny. Ti 32 SMP 2

Ny. Ri 28 SMP 2

Ny. At 20 SMP 1

Ny. Kom 20 SD 1

Ny. Kar 21 SD 1

Ny. En 26 SD 2

Ny. Yul 23 SD 1

Ny. Ti 25 SD 2

Ny. Mel 30 SD 1

Ny. Mim 24 SD 2

Ny. Yo 37 SD 5

Gambar

Tabel 2. 1 Manifestasi klinis diare berdasarkan derajatnya
Gambar 2. 2 Prosedur Rehidrasi Plan C
Gambar 2. 3 Prosedur Rehidrasi Plan B
Tabel 2. 3 Obat-Obat Antimikroba yang Bisa Digunakan Untuk Tatalaksana Diare pada Anak
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian dan hasil penelitian serta pembahasan yang dilakukan pada bagian sebelumnya, maka berikut ini dapat ditarik kesimpulan beberapa hal sebagai berikut: 1) dari

2) Berdasarkan hasil analisis deskriptif, terhadap 100 responden variabel brand awareness yaitu mendapatkan persentase sebesar 73,69 %,. persentase ini masuk kedalam

Laporan-laporan yang dihasilkan dari berbagai aplikasi sistem informasi yang ada pada perusahaan sering kali tidak mendukung kebutuhan laporan yang diinginkan oleh pihak

Perlakuan jenis aplikasi formula bakteri tidak berbeda nyata namun perlakuan dengan pengaruh tertinggi yaitu aplikasi formula bakteri balitkabi (F2) sebesar 5,68 g tanaman -1 hal

Lebih lanjut, Schacht berpendapat bahwa imam Syafi’i adalah ahli hukum pertama yang mendefinisikan sunnah sebagai suri teladan Nabi, hal ini berbeda dari para

Hal ini karena pemberian otonomi daerah dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah bertujuan untuk menciptakan pemerintahan yang semakin efisien dan

Kajian ini sangat perlu dijalankan kerana melalui kajian yang dijalankan oleh pengkaji mendapati pelajar-pelajar sangat memerlukan satu modul asas bahasa Arab untuk digunakan